Makalah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

KEPRIBADIAN ANAK

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi

Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia Semester I/2019

Oleh Fauzia Amanta

Nomor Induk 203190203

Kelas W

Jurusan Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Tarumanagara

Jakarta

2019/2020

i
PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian


Anak” disusun dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir
semester (UAS) dan diharapkan melalui makalah ini, penulis dapat lebih memahami
kaidah Bahasa Indonesia dan mampu menerapkan metode penulisan karya ilmiah
dengan baik dan benar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen Bahasa Indonesia
yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis maupun para pembaca.

Jakarta, 7 November 2019

Fauzia Amanta

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Kerangka Teori 2

1.5 Sumber Data 3

1.6 Metode dan Teknik 3

BAB II PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP


KEPRIBADIAN ANAK 4

2.1 Pengertian Pola Asuh 4

2.2 Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua 5

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua 7

2.4 Pola Asuh Orang Tua yang Patut untuk Diterapkan Kepada Anak 8

2.5 Pola Asuh Orang Tua yang Dapat Mengganggu Kepribadian Anak 9

BAB III PENUTUPAN 12

3.1 Simpulan 12

3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesungguhnya setiap orang tua berharap agar anaknya mendapatkan


masa depan yang terbaik. Salah satu faktor agar masa depan seorang anak cerah
adalah memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian dapat mendeterminasikan
apakah seseorang dapat menangani suatu beban, apakah seseorang dapat
beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya, apakah seseorang dapat
berkomunikasi dengan masyarakat setempat, dan sebagainya. Maka terdapat
faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak, yaitu faktor
keluarga.

Pada faktor keluarga, orang tua memilki peran yang utama. Masa anak
dikenal sebagai masa keemasan sekaligus masa yang rawan. Hal ini dikatakan
karena anak adalah peniru yang handal. Apapun sikap yang anak lihat, dengar,
atau paham, pikiran mereka akan memproseskan bahwa semua itu benar dan
akan segera meniru sikap tersebut, tanpa memperdulikan apakah sikap itu
sebetulnya benar atau salah. Oleh karena itu, orang tua harus mengawasi
pertumbuhan anak sejak usia dini dan memberikan contoh, perilaku dan
kebiasaan yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada karya tulis yang berjudul tentang “Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak” adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan pola asuh orang tua?


2. Apa saja jenis-jenis pola asuh orang tua?
3. Faktor apa yang mempengaruhi pola asuh orang tua?
4. Pola asuh apa yang patut untuk diterapkan kepada anak?
5. Pola asuh apa yang dapat mengganggu kepribadian anak?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dibuatnya penelitian tentang “Pengaruh Sikap Orang Tua


Terhadap Kepribadian Orang” adalah:

1. ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan pola asuh orang tua
2. ingin mengetahui apa saja jenis-jenis pola asuh orang tua
3. ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pola asuh orang tua
4. ingin mengetahui pola asuh apa yang patut untuk diterapkan kepada anak
5. ingin mengetahui pola asuh apa yang dapat mengganggu kepribadian anak

1.4 Kerangka Teori

Masing-masing orang tua memiliki cara tersendiri untuk membesarkan


anaknya, termasuk cara pola asuh. Namun, terkadang ada orang tua yang tidak
menyadari pola asuh seperti apa yang sebenarnya diterapkan, padahal pola asuh
adalah bagian terpenting dalam pembentukan tingkah laku, kepribadian, dan
kecerdasan anak.

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor nature dan nurture.


Psikolog Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi menjelaskan, faktor nature
merupakan pemberian Tuhan dan sulit untuk diubah, sementara faktor nurture
merupakan faktor pengasuhan seperti nutrisi, stimulasi, pola asuh, dan lainnya.

''Perlakuan orang tua terhadap anak memberikan kontribusi yang besar


sekali terhadap kompetensi sosial, emosi, dan kemampuan kecerdasan atau
intelektual anak,'' jelas Rose dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional
yang digelar di Gedung Siwabessy Kemenkes, Selasa (31/7).
(https://www.depkes.go.id/article/view/18080100001/pentingnya-pola-asuh-tepat-
untuk-membentuk-kepribadian-anak.html)

1.5 Sumber Data

Data-data pada makalah “Pengaruh Sikap Orang Tua Terhadap


Kepribadian Orang” bersumber dari buku, koran, skripsi, dan situs internet yang
berhubungan dengan topik yang sudah tertera.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan makalah “Pengaruh Sikap


Orang Tua Terhadap Kepribadian Orang” adalah metode penelitian kepustakaan.
BAB II

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP


KEPRIBADIAN ANAK

2.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan
mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), dan
memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga.

Menurut Thoha pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat
ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa
tanggung jawab kepada anak.1

Ahmadi dan Supriono mengatakan bahwa orang tua dalam mendidik dan
mengasuh anak harus memiliki keaktifan dalam memberikan kasih sayang,
bimbingan dan memperhatikan pendidikan anaknya. Adapun makna, bentuk dan
pengaruh dan kasih sayang, bimbingan dan perhatian adalah sebagai berikut:2

a. Kasih Sayang

1
Thoha dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 91
2
Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 85.
Kasih sayang adalah suatu pemberian rasa cinta yang diberikan oleh
seseorang ke orang lain. Kasih sayang adalah faktor yang sangat penting dalam
kehidupan anak, kasih sayang tidak akan dirasakan oleh si anak apabila dalam
kehidupannya kehilangan pemeliharaan orang tuanya, anak merasa tidak
diperhatikan, dan kurang disayangi.
b. Bimbingan
Bimbingan adalah usaha orang tua untuk menuntun dalam
perkembangan anaknya. Bimbingan orang tua dalam hal ini lebih terfokus dalam
pemberian arahan terhadap kegiatan belajar agar anak memperoleh prestasi
belajar yang baik. Bentuk bimbingan orang tua dapat berbentuk penyediaan
fasilitas belajar, bantuan dalam mengatasi suatu masalah, serta pengawasan
belajar pada anak.

c. Perhatian
Perhatian adalah upaya yang dilakukan oleh orang tua sebagai bentuk
keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek anak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah keaktifan
orang tua dalam memberikan kasih sayang, bimbingan, serta memperhatikan
pendidikan dan kemajuan prestasi anak.

2.2 Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

Terdapat 3 jenis pola asuh orang tua dalam mendidik anak. Setiap jenis
juga memiliki dampak yang berbeda terhadap anak. Diantaranya adalah sebagai
berikut: Harlock yang dikutip oleh Walgito, terdapat otoriter, demokratik, dan
permisif atau serba boleh.3

1. Pola asuh otoriter (Authoritarian)

3
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konselling (Studi & Karier), (Yogyakarta: Andi, 2010), 215.
Pola asuh ini mementingkan apa yang anak lakukan (tindakan)
ketimbang mengapa anak melakukannya (alasan). Ciri utamanya adalah orang
tuanya otoriter atau mendominasi pada anak. Pola ini terlihat dari terdapat
banyak aturan dan batasan yang harus dipatuhi oleh anak. Orang tua juga
memiliki tuntutan dan ekspektasi tinggi pada anak.

Sayangnya, orang tua yang otoriter tidak memikirkan keinginan atau


pendapat anak. Sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk membuat
keputusan atau bersikap mandiri. Selain itu, anak cenderung sulit untuk
mengatasi suatu masalah. Dalam hal menjalin hubungan, anak-anak hasil pola
asuh otoriter cenderung kurang dalam bersosialisasi dan berkomunikasi.

2. Pola asuh permisif atau serba boleh (Permissive/indulgent)

Pola asuh ini merupakan lawan dari pola asuh otoriter. Ciri utamanya
adalah orang tua menunjukkan sikap permisif atau “membolehkan” dan tidak
banyak menuntut. Namun dengan sedikitnya jumlah tuntutan atau aturan yang
diterapkan dapat mengakibatkan anak untuk berbuat semenanya.

Hasil pola asuh permisif dapat menghasilkan anak untuk berpikir kreatif
dalam mengatasi suatu kondisi dan masalah, tetapi kurang bisa mengontrol
dirinya dan selalu merasa berhak untuk melakukan atau mendapatkan sesuatu.
Sifat mereka cenderung menuntut, tidak dewasa dan memberontak.

3. Pola asuh otoritatif/demokratis (authoritative)

Pola asuh demokratis dianggap sebagai pola asuh yang terbaik. Ciri
utamanya adalah orang tua menganggap penting alasan di balik suatu sikap.
Mereka bersedia untuk mendengar pendapat dan memahami perasaan anak.
Pada saat yang sama, ada pula batasan dan aturan tetapi dalam batas wajar.

Sama seperti orang tua yang otoriter, orang tua yang demokratis juga
memiliki ekspektasi tinggi pada anak-anaknya. Akan tetapi, mereka
menyediakan sumber daya agar anak bisa mencapai ekspektasi atau bahkan cita-
cita anak tersebut. Serta mereka pun berusaha untuk menjadi teladan yang baik.
Mereka mengajarkan kemandirian dengan memberi anak pilihan dan
kesempatan untuk mengambil keputusan.

Anak-anak hasil pola asuh otoritatif umumnya bahagia, terampil, dan


sukses. Mereka mudah beradaptasi pada lingkungan baru, berani menghadapi
tantangan, mampu mengambil keputusan secara mandiri, serta dapat menjalin
komunikasi dan kerja sama dengan orang lain.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang


tua menurut Hurlock, yaitu4:

1. Kepribadian orang tua

Setiap orang tua memiliki kepribadian yang berbeda. Hal ini sangat
mempengaruhi pola asuh anak.

2. Persamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua

Sadar atau tidak sadar, dalam hal mengasuh, orang tua pasti akan meniru
pola asuhan yang mereka terima dari orang tuanya sendiri.

3. Agama atau keyakinan

Nilai agama dan keyakinan mengajarkan anak berdasarkan apa yang dia
tahu benar. Semakin kuat keyakinan orang tua, maka semakin kuat pengaruhnya
ketika mengasuh anak.

4. Pengaruh lingkungan

4
Hurlock, Elizabeth B. (1999), Perkembangan Anak. Jilid 2. (Jakarta : Erlangga)
Orang tua muda atau yang baru memiliki anak cenderung belajar dari
orang-orang di sekitarnya baik keluarga ataupun teman yang berpengalaman.
Segala pendapat yang mereka dengar akan dipertimbangkan untuk kemudian
dipraktikkan ke anak.

5. Kemampuan anak

Orang tua sering membeda perhatian terhadap anak berdasarkan bakat,


pendidikan atau prestasi, ataupun dengan kesakitan (mengalami sindrom,
autism, dan lain-lain).

2.4 Pola Asuh Orang Tua yang Patut Untuk Diterapkan Kepada Anak

Pola asuh orang tua menghasilkan hubungan timbal balik antar orang tua
dan anak. Apabila orang tua memilih pola asuh yang baik, maka anak akan
berkepribadian yang baik juga. Namun bila orang tua menggunakan pola asuh
yang buruk, maka anak di khawatirkan memiliki kepribadian yang buruk juga.

Rosa Diniari, MA, sosiolog dari Universitas Indonesia, menilai yang


paling penting harus diingat orang tua dalam menentukan bentuk pola asuh,
adalah tujuan atau harapan dalam mendidik anak-anak mereka.

“Bisa saja menggunakan semua bentuk pola asuh sekaligus atau secara
bergantian,” kata Rosa.

Selain itu, menurutnya, karakter atau sifat anak merupakan faktor yang
harus diperhatikan oleh orang tua dalam menerapkan bentuk pola asuh. Bagi
anak-anak yang bersifat agresif, akan lebih baik menggunakan pola asuh
otoriter. Lalu dengan anak-anak yang cenderung takut dan cemas, lebih baik
digunakan pola yang demokratis.
“Yang sering terjadi adalah orangtua tidak pernah memperhatikan faktor
karakter anak ketika menerapkan pola asuh. Anak yang introvert, penakut, dan
pendiam justru harus mendapatkan perhatian lebih dalam pengasuhan,” ungkap
Rosa.

2.5 Pola Asuh Orang Tua yang Dapat Mengganggu Kepribadian Anak

Pola asuh anak memiliki hukum sebab-akibat. Apabila orang tua


memberi contoh perilaku yang baik, maka anak akan meniru perilaku tersebut.
Perlakuan orang tua terhadap anak akan memberi pengaruh jangka panjang
terhadap karakter anak tersebut. Terdapat beberapa gangguan perilaku dan
psikologis berkaitan dengan pola asuh yang diterima seseorang pada masa kecil,
sebagai berikut:

a. Membiasakan anak hidup di zona nyaman

Orang tua yang selalu mengawasi, mengatur, serta menentukan tindak


dan keputusan anak disebut tipe orang tua helikopter. Mereka selalu siap untuk
membantu karena tidak ingin melihat anak jatuh, gagal, dan kesulitan. Tipe pola
asuh ini membuat kehidupan anak sangat nyaman. Efek jangka panjangnya,
anak terbiasa hidup di zona nyaman sehingga terkejut ketika menghadapi hal-hal
yang tidak diinginkan. Saking terkejutnya, anak dkhawatirkan tidak bisa
menghadapi suatu masalah.

Direktur dan pendiri Pusat Pengobatan Masalah Perilaku di Rochester,


New York, AS, Dr. Joel L. Young, MD., menjelaskan bahwa anak-anak dari
orang tua helikopter cenderung mengalami gangguan perilaku seperti kecemasan
yang tinggi, mudah depresi, tidak bisa mandiri, tidak mampu mengambil
keputusan, dan cemas menghadapi perubahan.
“Pastinya sangat berat untuk mengirim anak Anda ke dunia yang tidak
bersahabat dan mengetahui bahwa mereka mungkin mengalami kegagalan,
menghadapi ejekan, dan kesulitan. Namun yakinlah, anak-anak harus berjuang
untuk tumbuh dan belajar. Menyelamatkan anak Anda dari konsekuensi dan
tantangan saat ini hanya akan membuat mereka menghadapi lebih banyak
tantangan dalam perjalanan mereka,” Young mengingatkan.

b. Menuntut kesempurnaan

Terdapat orang tua yang menerapkan disiplin yang tinggi, fokus dalam
mendorong anak meraih prestasi dan pencapaian tinggi di segala bidang. Mereka
menuntut kesempurnaan, tidak dapat menerima kegagalan, dan kerap
membanding-bandingkan anak. Penelitian yang dimuat dalam Jurnal
Kepribadian di Singapura menyebut, anak-anak yang dibesarkan
dengan disiplin kaku cenderung menjadi anak yang keras terhadap diri sendiri.
Hal ini dapat menjadi pemicu rasa cemas berlebihan, stres, dan depresi di usia
muda.

“Ketika orang tua terlalu ikut campur dan menuntut anak, ini sinyal
bahwa apa yang anak-anak lakukan tidak pernah cukup baik. Hasilnya, anak
selalu diliputi rasa khawatir bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Mereka
akan menyalahkan diri sendiri karena tidak menjadi sempurna. Seiring waktu,
perilaku yang dikenal dengan perfeksionisme akan merugikan anak karena
meningkatkan risiko munculnya depresi, kecemasan, dan keinginan bunuh diri
dalam kasus yang serius,” ulas Ryan Hong, pakar psikologi kepribadian dari
Universitas Nasional Singapura.

c. Melempar kesalahan kepada anak

Ada tipe orang tua yang tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka,
sehingga mereka menumpahkan kesalahan dan kekesalan pada anak. Mereka
dapat menyalahkan anak ketika menghadapi masalah yang bahkan, tidak
berkaitan dengan anak.

Membebani anak dengan perasaan bersalah dan selalu menumpahkan


kekesalan pada anak dapat memicu pikiran bahwa merekalah sumber setiap
masalah yang dialami oleh orang tua. Mereka akan berkesimpulan bahwa dunia
akan lebih baik jika tanpa kehadiran mereka. Anak-anak seperti ini, akan
tumbuh dengan perasaan yang tidak pernah dibutuhkan dan dicintai. Serta
ditakutkan anak-anak dengan perasaan ini akan mencari pelarian ke hal-hal
negatif, seperti bergaul dengan kalangan buruk, tercandu dengan rokok, alkohol,
hingga narkoba.

Nigel Barber Ph.D, ahli biopsikologi dari University City of New York,
AS, menyimpulkan, “Masalah (ketergantungan) narkoba di kalangan remaja
tidak terjadi dalam waktu semalam. Hal itu berkembang di tengah hubungan
anak dan orang tua yang lemah. Oleh karena itu, menjaga
kelekatan hubungan orang tua dan anak sangat berpengaruh dalam mencegah
penyalahgunaan narkoba pada anak-anak mereka. Hal ini harus dipahami dan
dianggap penting oleh para orang tua.”
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Simpulan

Pola asuh merupakan sistem keaktifan orang tua dalam memberikan


kasih sayang dan bimbingan kepada anak. Pola asuh tidak hanya mempengaruhi
pendidikan dan prestasi, namun juga mempengaruhi kepribadian seorang anak di
masa kini begitu pula masa depan. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati
dalam memilih cara mengasuh mereka kepada anaknya.

Terdapat 4 jenis pola asuh, yaitu pola asuh otoriter, permisif, dan
demokratis. Dari berbagai macam pola asuh dapat disimpulkan bahwa pola asuh
terbaik terhadap kepribadian seorang anak adalah pola asuh demokratis. Yaitu
pola dimana orang tua menyesuaikan asuhan mereka terhadap kebutuhan,
kepentingan, dan keadaan anak, namun tidak ragu untuk bersikap tegas apabila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pola asuh tersebut juga menghasilkan
karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, menghadapi stress, serta
kooperatif dengan orang lain.

3.2 Saran

Bagi para pembaca, khususnya orang tua, hendaknya untuk bersikap


bijaksana dan tidak egois kepada anak. Pahamilah bahwa anak membutuhkan
perhatian dan kasih saying, sehingga orang tua dapat meluangkan waktu dari
kesibukan mereka dan menghabiskan waktu bersama anak. Tunjukan perilaku yang
baik dan patut untuk dicontoh oleh anak. Serta orang tua harus berhati-hati dalam
memilih pola asuh yang akan diterapkan kepada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Thoha dkk. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ahmadi dan Widodo Supriono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konselling (Studi & Karier). Yogyakarta:
Andi

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

https://www.depkes.go.id/article/view/18080100001/pentingnya-pola-asuh-tepat-
untuk-membentuk-kepribadian-anak.html

https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/188509/pola-asuh-yang-tepat-untuk-
membentuk-kepribadian-anak

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3311

https://aura.tabloidbintang.com/parenting/read/132670/3-pola-asuh-yang-
menyebabkan-gangguan-perilaku-anak-di-masa-depan
LAMPIRAN

Tema: Pola asuh orang tua


Tujuan Tema: Mengetahui pola asuh orang tua yang patut untuk diterapkan kepada
anak

Tesis: Agar anak memiliki kepribadian yang baik, dibutuhkan pola asuh orang tua
yang tepat

Kerangka Karangan:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kerangka Teori

1.5 Sumber Data

1.6 Metode dan Teknik


BAB II PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
KEPRIBADIAN ANAK

2.1 Pengertian Pola Asuh

2.2 Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua

2.4 Pola Asuh Orang Tua yang Patut untuk Diterapkan Kepada Anak

2.5 Pola Asuh Orang Tua yang Dapat Mengganggu Kepribadian Anak

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai