BAB 1 BAB 2. (4) New
BAB 1 BAB 2. (4) New
BAB 1 BAB 2. (4) New
ACH. ARIFIN
193210002
Masa remaja ini merupakan masa terpenting dan menarik untuk dibahas,
remaja yang menjadi keras kepala, ketika senang lupa dengan dirinya sendiri
yang lebih matang secara emosional masih akan mengalami kesedihan, marah,
dan takut tetapi mereka akan lebih mampu menenangkan diri mereka sendiri,
dengan baik Emosi remaja lebih kuat dan mengendalikannya lebih dari
tombak yang menentukan sikap, nilai dan perilaku di masa depan. Perkembangan
Perkembangan emosi tidak lepas dari peran orang tua, karena orang tua
seorang remaja untuk mencapai kematangan emosi yang baik (Andriani, 2020).
selalu menjelaskan mengenai dampak perbuatan baik dan buruk kepada dirinya,
remaja mudah mengalirkan cinta dan kasih sayang karena sikap responsif dan
“acceptance” yang diterima remaja dari kedua orangtuanya, serta remaja mampu
adalah remaja, dan 85% para remaja tidak mendapatkan pola asuh dengan baik
remaja mencapai sekitar 37.728 orang atau 6.0% dari jumlah yang dianalisis
menduduki nomor 12. Menurut Riskesdas tahun 2019 disebutkan bahwa estimasi
angka masalah mental emosional di Jawa Timur mencapai 0.19% dari jumlah total
penduduk Jawa Timur 39.872.395 juta jiwa (Riskesdas RI, 2019). Menurut Dinas
remaja. Pada tahun 2017 misalnya,Cenderung banyak terjadi kasus pada remaja di
Fenomena yang akhir-akhir ini sering terjadi salah satunya, kasus Video mesum
yang dilakukan oleh remaja di Samarinda dan Melibatkan lebih dari satu remaja.6
Bisa jadi, kasus video mesum Ini lebih banyak jumlahnya dari yang terungkap ke
permukaan. Ibarat fenomena gunung es, apabila ada satu kasus yang Terungkap,
yang seringkali Dilakukan oleh kalangan pelajar yang pada umumnya masih
Berusia remaja. Selain peristiwa tawuran yang terjadi di tahun 2018 ini, pada
2012 karena terlibat Dalam aksi tawuran. 8 Selain itu, peristiwa yang miris juga
Dilakukan oleh remaja di Sumenep dengan melakukan pesta miras Di kamar kos.9
asuh orang tua siswa sangat berbeda. Dari Jumlah siswa di kelas 37 orang, 19
perempuan dan 18 laki-laki, dari berbagai kalangan profesi orang tua adalah guru,
tukang kayu, buruh pabrik. Setiap orang tua menerapkan pola asuh yang berbeda
pada anak. Jadi setiap anak memiliki kematangan emosional yang berbeda..
Dalam hal ini, peran orang tua atau keluarga dalam membentuk
diperlukan. Pola asuh adalah interaksi umum antara orang tua dengan anaknya,
dimana orang tua mendorong anak untuk mengubah perilaku, pengetahuan dan
nilai-nilai yang paling sesuai dan penting bagi orang tua, agar anak dapat mandiri
dan berkembang. Orang tua yang mengasuh, membimbing dan mengarahkan anak
dunia pendidikan atau sekolah, masyarakat dan teman sebaya juga berperan dalam
membentuk kematangan emosi remaja, namun pola asuh tetap yang paling utama
asuh aorang tua, maka peneliti tertarik ingin mengkaji lebih lanjut tentang
“Hubungan pola asuh orang tua dengan perubahan emosi pada remaja” (Lestari,
2022).
Merujuk pada latar belakang yang menjelaskan tentang perbedaan cara pandang,
konsep teori dan metode yang digunakan maka peneliti memfokuskan penelitian
Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan perubahan emosi pada remaja
Dari penjelasan latar belakang dan masalah penelitian maka dapat dirumuskan
tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengkaji Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan PERUBAHAN
emosional remaja
khususnya orang tua untuk mengetahui pola asuh bagi remaja agar lebih
baik.
Sebagai masukan bagi masyarakat khususnya bagi orang tua dan remaja,
emosi pada remaja, serta dapat menjadi informasi tambahan dan literatur
keluarga.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
terminologis, pola asuh adalah cara terbaik bagi orang tua dalam mendidik
2017).
Pola asuh adalah pola asuh orang tua pada anak yaitu. bagaimana orang
perilaku anak menurut standar dan nilai yang baik dan sesuai dengan
kehidupan masyarakat. .
pola asuh adalah gambaran sikap dan perilaku orang tua terhadap anak
selama tindakan orang tua untuk membentuk perilaku yang baik pada
anak.
remaja, orang tua harus dapat menyesuaikan tindakan dan pola asuh yang
yang diterapkan pada anak yang bersifat relative konsisten dari waktu
kewaktu. Pola asuh pada remaja ini dapatdilakukan oleh anak dari segi
negative maupun positif (Fitri&Sasmita, 2019). Terdapat empat macam pola
asuh orang tua, yaitu : pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh
batasan dan kontrol yang ketat pada remaja, dan memiliki sedikit
"Kamu harus melakukan apa yang saya katakan. Tidak ada kompromi."
Anak muda yang orang tuanya otoriter sering kali menderita kecemasan
b. Pola asuh otoritatif adalah pola asuh yang mendorong remaja untuk bebas
verbal timbal balik biasanya berlangsung bebas, dan orang tua bersikap
"Kamu tahu kamu seharusnya tidak melakukan itu. Mari kita bicara tentang
bagaimana kamu dapat menangani situasi ini dengan lebih baik di masa
depan." Orang muda yang orang tuanya berwibawa percaya diri dan
c. Pola Asuh Permisif Ada dua jenis pola asuh permisif. adalah model di
mana orang tua tidak terlalu ikut campur dalam kehidupan anak muda. Pola
asuh permisif yang memanjakan adalah model di mana orang tua sangat
kendali atas mereka. sebuah model di mana orang tua sangat terlibat dengan
2. Konsep Remaja
a. pengertian
muda yaitu Remaja awal usia 13-17 tahun dan remaja akhir usia 17-21
1) . Pertumbuhan Fisik
pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap remaja
2. Kemampuan berpikir
Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta
sudah terbentuk.
3. Identitas
Remaja harus mengendalikan semua gejolak emosi yang muncul akan tetapi
diharapkan bisa memahami serta menguasai sehingga individu dengan tingkat
kematangan emosional tinggi mampu meredam dorongan agresi dan
mengendalikan emosinya, pandai membaca perasaan orang lain, serta dapat
memelihara hubungan baik dengan lingkungan yang ada disekitarnya (dalam
Annisavitry,dkk, 2017)
Menurut Goleman (Widasuri et al., 2018), emosi adalah keadaan yang bersifat
biologis, psikologis dan sekumpulan kecenderungan tindakan. Itu tidak berarti
remaja harus menghadapi semua gejolak emosi yang ada di luar sana. Untuk
mencapai keadaan emosi yang lebih adaptif, remaja diharapkan mampu
memahami dan mengelola emosi. Orang muda yang tidak lagi memiliki pola
emosi yang tidak tera merupakan salah satu tanda seseorang mencapai
kedewasaan dalam perkembangan emosi
.Menurut Bimo Walgito (Fitri, dkk., 2017), kematangan emosi yaitu. H. Individu
yang mengevaluasi situasi secara kritis sebelum merespons secara emosional tidak
lagi tanpa pemikiran sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang belum
matang secara emosional. Remaja juga termasuk yang sering mengabaikan
berbagai rangsangan yang dapat memicu ledakan emosi. Kaum muda yang
matang secara emosional menawarkan respons emosional yang stabil yang tidak
berubah dari satu emosi atau suasana hati ke yang lain seperti musim
sebelumnya.
Adapun aspek kematangan emosi menurut Goleman (Gandadari,
2015)diantaranya sebagai berikut;