Makalah
Makalah
Makalah
KEPRIBADIAN ANAK
Kelas W
Jurusan Hukum
Fakultas Hukum
Universitas Tarumanagara
Jakarta
2019/2020
i
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen Bahasa Indonesia
yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan makalah ini.
Fauzia Amanta
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ii
BAB I PENDAHULUAN 1
2.4 Pola Asuh Orang Tua yang Patut untuk Diterapkan Kepada Anak 8
2.5 Pola Asuh Orang Tua yang Dapat Mengganggu Kepribadian Anak 9
3.1 Simpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada faktor keluarga, orang tua memilki peran yang utama. Masa anak
dikenal sebagai masa keemasan sekaligus masa yang rawan. Hal ini dikatakan
karena anak adalah peniru yang handal. Apapun sikap yang anak lihat, dengar,
atau paham, pikiran mereka akan memproseskan bahwa semua itu benar dan
akan segera meniru sikap tersebut, tanpa memperdulikan apakah sikap itu
sebetulnya benar atau salah. Oleh karena itu, orang tua harus mengawasi
pertumbuhan anak sejak usia dini dan memberikan contoh, perilaku dan
kebiasaan yang baik.
Rumusan masalah pada karya tulis yang berjudul tentang “Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak” adalah:
1. ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan pola asuh orang tua
2. ingin mengetahui apa saja jenis-jenis pola asuh orang tua
3. ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pola asuh orang tua
4. ingin mengetahui pola asuh apa yang patut untuk diterapkan kepada anak
5. ingin mengetahui pola asuh apa yang dapat mengganggu kepribadian anak
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan
mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), dan
memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga.
Menurut Thoha pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat
ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa
tanggung jawab kepada anak.1
Ahmadi dan Supriono mengatakan bahwa orang tua dalam mendidik dan
mengasuh anak harus memiliki keaktifan dalam memberikan kasih sayang,
bimbingan dan memperhatikan pendidikan anaknya. Adapun makna, bentuk dan
pengaruh dan kasih sayang, bimbingan dan perhatian adalah sebagai berikut:2
a. Kasih Sayang
1
Thoha dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 91
2
Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 85.
Kasih sayang adalah suatu pemberian rasa cinta yang diberikan oleh
seseorang ke orang lain. Kasih sayang adalah faktor yang sangat penting dalam
kehidupan anak, kasih sayang tidak akan dirasakan oleh si anak apabila dalam
kehidupannya kehilangan pemeliharaan orang tuanya, anak merasa tidak
diperhatikan, dan kurang disayangi.
b. Bimbingan
Bimbingan adalah usaha orang tua untuk menuntun dalam
perkembangan anaknya. Bimbingan orang tua dalam hal ini lebih terfokus dalam
pemberian arahan terhadap kegiatan belajar agar anak memperoleh prestasi
belajar yang baik. Bentuk bimbingan orang tua dapat berbentuk penyediaan
fasilitas belajar, bantuan dalam mengatasi suatu masalah, serta pengawasan
belajar pada anak.
c. Perhatian
Perhatian adalah upaya yang dilakukan oleh orang tua sebagai bentuk
keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek anak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah keaktifan
orang tua dalam memberikan kasih sayang, bimbingan, serta memperhatikan
pendidikan dan kemajuan prestasi anak.
Terdapat 3 jenis pola asuh orang tua dalam mendidik anak. Setiap jenis
juga memiliki dampak yang berbeda terhadap anak. Diantaranya adalah sebagai
berikut: Harlock yang dikutip oleh Walgito, terdapat otoriter, demokratik, dan
permisif atau serba boleh.3
3
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konselling (Studi & Karier), (Yogyakarta: Andi, 2010), 215.
Pola asuh ini mementingkan apa yang anak lakukan (tindakan)
ketimbang mengapa anak melakukannya (alasan). Ciri utamanya adalah orang
tuanya otoriter atau mendominasi pada anak. Pola ini terlihat dari terdapat
banyak aturan dan batasan yang harus dipatuhi oleh anak. Orang tua juga
memiliki tuntutan dan ekspektasi tinggi pada anak.
Pola asuh ini merupakan lawan dari pola asuh otoriter. Ciri utamanya
adalah orang tua menunjukkan sikap permisif atau “membolehkan” dan tidak
banyak menuntut. Namun dengan sedikitnya jumlah tuntutan atau aturan yang
diterapkan dapat mengakibatkan anak untuk berbuat semenanya.
Hasil pola asuh permisif dapat menghasilkan anak untuk berpikir kreatif
dalam mengatasi suatu kondisi dan masalah, tetapi kurang bisa mengontrol
dirinya dan selalu merasa berhak untuk melakukan atau mendapatkan sesuatu.
Sifat mereka cenderung menuntut, tidak dewasa dan memberontak.
Pola asuh demokratis dianggap sebagai pola asuh yang terbaik. Ciri
utamanya adalah orang tua menganggap penting alasan di balik suatu sikap.
Mereka bersedia untuk mendengar pendapat dan memahami perasaan anak.
Pada saat yang sama, ada pula batasan dan aturan tetapi dalam batas wajar.
Sama seperti orang tua yang otoriter, orang tua yang demokratis juga
memiliki ekspektasi tinggi pada anak-anaknya. Akan tetapi, mereka
menyediakan sumber daya agar anak bisa mencapai ekspektasi atau bahkan cita-
cita anak tersebut. Serta mereka pun berusaha untuk menjadi teladan yang baik.
Mereka mengajarkan kemandirian dengan memberi anak pilihan dan
kesempatan untuk mengambil keputusan.
Setiap orang tua memiliki kepribadian yang berbeda. Hal ini sangat
mempengaruhi pola asuh anak.
Sadar atau tidak sadar, dalam hal mengasuh, orang tua pasti akan meniru
pola asuhan yang mereka terima dari orang tuanya sendiri.
Nilai agama dan keyakinan mengajarkan anak berdasarkan apa yang dia
tahu benar. Semakin kuat keyakinan orang tua, maka semakin kuat pengaruhnya
ketika mengasuh anak.
4. Pengaruh lingkungan
4
Hurlock, Elizabeth B. (1999), Perkembangan Anak. Jilid 2. (Jakarta : Erlangga)
Orang tua muda atau yang baru memiliki anak cenderung belajar dari
orang-orang di sekitarnya baik keluarga ataupun teman yang berpengalaman.
Segala pendapat yang mereka dengar akan dipertimbangkan untuk kemudian
dipraktikkan ke anak.
5. Kemampuan anak
2.4 Pola Asuh Orang Tua yang Patut Untuk Diterapkan Kepada Anak
Pola asuh orang tua menghasilkan hubungan timbal balik antar orang tua
dan anak. Apabila orang tua memilih pola asuh yang baik, maka anak akan
berkepribadian yang baik juga. Namun bila orang tua menggunakan pola asuh
yang buruk, maka anak di khawatirkan memiliki kepribadian yang buruk juga.
“Bisa saja menggunakan semua bentuk pola asuh sekaligus atau secara
bergantian,” kata Rosa.
Selain itu, menurutnya, karakter atau sifat anak merupakan faktor yang
harus diperhatikan oleh orang tua dalam menerapkan bentuk pola asuh. Bagi
anak-anak yang bersifat agresif, akan lebih baik menggunakan pola asuh
otoriter. Lalu dengan anak-anak yang cenderung takut dan cemas, lebih baik
digunakan pola yang demokratis.
“Yang sering terjadi adalah orangtua tidak pernah memperhatikan faktor
karakter anak ketika menerapkan pola asuh. Anak yang introvert, penakut, dan
pendiam justru harus mendapatkan perhatian lebih dalam pengasuhan,” ungkap
Rosa.
2.5 Pola Asuh Orang Tua yang Dapat Mengganggu Kepribadian Anak
b. Menuntut kesempurnaan
Terdapat orang tua yang menerapkan disiplin yang tinggi, fokus dalam
mendorong anak meraih prestasi dan pencapaian tinggi di segala bidang. Mereka
menuntut kesempurnaan, tidak dapat menerima kegagalan, dan kerap
membanding-bandingkan anak. Penelitian yang dimuat dalam Jurnal
Kepribadian di Singapura menyebut, anak-anak yang dibesarkan
dengan disiplin kaku cenderung menjadi anak yang keras terhadap diri sendiri.
Hal ini dapat menjadi pemicu rasa cemas berlebihan, stres, dan depresi di usia
muda.
“Ketika orang tua terlalu ikut campur dan menuntut anak, ini sinyal
bahwa apa yang anak-anak lakukan tidak pernah cukup baik. Hasilnya, anak
selalu diliputi rasa khawatir bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Mereka
akan menyalahkan diri sendiri karena tidak menjadi sempurna. Seiring waktu,
perilaku yang dikenal dengan perfeksionisme akan merugikan anak karena
meningkatkan risiko munculnya depresi, kecemasan, dan keinginan bunuh diri
dalam kasus yang serius,” ulas Ryan Hong, pakar psikologi kepribadian dari
Universitas Nasional Singapura.
Ada tipe orang tua yang tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka,
sehingga mereka menumpahkan kesalahan dan kekesalan pada anak. Mereka
dapat menyalahkan anak ketika menghadapi masalah yang bahkan, tidak
berkaitan dengan anak.
Nigel Barber Ph.D, ahli biopsikologi dari University City of New York,
AS, menyimpulkan, “Masalah (ketergantungan) narkoba di kalangan remaja
tidak terjadi dalam waktu semalam. Hal itu berkembang di tengah hubungan
anak dan orang tua yang lemah. Oleh karena itu, menjaga
kelekatan hubungan orang tua dan anak sangat berpengaruh dalam mencegah
penyalahgunaan narkoba pada anak-anak mereka. Hal ini harus dipahami dan
dianggap penting oleh para orang tua.”
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Simpulan
Terdapat 4 jenis pola asuh, yaitu pola asuh otoriter, permisif, dan
demokratis. Dari berbagai macam pola asuh dapat disimpulkan bahwa pola asuh
terbaik terhadap kepribadian seorang anak adalah pola asuh demokratis. Yaitu
pola dimana orang tua menyesuaikan asuhan mereka terhadap kebutuhan,
kepentingan, dan keadaan anak, namun tidak ragu untuk bersikap tegas apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pola asuh tersebut juga menghasilkan
karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, menghadapi stress, serta
kooperatif dengan orang lain.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Widodo Supriono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konselling (Studi & Karier). Yogyakarta:
Andi
https://www.depkes.go.id/article/view/18080100001/pentingnya-pola-asuh-tepat-
untuk-membentuk-kepribadian-anak.html
https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/188509/pola-asuh-yang-tepat-untuk-
membentuk-kepribadian-anak
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3311
https://aura.tabloidbintang.com/parenting/read/132670/3-pola-asuh-yang-
menyebabkan-gangguan-perilaku-anak-di-masa-depan
LAMPIRAN
Tesis: Agar anak memiliki kepribadian yang baik, dibutuhkan pola asuh orang tua
yang tepat
Kerangka Karangan:
BAB I PENDAHULUAN
2.4 Pola Asuh Orang Tua yang Patut untuk Diterapkan Kepada Anak
2.5 Pola Asuh Orang Tua yang Dapat Mengganggu Kepribadian Anak
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran