Contoh Jurnal Ririn
Contoh Jurnal Ririn
Contoh Jurnal Ririn
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah
Kuala. Darussalam, Banda Aceh.
*Email korespondensi: [email protected]
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Bioaktivitas Rf<0,5 Ekstrak Metanol Daun Mangrove Rhizophora
mucronata L. (Rhizophoracea) terhadap Bakteri Escherichia coli telah selesai dilakukan di
Laboratorium Kimia Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan dan Laboratorium
Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala pada bulan Januari 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioaktivitas senyawa dari ekstrak daun
Rhizophora mucronata terhadap bakteri resisten Escherichia coli. Senyawa bioaktif
diisolasi berdasarkan bioaktivitas melalui tahap kromatografi lapis tipis. Hasil uji fitokimia
senyawa Rf<0,5 mengindikasikan metabolit aktif memiliki struktur bangun hidrokarbon
yang mempunyai gugus alkaloid. Hasil uji bioaktivitas menunjukkan diameter zona
hambat pada 7,10-8,25 mm yang menunjukkan bahwa metabolit sekunder Rhizophora
mucronata berpotensi sebagai antibiotik terhadap bakteri resisten Escherichia coli.
PENDAHULUAN
Umumnya bakteri Escherichia coli dapat hidup dan berkembang di saluran
pencernaan dan bermutualisme dengan tubuh inangnya serta dapat membantu melancarkan
sistem pencernaan (Kompiang, 2009). Namun, jika jumlah bakteri di dalam tubuh > 10.000
CFU/mL sel bakteri akan menyebabkan Escherichia coli yang tadinya probiotik menjadi
patogen yang dapat menimbulkan berbagai penyakit diantaranya menyebabkan infeksi
saluran kencing dan diare (Brook, 2001). Cara yang dapat dilakukan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri tersebut adalah melakukan suatu pengendalian dengan memberikan
suatu senyawa antibakteri yang berasal dari bahan-bahan sintetik maupun alami.
Seiring dengan majunya teknologi dan kehidupan manusia yang serba instan,
umumnya masyarakat lebih memilih antibiotik yang berasal dari bahan sintetik seperti
kloramfenikol karena lebih praktis, lebih murah dan bersifat komersil. Nanin (2011)
menyatakan bahwa penggunaan antibiotik yang bersifat komersil dapat menyebabkan
penambahan strain pada Escherichia coli dan menjadikannya sebagai bakteri yang tadinya
bersifat probiotik menjadi patogen serta berpeluang menjadi bakteri resisten terhadap
antibiotik komersil tersebut. Bakteri resisten sangat berbahaya bagi manusia, karena dapat
melakukan pemutasian gen yang dapat mengubah komposisi mereka serta menyebarkan
gen-gen yang bersifat resisten ke makhluk hidup lainnya dan lambat laun akan
menyebabkan kematian.
Tindakan yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut yaitu
dengan mengisolasi antibiotik yang berasal dari tumbuhan karena lebih mudah didegradasi
oleh tubuh (Wardani dkk, 2012; Trianto, 2004; Musnelina, 2004). Rhizophora mucronata
merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki sifat antibakteri, antijamur dan antivirus
(Jawetz et al., 2001). Beberapa penelitian melaporkan bahwa daun Rhizophora mucronata
mempunyai kandungan metabolit sekunder berupa tanin yang dapat menghambat enzim
ekstraseluler bakteri sehingga mengakibatkan kematian pada bakteri dan senyawa alkaloid,
flavonoid, terpenoid serta saponin dapat merusak membran bakteri (Kusuma et al., 2011).
METODE PENELITIAN
Prosedur Uji
Uji bioaktif dilakukan dengan mengambil cakram menggunakan pinset steril dan
letakkan dipermukaan media NA. Dipipet DMSO 2% sebagai kontrol negatif, ekstrak
sampel dalam konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 µg/mL dan kloramfenikol 35 µg/mL
sebagai kontrol positif kemudian diteteskan kepermukaan cakram yang telah disediakan.
Selanjutnya, Petri dish dimasukkan kedalam inkubator selama 18-24 jam dengan suhu
37oC dan diukur zona hambat yang terbentuk (Mbah et al., 2012; Kurnianda and Setiawan,
2015).
c) Partisi
Ekstrak sampel A17A01 selanjutnya dilakukan ekstrasi cair-cair (partisi)
menggunakan pelarut kloroform:metanol:aquadest (1:1:1 v/v).Hasil yang diperoleh yaitu
terbentuk dua fraksi yang terdiri dari fraksi semi polar yang kemudian diberi kode R1B16
dan fraksi polar yang kemudian diberi kode R1B17. Masing-masing dari fraksi selanjutnya
diuji bioaktivitas untuk melihat fraksi mana yang lebih aktif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri.
Tabel 2. Hasil Perbandingan Uji Bioaktivitas Ekstrak Sampel A17A01 Terhadap Fraksi
R1B16 dan Fraksi R1B17
Diameter ZonaHambat
No. Sampel Konsentrasi
(mm)
1. Kloramfenikol 30 µg/ mL 8,25
2. DMSO 2% 0
3. A17A01 100 µg/ mL 7,25
4. R1B16 100 µg/ mL 7,75
5. R1B17 100 µg/ mL 8,25
Berdasarkan hasil yang diperoleh, fraksi R1B16 memiliki zona hambat sebesar 7,75
mm, sampel A17A01 memiliki zona hambat sebesar 7,25 mm, fraksi R1B17 memiliki
zona hambat sebesar 8,25 mm, kontrol positif memiliki zona hambat sebesar 8,25 mm dan
kontrol negatif tidak memiliki zona hambat. Fraksi hasil dari partisi memiliki zona
hambat lebih besar dibandingkan dengan crude extract. Hal tersebut karena pada crude
extract belum merupakan senyawa murni, sehingga masih banyak senyawa-senyawa
pengotor yang dapat menghambat terbentuknya zona hambat.
Hasil uji bioaktivitas menunjukkan bahwasanya fraksi R1B17memiliki zona
hambat lebih besar dibandingkan dengan fraksi R1B16, sehingga dilanjutkan isolasinya
menggunakan teknik kromatografi lapis tipis.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 3, fraksi R2B12 dan fraksi R2B22
sama-sama memiliki senyawa hidrokarbon dengan respon yang lemah, sedangkan untuk
senyawa alkaloid, fraksi R2B22 memiliki respon yang sangat kuat dibandingkan dengan
fraksi R2B12. Pada tahap ini, hanya dilakukan uji senyawa hidrokarbon dan alkaloid. Hal
tersebut karena senyawa alkaloid lebih mampu dalam menghambat bakteri dibandingkan
dengan senyawa yang lain serta lebih umum didapatkan pada tumbuhan yang biasanya
digunakan untuk mempertahankan diri. Sedangkan uji serium sulfat dilakukan hanya untuk
identifikasi awal senyawa organik pada tumbuhan.
Fraksi R2B12 dan Fraksi R2B22 selanjutnya dilakukan uji bioaktivitas. Hasil yang
diperoleh yaitu fraksi R2B22 memiliki zona hambat lebih besar dibandingkan dengan
fraksi R2B12 yaitu sebesar 8,25 mm. Oleh karena itu, fraksi R2B22 dilakukan uji
bioaktivitas kembali dengan menggunakan variasi konsentrasi.
f). Uji Bioaktivitas Fraksi R2B22
Uji bioaktivitas fraksi R2B22 dilakukan dengan variasi konsentrasi 20 µg/mL
sampai dengan 100 µg/mL. Menurut Asmardi et al., (2014), diameter zona hambat
berbanding lurus dengan tingginya konsentrasi, yang berarti semakin tinggi konsentrasi
yang digunakan maka akan semakin besar pula zona hambat yang terbentuk. Hasil
pengukuran zona hambat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Uji bioaktivitas fraksi R2B22 menggunakan perbedaan konsentrasi
No. Kode Sampel Konsentrasi Diameter Zona Hambat (mm)
1. Kloramfenikol 35 µg/mL 7,50
2. DMSO 2% 0
3. R2B22 20 µg/mL 7
4. R2B22 40 µg/mL 7,10
5. R2B22 60 µg/mL 7,25
6. R2B22 80 µg/mL 7,25
7. R2B22 100 µg/mL 8,25
8. A17A01 100 µg/mL 7,25
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Ekstrak daun mangrove
Rhizophora mucronata memiliki potensi sebagai antibakteri resisten Escherichia coli.
Hasil penapisan fitokimia daun Rhizophora mucronata Rf<0,5 mengindikasikan metabolit
aktif memiliki struktur bangun hidrokarbon yang mempunyai gugus nitrogen (golongan
alkaloid). Metabolit bioaktif Rf<0,5 memiliki aktivitas terhadap bakteri resisten
Escherichia coli dengan diameter zona hambat 7,10-8,25 mm, sedangkan konsentrasi
kloramfenikol pada 35 µg/mL menghasilkan diameter zona hambat 7,50 mm. Senyawa
metabolit aktif daun Rhizophora mucronata Rf<0,5 memiliki potensi sebagai antibakteri
resisten Escherichia coli.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis berterimakasih kepada berbagai pihak diantaranya Laboratorium
Mikrobiologi RSUD dr. Zainal Abidin, Banda Aceh, Laboratorium Biologi
Dasar,Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Kepala Laboratorium Kimia
Laut Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, yang telah memberikan
fasilitas kepada penulis dalam melakukan penelitian guna untuk menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Brook G.F, Butel S.J, Morse A.S. 2001. Medical Microbiology.International Edition 22nd.
New York: Mc Grow-Hill.
Harborne JB. 1984. Phytochemical methods. Ed ke-2. New York: Chapman andHall.
Kusuma, S, Anil KP, and Kamala B. 2011. Potent Antimicrobial Activity of Rhizophora
mucronata. J. Ecobiotechnol 3(11), 2011: 40-41.
Marlinda, M., Sangi, M.S., dan Wuntu, A.D. 2012.Analisis Senyawa Metabolit Sekunder
dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.).
Jurnal MIPA Unsrat Online. 1 (1) 24-28.
Mbah, J.A. Ngemennya, M.N. Abawah, A.L. Babiaka, S.B. Nubed, L.N. Nyongbela, K.D.
Lemuh, N.D. And S.M.N. Efange.Journal Annalis of Climical Microbiology and
Antimicrobials, 11, 10 (2012).
Musman, Musri. 2013. Kimia Bahan Alam Laut. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press.
Musnelina, L, dkk. 2004. Analisis Efektivitas Biaya Pengobatann Demam Tifoid Anak
Menggunakan Kloramfenikol dan Saftriakson di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta
Tahun 2001-2001. Diakses Tanggal 22 April 2010. Makara Kesehatan Volume 8,
No.2. Universitas Indonesia, Depok. http://repository.ui.ac.id
Nanin. 2011. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Cresentia cujete L.) Terhadap
Bakteri Vibrio algynolyticus. Surabaya: ITS.
National Committe for Clinical Laboratory Standards. 2005. Performance Standards for
Antimicrobial Disk Susceptibility Testing. Penssylvania: NCCLS.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Hal 191-216,
Diterjemahkan Oleh Kosasih Padmawinata. ITB: Bandung.
Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala, H.E.I., Makang, V.M.A. 2008. Analisis
Fitokimia.
Trianto, A.E., Wibowo, Suryono, dan R. Sapta. 2004. Ekstrak Daun Mangrove Aigiceras
Corniculatum Sebagai Antibakteri Vibrio Harveei dan Vibrio Parahaemolyticus. J.
Ilmu Kelautan. 9 (4): 187.
Wardani, R.K., Tjahjaningsih, W., dan Rahardja, B.S. 2012. Uji Efektivitas Ekstrak Daun
Sirih Merah (Piper rocatum) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In
Vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4 (!), 59-64.