Tugas Besar 1, Kelompok 1 Komunikator Politik
Tugas Besar 1, Kelompok 1 Komunikator Politik
Tugas Besar 1, Kelompok 1 Komunikator Politik
Disusun oleh :
Nida Wardah Aqila
(44120010081)
Muhamad Rivaldo
(44522010081)
Dosen Pengampu :
Bapak A Rahman H.I.,,Dr.
M.Si
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perspektif panggung politik, komunikator politik memainkan peran sosial yang
utama, khususnya dalam proses pembentukan opini publik. Komunikator politik sebagai
pelaku atau diidentifikasi sebagai pemimpin yang memiliki potensi dan kompetensi di atas
rata-rata dibandingkan warga negara pada umumnya dalam hal menyampaikan pikiran atau
gagasan di mana pun dia berada. Upaya untuk menyatakan dirinya sebagai komunikator
politik, meliputi; politisi, komunikator profesional, dan aktivis, maka yang dituntut adalah
mempunyai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi mempunyai makna
bahwa seorang yang mampu dan cerdas dalam menyampaikan argumen, gagasan, dan
pemikiran kepada publik, di mana pun dia berada. Artinya, di mana pun dia berada setiap
statement mampu mempengaruhi dalam setiap apa yang diucapkan.
B. Rumusan Masalah
BAB II
C. Kajian Teori
Politik merupakan aspek penting dalam ilmu komunikasi politik. Beberapa teori
dan konsep utama yang berkaitan dengan komunikator politik meliputi:
1. Model Komunikasi Politik: Teori ini menjelaskan bagaimana komunikator politik
mengirimkan pesan politik kepada publik atau pemilih. Model-model ini
mencakup komponen seperti pengirim (komunikator), pesan, saluran komunikasi,
penerima (publik), serta umpan balik.
2. Teori Agendasetting: Teori ini mengklaim bahwa komunikator politik, melalui
media massa, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda isu-isu politik yang
diangkat dalam masyarakat. Mereka dapat menentukan perhatian publik terhadap
topik-topik tertentu.
3. Teori Framing: Teori ini fokus pada bagaimana komunikator politik membingkai
atau mengemas pesan mereka untuk memengaruhi cara pemirsa memahami isu
politik. Framing dapat mengarahkan persepsi publik terhadap suatu masalah.
4. Teori Persuasi: Ini adalah teori yang mengeksplorasi cara komunikator politik
menggunakan retorika, argumentasi, dan pendekatan persuasif untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku pemilih.
5. Teori Kredibilitas: Mencakup konsep bahwa komunikator politik perlu
membangun kredibilitas agar pesan mereka diterima dengan baik oleh publik.
Kredibilitas dapat berdampak pada keberhasilan komunikator politik dalam
memengaruhi orang lain.
6. Teori Reprasentasi: Fokus pada bagaimana komunikator politik mewakili dan
mengartikan kepentingan pemilih atau kelompok tertentu dalam proses politik. Ini
berkaitan dengan representasi yang baik dan adil.
7. Teori Media Massa: Memeriksa hubungan antara komunikator politik dan media
massa, serta bagaimana media memainkan peran penting dalam menyampaikan
pesan politik.
8. Teori Pemberitaan Politik: Membahas bagaimana komunikator politik
memanfaatkan media untuk mendapatkan cakupan berita yang positif dan
memengaruhi cara berita politik disusun dan disajikan kepada publik.
Meskipun setiap orang boleh berkomunikasi tentang politik, namun yang melakukannya
secara tetap dan berkesinambungan jumlahnya relatif sedikit. Walaupun sedikit, para
komunikator politik ini memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses opini
publik. Dan Nimmo (1989) mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik yaitu
sebagai berikut :
1. Politikus, Politikus adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan
pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat karier, dan
tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, atau yudukatif. Daniel
Katz (dalam Nimmo, 1989) membedakan politikus ke dalam dua hal yang berbeda
berkenaan dengan sumber kejuangan kepentingan politikus pada proses politik. Yaitu:
politikus ideolog (negarawan); serta politikus partisan.
a. Politikus ideolog adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih
memperjuangkan kepentingan bersama/publik. Mereka tidak begitu terpusat
perhatiannya kepada mendesakkan tuntutan seorang langganan atau kelompoknya.
Mereka lebih menyibukkan dirinya untuk menetapkan tujuan kebijakan yang lebih
luas, mengusahkan reformasi, bahkan mendukung perubahan revolusioner-jika hal
ini mendatangkan kebaikan lebih bagi bangsa dan negara.
b. Politikus partisan adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih
memperjuangan kepentingan seorang langganan atau kelompoknya.
Dengan demikian, politikus utama yang bertindak sebagai komunikator politik
yang menentukan dalam pemerintah Indonesia adalah: para pejabat eksekutif
(presiden, menteri, gubernur, dsb.); para pejabat eksekutif (ketua MPR, Ketua
DPR/DPD, Ketua Fraksi, Anggota DPR/DPD, dsb.); para pejabat yudikatif
(Ketua/anggota Mahkamah Agung, Ketua/anggota Mahkamah Konstitusi, Jaksa
Agung, jaksa, dsb.).
2. Profesional, Profesional adalah orang-orang yang mencari nafkahnya dengan
berkomunikasi, karena keahliannya berkomunikasi. Komunikator profesional adalah
peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang
sedikitnya mempunyai dua dimensi utama: munculnya media massa; dan
perkembangan serta merta media khusus (seperti majalah untuk khalayak khusus,
stasiun radio, dsb.) yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi
dan hiburan. Baik media massa maupun media khusus mengandalkan pembentukan
dan pengelolaan lambang-lambang dan khalayak khusus. Di sini masuklah
komunikator profesional ”yang mengendalikan keterampilan yang khas dalam
mengolah simbol-simbol dan yang memanfaatkan keterampilan ini untuk menempa
mata rantai yang menghubungkan orang-orang yang jelas perbedaannya atau
kelompo-kelompok yang dibedakan”. James Carey (dalam Nimmo, 1989)
mengatakan bahwa komunikator profesional adalah makelar simbol, orang yang
menerjemahkan sikap, pengetahuan, dan minat suatu komunitas bahasa ke dalam
istilah-istilah komunitas bahasa yang lain ang berbeda tetapi menarik dan dapat
dimengerti. Komunikator profesional beroperasi (menjalankan kegiatannya) di bawah
desakan atau tuntutan yang, di satu pihak, dibebabnkan oleh khalayak akhir dan, di
lain pihak , oleh sumber asal. Seperti politikus yang dapat dibedakan politikus ideolog
dan partisan, profesional mencakup para jurnalis pada satu sisi, dan para promotor
pada sisi lain.
a. Kita membicarakan jurnalis sebagai siapun yang berkaitan dengan media berita
dalam pengumpulan, persiapan, penyajian, dan penyerahan laporan mengenai
peristiwa-peristiwa. Ini meliputi reporter yang bekerja pada koran, majalah, radio,
televisi, atay media lain; koordinator berita televisi; penerbit; pengarah berita;
eksekutif stasiun atau jaringan televisi dan radio; dan sebagainya. Sebagai
komunikator profesional, jurnalis secara khas adalah karyawan organisasi berita
yang menghubungkan sumber berita dengan khalayak. Mereka bisa mengatur para
politikus untuk berbicara satu sama lain, menghubungkan politikus dengan publik
umum, menghubungkan publik umum dengan para pemimpin, dan membantu
menempatkan masalah dan peristiwa pada agenda diskusi publik.
b. Promotor adalah orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan
tertentu. Yang termasuk ke dalam promotor adalah agen publisitas tokoh
masyarakat yang penting, personel hubungan masyarakat pada organisasi swasta
atau pemerintah, pejabat informasi publik pada jawatan pemerintah, skretaris pers
kepresidenan, personel periklanan perusahaan, manajer kampanye dan pengarah
publisitas kandidat politik, spesialis teknis (kameraman, produser dan sutradara
film, pelatih pidato, dsb.) yang bekerja untuk kepentingan kandidat politik dan
tokoh masyarakat lainnya, dan semua jenis makelar simbol yang serupa.
3. Aktivis, Aktivis adalah komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran
organisasional dan interpersonal. Pertama, terdapat jurubicara bagi kepentingan yang
terorganisasi. Pada umumnya orang ini tidak memegang ataupun mencita-citakan
jabatan pada pemerintah; dalam hal ini komunikator tersebut tidak seperti politikus
yang membuat politik menjadi lapangan kerjanya. Jurubicara ini biasanya juga bukan
profesional dalam komunikasi. namun, ia cukup terlibat baik dalam politik dan
semiprofesional dalam komunikasi politik. Berbicara untuk kepentingan yang
terorganisasi merupakan peran yang serupa dengan peran politikus partisan, yakni
mewakili tuntutan keanggotaan suatu organisasi. dalam hal lain jurubicara ini sama
dengan jurnalis, yakni melaporkan keputusan dan kebijakan pemerintah kepada
anggota suatu organisasi. Kedua, terdapat pemuka pendapat yang bergerak dalam
jaringan interpersonal. Sebuah badan penelitian yang besar menunjukkan bahwa
banyak warga negara yang dihadapkan pada pembuatan keputusan yang bersifat
politis, meminta petunjuk dari orang-orang yang dihormati mereka. Apakah untuk
mengetahui apa yang harus dilakukannya atau memperkuat putusan yang telah
dibuatnya. Orang yang dimintai petunjuk dan informasinya itu adalah pemuka
pendapat. Mereka tampil dalam dua bidang:
a. Mereka sangat mempengaruhi keputusan orang lain; artinya, seperti politikus
ideologis dan promotor profesional, mereka meyakinkan orang lain kepada cara
berpikir mereka.
b. Mereka meneruskan informasi politik dari media berita kepada masyarakat umum.
Dalam arus komunikasi dua tahap gagasan sering mengalir dari media massa kepada
pemuka pendapat dan dari mereka kepada bagian penduduk yang kurang aktif .
banyak studi yang membenarkan pentingnya kepemimpinan pendapat melalui
komunikasi interpersonal sebagai alat untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang
penting.
BAB III
D. PEMBAHASAN
A. Komunikator Politik
Komunikator politik adalah seseorang atau sekelompok individu yang
bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan dan informasi politik kepada
masyarakat atau pemilih. Mereka dapat berperan sebagai politisi, penasihat politik,
juru bicara, atau pejabat pemerintah yang berkomunikasi dengan tujuan memengaruhi
opini publik, mempromosikan kebijakan, atau memenangkan dukungan dalam
konteks politik. Komunikator politik sering menggunakan berbagai media dan strategi
komunikasi untuk mencapai tujuan mereka, termasuk pidato, media sosial,
wawancara, dan kampanye politik.
Sosiolog J.D Halloran, seorang pengamat komunikasi massa, berpendapat
bahwa banyak studi komunikasi mengabaikan satu karakteristik proses yang penting,
yakni komunikasi terjadi di dalam suatu matriks sosial. Situasi tempat dimana
komunikasi bermula, berkembang, dan berlangsung terus-menerus. Situasi sosial
yaitu hubungan antara komunikator dengan khalayaknya, yang merupakan bagian
integral dari sistem sosial ini. Meskipun anggapan ini sederhana, tulis Halloran,
ketidak pekaan banyak ahli teori komunikasi telah mengakibatkan
“ketidakseimbangan”, mereka lebih banyak mencurahkan kepada penelitian akibat
komunikasi ketimbang kepada komunikator. Para perumus teori terlalu mudah
mengabaikan “komunikator masssa sebagai orang yang menduduki posisi penting
yang peka di dalam jaringan sosial, menanggapi berbagai tekanan dengan menolak
dan memilih informasi yang semuanya terjadi di dalam sistem sosial yang
bersangkutan”.
Apa yang dikatakan oleh Halloran tentang komunikator massa, berlaku juga bagi
komunikator politik. Komunikator politik ini memainkan peran sosial yang utama,
terutama dalam proses pembentukan suatu opini publik. Salah satu teori opini publik
yang seluruhnya dibangun di sekitar komunikator politik, yaitu teori pelopor
mengenai opini publik. Dalam hal ini menegaskan bahwa pemimpin menciptakan
opini publik karena mereka berhasil membuat beberapa gagasan yang mula-mula
ditolak, kemudian dipertimbangkan, dan akhirnya diterima. Karena itu opini publik
disini dipahami sebagai sejenis tanggapan publik terhadap pemikiran dan usaha para
aristokrat (pemuka pendapat) pikiran itu menciptakan pemikiran-pemikiran baru,
gagasan-gagasan baru, dan argumen-argumen baru.
BAB IV
E. Kesimpulan
Dalam kesimpulan, komunikator politik adalah individu atau kelompok yang
memiliki peran penting dalam proses politik. Mereka menggunakan komunikasi
untuk memengaruhi opini publik, mempromosikan kebijakan politik, dan
memenangkan dukungan dalam konteks politik. Beberapa poin kunci tentang
komunikator politik meliputi:
1. Peran Sentral: Komunikator politik memainkan peran sentral dalam
membentuk opini publik, memobilisasi pemilih, dan mempengaruhi
pengambilan keputusan politik.
2. Keterampilan Komunikasi: Mereka harus memiliki keterampilan komunikasi
yang kuat, termasuk kemampuan berbicara di depan umum, menulis pesan
yang persuasif, dan menggunakan media dengan efektif.
3. Beragam Peran: Komunikator politik dapat mencakup politisi, penasehat
politik, juru bicara, pejabat pemerintah, konsultan kampanye, dan lainnya.
4. Pengaruh pada Agenda: Mereka memiliki kemampuan untuk memengaruhi
agenda isu-isu politik yang diangkat di masyarakat.
5. Kredibilitas dan Integritas: Kredibilitas dan integritas dalam komunikasi
sangat penting untuk mempertahankan dukungan publik.
6. Peran dalam Krisis: Mereka dapat memainkan peran penting dalam mengelola
dan mengkomunikasikan respon pemerintah selama situasi krisis.
7. Peran Internasional: Beberapa komunikator politik memiliki peran dalam
diplomasi dan hubungan internasional.
Kemampuan komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan komunikator politik dalam
mempengaruhi politik, masyarakat, dan perkembangan kebijakan. Dalam lingkungan politik
yang dinamis, komunikator politik memainkan peran penting dalam membentuk dunia
politik dan sosial