Makalah Retorika Kelompok 6
Makalah Retorika Kelompok 6
Makalah Retorika Kelompok 6
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 06
4. Yulistiawati (20032038)
LAMONGAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................4
3.1 Kesimpulan......................................................................................21
3.2 Saran.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara ialah satu kemampuan berkomunikasi dengan lawan tuturnya,
Berbicara merupakan bahasa alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Tidak
ada masyarakat dimana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa
Bagaimanapun wujudnya setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat
komunikasi (dalam Setyonegoro 2013: 68). Seseorang yang memiliki keterampilan
berbicara mudah dalam menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain,
keberhasilan menggunakan ide dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang
mendengarkan atau yang diayak bicara Sebaliknya seseorang yang memilik
keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide
gagasannya kepada orang lain.
Seperti halnya berpidato, berpidato sering dilakukan orang dulu sampai sekarang
dalam penataran-penataran peringatan peningatan, seminar, perayaan perayaan
Seseorang yang memiliki kemampuan berpidato dalam forum forum tersebut
biasanya mendapatkan tempat di hati para pendengarnya. Pidato adalah
mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak
(Depdikbud, 1990: 681). Pidato adalah teknik berbicara yang menggunakan bahasa
secara efektif untuk menyampaikan pendapat yang dilakukan oleh seseorang secara
lisan mengenai suatu hal atau masalah dengan menggunakan kalimat yang jelas dan
efektif dihadapan orang banyak dengan tujuan mempengaruhi orang.
Pidato yang baik harus mampu menyajikan pesan, mudah dipahami dan jelas
sehingga komunikasi dapat disampaikan dengan baik. Pidato juga biasa dikatakan
hasil dari pemikiran seseorang yang dituangkan dengan berbicara kepada khalayak
umum dengan sebuah informasi untuk disampaikan kepada khalayak untuk
mengetahui maksud dari orator. Pidato bukan hanya sekedar berbicara di mimbar
untuk memaparkan, namun pidato juga seringkali digunakan sebagai media oleh para
3
stake holder untuk memberikan opini kepada masyarakat agar selaras dengan
kepentingan dari para stake holder tersebut.
Pidato dan retorika sering kali digunakan sebagai alat komunikasi di bidang
politik dan ekonomi, hal ini terjadi karena mempunyai tujuan dan bentuk yang hampir
sama yakni untuk mempengaruhi orang yang mendengarkan. Berbicara mengenai
politik terlepas dari kebijakan-kebijakan Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan
asas rencana dalam pelaksanaan pekerjaan atau rangkaian tindakan yang disetujui
oleh sekelompok orang tertentu. Pidato seorang pemimpin politik, khususnya seorang
pemimpin negara atau presiden adalah salah satu cara menyampaikan persoalan-
persoalan Negara.
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan khalayak atau banyak orang
yang dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan dapat diterima oleh
khalayak, atau dalam kata lan menggunakan retorika yang baik. Umumnya, pidato
dilakukan untuk menyampaikan sebuah gagasan. Pengertian lain mengenai Pidato
adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan. Penyampaian lisan tersebut
menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek non-kebahasaan
(ekspresi, gestur, kontak mata, dll), yang mendukung efisiensi dan efektivitas
pengungkapan gagasan kepada orang banyak pada suatu acara tertentu.
Pidato dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan dapat diterima
oleh pendengar. Umumnya, orang yang melakukan pidato akan menyampaikan
gagasannya kepada orang lain atau pendengar.Isi pembicaraan di dalam pidato akan
menjelaskan mengenai ide dan petunjuk. Tak jarang juga orang yang melakukan
pidato akan memberikan nasihat-nasihat kepada para pendengarnya. Hal itu
tergantung pada konteks atau kondisi pidato tersebut.
2. Emha Abdurrahman
5
Pengertian pidato menurut Emha Abdurrahman adalah sebuah kegiatan
berbicara di depan umum. Pidato dilakukan untuk menyampaikan sebuah pendapat
atau uraian. Pidato dilakukan oleh seseorang secara lisan. Informasi di dalam pidato
menjelaskan mengenai suatu hal atau sebuah masalah. Pidato akan dilakukan dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang jelas pada waktu tertentu di hadapan banyak
orang.
2. Syam
3. Arsjad
4. M. Djen Amar
Menurut M. Djen Amar, pidato adalah sebuah hal yang mengaitkan kepada
tiga hal. Pertama, pembicara atau komunikator yang menyampaikan sesuatu dengan
lisan. Kedua berkaitan dengan isi pembicaraan, isi pidato atau pesan yang termasuk
ke dalam pesan atau message lisan. Ketiga pendengar atau hadirin yang hadir dan
mendengarkan, mereka disebut komunikan di dalam komunikasi. Berdasarkan
pengertian secara umum dan menurut para ahli, dapat diambil kesimpulan mengenai
6
pengertian pidato. Pidato adalah sebuah penyampaian pesan dari seorang pembicara
kepada para pendengar. Pidato dilakukan di dalam situasi komunikasi yang khusus.
b) Tujuan Pidato
Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan pidato, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan sapaan
Salah satu tujuan pidato adalah untuk memberikan sebuah sapaan. Di dalam
suatu acara atau kegiatan, umumnya akan dibuka dengan sapaan. Inilah yang
membuat pidato diperlukan.Pidato dalam tujuan ini adalah memberikan pembukaan
atau kalimat-kalimat sapaan kepada pendengar atau khalayak umum. Contohnya
seperti pidato peresmian sebuah gedung. Selain itu, pidato di dalam pembukaan rapat
atau kegiatan juga termasuk ke dalam tujuan pemberian sapaan.
2. Memberikan informasi
Pidato juga memiliki tujuan untuk memberikan sebuah informasi. Sudah jelas,
bahwa informasi tersebut diberikan untuk para pendengar atau khalayak umum.
Dalam tujuan ini, informasi yang diberikan umumnya bersifat penting mengenai
suatu hal.Contohnya seperti pidato konferensi pers. Biasanya terkait sebuah
permasalahan atau hal yang dianggap perlu segera diinformasikan kepada khalayak
umum. Seperti pidato mengenai keputusan bulan Ramadhan atau sebagainya.
7
3. Mempengaruhi para pendengar
Tujuan lain dari pidato juga untuk mempengaruhi para pendengar. Pidato jenis
ini umumnya berupa sebuah ajakan. Pidato yang digunakan untuk mempengaruhi
pendengar adalah pidato yang bersifat persuasif.Tujuan dari pidato tersebut supaya
para pendengar mau melakukan hal yang dikatakan di dalam pidato tersebut. Hal-hal
tersebut juga dilakukan secara sukarela. Contohnya seperti sebuah ajakan untuk
menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Contoh pidato
tersebut supaya penggemar tidak lagi membuang sampah secara sembarangan.
Contoh lain seperti pidato mengenai vaksin, yang saat ini sedang digalakkan oleh
pemerintah. Tujuan dari pidato tersebut adalah untuk mengajak masyarakat ikut serta
dalam kegiatan vaksin.
Pidato juga memiliki tujuan untuk menghibur para pendengarnya. Pada pidato
kali ini, orang yang berpidato akan menyampaikan kalimat-kalimat yang
menyenangkan untuk didengar. Contohnya seperti pidato yang memiliki unsur-unsur
komedi di dalamnya.
5. Meyakinkan pendengar
c) Jenis-jenis Pidato
1. Pidato informatif
8
Salah satu jenis pidato yang dikenal banyak orang adalah pidato informatif.
Pidato informatif adalah pidato yang memiliki tujuan untuk menyampaikan sebuah
pengetahuan atau informasi penting. Informasi-informasi tersebut akan diberikan
pada komunikan atau pendengar.Hal tersebut ditujukan supaya pendengar mengetahui
apa yang disampaikan. Selain itu, supaya pendengar mengerti mengenai informasi
yang sudah disampaikan. Diharapkan juga pendengar dalam menerima informasi-
informasi yang disampaikan tersebut.
2. Pidato argumentatif
3. Pidato Rekreatif
Jenis pidato selanjutnya adalah pidato rekreatif. Pidato rekreatif juga sering
disebut dengan pidato kekeluargaan. Pidato jenis ini umumnya akan menyuguhkan
sebuah kegembiraan. Kegembiraan tersebut dapat dinikmati bersama dengan penuh
rasa persaudaraan atau kekeluargaan. Oleh karena itu, orang yang berpidato harus
9
memiliki sebuah kemampuan. Kemampuan yang dimaksud adalah menampilkan hal-
hal yang bisa menciptakan suasana keramahtamahan.Humor dan lelucon juga bisa
digunakan untuk menghangatkan sebuah suasana. Tujuan dari pidato rekreatif ini
untuk membangkitkan sebuah suasana kekeluargaan. Baik yang berkaitan dengan
kesedihan maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegembiraan.
4. Pidato Persuasif
Jenis pidato keempat adalah pidato persuasif. Tujuan dari pidato persuasif
adalah untuk mempengaruhi pendengarnya. Persuasif adalah proses untuk
mempengaruhi pendapat.Selain itu, pidato persuasif juga dapat mempengaruhi sikap
serta tindakan dari seseorang. Caranya adalah dengan menggunakan manipulasi
psikologi. Hal itu akan membuat pendengarnya bertindak seperti kehendaknya
sendiri.
1. Bagian pembukaan
Salam pembuka
10
Ucapan berupa rasa syukur. Pada bagian ini, seseorang yang akan berpidato
tentu akan mengucapkan rasa syukur. Hal itu bisa karena sudah diberikan
kesempatan dan waktu untuk menyampaikan pidato di depan para pendengar.
Pengantar kearah topik utama. Pada bagian keempat ini, orang yang berpidato
akan pelan-pelan memulai pembicaraan yang mengarah ke topik. Umumnya,
mereka menggunakan kalimat pengantar yang akan mendukung topik yang
dibicarakan nanti.
Ada beberapa unsur yang dapat dilakukan untuk membuat pembuka pidato menjadi
berkesan. Pembuka pidato harus memiliki karakter yang kuat. Ada lima unsur yang
bisa membuat pembuka pidato yang berkesan, yaitu:
Tujuan: Hal ini juga penting untuk dilakukan. jelaskanlah tujuan serta harapan
yang ingin kamu sampaikan melalui pidato tersebut. Melalui ini, maka
pendengar dapat memperhatikan pembicara.
11
Peta jalan: Selanjutnya, kamu juga harus menyatakan peta jalannya.
Katakanlah pada pendengar mengenai hal-hal atau pokok pikiran dari pidato
yang akan kamu sampaikan. Hal ini membuat pendengar mengerti dan paham
mengenai apa yang akan mereka dengarkan.
2. Bagian isi
Bagian selanjutnya setelah pembuka adalah bagian isi. Isi dari pidato yang
akan disampaikan harus berisi mengenai informasi yang penting. Isi pidato tersebut
sebaiknya juga disertai dengan alasan yang meyakinkan.Hal itu akan membuat
pembicaraan kamu terdukung dan menjadi sesuatu yang terpercaya. Susunlah dengan
baik dan logis isi dari pidato yang akan dijelaskan. Sebaiknya juga gunakan sumber
yang terpercaya dan dapat diketahui validasinya.
3. Bagian penutup
Bagian terakhir dari struktur teks pidato adalah bagian penutup. Bagian ini
umumnya berisi kesimpulan berdasarkan hal-hal yang sudah disampaikan. Selain itu,
juga perlu menyampaikan permintaan maaf mengenai kesalahan-kesalahan yang
sekiranya dilakukan selama berpidato. Setelah itu, pembicara bisa menyampaikan
terima kasih dan salam penutup.
B. Metode-metode Berpidato
Dalam berbicara di depan umum ini, terdapat empat metode yang perlu dipelajari.
Berikut penjelasan empat metode tersebut beserta kelemahan dan kelebihannya
yaitu :
1. Metode Impromptu
Metode improptu merupakan suatu metode pidato yang dilakukan secara
langsung atau spontanitas tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Metode
Impromtu merupakan metode yang dilakukan secara spontanitas yang mana
tidak menggunakan persiapan atau pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu
(secara langsung). Atau berbicara tanpa naskah. Metode impromtu biasanya
12
dilakukan oleh seseorang yang akan tampil secara mendadak. Pidato
impromptu adalah suatu metode penyampaian pidato tanpa adanya persiapan.
Topik atau tema pidato biasanya di dapatkan secara dadakan dalam bentuk
kutipan, objek, peribahasa, abstraksi kata, serta bermacam hal lainnya. Sebab
sifatnya yang serba dadakan, untuk dapat menguasai metode pidato
impromptu membutuhkan banyak latihan. Karena itulah, jam terbang si
pembicara menjadi sangat penting. Jam terbang yang tinggi memungkinkan
pembicara untuk seketika mengatasi rasa gugup saat berhadapan dengan
audiens.
Metode impromptu adalah cara menyampaikan pidato yang dilakukan
secara spontan dan tiba-tiba. Penyampaian pidato ini tanpa persiapan naskah,
catatan kecil, atau menghapal sebelumnya. Dengan kata lain, penyampaian
pidato impromptu bersifat dadakan. Penyampai pidato langsung berbicara
sesuai apa yang ia tahu dan terlintas di pikirannya. Tidak semua orang bisa
melakukan pidato dengan cara ini, metode ini bisanya cuma disampaikan oleh
orang yang sudah berpengalaman sebagai orator. Metode ini biasa dibawakan
dalam sambutan dadakan atau ucapan terima kasih dari kepala sekolah, ketua
RT, pejabat pemerintahan, atau akademisi.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode impromptu atau
ini, antara lain:
Kelebihan
1. Ekspresi kata dan pilihan diksi lebih leluasa
2. Pemilihan topik bahasan bebas
3. Pidato lebih hidup
Kekurangan
1. Persiapan kurang
2. Topik yang disampaikan kurang matang
3. Isi pidato rentan melenceng dari tema acara
4. Penyampaian bisa terkesan canggung
5. Kurang bisa menguasai tempat dan pendengar
13
Kesimpulan kelebihan dari metode ini adalah pendapat dan gagasan yang
dihasilkan akan datang secara spontan, dapat mengungkapkan perasaan
dengan sebenarnya, dan dapat memungkinkan pembicara untuk terus berpikir.
Namun kekurangannya dapat menghasilkan kesimpulan yang masih mentah
karena adanya keterbatasan pengetahuan pembicara, gagasan yang dihasilkan
kurang sistematis, dan dapat menghasilkan penyampaian yang tidak lancar
terutama bagi mereka yang belum berpengalaman berbicara di depan umum.
2. Metode Manuscript atau Naskah.
Metode Manuscript atau naskah merupakan metode yang dilakukan
dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan. Biasanya metode ini
digunakan oleh pejabat negara atau bagi mereka yang memberi sambutan di
acara resmi atau formal. Kalau pidato impromptu dilakukan secara mendadak
dan tanpa naskah, pidato manuskrip justru kebalikannya. Pidato manuskrip
dilakukan dengan menggunakan naskah. Itu sebabnya, metode ini juga disebut
dengan metode naskah. Naskah ini berguna sebagai panduan agar pemberi
pidato enggak lupa hal-hal penting yang akan disampaikan. Metode ini
biasanya digunakan untuk pidato formal dalam acara-acara penting, misalnya
pidato presiden atau pidato sambutan hari besar nasional. Naskah pidato akan
dibacakan orator dari awal sampai akhir.
Sesuai namanya, metode naskah adalah metode berpidato dengan cara
membacakan teks yang telah disiapkan pada saat berpidato. Metode
manuscript ini adalah kebalikan dari Metode Impromtu di atas. Metode
manuscript atau naskah merupakan metode yang dilakukan dengan cara
membaca naskah yang sudah disiapkan. Biasanya metode ini digunakan oleh
pejabat negara atau bagi mereka yang memberi sambutan di acara resmi atau
formal. Metode ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan karena
setiap kata yang diucapkan dalam acara resmi atau formal akan menjadi figur
oleh masyarakat luas dan dikutip oleh media massa.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode manuscript atau
naskah ini, antara lain:
14
Kelebihan
1. Persiapan lebih matang
2. Tak ada pesan yang terlewat
3. Pidato lebih fokus
4. Mengurangi kesalahan
5. Manuskrip bisa diperbanyak untuk dibagikan pada pendengar
Kekurangan
1. Pidato cenderung kaku karena membaca
2. Tak ada kontak dengan pendengar
3. Orator terlalu fokus
4. Pendengar enggak fokus karena minim interaksi
5. Tak ada improvisasi
Kesimpulan kelebihan dari metode manuscript atau naskah ini adalah
sebelum berbicara di depan umum, kita dapat memilih kata-kata dengan
sebaik-baiknya untuk ditulis, menghemat pernyataan, dapat memperlancar
dalam berbicara, dapat menghindari hal-hal yang menyimpang, naskah dapat
diperbanyak. Sedangkan kelemahan dalam metode ini adalah dapat
mengurangi interaksi dengan pendengar, pembicara akan terlihat kaku,
persiapan yang dilakukan akan lebih lama, dan tanggapan pendengar akan
sukar mempengaruhi pesan.
3. Metode Memoriter atau Hafalan
Metode Memoriter adalah metode berpidato dengan cara menghapalkan
naskah teks pidato terlebih dahulu. Sesuai namanya, metode pidato ini
mengharuskan pembacanya untuk mengingat. Sebelumnya, orator atau
pembicara mencatat lebih dulu apa saja yang akan disampaikan dalam pidato.
Setelah itu, orator akan menghafal kata per kata dan kalimat per kalimat untuk
kemudian disampaikan pada para pendengar. Oleh karena itu, metode pidato
ini mengandalkan daya ingat yang kuat dari pembicara. Memoriter adalah
metode yang dilakukan dalam berbicara di depan umum dengan
menghafalkan teks atau naskah yang sudah disiapkan. Sehingga pada saat
15
pembicara akan menyampaikan pidatonya, pembicara tidak lagi menggunakan
teks atau naskah yang dibuatnya karena keseluruhan isi teks sudah dihafalkan.
Dalam metode ini, Pembicara dituntut untuk menguasai susunan bahasa,
ide, dan gagasan yang ada dalam teks, yang mana metode ini cocok untuk
mereka yang memiliki daya ingat tinggi. Selain itu, metode ini juga cocok
untuk mereka yang memiliki pembahasan atau topik yang menarik dan
sederhana, yang mana waktu yang digunakan untuk menyampaikan topik
tidak terlalu lama. Tetapi, metode memoriter tidak disarankan untuk mereka
yang tidak memiliki kapasitas daya ingat yang tinggi karena jika metode ini
dilakukan akan menimbulkan risiko seperti kurang menariknya pembahasan
yang disampaikan karena pembicara akan kebingungan dan berfokus dengan
kesalahan pembicara sendiri.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode memoriter atau
hafalan ini, antara lain:
Kelebihan
1. Bisa menyusun pidato lebih dulu
2. Bisa memilih kata-kata yang baik dan benar
3. Bebas menggunakan gestur
4. Gerak dan ekspresi bisa disesuaikan dengan isi pidato untuk mempertegas
5. Terlihat profesional
Kekurangan
1. Memerlukan daya ingat yang kuat
2. Pidato bisa datar dan monoton
3. Orator terlalu fokus menghafal
4. Kurang komunikasi dengan pendengar
5. Memerlukan banyak waktu untuk persiapan
Kesimpulan kelebihan dengan metode memoriter atau naskah adalah isi
dan bahasa yang disampaikan lebih sistematis, tetapi memiliki kelemahan,
yaitu terkesan lebih kaku dan kurang interaksi dengan pendengar. Dengan
16
demikian, kelemahan metode naskah adalah kaku dan kurang interaksi dengan
pendengar sehingga lebih membosankan.
4. Ekstemporan
Metode ekstemporan merupakan metode pilihan yang sangat dianjurkan
untuk pembicara. Karena metode ini dilakukan dengan menggunakan teks
atau naskah pidato yang hanya berisi outline (garis besar) dan pokok
penunjang. Dengan menggunakan outline (garis besar) dan pokok penunjang,
keduanya akan menjadi pedoman untuk mengatur gagasan dalam pikiran
untuk disampaikan ke publik. Metode ini juga disebut sebagai metode dengan
penjabaran kerangka yang mana menggunakan teknik berpidato dengan
menjabarkan materi pidato yang terpola secara keseluruhan. Namun metode
ini hanya dapat digunakan untuk mereka yang sudah berpengalaman, karena
dalam menggunakan metode ini dibutuhkan kecakapan dalam berbicara.
Tentunya jika pembicara tidak cakap maka risikonya yaitu pembahasan atau
topik yang disampaikan akan menjadi tidak teratur yang mana ide dan
gagasan yang sudah tersusun akan menjadi kacau dan tak terarah.
Bedanya dengan metode naskah, metode ekstemporan merupakan
metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan konsep pidato secara
garis besar dengan membuat catatan kecil. Metode pidato ekstemporan adalah
cara penyampaian pidato dengan menyiapkan garis-garis besar topik yang
akan disampaikan. Pembaca pidato akan lebih dulu membuat catatan kecil
tentang garis besar atau poin penting dari topik yang akan disampaikan.
Catatan-catatan ini juga berisi urutan pidato. Metode ini memungkinkan
orator menyampaikan materi atau isi pidato tanpa selalu waktu membaca
naskah, namun tetap terkontrol. Metode ini paling sering digunakan oleh
orator yang berpengalaman.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode ekstemporan ini,
antara lain:
Kelebihan
1. Pesan bisa diubah secara fleksibel
17
2. Sistematis tapi tetap spontan
3. Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik
4. Pidato jadi lebih hidup karena pembicara tak fokus hanya pada teks
5. Orator bisa mengeksplor ekspresi atau mimik, gestur, serta intonasi
Kekurangan
1. Memerlukan pemahaman yang kuat dan pengalaman yang luas
2. Memerlukan latihan yang intensif
3. Bisa menyimpang dari garis besar
4. Pidato bisa jadi kaku kalau enggak menjabarkan poin dalam catatan
dengan baik
5. Kefasihan bisa terhambat karena kesulitan dalam memilih kata-kata
Kesimpulan kelebihan dari metode ini adalah komunikasi yang
dihasilkan dengan pendengar akan lebih baik, pesan atau pembahasan dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan, penyajiannya akan lebih spontan. Sedangkan
kelemahan dari metode ini adalah akan menjadi kurang baik jika persiapan
yang dibuat terburu-buru, penggunaan diksi yang kurang menarik,
mengurangi kefasihan, dan adanya kemungkinan menyimpang outline atau
kerangka.
18
Sebelum berpidato di depan para audiens, penting untuk mengetahui
dan memahami dulu materi yang akan disampaikan. Hal ini berguna untuk
meminimalisasi adanya kesalahan saat berpidato di depan banyak orang. Jadi,
untuk bisa memahami materi yang akan dibawakan saat berpidato maka
ketahui terlebih dahulu tema apa yang akan disampaikan.
b) Membacanya dengan Tenang
Saat membacakan pidato, jangan menunjukan kegugupan di depan
para pendengar atau audiens. Tarik napas terlebih dahulu kemudian bacalah
dengan tenang dan terkontrol agar semuanya berjalan dengan lancar. Hal itu
agar para pendengar dapat menangkap apa yang disampaikan.
c) Pakai Ekspresi yang Tepat
Ekspresi tubuh dan wajah diperlukan saat membaca pidato guna
mendalami apa yang disampaikan. Ekspresi tubuh dan mimik wajah harus
sesuai tema yang dibawakan. Jika pidato tersebut bertema tentang perjuangan
maka mimik wajah dan gerak tubuh juga harus menggambarkan semangat
juang agar pidato Anda lebih menarik. Ekspresi yang menggambarkan tema
pidato dapat menarik perhatian para pendengar.
d) Sampaikan dengan Suara yang Lantang
Suara yang dikeluarkan saat membaca pidato harus lantang. Hal ini
dapat menarik perhatian para penonton agar terfokus pada apa yang
disampaikan dan dengan mudah menyerapnya. Suara yang lantang juga
diperlukan agar semua penonton dapat mendengar apa yang Anda sampaikan.
Apalagi ketika sesorang berpidato dalam hal membujuk untuk melakukan
sesuatu.
e) Perhatikan Ejaan dan Tanda Baca
Memperhatikan ejaan dan tanda baca merupakan hal yang sangat
penting saat berpidato. Dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca maka
apa yang disampaikan akan mudah diterima oleh para penonton. Jika pidato
tanpa memperhatikan ejaan dan tanda baca, bisa jadi apa yang disampaikan
akan ambigu dan tidak jelas.
19
f) Sampaikan tanpa Terburu-buru
Dalam berpidato, sampaikanlah materi secara terperinci tanpa terburu-
buru. Kuasai diri untuk membacanya secara perlahan, tapi pasti menuju
sasaran yang diinginkan. Dengan membaca pidato secara tenang tanpa
terburu-buru, pidato akan lebih mudah diterima.
g) Menyapa Audiens
Sebelum memulai pidato pada pokok pembicaraan, ada baiknya Anda
menyapa para audiens terlebih dahulu dengan sapaan yang ramah. Seperti
misalnya mengucapkan selamat pagi atau salam sejahtera dan yang lain
sebagainya. Menyapa audiens merupakan hal penting untuk menarik perhatian
sejak awal.
h) Awali dengan Senyuman
Fungsinya hampir sama dengan menyapa para audiens, yaitu untuk
menarik perhatian para audiens sejak awal dan memberikan kesan yang
menyenangkan. Dengan menebar senyuman di awal sebelum memulai pidato
akan memperbesar kemungkinan para pendengar menyukai cara Anda dalam
melakukan tahapan-tahapan pidato.
i) Perhatikan durasi
Membaca pidato memang harus dengan kondisi tenang dan membaca
secara detail tanpa buru-buru. Namun, durasi waktu harus tetap diperhatikan
dalam membaca pidato. Jangan sampai mengabaikannya sehingga terkesan
mengorupsi waktu yang telah diberikan.
j) Berdiri Tegak dan Berwibawa
Tampilkan yang terbaik di depan audiens dengan mengatur posisi
tubuh. Posisi tubuh saat melakukan pidato haruslah tegak agar terkesan
berwibawa. Tidak bungkuk atau tidak menampilkan posisi lainnya yang tak
enak dipandang.
20
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan khalayak atau banyak orang
yang dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan dapat diterima oleh
khalayak, atau dalam kata lan menggunakan retorika yang baik. Tujuannya
bermacam-macam, bisa untuk menghibur, menginformasikan sesuatu atau
membujuk. Tak jarang pula pidato bertujuan untuk menyentuh emosi dari para
pendengar. Kegiatan dari pidato tersebut membutuhkan bahasa yang formal dan
dibutuhkan pula struktur yang benar. Hal-hal tersebut dilakukan tergantung pada
pendengarnya.Di dalam pidato juga terdapat rentetan kalimat. Kalimat-kalimat
tersebut memiliki makna di dalamnya.
Dalam berbicara di depan umum ini, terdapat empat metode yang perlu dipelajari.
Metode impromptu, metode manuscript atau naskah, metode memoriter atau hafalan,
metode ekstemporer. Untuk bisa berpidato dengan baik, ada beberapa cara atau
langkah yang bisa dilakukan : Memahami materi yang akan disampaikan,
membacanya dengan tenang, pakai ekspresi yang tepat, sampaikan dengan suara yang
lantang, perhatikan ejaan dan tanda baca, sampaikan tanpa terburu-buru, menyapa
audiens, awali dengan senyuman, perhatikan durasi, berdiri tegak dan berwibawa.
B. Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran mata kuliah
Retrorika khususnya tentang pembahasan mengenai berpidato yang baik. Akan tetapi
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga pembaca dapat
memadukannya dengan materi pembelajaran pada rujukan lain yang serupa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M. Farid. 1987. Teori dan Praktek Pidato. Surabaya: Amin Surabaya.
Arsjad, G. Maidar dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Syam, Hanis Yunus. 2004. Kiat Sukses Berpidato. Yogyakarta: Medi Jenius Lokal.
22