Kelompok 3 Perbandingan Pendidikan
Kelompok 3 Perbandingan Pendidikan
Kelompok 3 Perbandingan Pendidikan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Pendidikan Di Arab Saudi”. Dalam penulisan makalah ini kami pun
mendapatkan ilmu yang berguna bagi diri sendiri maupun pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
Sistem Pendidikan Di Arab Saudi. Selain itu dengan adanya makalah ini pembaca dapat
mengembangkannya lagi. Makalah yang kami buat ini diambil dari beberapa sumber.
Kami juga ikut berterima kasih kepada pihak yang turut membantu sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Abdul Wahab Syakhrani,
M.M selaku dosen mata kuliah Perbandingan Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidan studi
yang kami tekuni.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya
bagi kami serta dapat memberikan wawasan yang luas bagi kita semua. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kami
mohon kritik dan sarannya demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui
pendidikan, kualitas suatu negara dapat diketahui. Pendidikan mampu menunjukkan
maju tidaknya suatu negara. Tak jarang pendidikan dijadikan suatu alat ukur dalam
kemajuan suatu negara. Oleh karena itu, setiap negara berlomba-lomba memajukan
bidang pendidikan untuk memajukan negaranya termasuk dinegara Arab Saudi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Latar Belakang Negara Arab Saudi ?
2. Apa Politik dan Tujuan ?
3. Apa Struktur dan Jenis Pendidikan di Arab Saudi ?
4. Apa Manajemen Pendidikan ?
5. Apa Isu-isu Pendidikan ?
6. Apa Analisis Sistem Pendidikan di Negara Arab Saudi dengan Negara Indonesia ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa Latar Belakang Negara Arab Saudi
2. Untuk Mengetahui Apa Politik dan Tujuan
3. Untuk Mengetahui Apa Struktur dan Jenis Pendidikan di Arab Saudi
4. Untuk Mengetahui Apa Manajemen Pendidikan
5. Untuk Mengetahui Apa Isu-isu Pendidikan
6. Untuk Mengetahui Apa Analisis Sistem Pendidikan di Negara Arab Saudi dengan
Negara Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Negara Arab Saudi
Arab Saudi mencakup sebagian besar Semenanjung Arab. Dari luas
semenanjung Arab yang mencapai kurang lebih 3 juta kilometer persegi 2.200.000
kilometer persegi merupakan daerah Arab Saudi. Negara ini berbatasan dengan telik
Persia, Qatar, dan Negara persatuan Emirat Arab di sebelah Timur dengan Negara
Oman dan Yaman si Selatan laut merah dan Teluk Aqabah di sebelah Barat dan
dengan Jordan, Iraq dan Quait disebelah Utara. Arab Saudi berpenduduk kurang
lebih 21.504.613 jiwa (world Almanac 2000) 43% diantaranya berusia dibawah 15
tahun, dan 2,5% berusia di atas 65 tahun.1
Nama resmi negara ini adalah Kerajaan Saudi Arabia (The Kingdom of Saudi
Arabia) yang berdiri pada tahun 1932. Awal lahirnya negara ini ketika Abdul-Azeez
Ibn Abdur-Rahman al-Saud dan Sultan Najd dan pengikutnya menyatukan kedua
bagian negaranya dibawah satu administrasi dan satu nama. Kata Saudi itu sendiri
berasal dari nama rumah Saud yang berkuasa.2
Arab Saudi, secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Arab Saudi, adalah negara
Arab terbesar di Asia Barat dengan luas lahan dan terbesar kedua di dunia Arab.
Arab Saudi memiliki cadangan minyak terbesar di dunia yang sebagian besar
terkonsentrasi di Provinsi Timur. Minyak menyumbang lebih dari 95% ekspor dan
70% dari pendapatan pemerintah, meskipun bagian dari ekonomi non-minyak telah
berkembang baru-baru ini. Ini telah memfasilitasi transformasi kerajaan gurun
terbelakang menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Keadaan ini, menjadikan
Arab Saudi sebagia Negara yang member pendidikan gratis kepada seluruh siswa
baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari Negara lain.
B. Politik dan Tujuan Pendidikan
Sejak tahun dahulu, Saudi Arabia telah melancarkan usaha pendidikan.
Pendidikan didirikan secara cuma-cuma bagi semua penduduk, seluruh biaya
ditanggung oleh pemerintah. Bahkan sekolah atau lembaga tertentu yang didirikan di
luar negeri untuk mempopulerkan bahasa arab atau kajian Islam, bukan hanya tanpa
1
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001). H. 39
2
Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan, (Bandung:
Pustaka, 1997), h. 46
2
biaya, melainkan pendaftar yang diterima mendapat tunjangan dana akomodasi,
buku-buku serta lainnya. Belakangan ini Arab Saudi telah menggandakan Alquran
dan Terjemahannya yang telah diratifikasi oleh Departemen Agama di Indonesia
untuk dicetak dan dibagikan ke berbagai masjid serta institusi pendidikan islam
lainnya.
Sejumlah kecil lembaga swasta telah menawarkan pendidikan sekuler terbatas
untuk anak laki-laki, namu universitas pertama tidak didedikasikan untuk mata
pelajaran agama, universitas Riyadh, kemudian diganti dengan King Saud
Universitas, didirikan. Departemen pendidikan, yang diberikan lembaga pendidikan
publik untuk anak laki-laki, didirikan pada tahun 1954. Pendidikan publik didanai
untuk anak perempuan dimulai di bawah inspirasi kemudian Crown Prince Faisal dan
Iffat istrinya.
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-
calon anggota dewan ulama.3 Kurikulum untuk sekolah islam tradisional juga
sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada studi
Islam dan bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan dibawah supervisi dari
Universitas Islam Imam Saud (Riyadh). dan Universitas Islam Madinah (Madinah).
Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran agama islam
merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan mahasiswa. Dan juga dunia pendidikan
di Arab Saudi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pemerintah Arab Saudi
menggratiskan seluruh biaya pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Untuk sekolah-sekolah khusus seperti sekolah penghafal Al-Qur’an
pemerintah Arab Saudi memberikan tunjangan yang bervariasi tergantung pada
tingkatannya. Khusus untuk mahasiswa, baik S1, S2 maupun S3 mereka mendapat
tunjangan bulanan sebesar 900 SR. Tunjangan ini tidak hanya diberikan kepada
mahasiswa asli Saudi tapi juga diberikan kepada seluruh mahasiswa asing yang
kuliah di Arab Saudi. Jumlah tunjangannya pun sama 900 SR/bulan seperti terlihat
pada gambar di bawah, bukan 2000 SR/bulan.
3
Rahman Imdadun, “Arus Baru Radikal Islam : Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke
Indonesia”, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 48
3
Dalam upaya pembangunan nasional, sistem pendidikan dibebani 3 tujuan
1. Untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk.
2. Untuk dari mempersiapkan siswa-siswa dengan berbagai keterampilan yang
diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah.
3. Untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta
kebudayaan Islam.4
Dewan Tertinggi Pendidikan mempunyai tugas resmi mengkoordinasikan
upaya-upaya kependidikan di Saudi Arabia. Dewan ini terdiri dari pejabat-pejabat
tinggi badan-badan utama kependidikan di Saudi ditambah beberapa orang
terkemuka. Badan-badan ini secara administratif bersifat independen satu sama
lainnya walaupun tujuan dan fungsinya saling tergantung satu dengan yang lainnya,
dan sering pula parallel.
Menteri pendidikan dibentuk pada tahun 1954 menggantikan Direktotarat
Jenderal Pendidikan yang semenjak tahun 1926 bertugas mengurus semua kegiatan
kependidikan. Sebelum tahun 1926, upaya-upaya pendidikan sangat terbatas pada
sekolah-sekolah pengajian al-Qur’an (kuttabs) yang mengajarkan dasar-dasar
keagamaan, membaca, dan berhitung. perdagangn dan kerajinan diajarkan melalui
praktek pemagangan. Pemberian beasiswa sangat terbatas hanya pada hal-hal yang
bersifat keagamaan dan diberikan kepada siswa-siswa yang betul-betul berbakat dari
khuttab. Mereka melanjutkan pendidikannya dalam bidang bahasa arab dan hukum-
hukum islam (shariat) dengan mengikuti kuliah kuliah yang lebih khusus pada ahli
yang sudah terkenal dalam bidang itu.
Upaya upaya untuk mengajarkan bidang bidang ilmu yang lebih bersifat
keduniaan dimulai akhir tahun 1800-an oleh para muslim filantropis yang datang dari
daerah lain. Beberapa buah sekolah semi sekuler didiran di Al-Hijaz, propinsi barat
saudi arabia. Dalam tahun1926 ketika direktorat jendral pendidikan didirikan, saudi
memiliki sekitar 12 buah sekolah jenis ini dengan jumlah siswa kira-kira 700 orang.
4
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001). H. 41
4
Hampir 25 tahun kemudian, dalam tahun 1950-1951, saudi memiliki 325 buah
sekolah pemerintah dan 40 buah swasta, dengan jumlah siswa sekitar 420 orang.
C. Struktur dan Jenis Pendidikan
Badan yang mengelola pendidikan formal Arab saudi beragam dan indpenden
antara yang satu dengan yang lainnya, akan tetapi rencana dasar program-program
pendidikan hampir sama. Berikut ini menunjukkan struktur pendidikan formal Arab
Saudi.5
Sistem pendidikan di Arab Saudi yaitu memisahkan antara laki-laki dan
perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum System Pendidikan di Arab
Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan sekunder/lanjutan,pendidikan
prasekolah, pendidikan khusus, pendidikan vokasional, teknik dan bisnis, pendidikan
orang dewasa dan pendidikan nonformal, dan pendidikan tinggi yang akan
dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:6
1. Pendidikan Dasar (Primary Education), terdiri dari:
a. Sekolah Dasar.
Durasi: 6 tahun (umur 6 – 12 tahun)
Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga
(khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi
Islam, dan sains.
b. Sekolah Menengah
Durasi: 3 tahun (umur 12 – 15 tahun)
Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi
rumah (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki),
studi Islam, dan sains.
2. Pendidikan Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
a. Pendidikan Lanjutan Umum
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
5
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001). H. 42
6
Stacey International, “The Kingdom Of Saudi Arabia”¸(London: Stace International, 2010), hal. 68
5
Pelajaran wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran umum yang sama, 2
tahun terakhir dibagi menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa yang
mempunyai grade 60% atau lebih boleh memilih keduanya, sedangkan yang
kurang 60% harus memilih sosial.7
Pelajaran umum: Bahasa arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi,
sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan
fisika (khusus laki-laki), dan pendidikan agama.8
b. Pendidikan Lanjutan Agama
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Bahasa arab dan literature, bahasa Inggris, kebudayaan umum, geografi,
sejarah, dan pendidikan agama.
c. Pendidikan Lanjutan Teknik
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Ada 3 ( tiga ) tipe pendidikan lanjutan teknik yaitu :9
1) Teknikal
Mempelajari : gambar arsitektur, otomotif, elektrikal, mekanika mesin,
mekanika metal, radio dan televisi. Dan pelajaran tambahan bahasa Arab,
kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan fisika, dan pendidikan agama.
2) Komersial,
Mempelajari : bahasa Arab, akuntansi dan pembukuan, korespondensi
komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika ekonomi, matematika umum,
geografi, manajemen dan kesekretariatan, dan pendidikan agama.
3) Agrikultural.
Mempelajari : ekonomi agrikultur, agronomi, perkembangbiakan hewan,
biologi terapan, kimia terapan, matematika terapan, fisika terapan, bahasa
Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian dan lahan, holtikultura, pendidikan
agama,pemasaran, dan nutrisi pangan.
7
Assegaf dan Abdurrahman, “Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat”¸
(Yogyakarta: Gama Media, 2014), hal, 58
8
Ibid, hal, 62
9
Ibid, hal, 65
6
Dan juga tersedia pendidikan khusus menghafal al-Qur'an di jenjang
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dam
juga Pendidikan Industri, Perdagangan dan Pertanian. Pendidikan Umum
diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Arab Saudi sementara
Pendidikan Tinggi diawasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi.10
Sejak beberapa tahun yang lalu juga, Pemerintah Arab Saudi juga
membuat Program Pelayan Dua Tanah Suci untuk Beasiswa ke luar negeri,
yakni program besar dan ambisius yang bertujuan untuk mengembangkan
bakat Warga Negara Arab Saudi dengan mengirimkan warga Saudi ke
universitas-universitas di berbagai belahan dunia, program ini sudah diikuti
oleh 10 ribu penerima beasiswa.
3. Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah di Saudi Arabia, baik negeri maupun swasta berada di
bawah GAGE. Dikarenakan seluruh personilterlibat dalam pengelolaannya baik
staf administratif atau guru adalah wanita. Pada sekolah ini anak laki-laki boleh
digabung dengan anak-anak perempuan hingga usia 7 tahun. Sesudah itu mereka
mulai dipisahkan. Anak laki-laki meneruskan pendidikan ke sekolah di bawah
kementrian pendidikan sedangkan anak perempuan ke sekolah yang berada di
bawah GAGE.
Pendidikan prasekolah di Arab Saudi, tidak hanya ketinggalan dalam jumlah
akan tetapi juga dalam hal kualitas. Ada beberapa sekolah yang memiliki kualitas
tapi juga ada banyak yang kurang sekali kualitasnya, diantaranya : kurangnya
personil guru, fasilitas kurang memadai, kurangnya dana dan lain sebagainya.
akan tetapi walaupun banyaknya kekurangan tapi penelitian menunjukkan bahwa
berada pada taman kanak-kanak selama satu tahun atau lebih, memperlihatkan
hasil yang lebih baik di sekolah dasar.
4. Pendidikan Khusus
10
Abdul Hamid dan Yahya, “Pemikiran Modern dalam Islam”, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal, 83
7
Pada sekolah ini, murid-murid terbagi pada kelompok-kelompok bermain,
sekolah dasar. Sekolah menengah pertama dan tingkat atas, dan sebagian pada
program-program vokasional.
Jumlah keseluruhan murid yang dilayani pada sekolah pendidikan khusus ini
jauh di bawah yang diharapkan pemerintah. Ini jelas merupakan kelemahan dan
kemunduran yang ada pada sistem pendidikan di Arab Saudi. Sekolah ini biasanya
tidak dilengkapi dengan staff atau tidak mempunyai staff yang khusus untuk
melayani anak-anak yang punya cacat ringan, dan tanpa lembaga pendidikan
khusus yang memadai jumlahnya, anak-anak cacat di Arab Saudi jumlahnya
sangatlah besar itu akan terabaikan tanpa adanya didikan, tidak terlatih dan juga
tanpa adanya perhatian.11
5. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal.
Tujuan utama dari pendidikan bagi orang dewasa di Saudi Arabia yaitu untuk
menghilangkan buta huruf masyarakat di Arab Saudi. Sebagian besar orang-orang
yang ikut dalam program pendidikan ini, mereka ingin memenuhi persyaratan
untuk mendapatkan pekerjaan baik di sektor swasta atau pemerintah serta
memperbesar peluang untuk mendapat promosi. Pendidikan keterampilan
bukanlah tujuan pendidikan program pendidikan orang dewasa kecuali pada
sebagian kecil sekolah-sekolah untuk wanita yang diselenggarakan pihak swasta
dan pemerintah. Biasanya keterampilan mengetik mendapat prioritas di samping
keterampilan lain bagi wanita agar dapat bekerja dalam tugas-tugas tertentu.
Dan kenyataannya Partisipasi masyarakat dalam program pendidikan orang
dewasa menurun. Penyebabnya adalah :12
a. Pendidikan nonformal di Arab Saudi dalam pandangan orang dewasa berbentuk
pelajaran persiapan untuk memasuki perkuliahan di perguruan tinggi, dan tidak
ada atau sedikit sekali pendidikan atau latihan yang bertalian dengan pekerjaan.
b. Oleh karena pemerintah secara resmi sedang berusaha keras menghapuskan
iliterasi, maka program pendidikan orang dewasa ini tidak mencapai sasarannya.
11
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001). H. 45
12
Ibid, h, 47
8
Terkadang ada sumber dana yang dialokasikan untuk program pendidikan
nonforml dialihkan ke program pendidikan formal.
c. Adanya peningkatan pendapatan negara melali minyak dan yang ada
hubungannya dengan minyak, maka program subsidi dan program kesejahteraan
juga bertambah banyak untuk pendidikan nonformal, akan tetapi terhadang
penerimanya tidak relevan dan tidak langsung menyentuh aspek kesejahteraan,
sehingga usaha itu tidak banyak manfaatnya.
6. Pendidikan Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian
utama yakni:13
1) Pendidikan Tinggi Umum
Universitas,
Institut untuk perempuan (college for women),
Institute administrasi publik (institute of public administration)
Institute keguruan (teacher training college).
Semua Pendidikan Tinggi Umum di atas berada di bawah supervisi
Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) yang ada di Arab
saudi. Untuk pendidikan tinggi ini, tingkatannya sama seperti universitas pada
umumnya, yaitu:14
Strata 1 (Bachelor) :
Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk
teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk
menyelesaikannya.
Strata 2 (Master) :
Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya
dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1. Ada dua jalur untuk S2, dengan
tesis (by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur
tesis, maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita
13
Binti Maiunah, “Perbandingan Pendidikan Islam”, (Yoygakarta: Teras, 2011), hal, 73
14
Ibid, h, 75
9
harus menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester),
sedangkan untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata
kuliah yang telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih
banyak.
Strata 3 (Doctor) :
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah
menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan
mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen yang telah
dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan, seperti:
minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi internasional.
Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk perempuan
yang sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang tersedia
untuk universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud University, King
Fahd University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz University, King
Faisal University, dan universitas baru King Abdullah University of Science
and Technology (KAUST).15
2). Pendidikan Tinggi Agama.
Yaitu Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah),
Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, Universitas
ini berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers).
D. Manajemen Pendidikan
1. Kurikulum dan metode Pembelajaran
Sistem pendidikan di Saudi Arabia pada dasarnya mengambil kurikulum yang
ada pada Negara-negara Arab lainnya, terutama Negri Mesir, dengan lebih
menekankan pada mata pelajaran keagamaan. Kurikulum untuk sekolah-sekolah
pria dan wanita pada setiap jenjang yang sama pada praktiknya, kecuali sekolah
wanita ,menambahkan pelajaran manajemen rumah tangga sementara sekolah pria
15
Stacey International, “The Kingdom Of Saudi Arabia”¸(London: Stace International, 2010), hal. 74
10
,menambahkan mata pelajaran pendidikan jasmani, yang tidak diajarkan pada
wanita. Sekolah-sekolah swasta diharuskan oleh peraturan mengikuti kurikulum
yang sama seperti pada sekolah-sekolah negeri. Sungguhpun demikian, banyak
sekolah swasta yang boleh menambahkan mata pelajaran popular seperti bahasa
inggris dan komputer.
Kementrian Pendidikan dan Badan Administrasi Umum Pendidikan Wanita
(GAGE) sama-sama memiliki bagian kurikulum, walaupun sedikit sekali yang
telah berubah dalam kurikulum mereka semenjak pendiriannya. Kedua lembaga
itu, menyewa pengarang-pengarang untuk menyiapkan buku teks, mencentaknya,
serta membagikannya kesekolah-sekolah. Dengan demikian, terdapat kurikulum
yang seragam diseluruh Saudi Arabia.
Penerapan kurikulum dimonitor melalui berbagai cara seperti melalui kepala
sekolah, kunjungan oleh para inspektur dikantor-kantor distrik, dan juga melalui
sistem ujian akhir yang mencakup seluruh materi yang seharusnya diajarkan pada
setiap semester.
Pemilihan metode mengajar, berbeda antara masing-masing mata pelajaran.
Guru-guru mata pelajaran agama lebih menekankan hapalan, dan jarang sekali
menggunakan peralatan mengajar selain dari papan tulis. Guru bahasa arab
menggunakan papan tulis di samping menggunakan metode hapalan teks. Guru
bahasa ilmu eksakta menggunakan laboratorium kalau peralatan itu tersedia di
sekolahnya. Tetapi, hampir semua laboratorium sekolah serba tidak lengkap, baik
kekurangan dalam peralatannya, atau dalam tenaga profesional, atau keduanya.
Laboratorium bahasa tersedia hanya pada sekolah-sekolah yang tergolong elit
untuk pengajaran bahasa inggris.16
Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar mulai dari sekolah dasar, sekolah
menengah pertama sampai ke level sekolah menengah atas. Pada perguruan
tinggi, bahasa arab menjadi bahasa pengantar pada bidang seni, himaniora, dan
ilmu-ilmu sosial. Bahasa inggris merupakan bahasa pengantar pada bidang
16
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001). H. 50
11
engineering, kedokteran dan ilmu-ilmu alami. Jarang sekali buku-buku teks untuk
level perguruan tinggi yang ditulis dalam bahasa arab, dan dosen-dosen yang
harus menggunakan bahasa arab terpaksa mengetik bahan kuliyahnya terlebih
dahuli kedalam bahasa arab dan menggunakannya sebagai bahan dasar
perkuliyahannya serta menggunakannya sebagai buku teks juga. Akibatnya ialah
terjadinya pendangkalan ilmu pengetahuan pada beberapa jurusan di perguruan
tinggi.
Hubungan guru-murid berlangsung dalam bentuk formal. Manajemen kelas
tergantung pada gabungan antara moral, urutan otoritas, persuasi, peringatan, dan
hukuman. Hukuman badan secara resmi dilarang, tetapi sering juga terjadi pada
tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Secara resmi ada organisasi
resmi orangtua murid dan guru. Organisasi ini mengadakan pertemuan 1-2 kali
dalam setahun.
2. Ujian dan Kenaikan Kelas
Di Arab Saudi berlaku sistem ujian sesuai dengan grade. Pada grade 1 sampai
12, tahun ajaran dibagi menjadi dua semester. Bahan belajar untuk satu tahun
dibagi dalam dua bagian. Pada akhir setiap semester, diadakan ujian yang
mencakup bahan pelajaran satu semester. Nilai ujian murid ditambahkan untuk
kedua semester dan menghasilkan nilai untuk tahun itu. Apabila nilai itu lebih
rendah dari presentase tertentu biasanya 50%, murid itu gagal dalam mata
pelajaran itu, dan harus mengikuti ujian kembali pada libur musim panas.
Sekiranya murid yang bersangkutan gagal lagi memperoleh nilai minimal, ia
terpaksa mengulang pada grade yang sama, mengambil kembali semua mata
pelajaran, termasuk yang sudah mendapat nilai baik (sudah lulus). Berhasil
melewati dengan demikian, merupakan satu-satunya kriteria untuk naik dari grade
yang satu ke grade yang lebih tinggi.
Sistem ujian perguruan tinggi juga berlangsung dalam sistem semester.
Beberapa universitas dipakai satuan kredit semester (SKS), dan dengan demikian
mahasiswa yang gagal dalam satu mata kuliyah tidak harus mengulang
keseluruhan tahun atau semester, atau mengulang semua mata kuliah yang diambil
12
tahun atau semester itu. Yang diulang hanta mata kuliah yang belum lulus saja,
dengan catatan kalau mata kuliah itu merupakan mata kuliah wajib (required).
Kemudian sistem SKS mendapat kritikan yang sangat keras dan dihentikan untuk
semua universitas kecuali pada King Fahd University of Petrolium of Petrolium
and Miniral.
E. Isu-Isu Pendidikan
Ada beberapa kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Arab Saudi sejak 2015.
Kebijakan yang dimaksud tidak terlepas dari Visi 2030 Arab Saudi itu sendiri.
Pertama, reformasi sistem pendidikan Arab Saudi yang mengakhiri ekstrimisme
agama dan mengarah kepada moderasi dan toleransi. Kurikulum baru tengah disusun
dengan tujuan mendorong kebebasan berpikir dan toleransi di kalangan para siswa.
Mata pelajaran yang diajarkan akan memungkinkan para siswa bisa menggunakan
kemampuan berpikir kritis dalam berbagai situasi. Pengembangan kurikulum
memasukkan proyek-proyek pendidikan baru yang mencakup mata pelajaran seperti
filsafat dan pemikiran kritis. Sebagai bagian dari pengembangan kurikulum baru
untuk sekolah menengah, Kementerian Pendidikan sudah menyelenggarakan
berbagai lokakarya di lebih dari 100 sekolah menengah di Saudi. Disamping itu,
Pemerintah Arab Saudi ingin mempercepat pengembangan kurikulum baru yang bisa
memfilter konten ujaran kebencian dan memasukkan konten-konten pendidikan yang
lebih humanis dan moderat.17
Kedua, blue print dari Visi 2030 yang arahnya adalah transformasi sosio-
ekonomi. Kekayaan sumber daya alam (minyak) beberapa negara Timur Tengah
yang selama ini menopang hidup mereka, namun sumber daya alam semacam ini
lama-kelamaan berkurang dan bahkan akan habis, sehingga beberapa negara ini
termasuk Arab Saudi sudah mulai berpikir untuk memodernisasi sistem ekonomi
mereka, dimana tidak hanya mengandalkan sumber daya alam semata.18
17
Muhammad Hendra Yunal, ”Pendidikan Arab Saudi: Tantanga dan Reformasi”, Jurnal Keagamaan dan
Pendidikan Vol.18 No. 1 Tahun 2022, hal, 40
18
Ibid, hal, 41
13
Selanjutnya persoalan integrasi ilmu, jika selama ini lebih banyak konsepnya
kepada pendidikan agama, belakangan kita lihat kebijakan pemerintah berupaya
untuk mengintegrasikan Ilmu Agama dengan Ilmu Sains-Teknologi dan Sosial-
Humaniora. Integrasi ilmu ini menjadi sesuatu hal yang amat menonjol di Arab
Saudi. Penguasaan terhadap sains-teknologi ini membuat Pemerintah Arab Saudi
mengeluarkan kebijakan mengirimkan pelajar-mahasiswa mereka kuliah ke luar
negeri. Kebijakan ini telah diinisiasi oleh Raja Faisal bin Abdul Aziz dan meningkat
pada masa Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Raja Abdullah juga mengirimkan tenaga
pengajar (guru dan dosen) ke Amerika untuk belajar sains dan manajemen.
Disamping itu, Pemerintah Arab Saudi juga mengeluarkan kebijakan reformasi
seluruh perguruan tinggi mereka dengan cara menghire (menyewa) tenaga
pengajar/dosen dari luar negeri, terutama dari Mesir, seperti Islamic University dari
Madinah, dimana pada awal mulanya tenaga pengajarnya (dosen-dosen) mayoritas
(98%) didatangkan/dikontrak dari Universitas Al-Azhar Kairo-Mesir. Kemudian
terjadi transfer ilmu yang membuat Arab Saudi berkembang sendiri, sehingga
sekarang tenaga pengajar dari Al-Azhar tersisa kurang dari 40%. Bahkan Raja
Abdullah pernah mengundang ilmuan-ilmuan dunia untuk berkiprah dan
berpartisipasi dalam membangun SDM di Arab Saudi. Lebih dari 15 peraih Nobel
dari berbagai bidang disiplin ilmu didatangkan dan dikontrol secara khusus oleh
universitas-universitas di Arab Saudi untuk transfer ilmu pengetahuan.
Arab Saudi menyadari bahwa pendidikan adalah jawaban dari semua untuk
menghadapi perkembangan dunia ini, life skill sangat diperlukan. Jika kebijakan
sebelumnya pendekatannya lebih kepada tenaga pengajar (dosen/guru) dengan
menghire (menyewa) tenaga pengajar dari luar negeri, tetapi belakangan kebijakan
dari Pangeran Muhammad bin Salman lebih mengarah kepada reformasi
institusi/lembaga dan sistem pendidikannya.19
19
Ibid, hal, 42
14
F. Analisis Sistem Pendidikan di Negara Arab Saudi dengan Negara Indonesia
Arab Saudi merupakan negara Islam dengan kawasan gurun dan menjadi negara
yang terluas di Asia Tengah. Meskipun sebagian wilayahnya merupakan daerah
gurun, dibagian barat dayanya, terdapat kawasan pegunungan yang berumput dan
hijau (K. Hitti, 2008). Arab Saudi dikenal sebagai negara penghasil minyak yang
cukup besar di Dunia (International, n.d.). Kemudian, sistem Pendidikan di Arab
Saudi terdiri dari pendidikan pra dasar, pendidikan dasar, pendidikan sekunder dan
pendidikan tinggi yang akan dijabarkan sebagai berikut (Assegaf, 2003):20
1. Pra Sekolah
Usia 4-5 tahun materi : bermain, bercerita, menggambar, membaca dan menulis
2. Pendidikan Dasar
Usia 6-11 tahun materi : Bahasa Arab, Seni Budaya, Geografi, Sejarah, Ekonomi
Rumah (untuk siswa perempuan), Matematika dan Pendidikan Olahraga (untuk
siswa laki-laki), mendapat ijazah Sertifikat “Syahadat al Madaris al Ibditida’iyah”
3. Pendidikan Menengah
Usia 12-14 tahun Materi: Bahasa Arab, Seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi Rumah
(untuk siswa perempuan), studi Islam dan Sains, dan bahasa Inggris. Ijazah:
Syahadat al Kafa’at al Mutawassita.
4. Pendidikan Sekunder
Usia 15-17 Di Saudi pendidikan sekunder ini menawarkan tiga program
pendidikan yakni: pendidikan menengah umum, pendidikan menengah agama dan
pendidikan menengah teknik.
5. Pendidikan Menengah Umum
B Arab, Biologi, B Inggris, Geografi, Sejarah, Ekonomi Rumah (siswa
Perempuan), Matematika, Olah Raga (siswa laki-laki),dan Pend. Agama.
6. Pendidikan Menenah Agama
B Arab, B Inggris, Kebudayaan dan Seni, Geografi, Sejarah dan Pend Agama.
7. Pendidikan Menengah Teknik
20
Muhammad Basyrul Muvid, “Perbandingan Struktur Lembaga Pendidikan Islam Dan Kurikulum Di
Indonesia, Iran, dan Arab Saudi”, Jurnal Pendidikan Vol.13, No 2 Tahun 2020, hal, 166
15
Ada Tiga Jurusan:
Pertama, Jurusan Teknik: Arsitektur, Otomotif, Elektrikal, Mekanik Mesin,
Mekanik Mental, Radio, Televisi, B Inggris, B Arab, Fisika, Kimia dan Pend
Agama.
Kedua, Jurusan Komersial: B Arab, Matematika, Ekonomi, Matematika Umum,
Geografi, Manajemen, Kesekretariatan, Pend Agama.
Ketiga, Jurusan Agrikultural: Ilmu Ekonomi Agrikultur, Agronomi,
Perkembangbiakan Hewan, Biologi Terapan, Kimia Terapan, Fisika Terapan,
Matematika Terapan, B Arab, B Inggris, Manajemen Pertanian dan Lahan,
Holtikultura, Pend Agama, Pemasaran dan Nutrisi Pangan (Assegaf, 2003).
Jenjang Pendidikan Tinggi di Saudi dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
pendidikan Agama dan pendidikan Umum. Namun, saat ini di Saudi juga sudah ada
beberapa perguruan tinggi yang mensinergikan keduanya (ilmu agama dan ilmu
umum). Di antaranya: Institut untuk Perempuan, Institut Adminstrasi Publik, dan
Institut Keguruan. Semua perguruan tinggi berada di bawah Supervisi Kementerian
Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education). Kecuali Universitas Islam
Madinah yang berada di bawah supervise Dewan Menteri.
Berikut bentuk bagian mengenai struktur lembaga pendidikan islam di arab saudi.
1. Pra Sekolah
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Pendidikan Sekunder
5. Pendidikan Tinggi21
Berikut jenis mengenai klasifikasi jenis pendidikan tinggi di arab saudi.
1. Pendidikan Tinggi Universitas : Strata 1, Strata 2 dan Strata 3.
2. Pendidikan Non Universitas
a). Sekolah Tinggi Diploma 1/D1
b). Sekolah Tinggi Keuangan Komersial/D2
21
Ibid, hal, 167
16
c). Sekolah Tinggi Teknik (D3)
d). Sekolah Tinggi Administrasi (D3)
e). Sekolah Tinggi Khusus Perguruan22
22
Ibid, hal, 168
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya pembangunan nasional, sistem pendidikan dibebani 3 tujuan
1. Untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk.
2. Untuk dari mempersiapkan siswa-siswa dengan berbagai keterampilan yang
diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah.
3. Untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta
kebudayaan Islam.
Sistem pendidikan di Arab Saudi yaitu memisahkan antara laki-laki dan
perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum System Pendidikan di Arab
Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan sekunder/lanjutan,pendidikan
prasekolah, pendidikan khusus, pendidikan vokasional, teknik dan bisnis, pendidikan
orang dewasa dan pendidikan nonformal, dan pendidikan tinggi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tentu banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Bandung:
Lubuk Agung
Komisi Nasional Mesir untuk UNESCO. 1997. Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan
Kebudayaan, Bandung: Pustaka
Imdadun, Rahman. 2010. “Arus Baru Radikal Islam : Transmisi Revivalisme Islam
Timur Tengah Ke Indonesia”, Jakarta: Erlangga
Stacey International. 2010. “The Kingdom Of Saudi Arabia”¸ London: Stace
International
Abdurrahman, Assegaf. 2014. “Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara
Islam dan Barat”¸ Yogyakarta: Gama Media
Yahya, Abdul Hamid. 2010. “Pemikiran Modern dalam Islam”, Bandung: Pustaka
Setia
Maiunah, Binti. 2011. “Perbandingan Pendidikan Islam”, Yoygakarta: Teras
Yunal, Muhammad Hendra. 2022. ”Pendidikan Arab Saudi: Tantanga dan Reformasi”,
Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol.18 No. 1
Muvid, Muhammad Basyrul. 2020. “Perbandingan Struktur Lembaga Pendidikan Islam
Dan Kurikulum Di Indonesia, Iran, dan Arab Saudi”, Jurnal Pendidikan Vol.13,
No 2
19