Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Mogoyunggung Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Mogoyunggung Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Mogoyunggung Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Abstrak: Akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
mengenai dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Kota untuk desa yang bersumber dari bagian dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota untuk menunjang segala sektor di
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di
Desa Mogoyunggung Kecamatan Domoga Timur Bolaang Mongondow. Metode analisis yang digunakan adalah
deskriptif tujuannya setiap data yang dikumpulkan dianalisis kemudian ditarik sebuah kesimpulan dan jenis
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah Akuntabilitas Pengelolaan
Dana Desa (ADD) di Desa Mogoyunggung Kecamatan Domoga Timur Bolaang Mongondow sudah terlaksana
sesuai dengan Permendagri 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa oleh sebab itu pengelolaan ADD ini
sudah dapat dibilang akuntabel.
Abstract: Accountability Accountability for managing the allocation of village funds is the obligation of the holder
of the trust to provide accountability, present, report, and disclose all activities and activities regarding funds
allocated by the City Government to villages originating from the part of the central and regional financial balance
funds received by the district or city. to support all sectors of society. This study aims to determine the
Accountability of Village Fund Allocation Management (ADD) in Mogoyunggung Village, Domoga Timur District,
Bolaang Mongondow. The analytical method used is descriptive, the goal is that each data collected is analyzed and
then a conclusion is drawn and the type of research used is descriptive qualitative. The results of this study are
Village Fund Management Accountability (ADD) in Mogoyunggung Village, Domoga Timur District, Bolaang
Mongondow, has been implemented in accordance with Permendagri 20 of 2018 concerning village financial
management, therefore ADD management can be accontable.
PENDAHULUAN
Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Kota untuk desa
yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten
atau kota untuk menunjang segala sektor di masyarakat. Serta untuk memudahkan pemerintah dalam
penataan keuangan dan akuntabilitasnya, serta mendorong peningkatan swadaya gotong royong
masyarakat. Akuntabilitas publik dibagi atas dua bagian yaitu akuntabilitas vertikal adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya dari Kepala
Dinas kepada Pemerintah Daerah, akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas (Mahmudi 2015:9). Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah
Keterbatasan-keterbatasan dalam pengelolaan alokasi dana desa pada desa Mogoyunggung terletak
pada kemampuan pengelolaan dana desa baik dari unsur pemerintah maupun lembaga kemasyarakatan di
desa dalam perencanaan pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban, kegiatan yang belum baik
dalam tahap pelaporan pihak pemerintah desa Mogoyunggung masih memerlukan bantuan dari
pendamping kecamatan untuk menyusun laporan pertanggungjawaban yang dimana hal ini akan
berdampak pada keterlambatan pencairan dan pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari dana desa.
Berdasarkan uraian di atas dan permasalahan yang dihadapi pemerintah desa Mogoyunggung ini sehingga
peneliti tertarik untuk mengambil judul ”Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Mogoyunggung Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow”
1.2 Akuntabilitas
Menurut Elgia dan Astuti (2012) Akuntabilitas merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
good governance khususnya pada instansi pemerintah. Perwujudan akuntabilitas dapat dilakukan dengan
menerapkan prinsip-prinsipnya. Tujuan dari penerapan prinsip-prinsip tersebut adalah agar pemerintah
dapat meningkatkan kinerja secara efektif dan transparan didukung komitmen kuat untuk
melaksanakannya.
peran pemerintah desa dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta
memacu percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis. Alokasi Dana Desa
sangat penting guna pembiayaan pengembangan wilayah tertinggal dalam suatu sistem wilayah
pengembangan. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ini ditujukan untuk progam-progam fisik dan non fisik
yang berhubungan dengan indikator perkembangan desa, meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
masyarakat, dan tingkat kesehatan, menurut Nafidah, Lima dan Suryaningtyas (2015).
1.5 Pengelolaan
Pengelolaan merupakan proses untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dengan melibatkan tenaga
orang lain dalam proses pelaksanaan kebijaksanaan guna untuk mencapai tujuan tertentu.
1.6 Desa
Menurut hukum UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud dengan desa adalah desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia.
aktual (informasi yang sesungguhnya) berkenaan dengan keuangan dapat segera diperoleh.
Tahap ini merupakan proses pencatatan seluruh transaksi keuangan yang terjadi dalam satu
tahun anggaran. Lebih lanjut, kegiatan penatausahaan keuangan mempunyai fungsi
pengendalian terhadap pelaksanaan APBDes.
4. Pertanggungjawaban
Seorang kepala desa harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi anggaran
setiap akhir tahun kepada Bupati. Laporan pertanggungjawaban ini dibuat dengan tujuan
sebagai bentuk kewajiban aparat desa dalam melaksanakan kewajiban mereka, Laporan
realisasi anggaran berisi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pembuatan laporan realisasi
anggaran dibuat berdasarkan peraturan desa. Pada Peraturan Desa tentang laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa harus dilampiri format laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa tahun anggaran berkenaan, format
laporan kekayaan milik desa per 31 Desember tahun anggaran berkenaan,dan format laporan
program pemerintah dan pemerintah daerah yang masuk ke desa.
METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data
bersifat induktif/ Pendekatan deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena yang ada baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
manusia.Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaannya dengan fenomena lainnya. kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
sangat antusias dalam kegiatan pengelolaan alokasi dana desa (ADD)” berdasarkan hasil
wawancara menjelaskan bahwa masyarakat Desa Mogoyunggung yang ikut serta berpartisipasi
sangat antusias.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam berbagai kegiatan lapangan yang sumber biaya dan modalnya sepenuhnya
berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang dilaksanakan oleh kelompok pelaksana desa dan
juga melibatkan masyarakat setempat. Sama halnya dengan Pemerintah Desa yang harus
terbuka atas anggaran yang digunakan dalam hal melaksanakan program Alokasi Dana Desa
(ADD) tersebut, oleh karena itu sangat dibutuhkan keterbukaan dari kelompok pelaksana desa
(aparat desa) serta seluruh masyarakat setempat. Karena hal itu merupakan salah satu
keberhasilan dari kelompok pelaksana Desa Mogoyunggung dalam membantu dan mendukung
keterbukaan informasi mengenai program Alokasi Dana Desa (ADD) yang sebaiknya
memasang papan informasi yang dapat memberikan informasi mengenai proses dan jadwal
pelaksanaan dalam kegiatan bentuk fisik yang akan dilaksanakan. Dengan adanya keterbukaan
mengenai informasi tersebut diharapkan mampu memberikan informasi yang bersifat
transparansi tentang pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Dari hasil wawancara dengan
informan menyatakan bahwa:
“Baik dari segi anggaran, waktu dan informasi yang akan digunakan dalam
melaksanakan pembangunan desa sudah dikatakan terbuka dan juga sudah memasang
papan informasi serta telah dibuatkan spanduk yang bisa dilihat oleh masyarakat
setempat”.
Dari hasil wawancara oleh pihak informan, pelaksanaan pembangunan desa yang telah
dikerjakan oleh kelompok pelaksana dan masyarakat setempat yang telah terlibat dapat melihat
secara langsung penggunaan anggaran ADD baik dari waktu serta informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan desa.
3. Penatausahaan
Penatausahaan pengelolaan alokasi dana desa (ADD) untuk mewujudkan pemerintahan yang
baik dalam pembangunan desa mengalami berbagai kesulitan Sesuai dengan hasil wawancara
Sekdes Desa Mogoyunggung menyatakan bahwa:
“Jadi untuk penatausahaan Desa Mogoyunggung kita di sini sudah mengacu pada
aturan, mulai dari pencatatannya hingga melaporkannya dan untuk proses
pencatatannya sesuai ketentuan tersebut harus ada buku kas umum,buku kas pembantu
pajak,buku bank dan setiap akhir bulan kaur keuangan melakukan tutup buku
dilaporkan kepada Sangadi melalui Sekretaris Desa”.
4. Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Mogoyunggung yang dinaungi dan
dipertanggungjawabkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Dengan adanya
penguatan keuangan desa yang dilakukan untuk memberikan penguatan dan fungsi keterbukaan
serta pertanggung jawabkan maka bentuk pengelolaan keuangan desa seharusnya dilakukan
secara efektif, efisien dan terbuka Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan salah satu sumber
pemasukan utama pendapatan desa yang dimana dimana dalam hal ini juga harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka baik kepada pihak masyarakat maupun kepada pihak
pemerintah sebagai salah satu bentuk pemberi kewenangan. Dalam pertanggungjawabkan dan
pelaporan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) ada beberapa jenis pelaporan yang dilakukan
oleh pemerintah dalam tahap untuk mempertanggungjawabkan sistem pengelolaan Alokasi
Dana Desa (ADD) di Desa Mogoyunggung. Seperti hasil wawancara yang dilakukan
menyatakan bahwa:
“Ada banyak jenis pelaporan yang dilakukan, seperti laporan penatausahaan dan
perencanaan pembukuan yang terdiri dari laporan realisasi, kas umum, buku kas
pengeluaran, dan penerimaan pelaporan pertanggungjawaban”.
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 561
Adapun tingkat kesulitan yang dialami oleh Pemerintah Desa, sesuai dengan hasil wawancara
yang dilakukan menyatakan bahwa:
“Tingkat kesulitannya yaitu setiap tahun aturan akan mengalami perubahan atau
diperbaharui sehingga apa yang sudah dipahami tahun sebelumnya berbeda dengan
tahun yang akan datang.sehingga hal itu butuh penyesuaian”.
Sedangkan Pemerintah Desa dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD) untuk mewujudkan good governance yang di kelola di Desa Mogoyunggung dapat
dilakukan sudah sesuai dengan prinsip akuntabilitas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan Sangadi menyatakan bahwa:
“Mempertanggungjawabkan dengan cara menginput baik dari dana insentif maupun
dana pembangunan secara terbuka”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa menerapkan prinsip good
governance. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat setempat dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) agar terlaksana dengan baik.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dari proses kegiatan Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan peraturan perundang-undangan
terdapat empat poin utama dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu Perencanaan,
Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Pelaporan. Adapun hasil wawancara yang telah
dilakukan baik dari tahapan pengelolaan Alokasi Dana Desa ( ADD) maupun sistem informasi yang
digunakan perangkat Desa Mogoyunggung sesuai dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam
mencapai tujuan yang akan direncanakan untuk mewujudkan Pemerintahan Yang Baik (good
governance).
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan di Desa Mogoyunggung untuk
perencanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) mempunyai tujuan untuk membimbing
masyarakat desa untuk berpartisipasi secara aktif yang diawali oleh aparat desa untuk melibatkan
Dusun, RT, dan masyarakat lainnya untuk melakukan musyawarah desa di Desa Mogoyunggung.
Kepala desa selaku penanggungjawab ADD mengadakan musyawarah desa untuk membahas
rencana pembangunan desa dan penggunaan ADD dihadiri oleh aparat pemerintah desa, badan
permusyawaratan desa (BPD), lembaga masyarakat dan tokoh masyarakat kemudian tim pelaksana
desa menyampaikan rancangan penggunaan ADD secara keseluruhan kepada peserta musyawarah.
Rancangan penggunaan ADD didasarkan pada skala prioritas musrembangdes tahun
sebelumnya,rancangan penggunaan ADD yang telah disepakati dalam musyawarah desa
dituangkan dalam rencana penggunaan ADD yang merupakan salah satu bahan penyusunan
APBDesa.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa khususnya pada pasal 32 ayat 1 dan 2 Sekretaris Desa menyampaikan
rancangan peraturan tentang APB Desa kepada Kepala desa, rancangan peraturan desa tentang
APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk
dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarah BPD.
Penelitian ini sama dengan hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Michel dkk
(2021) dengan judul Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi Kasus di Desa
Bowongkali, Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi
Utara) yang dimana dalam penelitian disebutkan bahwa telah diterapkan prinsip akuntabel,
transparan dan partisipatif di mana perencanaannya dilaksanakan melalui from musrenbangdes
(Musyawarah Rencana Pembangunan Desa). Masyarakat secara terbuka memberikan usulanusulan
dalam perencanaan pembangunan desa yang dituangkan dalam RPJMDes, RKPDes, APBDes, dan
pemerintah desa pun secara terbuka menerima usulanusulan dan ditetapkan bersama dengan BPD.
2. Pelaksanaan
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 562
Dari hasil wawancara oleh pihak informan, pelaksanaan pembangunan desa yang telah
dikerjakan oleh kelompok pelaksana dan masyarakat setempat yang telah terlibat dapat melihat
secara langsung penggunaan anggaran ADD baik dari waktu serta informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan desa dan untuk semua penerimaan dan pengeluaran kas desa khususnya
untuk anggaran Alokasi Dana Desa dilaksanakan melalui rekening kas desa dan wajib didukung
dengan bukti sah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa No.20 Tahun 2018 khususnya pada Pasal 43 Ayat 1 Pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa yang dilaksanakan melalui rekening kas desa pada bank yang ditunjuk
Bupati/Wali Kota dan pada Pasal 51 Ayat 2 Setiap pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rigel (2017) dengan judul
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi Kasus Pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul) yang dimana dalam penelitian disebutkan
bahwa telah menerapkan prinsip-prinsip akuntabel, transparan dan partisipatif.
3. Penatausahaan
Sesuai dengan hasil wawancara Sekdes Desa Mogoyunggung menyatakan bahwa: “Jadi untuk
penatausahaan Desa Mogoyunggung kita di sini sudah mengacu pada aturan, mulai dari
pencatatannya hingga melaporkannya dan untuk proses pencatatannya sesuai ketentuan tersebut
harus ada buku kas umum,buku kas pembantu pajak,buku bank dan setiap akhir bulan kaur
keuangan melakukan tutup buku dilaporkan kepada Sangadi melalui Sekretaris Desa”.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa khususnya pada Pasal 63 Ayat 1-3 Penatausahaan keuangan desa
dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi kebendaharaan,Penatausahaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dalam buku kas umum,Pencatatan pada buku kas umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditutup setiap akhir bulan dan pada Pasal 67 Ayat 1 Buku kas umum yang ditutup setiap
akhir bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dian (2020) dengan judul Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang dimana dalam penelitian disebutkan bahwa telah
menerapkan prinsip atau sikap akuntabel, transparan, partisipatif serta tertib dan disiplin anggaran.
sebelumnya menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.113 Tahun
2014
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyimpulkan mengenai
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Mogoyunggung adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Mogoyunggung telah menerapkan prinsip
akuntabilitas, partisipasi dan transparansi. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran masyarakat yang
sangat antusias dalam musyawarah desa. Selain itu dalam musyawarah desa, pemerintah desa
terbuka untuk menerima segala usulan masyarakat yang hadir untuk berjalannya pembangunan
di desa terkait.
2. Pelaksanaan program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Mogoyunggung telah dilaksanakan
sesuai dengan Perbup yang berlaku. Hal ini ditunjukan dengan adanya pelaporan di setiap
kegiatan.
3. Penatausahaan ADD di Desa Mogoyunggung pada tahun sudah sesuai dengan Perbup dimana
pemerintah Desa Mogoyunggung telah menyusun laporan secara periodik dan didukung juga
dengan bukti-bukti transaksi.
4. Tahap pertanggungjawaban pengelolaan ADD di Desa Mogoyunggung menggunakan beberapa
jenis laporan. Adapun tingkat kesulitan yang dialami terkait segala urusan
mempertanggungjawabkan proses pengelolaan ADD di Desa Mogoyunggung adalah sistem
yang mudah berubah-ubah. Namun hal tersebut tidak terlalu menyulitkan karena menjadikan
tantangan baru yang dapat dijadikan sebagai dasar pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
produktivitas maupun kualitas kinerja dalam pengelolaan ADD.
Saran
Pemerintah desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBD) khususnya Alokasi Dana Desa (ADD) kepada masyarakat desa agar masyarakat desa
mengetahui jumlah dana desa setiap tahunnya.
Daftar Pustaka
Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mutia, D. R., & Handayani, N. 2018. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mojopilang
Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 7(8).
Nafidah, Lina Nasihatun dan Suryaningtyas, Mawar. 2015.Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.STIE PGRI Dew
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Jakarta.
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 564
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta
antara Jombang.