MoU Usaha
MoU Usaha
MoU Usaha
Pada hari ini Jum'at tanggal 04 bulan November tahun 2016, yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Ratih Purwarasari
No. Sim : 3204296311920002
Alamat : Jl. Raya Pacet No. 73 Kec. Ciparay Kab. Bandung
Pekerjaan : Karyawan BUMD
Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama
Nama : Dicky Nur Ramdhan
No. KTP : 3204292301960001
Alamat : Jl. Raya Pacet No. 73 Kec. Ciparay Kab. Bandung
Pekerjaan : Mahasiswa
Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua
Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama usaha
dengan jenis kerjasama usaha Kedai Kopi (Food & Beverage) dengan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :
Pasal I
Ketentuan Umum
1. Pihak Pertama selaku pemilik modal menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada
Pihak Kedua untuk dipergunakan sebagai modal usaha dalam suatu usaha Kedai Kopi
(Food & Beverage).
2. Pihak Kedua selaku pengelola modal dari Pihak Pertama, mengelola suatu usaha
tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat 1.
3. Pihak Kedua menerima sejumlah modal dalam bentuk uang dari Pihak Pertama, yang
diserahkan sebelum perjanjian ini disepakati dan ditanda tangani.
4. Kedua pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase
keuntungan yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 dan Pasal 5.
5. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal/tenaga, yang besar
maupun pembagiannya sebagaimana tercantum pada pasal 2, 3 dan 4.
Pasal II
Modal Usaha
1. Besar uang modal usaha, sebagaimana disebut pada Pasal 1 ayat 1 adalah
sebesarRp.10.600.000,- (Sepuluh Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) yang dilakukan secara
bertahap dengan memberikan Down Payment (DP) terlebih dahulu.
2. Modal Pihak Pertama tersebut diserahkan sebelum akad ini ditanda tangani, yaitu pada
hari Rabu pada tanggal 13 September 2017 dengan memberikan Down Payment (DP)
sebesar Rp.700.000,-
3. Modal Pihak Pertama akan di serahkan kepada Pihak Kedua secara bertahap dengan
ketentuan Pihak Kedua mengajukan atau meminta modal untuk keperluan perusahaan
sampai modal awal tersebut terpenuhi, yaitu sebesar Rp. 10.600.000,-
Pasal III
Pengelola Usaha
1. Pihak Kedua bekerja mengelola usaha sebagaimana tercantum pada pasal sebelumnya.
2. Dalam mengelola usahanya, pengelola dibantu oleh Rekan Kerja yang bernama Restu
Ramdhana Wijaya.
Pasal IV
Keuntungan
1. Keuntungan usaha adalah keuntungan bersih (Nett Profit), berupa keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan usaha (Cash Profit) dikurangi zakat ( 2,5% dari Cash Profit ).
2. Nisbah keuntungan usaha disepakati sebesar 60:30:10. Pihak Pertama selaku pemilik
Modal mendapat 30% dari keuntungan bersih, Pihak Kedua selaku pengelola mendapat
60% dari keuntungan bersih dan 10% dijadikan untuk cadangan modal yang masuk ke
dalam kas perusahaan.
3. Cadangan modal yaitu sebesar 10% dari keuntungan bersih akan digunakan ketika
Perusahaan dalam keadaan darurat atau keadaan mendesak, sehingga Pihak Kedua
selaku pengelola tidakakan meminta tambahan modal kepada Pihak Pertama.
Pasal V
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif.
2. Kerugian usaha ditanggung kedua pihak sesuai dengan hukum Islam syarikah
mudharabah dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kerugian usaha akibat layaknya suatu kegiatan usaha mengandung resiko untung-
rugi,seusai kesepakatan bersama jika terjadi kerugian diluar kesengajaan maka
dapat dimusyawarahkan bersama-sama (Pihak Pertama dan Pihak Kedua).
b. Apabila kerugian usaha disebabkan kesengajaan Pihak Kedua melakukan
penyimpangan,maka seluruh kerugian usaha ditanggung oleh Pihak Kedua.
Pasal VI
Penghitungan Untung-Rugi dan Laporan Usaha
1. Penghitungan untung rugi bulanan dilakukan 5 hari pada bulan berikutnya
2. Laporan bulanan terinci mengenai seluruh kegiatan usaha dikirimkan paling lambat 7
hari pada bulan berikutnya oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.
3. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 2 (bila memperoleh
keuntungan)dilaksanakan selambat-lambatnya 7 hari setelah penghitungan untung-rugi
pada masa berakhirnya kontrak kerjasama usaha ini dan diserahkan kepada Pihak
Pertama.
Pasal VII
Jangka Waktu Bersyarat
1. Jangka waktu bekerjasama yang tersebut pada Pasal I adalah 6 (Enam) Bulan. Sesuai
kesepakatan, bila mana pihak pertama akan mengambil atau menarik kembali modal
usaha sebelum jatuh tempo maka Pihak Kedua berhak untuk menolak, terkecuali Pihak
Pertama akan mengambil hak nya (keuntungan bersih) sebelum tempo pembagian hasil
yang sudah ditetapkan, maka Pihak Kedua berhak untuk memberikan keuntungan
bersih sebesar 30% dan (bila memperoleh keuntungan) kepada Pihak Pertama sisa nya
yaitu 10% akan dimusyawarahkan terlebih dahulu.
2. Dalam jangka waktu kerjasama yaitu 6 (Enam) Bulan, Pihak Kedua meminta waktu
lebih selama 1 Bulan, waktu tersebut digunakan untuk memberikan kelonggaran
kepada Pihak Kedua sebagaimana perusahaan Kedai Kopi ini merupakan Perusahaan
Start Up atau perusahaan yang baru berjalan.
3. Akad syarikat ini akan ditinjau kembali setiap akhir periode untuk diperbaharui
dan/atau dimusyawarahkan kembali oleh kedua pihak.
Pasal VIII
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu Kerjasama Pihak Pertama :
a. Berkewajiban untuk tidak mencampuri kebijakan usaha yang sedang dijalankan
Pihak Kedua;
b. Berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada Pihak Kedua untuk
menjalan kanusul, saran, ataupun keinginannya dalam melaksanakan kegiatan
usaha ini;
c. Berkewajiban untuk tidak melakukan kegiatan teknis di tempat usaha tanpa seizin
dan sepengetahuan Pihak Kedua;
d. Berkewajiban untuk tidak mengambil sejumlah modal usaha, kecuali dalam
keadaan istimewa (menyelamatkan usaha atau memanfaatkan situasi) dan hal
tersebut dilakukan atas kesepakatan kedua pihak;
e. Berhak melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai
Pihak Kedua;
f. Berhak mengajukan usul dan saran kepada Pihak Kedua untuk memperbaiki
dan/atau menyempurnakan kegiatan usaha yang sedang berjalan;
g. Berhak membatalkan perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian modal
usaha dari Pihak Kedua setelah terbukti Pihak Kedua melakukan penyelewengan
dan/atau mengkhianati isi akad ini.
h. Berhak untuk menunjuk ahli warisnya untuk menerima keuntungan bagi hasil usaha
bila berhalangan, yang dibuktikan dengan surat kuasa/waris yang bertanda tangan
di atas materai.
Pasal IX
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua pihak sehubungan dengan akad kerjasama ini,
kedua pihak bersepakat menyelesaikannya secara musyawarah.
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan dituangkan dalam
suatu berita acara.
Pasal X
Lain– Lain
1. Surat akad ini mengikat secara hukum kepada kedua pihak.
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum diatur dalam
surat akad ini akan dimusyawarahkan kedua pihak dan akan dituangkan dalam bentuk
addendum.
3. Surat akad ini dibuat rangkap 2, seluruhnya ditanda tangani oleh kedua pihak dan saksi
padahari dan tanggal di muka setelah dibubuhi materai dan surat perjanjian ini
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pasal XI
Penutup
Surat perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani di bawah materai oleh kedua belah pihak dan
saksi dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak lain. Apabila di kemudian hari terjadi
ketidak sepahamandan atau terdapat hal-hal lain yang belum terdapat dalam surat perjanjian
ini maka akan diselesaikan secara musyawarah. Demikian surat perjanjian ini dibuat dengan
sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Restu Ramdhana W