Tugas 7

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

TUGAS VII

MANAJEMEN PENGEMBANGAN PRODUK


CREATING THE WORK BREAKDOWN STRUCTURE

DISUSUN OLEH:

Hidayatullah Mawaleda NIM : 23622025

Jagar Erwin R. Tambunan NIM : 23622029


James Robert Gultom NIM : 23622027

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
POLYGON MOUNTAIN BIKE
SPESIFIKASI E-MTB SKU 502714 “MT BROMO N7”
• Frameset
Frameset
ALX ENDURO FRAME
Fork
SUNTOUR DUROLUX36 BOOST RC-PCS, 160MM
Rear Shock
FOX FLOAT DPS, E2E: 205x65MM
Size
29" (S-XL)
Frame Color
Black/Red/Orange

• Drivetrain
Shifter
SHIMANO DEORE SL-M6100 1x12 TRIGGER
Crank
ALLOY CRANK, 34T, 165MM
Cassette
SHIMANO CS-M6100 10-51T
Rear Derailleur
SHIMANO DEORE RD-M6100 1x12
BB
SHIMANO DU-E7000
Chain
SHIMANO CN-M6100
Pedal
FLAT ALLOY W/ REPLACEABLE PIN

• Cockpit
Saddle
ENTITY SADDLE, CR-MO ø7mm
Seatpost
TRANZ X JD-YSP23JL 150MM (S-M) / 170MM (L-XL)
Handlebar
ENTITY EXPERT ALLOY, W: 780MM, BARBORE: 35MM, RISE: 25MM, BEND:
9DEGREE
Handlestem
ENTITY EXPERT ALLOY, EXT: 35MM, BARBORE: 35MM
Headset
ZERO STACK THREADLESS, ZS 44/28.6 | ZS 56/40
• Wheel & Tire
Wheel Set
ENTITY XL2 35MM TLR RIMS, SHIMANO DEORE HUBS
Wheel Size
29"
Tire
SCHWALBE MAGIC MARY 29x2.6 EVO SUPER GRAVITY ADDIX SOFT
Rim
Entity XL2 Disc 32H, 622-35 (29”), Tubeless Ready
Hub
F: SHIMANO HB-MT400-B BOOST THRU AXLE 15x110mm 32H CL / R:
SHIMANO FH-MT410-B BOOST THRU AXLE 12x148mm 32H CL
Spokes
Entity Stainless, Brass Nipple, F: 296/294mm, R: 294/292mm

• Brake
Brake Lever
SHIMANO BL-MT401
Brake Caliper
SHIMANO BR-MT420 W/ ADAPTER
Rotor
SHIMANO 203mm W/ CENTER LOCK RING

• Electric Parts
Motor
SHIMANO DU-E7000 Mid Motor
Sensor
SHIMANO EW-SS301
Battery
SHIMANO BT-E8035, 504W/H, Internal Battery
Extras
Cycle Comp Shimano SC-E7000, Clamp, 35mm
Speed
Speed limit up to 32 KM/H

• Other
Frame Weight
4.76 Kg (Size M) W/O Shock
Bike Weight
24.8 Kg (Size M)
Gambar 1. Sepeda Polygon Mountain Bike

Sepeda Polygon diproduksi oleh PT. Insera Sena. PT. Insera Sena, terletak di bagian
selatan dari Surabaya atau tepatnya pada perbatasan dengan kota Sidoarjo atau sekitar 15
menit dari Bandara Internasional Juanda. Perusahaan berdiri sejak tahun 1989, dengan luas
30.000 m² dengan luas bangunan sebesar 18.000 m². PT. Insera Sena didirikan oleh Seojanto
Widjaja yang lulus dari Teknik Industri ITB pada tahun 1987. Soejanto Widjaja yang akrab
dipanggil Yanto ini membangun PT. Insera Sena karena ingin menerukan usaha keluarganya
yang menekuni pekerjaan dalam distribusi sepeda sejak lama. Insera adalah kepanjangan dari
“INdustri SEpeda suRAbaya,” Sena adalah nama dari sosok wayang yang cukup terkenal di
Jawa Timur yang menggambarkan kekuatan. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam
jenis sepeda, city bikes, trekking, MTB (Mountain Bike), full suspension, hard-trail bikes,
downhill, BMX, dan lain-lain. Presentase produksi secara keseluruhan adalah 65% untuk
sepeda MTB, 30% untuk trekking, dan 5% untuk jenis sepeda lainnya.

Gambar 2. Peta Lokasi Proyek dan Pendiri Organisasi Yang Mengerjakan Proyek

Dalam mengembangkan proyek industri ini, PT. Insera Sena memiliki Work
Breakdown Structure yang teratur dalam setiap tahapan proses pembuatan sepeda Polygon.
Mulai dari menentukan jenis sepeda, material yang diperlukan, proses pengerjaan, dan
pengujian dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli mulai dari pengerjaan frame set, crank set,
wheels, breaking system, integration dan project management.
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4

Gambar 3. Work Breakdown Structure

1.1 Frame Set


1.1.1 Frame
Frame adalah bagian sepeda yang menopang keseluruhan sepeda hingga dapat
digunakan. Brand dan identitas sepeda pada umumnya terpampang di frame. Karena itu,
frame menjadi bagian pertama yang menjadi daya tarik bagi sebagian besar orang. Material
penyusun frame sepeda biasanya terbuat dari steel, chromoly, alloy, titanium dan serat
karbon. Serat karbon adalah material yang paling ringan dari pada material yang lainnya.
Keuntungan serat karbon yang lainnya yaitu kekuatan tinggi, anti korosi dan peredam
getaran. Proses pembuatan frame dan perakitan dimulai dari pemotongan pipa, membentuk
pipa sesuai dengan bentuk dan dibending sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya untuk proses
penyambungan dengan bagian lain dilakukan proses pengelasan.

Gambar 4. Frame Sepeda


1.1.2 Handlebar
Setang atau handlebar adalah bagian dari sepeda yang membantu pengendara
menentukan arah bersepeda. Untuk itu setang dengan kualitas baik yang memberikan
kenyamanan dan keamanan berkendara. Untuk memastikan setang bagus, periksalah jenis,
bentuk, dan bahannya.

Gambar 5. Handlebar

1.1.3 Fork
Fork atau garpu depan sepeda merupakan bagian penting pada sepeda yang berperan
untuk menghubungkan roda (wheelset) depan dengan kemudi (handlebar). Fork sendiri ada
yang mempunyai pegas atau suspension fork, dan ada juga yang tidak memiliki pegas atau
rigid fork. Biasanya, sepeda MTB memiliki fork dengan pegas.

Gambar 6. Fork
1.1.4 Seat
Seat atau sadel sepeda adalah bagian yang digunakan untuk duduk dan biasanya
bertekstur empuk. Semua sadel sepeda terlihat sama. Namun, jika diperhatikan secara
mendetail, ada perbedaan di antara sadel sepeda lipat, touring, balap, MTB, dan road bike.
Material yang digunakan untuk sadel sepeda adalah Padding. Bahan isian sadel kebanyakan
terbuat dari Polyurethane foam (busa Polyurethane) yang bisa mempunyai kepadatan dan
kelembutan yang berbeda-beda. Semakin lembut akan semakin nyaman diduduki.

Gambar 7. Sadel Sepeda

1.2 Suspension
Suspension atau suspensi pada sepeda gunung adalah bagian yang dapat mengurangi
getaran dan guncangan ketika sepeda melintasi jalan yang tidak rata, sehingga membuat
pengendara sepeda tetap nyaman juga membuat roda tetap berpijak dengan tanah ketika
melewati jalan tanjakan, turunan, dan jalan berbatu.

Gambar 8. Suspensi Tengah dan Depan


1.3 Wheels
1.3.1 Front Wheel
1.3.1.1 Tire
Ban sepeda terbuat dari karet yang berisi udara, sebagai bantalan roda sepeda
terhadap permukaan jalan, untuk meredam getaran pada sepeda. Ban adalah bagian penting
dari sebuah kendaraan merupakan peranti yang menutupi velg roda dan digunakan untuk
melindungi roda dari aus dan kerusakan, mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, serta memberikan kesetabilan antara kendaraan dan tanah
untuk meningkatan percepatan.

Gambar 9. Ban Bagian Depan

1.3.1.2 Rim
Rim atau velg atau pelek sepeda adalah bagian dari roda tempat menempel atau
menahan ban, penopang jari-jari sepeda, dan bisa juga sebagai permukaan rem. Rim ini bisa
dikatakan sebagai frame untuk roda. Material velg bisa terbuat dari besi, aluminium, plastik
atau karbon, yang akan mempengaruhi kekuatan dan beratnya. Velg juga bisa berfungsi
sebagai bantalan rem, pada sepeda dengan rem jenis rim brake. Dimensi velg sangat beragam
(diameter, lebar, dan bentuk), tergantung jenis sepeda dan jenis ban yang dipakai.

Gambar 10. Rim Pada Sepeda


1.3.1.3 Valve Steam
Valve Steam atau ban dalam adalah bagian utama dari sepeda, karena sifatnya yang
flexible dan bisa dilipat sangat kecil membuatnya mudah untuk dibawa-bawa ketika
bersepeda, jaga-jaga jika ada kondisi darurat.

Gambar 11. Valve Steam atau Ban Bagian Dalam

1.4 Breaking System


1.4.1 Disk Break
Disc brake atau rem cakram adalah salah satu sistem pengereman sepeda
yang konsep kerjanya memanfaatkan komponen tambahan berupa disc atau piringan yang
akan dijepitkan oleh dua buah kanvas rem, agar bisa memperlambat putaran ban.

Gambar 12. Disk Break Roda Bagian Depan

1.4.2 Caliper
Caliper merupakan salah satu bagian vital rem cakram dan menjadi perbedaan rem
tromol dan rem cakram. Fungsinya menghimpit kampas rem pada piringan cakram sekaligus
menopang kampas dan piston rem. Komponen ini bekerja dengan bantuan tarikan tali sling
di dalam selang rem pada handle rem.

Gambar 13. Caliper Pada Sistem Pengereman


1.5 Drive System
1.5.1 Sprocket
Sprocket merupakan gear atau lingkaran metal bergerigi yang diputar dengan rantai
untuk memutar roda sepeda. Cogset atau cluster adalah kumpulan sprocket yang dipasang
pada hub roda belakang. Cogset bekerja dengan rear derailleur untuk menghasilkan variasi
gear ratio pada sepeda. Cogset terdiri dari dua jenis, yaitu freewheel dan cassette.
Walaupun secara fungsi dan bentuk sama, freewheel dan cassette adalah dua benda
yang berbeda. Freewheel sudah ada lebih dulu dari cassette. Hampir semua sepeda modern
multigear yang ada sekarang menggunakan cassette. untuk mudahnya, perbedaan freewheel
dan cassette adalah, cassette mempunyai desain dan efektifitas yang ditingkatkan dari
freewheel.

Gambar 14. Sprocket Pada Sepeda

1.5.2 Crank Set


Crank Set atau poros engkol adalah part yang berfungsi untuk mengkonversi tenaga
menjadi kayuhan rantai dan menggerakan sepeda kita. Karena varian crank yang ada di
pasaran cukup banyak, makanya kita harus mengetahui crank seperti apa yang kita butuhkan
biar kita bisa memilih crank dengan benar. Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita
lebih dulu mengenal tentang bagian-bagian dari crank. Agar tidak ada miskomunikasi dalam
pembahasannya. Kita akan bahas dari bagian yang paling dalam.

Gambar 15. Crank Set


1.5.3 Chain
Chain atau rantai adalah rangkaian potongan-potongan yang berkaitan, terbuat
dari logam, dengan sifat keseluruhannya mirip dengan tali, yakni bisa lentur dan melengkung
tetapi juga bisa lurus, kaku, dan menahan beban. Rantai merupakan salah satu alat yang dapat
membantu dalam mengikat barang, menarik dan mengangkat beban untuk dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lain.

Gambar 16. Rantai

1.6 Integration
1.6.1 Concept
Pada awal proses konsep disinilah menentukan jenis sepeda apa yang akan dirancang,
menyesuaikan terhadap kebutuhan pemakainya. Pada konsep ini juga kita bisa menentukan
ukuran dari sepeda tersebut.

Gambar 17. Konsep Sepeda Awal Mula

1.6.2 Design
Dalam proses desain sepeda gunung hal-hal yang perlu diperhatikan yatu pemilihan
bahan atau material, menentukan komponen-komponen yang memiliki fitur pendukung dan
sketsa maupun model awal sesuai kebutuhan

Gambar 18. Desain Sepeda


1.6.3 Assembly
1.6.3.1 Parts
Pada proses dan tahapan assembly inilah semua komponen dan bagian mulai
disatukan. Mulai dari frame, handlebar, wheels, crank set, dan lain-lain.

1.6.3.2 Tools
Peralatan yang digunakan dalam proses assembly dimana peralatan tersebut sudah
ada dalam toolkit masing2 teknisi yang bertugas dalam proses assembly.

1.6.4 Testing
1.6.4.1 Stiffness
Untuk memprediksi perilaku roda dengan hati-hati mengukur kekakuan lateral pelek
mentah. Mengukur pelek saja memberikan data yang lebih cocok karena dapat
menghilangkan variabel lain yang memengaruhi kekakuan dari bahan.

1.6.4.2 Acceleration
Bertujuan untuk mengetahui kemapuan roda depan dan belakang beserta setiap
komponen dari crank saat mengganti gigi di kondisi tanjakan, turunan atau jalan rata.
apakah ada hambatan atau pengaruh saat kondisi normal dan kondisi berdebu.

1.6.4.3 Comfort
Uji kenyamanan dilakukan pada seat atau jok pada sepeda, dimana material yang
digunakan harus membuat pengguna sepeda merasa nyaman dalam berbagai medan
yang dilalui.

1.6.4.4 Handling
Pengujian handling ini juga dilakukan untuk memberi kemudahan dan kenyamanan
pengguna sepeda dan menyesuaikan dengan ukuran pengguna.

1.6.4.5 Responsiveness
Pengujian responsiveness ini ketika pada saat penggantian transmisi, jika respon dari
handle transmisi terlambat atau mengalami kendala makan akan menyulitkan
pengendara sepeda ketika mengayuh pada jalan menanjak.

1.6.4.6 Suspension
Pada saat pengujian suspensi ini dilakukan pada jalan yang rusak dan berbatu-batu
dimana ketika terjadi hentakan, pengendara sepeda tetap merasa nyaman.

1.6.4.7 In Air Behavior


Uji in air behavior adalah ketika sepeda melewati gundukan dan kemudian
mengalami hentakan disinilah uji pada saat mengudara diuji.
1.7 Project Manajemen
Project Manajemen adalah aspek yang cukup penting, terutama ketika perusahaan sedang
mengurus proyek-proyek besar. Metode ini dibutuhkan agar perusahaan mampu
melaksanakan proyek dengan lancar tanpa perlu menghamburkan banyak biaya. Dalam
Project Manajemen juga ditentukan hal-hal apa saja yang akan dilaksanakan sebagai
berikut :
a. Gesit namun Tenang, “MT Bromo N7 direkayasa dari awal untuk memberikan
pengalaman bersepeda gunung yang kita impikan; ketangkasan sepeda trail dengan
ketenangan enduroesque, di mana tanjakan berubah menjadi kesenangan dan turunan
Anda menjadi tiga kali lipat”.
b. Aktif - Suspensi Mengapung Independen, “Tautan IFS 6-bar baru Polygon
menyediakan jalur roda 160mm yang dioptimalkan untuk menelan benturan tepi
persegi dan tetap aktif di bawah pengereman. Secara bersamaan, pengungkit kejut
independen memungkinkan kepekaan yang tak tertandingi dengan dukungan
progresif untuk ketenangan di taman batu paling gaduh”.
c. Kekuatan Dengan Presisi, “ Meningkatkan Sistem penggerak Shimano STEPS e-
MTB menyediakan 4 mode daya; Eco, Trail, Boost, dan Walk-Assist. Aplikasi E-
TUBE PROJECT Shimano memungkinkan Anda menyesuaikan bantuan setiap mode
dengan preferensi pribadi Anda.
d. Baterai Ringan Terpadu, “ memberikan tambahan Baterai BT-E8035 504Wh yang
terintegrasi penuh berbunyi klik mulus di downtube. Ini jauh lebih ringan daripada
baterai yang lebih besar untuk meningkatkan kelincahan sambil mengemas kapasitas
pengisian cepat yang cukup untuk petualangan besar”.
TUGAS DAN PROSES PEMBUATAN SEPEDA POLYGON

1. Area Laboratorium Insera


Laboratorium ini merupakan proses paling awal sebelum material hingga konsep
sebuah sepeda direncanakan untuk diproduksi secara massal. Tim Polygon
sebelumnya akan merancang dan merencanakan jenis sepeda apa yang ingin
diluncurkan atau dibuat. Kemudian mereka akan membuat beberapa rancangan
contoh unit sepeda yang sudah jadi. Sepeda percontohan itu akan dicek secara
keseluruhan melalui beberapa tahap uji coba. Mulai dari kualitasnya, presisi,
ketahanan, durabilitas, vibration test, saltspray dan beberapa tahapan pengetesan
lainnya ketika digunakan melalui alat robotik khusus. Setelah semuanya dinilai oke,
maka proses pembuatan sepeda baru yang lolos kualifikasi dari laboratorium ini akan
diproduksi secara massal.

Gambar 19. Laboratorium Insera

2. Pemotongan Bahan Baku


Setelah pipa dipotong dan dibentuk, proses selanjutnya adalah dilakukan metode
stepping atau pemberian nomor rangka. Nomor rangka ini bertujuan untuk
memastikan bahwa kualitasnya terbaik, termasuk ketika pelanggan ingin mengklaim
garansi.

Gambar 20. Proses Pemotongan Bahan Baku


3. Pengelasan pipa dibentuk menjadi segitiga frame sepeda
Masih di satu area yang sama, terdapat beberapa karyawan yang tugasnya mengelas
pipa menjadi frame bagian depan dan staf lain yang mengelas rangka segitiga bagian
belakang. Kemudian kedua frame yang sudah dibentuk itu dilas lagi dengan proses
join atau penggabungan untuk menjadi frame sepeda di tahap awal. Dalam proses ini,
dilakukan quality control yang cukup ketat untuk memastikan setiap proses
pengelasannya presisi.

Gambar 21. Proses Pengelasan Pipa dan Pembentukan Segitiga Frame

4. Memanaskan Rangka Pada Oven Besar


Setelah frame segitiga depan dan belakang jadi, rangka sepeda kemudian dipanaskan
dalam oven berukuran besar yang disebut oven T4. Proses ini merupakan pemanasan
tahap awal yang disebut pre heat treatment yang dilakukan selama 45 menit dengan
suhu 545 derajat Celsius. Tujuan proses pemanasan tahap awal ini adalah agar
partikel dari frame menjadi lebih kecil. Ketika partikelnya melunak dan lebih kecil,
maka dilakukan proses aligment atau quality control lagi untuk memastikan semua
partisinya presisi. Setelah proses penyelarasan selesai, rangka kembali dipanaskan ke
oven T6 yang disebut post heat treatment dalam suhu 230 derajat selama 4 jam.
Tujuannya agar partikel rangka kembali membesar dan menjadi lebih kuat dan kokoh.
Oven T6 ini juga ukurannya sangat besar sehingga sekali proses pemanasan bisa
dimasukkan sekitar 300-400 frame.

Gambar 22. Proses Pemanasan Menggunakan Oven Besar


5. Proses pencucian dengan cairan khusus
Ketika frame tersebut dikeluarkan dari oven T6 dan suhunya stabil, proses
selanjutnya adalah pencucian rangka sepeda dengan cairan khusus yang disebut
fosfat. Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa kotoran atau
minyak yang masih menempel pada frame, karena setelah ini rangka sepeda akan
melalui proses pengecatan. Frame dimasukkan ke dalam cairan itu untuk
merontokkan kotoran yang ada.

Gambar 23. Proses Pencucian Menggunakan Cairan Khusus

6. Pengecatan dan stickering


Rangka yang sudah dicuci dan dibersihkan dari gedung pembuatan awal rangka itu
dikirim untuk melalui proses pengecatan dan stickering. Pengecatan primer di tahap
awal dilakukan untuk memberikan warna dasar, serta menutup permukaan material
rangka agar warnanya bisa keluar lebih optimal. Proses pengecatan ini juga dilakukan
dengan dua metode, yaitu dicat manual dengan bantuan karyawan dan menggunakan
mesin spray elektromagnetik. Rangka sepeda yang sudah diwarnai, kemudian
dipanaskan di dalam oven, lalu akan dimasukkan ke ruangan khusus untuk diampelas
dan dicat ulang dengan warna sekunder.

Gambar 24. Proses Pengecatan dan Pemaasangan Stiker

Proses ini bertujuan agar warna sekunder nantinya bisa menempel dengan sempurna.
Misalnya membuat sepeda warna oranye dan biru. Jadi prosesnya melalui pemanasan
berulang. Cat primer selesai dioven, clear coat oven, setelah itu dicat sekunder biru
oven lagi. Cat oranye lalu oven lagi biar warnanya clear. Setelah itu, rangka sepeda
kemudian diberi sticker dengan merek Polygon dan sticker lain sesuai dengan
kebutuhan.
7. Barcode nomor rangka
Setiap nomor rangka yang sudah ada sejak awal pembuatan rangka sepeda, kemudian
didaftarkan melalui barcode. Sama halnya seperti pembuatan motor atau mobil,
tujuan memberikan barcode pada nomor rangka ini adalah untuk memastikan
keabsahan tipe sepeda tersebut.

Gambar 25. Pemasangan Barcode Nomor Rangka

8. Perakitan Sepeda
Di sebuah area dinamakan assembling area. Di tempat ini proses perakitan sepeda
dengan berbagai komponennya dirancang sedemikian rupa dengan tenaga manusia.
Proses perakitannya, semua dioperasikan manual oleh para karyawan yang dibantu
dengan mesin conveyor dan beberapa alat lainnya. Proses perakitan sepeda dimulai
dengan pemasangan ban, handlebar, garpu depan, rantai, jok, rem, gigi sepeda dan
komponen lainnya yang diambil dari gudang komponen terpisah. Setelah menjadi
sebuah sepeda, maka sepedanya akan ditinjau kualitas serta presisinya ketika
digunakan. Khusus untuk e-bike, proses quality control dilakukan satu persatu di area
tertentu untuk mengecek semua fungsi elektrikalnya berjalan dengan lancar.

Gambar 26. Perakitan Bagian-Bagian Sepeda


9. Sepeda siap dipasarkan
Sepeda yang sudah dirakit dan dicek kualitas serta fungsinya, dibongkar lagi untuk
kemudian dikemas dalam kardus yang cukup simpel. Kardus-kardus yang berisi
sepeda ini kemudian disimpan di dalam gudang luas. Selanjutnya, berbagai jenis
sepeda siap dipasarkan melalui gerai atau retail sepeda Polygon.

Gambar 27. Sepeda Siap Untuk Didistribusikan

Anda mungkin juga menyukai