File Konten Tugas 18-10-2023 652f66852d8d8

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LK 11a: Penyusunan Proposal PTK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI KESERASIAN ANTARA GERAKAN
DAN BACAAN SHALAT SISWA KELAS IV SD
NEGERI 39 KRUI TAHUN PELAJARAN
2023/2024

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Diajukan untuk melaksankan penenlitian dalam Memenuhi Sebagian
Syarat guna Memperoleh Gelar Guru Profesional (Gr.)

Oleh :
HARYATI HAJAR, S.Pd.I
NIM: ……………………

Dosen Pendamping/Pembimbing:
Drs. H. Muslam, M.Ag. M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG
2023

1
BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata
pelajaran yang sangat penting dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, termasuk di tingkat Sekolah Dasar (SD). PAI
membantu siswa memahami nilai-nilai agama, etika, dan praktek
ibadah, seperti shalat. Shalat adalah kewajiban utama dalam
agama Islam, dan pemahaman yang baik tentang tata cara dan
gerakan shalat sangat penting.

Salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam mengajar


PAI di tingkat SD adalah kesulitan siswa dalam memahami dan
mengingat gerakan dan bacaan shalat dengan benar. Hal ini dapat
menjadi hambatan dalam memastikan bahwa siswa dapat
melaksanakan ibadah shalat dengan baik seiring dengan
perkembangan mereka dalam beragama. Kegagalan dalam
pemahaman ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
metode pengajaran yang tidak efektif atau kurangnya pemahaman
siswa tentang materi.

Dalam tahun pelajaran 2023/2024, masalah ini menjadi fokus


perhatian di SD Negeri 39 Krui. Para guru PAI di sekolah ini telah
mengamati bahwa sebagian besar siswa KELAS IVmengalami
kesulitan dalam memahami hubungan antara gerakan dan bacaan
shalat. Kebingungan ini dapat mempengaruhi kualitas ibadah
shalat mereka, serta pemahaman mendalam tentang agama Islam
secara keseluruhan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, penerapan model


pembelajaran Explicit Instruction menjadi relevan. Model
pembelajaran ini menekankan pada pengajaran yang sistematis
dan langsung dengan instruksi yang jelas dan rinci. Dalam
konteks pembelajaran PAI, pendekatan ini dapat membantu siswa
memahami secara mendalam tata cara dan makna gerakan serta
bacaan shalat. Dengan penerapan model ini, diharapkan bahwa
siswa KELAS IVSD Negeri 39 Krui akan dapat meningkatkan

2
pemahaman mereka tentang keserasian antara gerakan dan bacaan
shalat.

Sebagai akibatnya, peningkatan hasil belajar PAI diharapkan


terjadi, dan siswa akan lebih mampu melaksanakan shalat dengan
baik. Hal ini akan memberikan manfaat besar dalam
perkembangan rohani dan keagamaan siswa, serta membantu
mereka memahami dan menjalankan ajaran agama Islam secara
benar dan mendalam.

Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Explicit


Instruction dalam konteks PAI, khususnya dalam mengatasi
masalah keserasian antara gerakan dan bacaan shalat, menjadi
relevan dan mendesak di SD Negeri 39 Krui pada tahun pelajaran
2023/2024. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang agama Islam dan membantu mereka
menjadi individu yang lebih taat dalam menjalankan ibadah
shalat.

B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Explicit
instruction pada pembelajaran PAI di KELAS IVSDN
39 Krui?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar PAI materi
keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat siswa
setelah diterapkan Explicit instruction di KELAS
IVSDN 39 Krui?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
Explicit instruction pada pembelajaran PAI materi
keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat di KELAS
IVSDN 39 Krui.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI materi
keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat siswa setelah
diterapkan Explicit instruction di KELAS IVSDN 39 Krui.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori (15-17 halaman)


1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Trianto (2007:1) mengemukakan bahwa : “Model
pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutoria.
Syaiful Sagala (2005:175) mengemukakan
bahwa Model pembelajaran adalah kerangka
konsepual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
David A. Kolb (1984) dalam bukunya
"Experiential Learning: Experience as the Source of
Learning and Development" mengemukakan bahwa
model pembelajaran adalah proses di mana
pengalaman individu menghasilkan pengetahuan
dan pemahaman.
Jerome Bruner (1960) dalam bukunya "The
Process of Education" menjelaskan bahwa model
pembelajaran melibatkan tiga tahap: enactive
(belajar melalui tindakan), iconic (belajar melalui
gambaran mental), dan symbolic (belajar melalui
bahasa).
Robert Gagné (1985) dalam bukunya "The
Conditions of Learning" mengemukakan bahwa
model pembelajaran melibatkan langkah-langkah
atau kondisi-kondisi tertentu yang harus dipenuhi
untuk mencapai pembelajaran yang efektif.

4
Benjamin Bloom (1956) dalam bukunya
"Taxonomy of Educational Objectives"
merumuskan taksonomi yang terkenal yang
menggambarkan berbagai tingkat pemahaman dan
keterampilan yang dapat dicapai oleh siswa dalam
proses pembelajaran.

Kesimpulan dari berbagai pandangan para ahli


tentang model pembelajaran adalah sebagai berikut:

Model pembelajaran adalah suatu pola atau


kerangka konseptual yang digunakan sebagai
panduan dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau tutoria. Ini membantu guru dan perancang
pembelajaran untuk mengorganisasi pengalaman
belajar peserta didik guna mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.

Model pembelajaran juga dapat dianggap sebagai


proses di mana pengalaman individu menghasilkan
pengetahuan dan pemahaman. Ini menekankan
pentingnya pengalaman langsung dalam
pembelajaran.

Berbagai model pembelajaran dapat melibatkan


langkah-langkah atau kondisi-kondisi tertentu yang
harus dipenuhi untuk mencapai pembelajaran yang
efektif. Ini mengacu pada metode dan strategi yang
diterapkan dalam proses pembelajaran.

Salah satu pandangan yang terkenal adalah


taksonomi Benjamin Bloom, yang menggambarkan
berbagai tingkat pemahaman dan keterampilan yang
dapat dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran.

5
Ini memberikan panduan dalam menilai hasil
pembelajaran siswa.

Model pembelajaran menurut Jerome Bruner


melibatkan tiga tahap yaitu enactive (belajar melalui
tindakan), iconic (belajar melalui gambaran mental),
dan symbolic (belajar melalui bahasa). Ini
menekankan pentingnya penggunaan berbagai
representasi dalam pembelajaran.

Secara keseluruhan, model-model pembelajaran


ini membantu pendidik dalam merencanakan,
mengorganisir, dan melaksanakan pembelajaran
dengan lebih efektif, dengan fokus pada pengalaman
siswa, tujuan pembelajaran, dan strategi yang sesuai.

b. Karakteristik Model Pembelajaran


Model pembelajaran menurut Ismail dalam
Widdiharto (2006:3) mempunyai empat ciri
khusus yaitu :
a) Rasional teoritik yang logis yang
disusunoleh penciptanya
b) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut berhasil
d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran tercapai

2. Explicit instruction
Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh
Trianto (2009: 41) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran explicit instruction disebut juga dengan
direct instruction (pengajaran langsung) merupakan
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan

6
procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah
a) Tujuan dan ciri-ciri explicit instruction
b) Langkah-langkah Explicit Instruction

3. Hakekat Hasil Belajar


Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar
Mengajar menyebutkan bahwa belajar merupakan
memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing).
Sutratinah Tirtonegoro mengartikan hasil belajar
sebagai penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

B. Kerangka Berpikir (2-4 halaman)


Masalah yang dihadapi siswa adalah mengenai
banyaknya kesulitan menerima pelajaran karena siswa
kurang berminat terhadap pembelajaran PAI.
Dengan melihat fenomena tersebut, strategi
pembelajaran explicit instruction sangat tepat untuk
mengatasi fenomena tersebut karena strategi pembelajaran
explicit instruction merupakan pengajaran langsung dan
bertahap sehingga siswa yang kurang paham diberi
kesempatan untuk bertanya bagian yang kurang mereka
pahami agar siswa dapat lebih memahami lebih jauh
keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat.

C. Hipotesis Tindakan (0,5-1 halaman)

7
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut
di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut, “Melalui
penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction, hasil
belajar PAI materi keserasian antara gerakan dan bacaan
Shalat siswa kelas III SDN 39 Krui tahun pelajaran
2023/2024 dapat ditingkatkan”

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian (1 halaman)


Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan
terjadinya sebab akibat dari perlakuan sekaligus memaparkan
apasaja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan
memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan
sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Adapun jenis
penelitian yang dilakukan adalah Penelitian kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang


berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai jawabnya adalah
eksperimen) di mana peneliti sebagai instrumen kunci
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi atau
gabungan, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari para
generalisasi. (Sugiyono. 2015; 15)

B. Tempat dan Waktu Penelitian (1-1,5 halaman)


1. Tempat Penelitian
SD Negeri 39 Krui Pesisir Barat Lampung
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 20203
yaitu pada semester Gasal tahun ajaran
2023/2024.

C. Subyek dan Kolaborator Penelitian (2-2 halaman)


1. Subyek
Siswa SD Negeri 39 Krui Pesisir Barat Lampung
2. Kolaborator Penelitian
Penelitian ini berkaloborasi dengan guru kelas.

9
D. Siklus Penelitian:
Penelitian ini menggunakan karakteristik prosedur penelitian
menurut Tripp (dalam Subyantoro 2017: 24) yang
pelaksanaannya terdiri dari perencanaan, tidakan, observasi, dan
refleksi.
Hasil tindakan siklus I digunakan untuk mengadakan
perbaikan aktifitas dan hasil belajar siswa melalui metode
cooperative learning tipe Group Investigation, sekaligus untuk
mengetahui kelemahan atau kekurangan apa saja yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran PAI. Tindak lanjut dari hasil siklus
I, kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II untuk
memperbaiki kelemahan atau kekurangan kegiatan pembelajaran
yang muncul pada siklus I dan seterusnya.

E. Pengumpulan Data (2-3 halaman)


1. Metode wawancara
Menurut Lexy, wawancara terbagi atas tiga yaitu wawancara
informal, pendekatan menggunakan petunjuk umum
wawancara dan wawancara baku terbuka.
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala
sekolah serta guru-guru kelas IV SDN 39 Krui
2. Dokumentasi
Pengumpulan data dalam penelitian ini juga dilakukan pada
arsip atau dokumen yang ada di sekolah. Adapun instrumen
yang digunakan adalah perekan video atau kamera pengambil
gambar
3. Observasi
Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipatif. Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti
yaitu mengamati saat siswa pada saat
pembelajaran berlangsung
4. Tes
Menurut Charbonneau dan Reider sebagaimana dikutip oleh
Trianto (2009:270) pada pembelajaran, tes dilakukan baik
untuk satu tema pembelajaran maupun untuk beberapa tema.
Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal
individu atau pretes, postes siklus I dan Postes Siklus II

10
F. Analisis Data (2-3 halaman)
Analisis data dilakukan dengan cara merefleksi hasil observasi
dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru dan siswa di lapangan dan diolah menjadi kalimat
yang bermakna dan dianalisis.
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan deskriptif komparatif yaitu dengan
membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, dan
Siklus II

11
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Suatu


Pengantar). Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Ganesha.
Ameliasari T. Kesuma. Menyusun PTK Itu Gampang.Ciracas.
Penerbit Esensi Erlangga Group
Djam’an Satori. 2014. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung.
Penerbit Alfabeta.
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Dimayanti dan Mudjino, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Jos. Daniel Parera, 1993. Keterampilan bertanya dan menjelaskan.
Jakarta: penerbit erlangga
Miftahul Huda, 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nurulwati. 2000. Model Pembelajaran. Bandung. Penerbit: Algesindo
Rusman Model-Model Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit
Indonesia
Sutirman.2015. Model-model Pembelajaran. Jogyakarta : penerbit
Graha ilmu.
Suharsimi Arikunto dkk,.2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.
Penerbit Bumi Aksara
Sutratinah Tirtonegoro. 2011. Penelitian Hasil Belajar Mengajar.
Surabaya: Usaha

12
LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK

No Alat Jenis Instrumen Contoh instrumen


Instrumen

1 Angket  Daftar Cocok Angket Penelitian


(Check list) Variabel Pembiasaan Shalat
 Skala (Scala)
 Inventory 1. Apakah kamu khusyuk saat
(Inventory) melaksanakan shalat?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering

2. Apakah kamu mengikuti kegiatan


sholat berjamaah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering

2 Wawan-  Pedomana Pedoman Wawancara dengan


cara Wawacara Guru
 Daftar Cocok
(Check list) 1.Berapa lama alokasi waktu
pembelajaran Pendidikan Agama
Islam?

2. Apa saja metode yang digunakan


dalam pembelajaran ibadah shalat?

3. Apakah ada aspek dipertimbangkan


dalam menentukan dan memilih
metode pembelajaran ibadah
shalat?

13
4. Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran praktik gerakan
ibadah shalat?

Pedoman Wawancara Peserta


Didik

1. Apakah sudah mengerjakan shalat


lima waktu?

2. Bagaimana cara umi guru


menyampaikan materi
pembelajaran tentang bacaan-
bacaan shalat?

3. Bagaimana cara umi guru


menyampaikan materi
pembelajaran tentang gerakan-
gerakan shalat?

4. Apakah umi guru memberikan


tes/soal tentang apa yang telah
diajarkan oleh umi guru?

5. Apakah mudah menerima


pembelajaran yang diberikan oleh
umi guru?

6. Adakah kesulitan yang alami pada


saat mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh umi guru?

14
3 Penga-  Lembar Aspek Yang
Prosentase
No diamati Penilaian
matan Pengamatan selama KBM
(%)
(Observasi)  Panduan 1 Memberi tahu 3 9,38
Observasi siswa tentang
pendekatan
 Daftar Cocok belajar yang
(Check list) digunakan
2 Memotivasi 2 6,25
siswa untuk
belajar
3 Menyampaikan 3 9,38
tujuan/indikator
yang harus
dicapai dalam
peroses
pembelajaran
4 Memberi 2 6,25
apersepsi
kepada siswa
sebelum
memasuki
materi
pembelajaran
5 Penjelasan 3 9,38
materi secara
runtut sesuai
dengan RPP
6 Kemampuan 3 9,38
guru untuk
menggunakan
metode
7 Guru mengajak 3 9,38
siswa untuk
aktif dalam
peroses belajar
mengajar
8 Guru 2 6,25
membimbing
siswa
mengarahkan
kejawaban
yang benar
9 Siwa membuat 2 6,25
rangkuman
10 Guru 3 9,38
mengamati
siswa pada saat
siswa
mengerjakan
tes

15
Rata-rata aktivitas 81,25
mengajar guru

4 Tes  Soal Ujian Pilihlah huruf A, B atau C pada jawaban


 Inventory yang benar!
(Inventori)
1. Mengangkat kedua tangan sejajar
dengan telinga, ujung- ujung kedua jari
ke atas, kedua telapak tangan
menghadap kiblat sambil
mengucapakan Allahu akbar, adalah
gerakan...
a. Bersedekap
b. Takbiratul ihram
c. Sujud

2. Gerakan bersedekap adalah...


a. Meletakan kedua tangan di atas
dada, tangan kanan memegang
tangan kiri
b. Meletakan kedua tangan di atas
dada, tangan kiri memegang
tangan kanan
c. Meletakan kedua tangan di atas
dada, kedua telapak tangan
mengepal

3. Berikut ini yang bukan


termasuk ke dalam gerakan ruku’
adalah...
a. Membungkukan badan, kedua
tangan memegang kedua lutut
b. Membungkukan badan, kedua
tangan memegang kedua lutut
kepala tunduk sejajar dengan
punggung
c. Membungkukan badan, kedua

16
tangan memegang kedua bahu

5 Doku-  Daftar Cocok


mentasi (Check list)

17

Anda mungkin juga menyukai