Proposal Pa - Indriana Cendy Fazar Ningrum
Proposal Pa - Indriana Cendy Fazar Ningrum
Proposal Pa - Indriana Cendy Fazar Ningrum
Oleh :
NRP. 53176212124
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
NRP : 53176212124
Menyetujui:
Mengetahui:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan proposal Praktik Akhir
(PA) ini. Proposal ini berisi rencana kegiatan Praktik Akhir yang mengambil
materi “Inisiasi Penumbuhan Kelompok Edu Minawisata di Pokdakan Lele
Barokah (Lebar) Kecamatan Pinang Kota Tangerang Provinsi Banten”
Dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................vii
I. PENDAHULUAN......................................................................8
1.3. Tujuan....................................................................................10
1.4. Manfaat..................................................................................11
3.5.1. Sasaran..................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................ix
LAMPIRAN...............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL
Indonesia adalah Negara kepulauan yang kaya akan objek pariwisata yang
Pengembangan pariwisata di Indonesia didorong oleh seluruh stakeholder
pengembangan objek wisata (pemerintah, pengusaha dari bidang pariwisata
maupun masyarakat), pengembangan pariwisata didorong pula oleh penggerakan
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan potensi masyarakat individu
maupun kelompok di sekitar lokasi wisata. Pemberdayaan masyarakat sendiri
merupakan suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Menurut Mardikanto
(2014) tujuan pemberdayaan masyarakat terbagi menjadi enam tujuan, yaitu
perbaikan pengetahuan, perbaikan usaha, perbaikan pendapatan, perbaikan
lingkungan, perbaikan masyarakat dan perbaikan kehidupan.
Pada era industri 4.0 dan masyarakat milenial objek wisata saat ini lebih
menarik dan diminati. Wisata yang hanya sekedar berswafoto, wisata kuliner,
maupun wisata untuk merefreshingkan diri. Sama halnya seperti pada sektor
perikanan yang banyak dijadikan tempat wisata, dan juga berbasis edukasi atau
pembelajaran. Wisata pada sektor perikanan bisa berupa wisata mina; wisata
konservasi dan pendidikan lingkungan; wisata bahari; dan wisata kuliner dan ada
pula edu minawisata. Edu Minawisata berasal dari kata Edu (edukasi), Mina
(perikanan atau ikan) Wisata (pariwisata) yang diartikan sebagai pendekatan
pengelolaan terpadu yang berbasis konservasi dengan menitikberatkan pada
pengembangan pengetahuan tentang perikanan dan pariwisata bahari (Buklet
DKP 2007 dalam Muin 2018). Edu Minawisata juga dapat didefinisikan sebagai
pengembangan kegiatan perekonomian masyarakat dan wilayah yang berbasis
pada pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan pariwisata secara
terintegrasi pada wilayah tertentu (Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku 2007
dalam Jaelani dkk 2012).
I.3. Tujuan
Tujuan dari dari Praktik Akhir tentang inisiasi penumbuhan edu minawisata
di Pokdakan Lele Barokah Kecamatan Pinang yaitu :
2 Panunggangan Cisadane
3 Panunggangan Timur -
4 Kunciran -
5 Kunciran Indah -
9 Kunciran Jaya -
10 Pakojan -
Dilihat dari tabel diatas ada 3 sungai yang mengallir di Kecamatan Pinang,
hal ini bisa menjadi sumber air bagi para pembudidaya untuk melakukan usaha
budidaya. Selain aliran sungai sumber air di Kecamatan Pinang juga terdapat
Danau situ Cipondoh yang berbagi dengan Kecamatan Cipondoh. Luas danau situ
cipondoh yang dimiliki oleh Kecamatan Pinang yaitu 5,8 Ha, dengan luas tadah
hujan di Kecamatan Pinang yaitu 142,74 Ha. Adapun curah hujan di Kecamatan
Pinang dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel 2.
Dari data tabel diatas dapat dilihat curah hujan mulai mengalami
peningkatan pada bulan November hingga bulan juni, dengan curah hujan
tertinggi berkisar antara bulan Desember hingga bulan April. Hal ini menyebabkan
produksi budidaya menurun karena intesitas hujan yang tinggi sehingga
mengakibatkan perubahan Ph air pada segmen budidaya dan menyebabkan para
pembudidaya mengalami kewalahan jika sudah memasuki bulan-bulan dengan
curah hujan yang tinggi, pada masalah ini pengelolaan kualitas air sangat
diperlukan. Pengelolaan kualitas air untuk keperluan budidaya sangat penting
karena media hidup bagi organisme akuakultur. (Panggabean, Sasanti, &
Yulisman, 2016)
Adapun kondisi iklim yang ada di Kecamatan Pinang, meliputi curah hujan,
kelembapan udaraa, suhu udara, tekanan udara dan kecepatan angin dapat dilihat
pada Tabel 3. tentang kondisi iklim di Kecamatan Pinang.
Tabel 3. Kondisi Iklim di Kecamatan Pinang
No Kondisi Iklim Rata-Rata
1 Curah Hujan 135,4 - 507,6 mm
2 Kelembapan Udara 78 - 85%
3 Suhu Udara 24,7 - 33,5
4 Tekanan Udara 1.009,4 - 1.010,9 mb
5 Kecepatan Angin 1,5 - 5,4 knot
Sumber : Database Penyuluh Kota Tangerang 2020
Selain kondisi iklim yang ada di Kecamatan Pinang, luas lahan kering yang
sudah diperuntukan untuk segala kegiatan di Kecamatan Pinang dapat dilihat
pada Tabel 4. tentang peruntukan lahan kering yang digunakan di Kecamatan
Pinang
Dari data diatas dapat dilihat luas lahan kering di Kecamatan Pinang, lahan
yang banyak dipergunakan yaitu untuk bangunan halaman dan lainnya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Pinang memiliki lahan yang sangat kecil
untuk melakukan proses budidaya jika harus menggunakan lahan yang besar. Dari
data lainnya merupakan lahan yang dipergunakan untuk kegiatan budidaya yaitu
sebesar 18,7 Ha.
Data pada Tabel 6. menunjukan jumlah penduduk paling tinggi yaitu pada
usia 25 - 29 tahun yaitu sebanyak 18.020 jiwa atau sebanyak 10,2% dari total
jumlah penduduk di Kecamatan Pinang. Untuk usia terendah yaitu berada di usia
75+ yaitu sebanyak 2.676 jiwa atau sebanyak 1,5% dari jumlah penduduk di
Kecamatan Pinang. Perbandingan jumlah penduduk menurut kelompok usia dapat
dilihat pada Gambar 3.
10,000
9,000
8,000
Julah Penduduk (Orang)
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
0
0-4 5-9 10- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- 65- 70- 75+
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74
Range Usia (Tahun)
Laki-laki Perempuan
B. Karakteristik Responden
Jumlah
Presentase
Kriteria Kategori Responden
(%)
(Orang)
Muda (≤35 tahun) 13 41,9
Umur Sedang (36-55 tahun) 17 54,8
Tua (≥56 tahun) 1 3,2
Rendah (Tidak sekolah - SD) 4 12,9
Tingkat Pendidikan Sedang (SMP-SLTA) 18 58,1
Tinggi (D1-S3) 9 29,0
Lama (Tahun <= 2015) 4 12,9
Tahun Mulai
Cukup Lama (Tahun 2016-2018) 22 71,0
Usaha
Baru (≥ 2019) 5 16,1
Sumber : Data Primer, 2021
40,4
JUMLAH 1286,0 632,5 6602,7
Produkt
Luas Produk
Jenis Jenis ivitas Penerapan
Nama Kelurahan Kolam Pakan si Kategori
Ikan Kolam (ekor/m Teknologi
(m2) (Ekor)
2)
Dapat dilihat pada Tabel 10. menyatakan bahwa pembesaran ikan yang
dilakukan di Pokdakan Lele Barokah sudah menggunakan penerapan teknologi
semi intensif. Hal ini dikarenakan penggunaan wadah berupa KJA dan kolam
terpal. dimana menurut (Saparinto, 2017) wadah budidaya untuk sistem semi-
intensif ialah kolam tanah dengan pinggiran beton, kolam terpal, keramba, dan
tambak. Permasalahan yang dialami pada segemen pembesaran ikan air tawar ini
yaitu pelaku usaha masih menggunakan limbah sebagai penekan biaya
pengeluaran untuk pakan pelet. Rekomendasi kegiatan yang akan dijalankan yaitu
dengan pengkulturan pakan alternatif pengganti limbah pasar dan pengolahan
limbah usus ayam menjadi pakan buatan.
Dari data Table 11. pembenihan ikan lele di Pokdakan Lele Barokah masih
menggunakan sistem tradisional atau pemijahan secara alami. Dilihat kategori
penerapan teknologi dari akumuluasi data pemberikan pakan, jenis kolam, serta
cara memijahkan semua pembenih di Pokdakan Lele Barokah sudah
mendapatkan kategori tinggi.
D. Hubungan Kelembagaan
Sinar
Dinas LH
Tami
Pasar
Pokdakan
Koprasi
Lele Barokah
KEL. PPL
KEC.
E. Kemapuan Aksesibilitas
1 Muhammad 3 2 3 8 2,7
2 Somad 3 2 3 8 2,7
3 M.Iji 3 2 3 8 2,7
4 Nur Ismanto 3 2 3 8 2,7
5 H. Hasan Basri 3 2 3 8 2,7
6 Yusuf 3 2 3 8 2,7
7 Ahim 3 2 3 8 2,7
8 Nadi 3 2 3 8 2,7
9 Rusdi 3 2 3 8 2,7
10 Supriyadi 3 2 3 8 2,7
Jumlah 30 20 30 80 26,7
Rata-Rata 2,7 1,8 2,7 7,3 2,4
Kategori Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
Sumber : Data Primer, 2021
Data pada Tabel 13. menunjukan bahwa Pokdakan Lele Barokah dalam
kinerja aksesibilitas untuk mengakases sumber informasi teknologi sudah dalam
kategori tinggi dikarenakan para pelaku utama sudah menerapkan teknologi
budidaya secara semi-intesif dan sudah ada yang memperoleh sertifikasi CPIB,
begitupun dengan kategori pemasaran yang mendapatkan kategori tinggi hal ini
dikarenakan para pelaku utama sudah bisa menerapkan pemasaran online.
Kategori sedang berada pada kinerja aksesibilitas permodalan, hal ini dikarenakan
para pelaku utama masih menggunakan modal mandiri sebagai permodalan
utama. Rekomendasi kegiatan untuk menanggulangi permasalahan aksesibilitas
permodalan yaitu dengan melkaukan sosialisasi mengenai lembaga permodalan
LPMU-KP.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pokdakan Lele Barokah dalam
partisipaasi pemberdayaan Masyarakat mendapatkan kategori tinggi dengan
perolehan rata-rata nilai yaitu 2,5. Hal ini didasari bahwa kelompok lele barokah
sudah mampu menjadi pembantu penyuluh dalam menentukan kegiatan, ide, dan
materi yang akan dijalankan oleh penyuluh, dan menyebarkan hasil kegiatan
penyuluhan kepada anggota kelompok dan masyarakat sekitar.
Perubahan sosial ialah suatu proses perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Lumintang, 2015). Pokdakan
Lele Barokah tak luput dari perubahan sosial yang terjadi selama melakukan
proses usaha dan produksi ikan.
Perubahan sosial pada kelompok lebar diakibatkan oleh faktor dari luar
yaitu bencana alam, sebagaimana diungkapkan oleh Ranjabar (2008) bahwa
perubahan sosial bisa berasal dari dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor dari
luar. Faktor bencana alam yang dialami Pokdakan Lebar yaitu bencana banjir
yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu, hal ini mengakibatkan kerugian pada
pelaku utama dikelompok lantaran ikan dalam keramba dan kolam semuanya
hanyut terbawa banjir.
Keterangan:
a. Gawat (G): Maksudnya merupakan besar/ kecilnya akibat atau kerugian bagi
pelaku utama. ( 1 = tidak gawat, 2 = cukup gawat, 3 = sangat gawat)
b. Mendesak (M) : Adanya ketersediaan waktu bagi pemecahan masalah
tertentu. Bila masalah tersebut tidak dapat ditunda lagi berarti semakin
mendesak.
c. ( 1 = tidak mendesak, 2 = cukup mendesak, 3 = sangat mendesak)
d. Penyebaran (P): Merata atau hanya parsial saja masalah tersebut muncul,
semakin merata berarti penyebarannya semakin tinggi.
( 1 = tidak merata, 2 = parsial, 3 = sangat merata)
Setelah dilakukan identifikasi potensi dan data aktual wilayah, ditemukan
beberapa masalah umum maupun masalah khusus. Langkah selanjutnya yaitu
dengan penetapan tujuan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
No Bidang TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
1 Budidaya Meningkatkan - Meningkatkan PKS
Perikanan produktivitas dalam pencegahan
hama melalui penerapan
biosecurity.
- Meningkatkan PKS
dalam penanganan
hama dan penyakit.
- Meningkatkan PKS
mengenai kultur pakan
alternatif pengolahan
limbah usus ayam
menjadi pakan buatan.
- Meningkatkan PKS
dalam penerapan
pengelolaan kualitas air.
2 Ekonomi Memaksimalkan - Meningkatkan
Modal Pengetahuan dan
aksesibilitas tentang
permodalan..
Memaksimalkan - Meningkatkan PKS
pendapatan mengenai
pengembangan variasi
produk perikanan.
- Meningkatkan relasi
pemasaran
3 Penyuluhan Meningkatkan fungsi - Meningkatkan peran
kelompok melalui pencatatan administrasi
peningkatan dinamika kelompok secara tertib
kelompok. dan rutin.
- Meningkatkan koordinasi
antar-pelaku usaha dan
pelaku utama sehingga
pengembangan kelompk
dapat meluas.
- Meningkatkan fasilitas
sarana dan prasarana
yang menjadi penunjang
kegatan penyuluhan.
- Meningkatkan tupoksi
pengurus kelompok agar
mampu menjadi unit jasa
penunjang.
Sumber : Data Primer, 2021
Edu Minawisata berasal dari kata Edu (edukasi), Mina (perikanan atau
ikan) Wisata (pariwisata) yang diartikan sebagai pendekatan pengelolaan terpadu
yang berbasis konservasi dengan menitikberatkan pada pengembangan
pengetahuan tentang perikanan dan pariwisata bahari (Buklet DKP 2007 dalam
Muin 2018). Edu Minawisata juga dapat didefinisikan sebagai pengembangan
kegiatan perekonomian masyarakat dan wilayah yang berbasis pada pemanfaatan
potensi sumberdaya perikanan dan pariwisata secara terintegrasi pada wilayah
tertentu (Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku 2007 dalam Jaelani dkk 2012).
a. Pra Evaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat program belum
berjalan/beroperasi pada tahap perencanaan.
b. Evaluasi pada saat program telah berjalan, yaitu evaluasi yang lebih
difokuskan pada penilaian dari setiap tahapan kegiatan yang sudah
dilaksanakan walaupun belum selesai sepenuhnya.
c. Evaluasi setelah program dilaksanakan, yaitu evaluasi yang dilakukan
terhadap seluruh tahapan program yang dikaitkan dengan tingkat
keberhasilannya sesuai dengan indikator yang ditetapkan dalam rumusan
sasaran atau tujuan program.
Dalam sistem pariwisata, ada banyak faktor yang berperan dalam
menggerakan sistem, yaitu (1) masyarakat, (2) swasta, (3) pemerintah. Pitana dan
Giyatri (2005) dalam Arisagy (2104) menyebutkan ketiga pilar tersebut sebagai
tiga pilar utama insan pariwisata. Pilar pertama adalah masyarakat umum
yang ada pada destinasi sebagai pemilik sah dari berbagai sumberdaya yang
merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan. Tokoh masyarakat, intelektual,
LSM, dan media dapat juga dimasukkan dalam kelompok ini. Pilar kedua, swasta
adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha, sedangkan pilar
ketiga kelompok pemerintah, yaitu pada berbagai wilayah administrasi, mulai
dari pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten, dan kecamatan. Tiga
pilar sektor pariwisata harus secara bersamaan dikembangkan agar memiliki
kesatuan pandangan dalam pengembangan kawasan wisata sungai.
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut
yangdiberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk
yangdihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai
dayasimpan yang relatif lama.
Adapun tahapan untuk memproduksi abon ikan lele yaitu proses persiapan
alat dan bahan, proses pembuatan, dan pengemasan. Alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat abon ikan lele yaitu :
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam membuat abon ikan lele yaitu : baskom,
panci, centong, wajan, blender, spatula, talenan, peniris minyak, spinner,
tumbukan, dan pisau.
b. Bahan
c. Tahapan Pembuatan
Pengemasan abon ikan lele biasa menggunakan plastik yang kedap udara,
aluminium foil, dan bisa juga menggunakan wadah berupa cup atau mangkok
plastik dengan berbagai ukuran.
Skema dalam pengolahan ikan abon yaitu dapat dilihat pada Gambar 7.
Kerupuk tulang lele adalah kerupuk yang dibuat menggunakan tulang lele
sebagai bahan baku utamanya yang dicampur dengan tepung tapioka, dan
beberapa bumbu-bumbu tambahan. Pemanfaatan tulang lele untuk pembuatan
kerupuk merupakan bentuk diversifikasi produk dengan memanfaatkan limbah
tulang ikan sebagai bahan baku pembuatan kerupuk. Tulang juga merupakan
sumber mineral penting:natrium, fosfor, dan kalsium. Pemanfaatan tulang ikan
bisa menjadi sumber alami Ca2+ untuk menjadi bahan makanan dan Ca2+
tambahan. Tulang ikan sangat kaya akan kalsium yang dibutuhkan manusia.
Kalsium diketahui menjadi elemen penting yang diperlukan untuk berbagai fungsi
di dalam tubuh kita termasuk penguatan gigi dan tulang, fungsi saraf dan banyak
reaksi enzimatik yang membutuhkan kalsium sebagai kofaktor. (Redinta, 2014)
Tahapan yang dilakukan untuk memproduksi kerupuk tulang ikan lele yaitu
mempersiapkan alat dan bahan, proses pembuatan, dan pengemasan. Alat dan
bahan yang digunakan untuk memproduksi kerupuk tulang ikan lele yaitu:
a. Alat
b. Bahan
c. Tahapan Pembuatan
Tahapan pembuatan kerupuk ikan lele yaitu :
Bersihkan ikan lele (buang jeroan, insang) dengan air mengalir, presto
selama 2 jam lalu masukan garam dan blender hingga menjadi lumatan.
Buat biang adonan dengan mencapur air dengan terigu lalu masak
hingga mengental.
Campur lumatan dengan garam, bawang putih, gula, telur, dan biang
adonan lalu aduk hingga merata lalu masukan tepung tapioka dan soda
kue, aduk hingga tercampur rata lalu bentuk adonan menggunakan daun
pisang membentuk lontongan.
Panaskan dandang, lalu masukan adonan lontongan, kukus selama 1,5
jam angkat tiriskan lalu diamkan hingga mengeras.
Iris adonan lontong tipis-tipis lalu jemur selama 2-3 hari sampai kerupuk
kering.
Kerupuk siap digoreng dengan minyak panas.
d. Pengemasan
Pengemasan abon ikan lele biasa menggunakan plastik yang kedap udara,
aluminium foil, dan bisa juga menggunakan wadah berupa cup atau toples dengan
berbagai ukuran
Skema proses pembuatan kerupuk tulang lele dapat dilihat pada Gambar
8.
pencampuran
perebusan pelumatan bahan dengan pengukusan pengirisan
bumbu
B. Fasilitas Sanitasi
Tempat pengolahan harus disertai fasilitas sanitasi yang terbuat dari bahan
yang memenuhi persyaratan teknik higiene. Bangunan dilengkapi dengan sarana
penyediaan air yang terdiri atas sumber air, tempat penyediaan air yang terdiri
atas sumber air, tempat penyediaan air yang mampu menyediakan air bersih
sesuai dengan kebutuhan produksi. Bangunan dilengkapi dengan saluran
pembuangan dan tempat buangan padat yang letaknya agak jauh dari tempat
pengolahan. Bangunan dilengkapi dengan toilet dan bak cuci tangan. Letak pintu
toilet tidak menghadap langsung ke ruang pengolahan. Bangunan juga dilengkapi
sarana cuci tangan di tempat-tempat yang dipandang diperlukan dengan jumlah
yang mencukupi dan dilengkapi dengan sabun
D. Tenaga Kerja
II.4. Pakan
Pakan ikan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan.
Pakan alami biasanya didapatkan dari alam dan susah untuk dikembangkan
secara cepat. Sedangkan pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari
campuran bahan-bahan alami dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan
proses pengolahan serta dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik
(merangsang) ikan untuk memakannya dengan mudah dan lahap (Anggraini,
2013). Selain pakan alami dan pakan buatan, adapula pakan alternatif.
Limbah usus ayam merupakan limbah yang paling banyak digunakan para
pembudidaya ikan untuk menekan pemberian pakan buatan berupa pellet. Usus
ayam digunakan sebagai pakan alternatif karena mengandung protein sebesar
53,1%, lemak 29,2%, karbohidrat 2,0%%, abu 4,6% (Syahrizal, 2019). Pemberian
usus ayam untuk ikan lele hanya dengan melakukan perembusan sampai matang
kemudian dipotong-potong (Ramlah, 2019). Perebusan usus ayam harus dengan
pemanasan minimal suhu 70° C selama 3,5 detik efektif untuk dekontaminasi E.
coli (Saimah.etall, 2016) yang terdapat pada usus ayam.
Pemberian usus ayam sebagai pakan untuk ikan leleh sebaiknya terlebih
dahulu kita melakukan pemilihan usus ayam yang baik, jangan memilih usus ayam
yang busuk maupun usus ayam dari ayam tiren (ayam yang telah mati tanpa
disembeli). (Ramlah, 2019). Selain diolah dengan cara direbus, usus ayam bisa
dijadikan tepung usus ayam sebagai pengganti tepung ikan untuk pembuatan
pakan secara mandiri.
Maggot adalah organisme yang berasal dari telur lalat black soldier dan
salah satu organisme pembusuk karena mengonsumsi bahan-bahan organik
untuk tumbuh (Silmina, Edriani, & Putri, 2011). Fase pada siklus hidup lalat
black soldier yaitu maggot (larva), prepupa, pupa dan serangga dewasa (Fahmi,
2015). Menurut Tomberlin dan Sheppard (2002) dalam Fauzi (2018) lama siklus
hidup lalat black soldier tergantung pada media pakan dan kondisi lingkungan
tempat hidupnya. Siklus hidup lalat black soldier berlangsung antara 40 hari
sampai dengan 43 hari. Lama waktu siklus hidup lalat black soldier ditunjukkan
pada Gambar 9. Angka yang tercantum dalam Gambar 9. menunjukkan lama
waktu perkembangan lalat black soldier dalam setiap tahapan metamorfosisnya
dilihat dalam hitungan hari. Lalat black soldier dewasa meletakkan telurnya di
dekat sumber makanan. Maggot memiliki 5 instar dalam perkembangannya dan
dapat tumbuh hingga mencapai 20 mm. Pupa bermigrasi ke tempat yang lebih
lembab untuk kemudian tumbuh menjadi lalat dewasa.
Maggot lalat black soldier memiliki tekstur yang kenyal dan memiliki
kemampuan untuk menghasilkan enzim alami yang dapat meningkatkan
kemampuan daya cerna ikan terhadap pakan. Maggot lalat black soldier adalah
sumber protein yang dapat menjadi alternatif pakan ikan. Kandungan protein dari
maggot cukup tinggi yaitu sekitar 40%. Penelitian yang dilakukan oleh Sheppard
dan Newton (2000) dan Sogbesan, Ajuonu, Musa, dan Adewole (2006) dalam
Fauzi (2018) menunjukkan bahwa kandungan protein maggot cukup tinggi.
Maggot dalam bentuk kering mengandung 41-42% protein kasar, 14-15% abu, 31-
35% ekstrak eter, 0.60-0.63% fosfor, dan 4.8- 5.1% kalsium (Bondari & Sheppard,
1987). Kandungan nutrisi maggot ditunjukkan pada Tabel 18.
Alat, alat-alat yang digunakan dalam proses kultur atau budidaya maggot
yaitu ember, dan timbangan
Langkah Kerja, langkah kerja dalam kultur atau budidaya maggot dapat
dilihat pada skema Gambar 10.
pencampuran
penambahan telur
persiapan alat dan dedak dan sisa
lalat BSF dalam
bahan sayuran atau bahan
ember/media
organik lainnya
Maggot yang diperoleh dapat di berikan ikan dengan beberapa cara yaitu
bisa diberikan secara langsung, dikeringkan terlebih dahulu, juga dapat
dicampurkan dengan bahan pakan lain. Rachmawati, Buchori, Purnama, Hem,
dan Fahmi (2015) menyatakan bahwa untuk memperoleh 1 kg larva lalat black
soldier kering sebagai bahan baku pakan dibutuhkan sekitar 3 kg larva lalat black
soldier segar dengan kadar air 63,72%. Pada penelitian ini, pemberian maggot
sebagai pakan ikan dilakukan secara langsung tanpa adanya proses pengeringan
terlebih dahulu, sehingga maggot masih dalam keadaan hidup.
1. Temu Lapang adalah pertemuan antara pelaku utama dan pelaku usaha
dengan penyuluh dan/atau peneliti dilapangna untuk mendiskusikan
keberhasilan usaha dan/atau mempelajari teknologi yang sudah
diterapkan.
2. Demonstrasi Cara adalah peragaan cara kerja suatu teknologi.
3. Demonstrasi Hasil adalah peragaan hasil penerapan teknologi.
4. Demonstrasi Pond atau Dempond adalah peragaan penerapan teknologi
oleh pelaku uusaha ataupun pelaku utama perorangan di lahan
usahanya.
5. Anjangsana merupakan metode penyuluhan dimana penyuluh
mengadakan pertemuan secara perorangan dengan sasaran.
Media Penyuluhan adalah alat bantu penyuluhan dalam melakukan
penyuluhan yang dapat merangsang sasaran untuk dapat menerima pesan-pesan
penyuluhan, dapat berupa media tercetak, terproyeksi, visual ataupun audiovisual.
Jenis-jenis media penyuluhan antara lain.
1. Media grafis: bagan, diagram, grafik, poster, folder, leaflet, kartun,
komik.
2. Media fotografi: berupa gambaran tetap (foto, lukisan, film slide,
transparansi.
3. Media terproyeksi: OHP, slide.
4. Media audio: media dalam bentuk pita suara atau piringan suara (radio,
kaset, piringan hitam).
5. Media tiga dimensi: model (anatomi manusia, monumen, buah-buahan).
Materi Penyuluhan pada hakekatnya merupakan segala pesan yang ingin
dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat penerima
manfaatnya. Dengan kata lain materi penyuluhan merupakan pesan yang ingin
disampaikan dalam proses komunikasi. Mardikanto (2014) membedakan adanya
tiga macam materi penyuluhan, yaitu.
1. Materi yang berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi.
Materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama
yang diperlukan oleh masyarakat penerima manfaat. Materi seperti ini
harus lebih diutamakan terlebih dahulu, sebelum menyampaikan materi
yang lainnya.
2. Materi yang berisi petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan.
Materi ini hanya dibatasi pada petunjuk atau rekomendasi yang harus
segera dilaksanakan.
3. Materi yang bersifat instrumental. Materi penyuluhan seperti ini tidak
harus “dikonsumsi” dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang
perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang. Sesuai
dengan sifatnya, materi yang disampaikan biasanya berkaitan upaya
peningkatan dinamika kelompok.
Kegiatan penyuluhan perikanan di Kecamatan Bantargadung dilaksanakan
berdasarkan programa penyuluhan penyuluhan yang telah disusun. Narasumber
penyuluhan adalah penyuluh atau pegawai Dinas kelautan dan perikanan
Kabupaten Sukabumi.
Sarana dan Prasarana Kegiatan Penyuluhan Perikanan
Sarana dan prasarana penyuluhan belum sesuai dengan kebutuhan
penyuluh dan kegiatannya dan dapat menunjang kegiatan penyuluhan baik secara
langsung dan tidak langsung, hal ini seperti yang tercantum dalam UU SP3K BAB
III ayat (1) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan
penyuluhan dan kinerja penyuluh, diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai agar penyuluhan dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien.
Tetapi pada penyuluh perikanan di Kota Tangerang belum mendapatkan bantuan
sarana dan prasana dari KKP atau dari Dinas Ketahanan Pangan, sehingga
sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih mengandalkan peralatan pribadi
ataupun peralatan peminjaman dari Dinas Ketahana Pangan..
Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan serta
masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran, contohnya seperti penumbuhan edu
minawisata, bagaimana pengolaha diversifikasi produk, managemen pakan, serta
mengelola dinamika kelompok.
Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan penyuluh untu menyampaikan materi
kepada sasaran antara lain anjangsana dengan mendatangi masing-masing
sasaran serta melakukan pertemuan kelompok.
Media Penyuluhan
Media penyuluhan merupakan perantara penyampaian materi dari penyuluh
kepada sasaran. Media yang digunakan penyuluh dalam menyampaikan
materinya antara lain brosur, leaflet, pamflet, serta tayangan slide.
Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan. Evaluasi penyuluhan dilakukan
sebelum pelaksanaan, saat penyuluhan berlangsung dan sesudah pelaksanaan
penyuluhan berlangsung. Evaluasi penyuluhan di Kecamatan Pinang dilakukan
setiap satu bulan sekali yaitu dengan cara rapat atau pertemuan kelompok yang
dihadiri penyuluh perikanan Kecamatan Pinang dan seluruh anggota kelompok.
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil
produksi saja, tetapi mencakup: ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi,
perilaku atau gerakan-gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala
bentuk tata kehidupan masyarakat. Pengertian inovasi dapat semakin diperluas
(Mardikanto 2009) yaitu sesuatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan,
perilaku, nilai-nilai dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima
dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat
dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupanmasyarakat demi selalu
terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga
masyarakat yang bersangkutan.
Adopsi pada hakekatnya meupakan proses penerimaan inovasi atau
perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan
seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan. Tahapan-tahapan adopsi
antara lain.
1. Awareness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya
inovasi yang ditawarkan penyuluh.
2. Interest atau tumbuhnya minat yang sering kali ditandai dengan adanya
keinginan untuk bertanya atau mengetahui lebih banyak/jauh tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan
penyuluh.
3. Evaluation atau penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang
telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. Pada penilaian ini,
masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap aspek
teknisnya saja, melainkan aspek usaha maupun aspek sosial
budayanya, bahkan sering ditinjau dari aspek politis atau kesesuaiannya
dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional.
4. Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
5. Adoption atau menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan dan
berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamatinya
sendiri
Penilaian tingkat adopsi biasa dilakukan dengan menggunakan tolak-ukur
tingkat mutu intensifikasi, yaitu dengan membandingkan rekomendasi yang
ditetapkan dengan jumlah dan kualitas penerapan yang dilakukan di lapangan.
Mardikanto 1994 sebagaimana dijabarkan pada Mardikanto (2009) mengukur
tingkat adopsi dengan tiga tolak-ukur, yaitu kecepatan atau selang waktu antara
diterimanya informasi dan penerapan inovasi atau proporsi luas lahan yang telah
diberi inovasi baru, serta mutu intensifikasi dengan membandingkan penerapan
dengan rekomendasi yang diberikan oleh penyuluh. Kecepatan adopsi dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya.
a) Sifat-sifat atau karakteristik inovasi
b) Sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna
c) Pengambilan keputusan adopsi
d) Saluran atau media yang digunaka
e) Kualifikasi penyuluh
II.8. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan
Perubahan sosial selalu mencakup pada bidang spiritual dan material yang
kait mengait secara timbal balik yang kuat serta apabila perubahan terjadi secara
cepat biasanya akan menyebabkan terjadinya yang sementara sifatnya di dalam
proses penyesuaian diri. Disorganisasi sosial ini akan diikuti oleh suatu
reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang baru
yang berbeda dengan sebelumnya (Setiadi dan Kolip, 2010).
Dari ciri-ciri di atas, kita dapat mengenali dan memahami gejala perubahan
yang terjadi dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut sejatinya terjadi dalam
setiap kehidupan masyarakat. Biasanya ketika perubahan terjadi dalam suatu
bidang maka bidang yang juga akan mengikuti perubahan karena keterkaitan satu
sama lain.
II.9.3. Jenis-Jenis Perubahan Sosial
b. Penemuan-penemuan baru.
Proses perubahan sosial dapat terjadi sebagai akibat adanya koflik sosial
dalam masyarakat. Konflik sosial dapat terjadi manakala ada perbedaan
kepentingan atau terjadi ketimpangan sosial.
a. Terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik, kondisi ini terkadang
memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya.
b. Peperangan, peristiwa peperangan baik peperang saudara maupun perang
antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang
biasanya akan dapat memaksa ideologi dan kebudayaannya kepada pihak
yang kalah.
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, adanya interaksi antara dua
kebudayaan yang berbeda akan menghasikan perubahan. Jika pengaruh
suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut
demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak,
maka disebut kultural animosity.
Jenis data yang akan kumpulkan selama Praktik Akhir terbagi menjadi dua
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang diperoleh
dari rekaman, pengamatan, wawancara maupun bahan tertulis yang merupakan
penjabaran atau deskripsi tanpa angka serta data kuantitatif berupa data dalam
bentuk angka yang diperoleh dari perhitungan data kulitatif. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Sumber data dapat diperoleh dari data primer maupun sekunder dengan
penjabaran sebagai berikut.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil identifikasi
langsung selama pelaksanaan Praktik Akhir (PA) maupun hasil
wawancara dengan pelaku utama/pelaku usaha, penyuluh perikanan
serta instansi terkait yang ada di lokasi Praktik Akhir.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan langsung dari
objek yang diteliti. Data sekunder didapatkan dari pengumpulan data dan
informasi berupa dokumen wilayah, monografi dan data penunjang
lainnya. Adapun sumber data diperoleh dari (a) Biro Pusat Statistik (BPS),
(b) Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang, (c) Rencana Kerja
Penyuluh Perikanan dan (d) Studi literatur dan internet.
Alat yang digunakan untuk menggali data dalam kegiatan praktik ini adalah
kuisioner dan borang sebagai acuan dalam pengambilan data. Jenis pertanyaan
yang diberikan dalam kuesioner bersifat tertutup, terbuka, dan semi terbuka.
Dalam borang berisi format pengklasifikasian data yang akan diidentifikasi dalam
bentuk tabel, tujuannya yaitu agar lebih memudahkan dalam mengolah data.
III.4. Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi kegiatan tabulasi dan sortasi data. Setelah data
dikelompokkan dan di tabulasi kemudian data diolah dengan metode analisis
sebagai berikut:
Aspek Produksi dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik yang
memberikan data berupa data kuantitatif, sebagai contoh yaitu data terkait
produksi. Borang terkait produksi terdapat pada Lampiran 6.
Aspek Sosial dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik yang
memberikan data kualitatif, sebagai contoh yaitu data terkait dengan kondisi
sosial, hubungan kelembagaan, aksesibilitas, fungsi kelompok, perubahan sosial.
Borang terkait aspek sosial terdapat pada Lampiran 3.
Aspek Penyuluhan dianalisis dengan menggunakan analisis skala likert,
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelomopok orang tentang fenomena sosisal. Dalam penelitain, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variable peneltian.
III.5. Materi Kegiatan
III.5.1. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan praktik ini yaitu kegiatan penumbuhan edu
minawisata yang mengambil sasaran di Pokdakan Lele Barokah dan ibu-ibu
pengajian di Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang berdasarkan hasil identifikasi,
guna meningkatkan dan mempetahankan fungsi kelompok sebagai wadah belajar,
wadah kerjasama dan unit jasa penunjang dalam usaha budidaya ikan lele agar
menjadi lebih baik dan bisa dijadikan sarana edukasi, wisata dan percontohan bagi
kelompok lain.
Aspek Teknis
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan penumbuhan kelompok Edu
Minawisata merupakan anggota dari Pokdakan Lele Barokah dan tokoh
masyarakat setempat.
2. Tujuan
Tujuan dari aksi penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan, serta
sikap dari pada anggota Pokdakan Lele Barokah dalam memanfaatkan
potensi wilayah yang ada.
3. Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan pada aksi penyuluhan adalah materi tentang edu
minawisata, hal-hal yang dipersiapkan dan kegiatan pendukung untuk
diluncurkannya lokasi edu minawisata
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi.
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan mengenai pembentukan edu
minawisata adalah media tercetak dan tertanyang. Media tercetak berupa
folder dan media tertayang berupa tampilan power point.
6. Waktu
Waktu pelaksanaan diminggu kedua bulan Maret 2021.
7. Prosedur Kegiatan
Prosedur kegiatan penyuluhan penumbuhan kelompok edu minawisata
yaitu mempersiapkan daftar hadir serta peralatan yang akan digunakan.
Kemudian pada saat kegiatan berlangsung, dilakukan pemaparan materi
yang berkaitan dengan edu minawisata
8. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang akan diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan aksi penyuluhan, dapat dilihat pada Tabel 19.
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan diversifikasi produk olahan untuk
dijadikan olahan abon yaitu para ibu-ibu pengajian dan ibu-ibu istri dari
para pembudidaya pokdakan lele barokah.
2. Tujuan
Tujuan dari aksi penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap,
serta keterampilan dari para istri anggota Pokdakan Lele Barokah dan ibu-
ibu pengajian.
3. Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan pada aksi penyuluhan adalah materi mengenai
aneka diversifikasi olahan ikan, manfaat ikan lele serta materi pembuatan
abon yang meliputi persiapan peralatan, bahan, proses pembuatan hingga
penanganan produk pasca produksi.
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan
demonstrasi cara.
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan media tercetak berupa folder.
6. Waktu
Waktu pelaksanaan diminggu ketiga bulan Maret 2021.
7. Prosedur Kegiatan
Kegiatan diawali dengan melakukan penyusunan materi, daftar hadir dan
undangan . Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai
prosedur pembuatan abon ikan, serta alat dan bahan yang digunakan.
Kemudian disampaikan pengemasan abon agar tahan saat penyimpanan.
8. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang akan diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan aksi penyuluhan, dapat dilihat pada Tabel 20.
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan diversifikasi produk olahan untuk
dijadikan olahan abon yaitu para ibu-ibu pengajian dan ibu-ibu istri dari
para pembudidaya pokdakan lele barokah.
2. Tujuan
Tujuan dari aksi penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap,
serta keterampilan dari para istri anggota Pokdakan Lele Barokah dan ibu-
ibu pengajian dalam memanfaatkan tulang lele untuk dijadikan olahan
kerupuk.
3. Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan pada aksi penyuluhan adalah materi mengenai
aneka diversifikasi olahan ikan, manfaat tulang ikan lele serta materi
pembuatan kerupuk tulang yang meliputi persiapan peralatan, bahan,
proses pembuatan hingga penanganan produk pasca produksi.
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan
demonstrasi cara.
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan media tercetak berupa folder.
6. Waktu
Waktu pelaksanaan diminggu ketiga bulan Maret 2021.
7. Prosedur Kegiatan
Kegiatan diawali dengan melakukan penyusunan materi, daftar hadir dan
undangan . Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai
prosedur pembuatan kerupuk tulang ikan, serta alat dan bahan yang
digunakan. Kemudian disampaikan pengemasan kerupuk agar tahan saat
penyimpanan.
8. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang akan diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan aksi penyuluhan, dapat dilihat pada Tabel 21.
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan demonstrasi cara membuat pakan
alternatif maggot merupakan seluruh anggota dari Pokdakan Lele Barokah.
2. Tujuan
Tujuan dari aksi penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan,sikap,
serta keterampilan dari pada anggota Pokdakan Lele Barokah dalam
penerapan pakan alternatif.
3. Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan pada aksi penyuluhan adalah materi tentang
maggot, kandungan maggot, siklus maggot, persiapan peralatan dan
bahan, proses pembuatan maggot hingga penanganan pemberian pakan
kepada ikan.
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan
demonstrasi cara.
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan mengenai demonstrasi cara membuat
pakan alternatif maggot adalah media tercetak berupa folder.
6. Waktu
Waktu pelaksanaan diminggu keempat bulan Maret 2021.
7. Prosedur Kegiatan
Prosedur kegiatan penyuluhan penumbuhan kelompok edu minawisata
yaitu mempersiapkan daftar hadir serta peralatan yang akan digunakan.
Kemudian pada saat kegiatan berlangsung, pemaparan materi tentang
maggot, dan prosedur budidaya maggot, serta alat dan bahan yang
digunakan. Kemudian disampaikan tentang penanganan pemberian pakan
maggot pada ikan.
8. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang akan diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan aksi penyuluhan, dapat dilihat pada Tabel 22.
III.6.5. Sosialisasi Penanganan Limbah Pasar (Usus ayam dan Jeroan Ikan)
Untuk Pakan Ikan Lele
Aksi penyuluhan mengenai penanganan limbah pasar (usus ayam dan
jeroan ikan) untuk pakan ikan lele di pokdakan lele barokah Kecamatan Pinang
Kota Tangerang. Kegiatan ini didasari dari pengguanaan limbah sebagai pakan
ikan, tetapi tidak tahu bagaimana cara penanganan dan ciri-ciri limbah yang layak
untuk dijadikan pakan ikan, sehingga kegiatan demcar ini diharapkan bisa
memberikan aspek PKS untuk para anggota agar penanganan limbah pasar untuk
pakan ikan lele. Rincian rencana kegiatan aksi penyuluhan penanganan limbah
pasar (usus ayam dan jeroan ikan) untuk pakan ikan lele adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan penanganan limbah pasar (usus ayam
dan jeroan ikan) untuk pakan ikan lele merupakan seluruh anggota dari
Pokdakan Lele Barokah.
2. Tujuan
Tujuan dari aksi penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan,sikap,
serta keterampilan dari pada anggota Pokdakan Lele Barokah dalam
penanganan limbah pasar untuk dijadikan pakan ikan lele.
3. Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan pada aksi penyuluhan adalah materi tentang
limbah pasar, kandungan usus ayam, dan penanganan limbah pasar usus
ayam untuk dijadikan pakan ikan lele.
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi.
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan mengenai penanganan limbah pasar
(usus ayam dan jeroan ikan) untuk pakan ikan lele adalah media tercetak
berupa folder.
6. Waktu
Waktu pelaksanaan diminggu pertama bulan April 2021.
7. Prosedur Kegiatan
Prosedur kegiatan penyuluhan penanganan limbah pasar (usus ayam dan
jeroan ikan) untuk pakan ikan lele yaitu mempersiapkan daftar hadir serta
peralatan yang akan digunakan. Kemudian pada saat kegiatan
berlangsung, dilakukan pemaparan materi yang berkaitan dengan
penanganan limbah pasar (usus ayam dan jeroan ikan) untuk pakan ikan
lele
8. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang akan diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan aksi penyuluhan, dapat dilihat pada Tabel 23.
1. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan pada kegiatan peningkatan fungsi kelompok sebagai
wadah kerjasama dan unit jasa penunjang merupakan seluruh anggota dari
Pokdakan Lele Barokah.
2. Tujuan
Tujuan dari aksi penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan, serta
sikap, dari pada anggota Pokdakan Lele Barokah dalam peningkatan
fungsi kelompok sebagai wadah kerjasama dan unit jasa penunjang.
3. Materi Penyuluhan
Materi yang disampaikan pada aksi penyuluhan adalah materi tentang
fugsi kelompok sesuai dengan PERMEN KP. No.14 Tahun 2012.
4. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi.
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan mengenai peningkatan fungsi kelompok
sebagai wadah kerjasama dan unit jasa penunjang adalah media tercetak
berupa folder.
6. Waktu
Waktu pelaksanaan diminggu kedua bulan April 2021.
7. Prosedur Kegiatan
Prosedur kegiatan penyuluhan peningkatan fungsi kelompok sebagai
wadah kerjasama dan unit jasa penunjang yaitu mempersiapkan daftar
hadir serta peralatan yang akan digunakan. Kemudian pada saat kegiatan
berlangsung, dilakukan pemaparan materi yang berkaitan dengan fungsi
kelompok.
8. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya yang akan diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan aksi penyuluhan, dapat dilihat pada Tabel 24.
1. Aspek Teknis
Pada kegiatan pengolahan dan kultur pakan penulis bersama sama
dengan sasaran melihat peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam mengkultur maggot, produksi olahan abon ikan lele, dan olahan
kerupuk tulang lele yang akan dilaksanakan dilapangan untuk dijadikan
sarana edukasi bagi wisatawan.
2. Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi yang akan ditekankan dalam kegiatan penyuluhan
peningkatan fungsi kelompok sebagai wadah belajar, kerjasama, dan
administrasi kelompok, peningkatan profil kelompok, peningkatan wisata
berbasis pemancingan, wisata kuliner dan wisata swafoto yang akan
dilaksanakan dilapangan adalah sebagai penguatan untuk menumbuhkan edu
minawisata.
3. Aspek Penyuluhan
Data pada aspek penyuluhan untuk mengkultur maggot, produksi olahan
abon ikan lele, dan olahan kerupuk tulang lele yang diharapkan dilapangan
adalah adanya perubahan dari perilaku sasaran dengan hasil data pre test
dan post test, dari evaluasi tersebut diperoleh hasil evaluasi awal (pre test)
sebagai penilaian awal dan evaluasi akhir (post test) sebagai penilaian akhir,
sehingga dapat dilihat perubahan dan perbedaan antara evaluasi awal dan
evaluasi akhir. Evaluasi yang dilakukan merupakan proses untuk mengetahui
hasil akhir dari kegiatan yang telah disusun, meliputi:
Tabel 26. Evaluasi Aspek Penyuluhan
Aspek yang Dievaluasi
S
Metode/ Materi i
Penget Ketera Adopsi
k
ahuan mpilan Inovasi
a
p
Fungsi Kelompok
-
Sosialisasi Penanganan
-
Limbah Usus Ayam
Eduminawisata -
Penyuluhan tentang
penanganan limbah
pasar untuk pakan ikan
lele
Penyuluhan mengenai
peningkatan fungsi
kelompok , administrasi
dan profil kelompok
Penumbuhan sarana
wisata rekreasi
Evaluasi Akhir
Pengolahan Data
Perpisahan
Keterangan : jadwal bersifat tentatif sesuai dengan kondisi dilapangan
DAFTAR PUSTAKA
Ayuda, B. 2011. Kandungan Serat Kasar, Protein Kasar, dan Bahan Kering pada
Limbah Nangka yang difermentasi dengan Trichoderma viride dan
Bacillus subtilis Sebagai Bahan Pakan Alternatif Ikan. Skripsi S1.
Universitas Airlangga.
Engelen, A., & Angelia, I. O. 2017. KERUPUK IKAN LELE (Clarias sp) DENGAN
SUBTITUSI TEPUNG TALAS (Colocasia esculental L.
Schoott). Jurnal Technopreneur, 5(2), 34-â
Erlend, M., Jakob, G., Guillaume, L., Eirik, M., Esben, M., Hakan, T. & Volstad, J.
2011. Effects of Fishing Tourism in a Coastal Municipality: a Case
Study from Risor Norway. Ecology and Society, 16(3):11-21
Fahmi, S. 2017. Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Semangat
Kerja Karyawan Pada PT. Omega Mas Pasuruan. Jurnal Ekonomi
Modernisasi, 12(3).
Fauzi, R. U. A., & Sari, E. R. N. 2018. Analisis usaha budidaya maggot sebagai
alternatif pakan lele. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen
Agroindustri, 7(1), 39-46.
Ferter, K., Weltersbach, M, S., Strehlow, H, V., Volstad, J, H., Alo´s, J.,
Arlinghaus, R., Armstrong, M., Dorow, M., de Graaf, M., van der
Hammen, T., Hyder, K., Levrel, H., Paulrud, A., Radtke, K., Rocklin,
D., Sparrevohn, C. R. & Veiga, P. 2013. Unexpectedly High Catch-
And-Release Rates In European Marine Recreational Fisheries:
Implications for Science and Management. ICES Journal of Marine
Science, 70:1319 - 1329
Muta’ali. Litfi. 2014. Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Badan Penerbit Fakultas
Geografi (BPFG) Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Setiadi, Elly M dan Kolip. 2010. Pengantar Sosiologi. Prenada Media Group.
Jakarta.
Suryaningrum, Th. Dwi et al. 2015. Penanganan dan Pengolahan Baby Fish
Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
Syahrizal, Sugihartono, M., Jasa, A., 2019. respon ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus, B) dalam wadah jaring hapa yang diberi pakan
kombinasi pellet dan usus ayam. Jurnal Akuakultur Sungai dan
Danau, 4(2):50-59 3
Volstad, J, H., Korsbrekke, K., Nedreaas, K, H., Nilsen, M., Nilsson, G, N.,
Pennington, M., Subbey, S. & Wienerroither, R. 2011. Probability-
Based Surveying Using Self-Sampling To Estimate Catch and Effort
In Norway’s Coastal Tourist Fishery. ICES Journal of Marine Science,
68: 1785–1791.
LAMPIRAN
Lampiran 1a. Lembar Persiapan Menyuluh Sosialisasi Peran dan Fungsi Kelompok
8. Waktu : 60 Menit
9. Tempat : Mushola
xiii
Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Waktu(Menit)
1. Pendahuluan 5
2. Penyampaian materi 50
3. Penutup/Kesimpulan 5
URAIAN MATERI
xiv
e. Bersifat informal
f. Memiliki saling ketergantungan antar individu
g. Mandiri dan partisipatif
h. Memiliki aturan/norma yang disepakati bersama
i. Memiliki administrasi yang rapih
xv
melaksanakan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil secara bersama-sama
akan lebih efisien serta dapat menjamin kestabilan harga produk.
D. Administrasi Kelompok
Pengelolaan administrasi yang baik memberikan dampak bagi pelaku
utama perikanan. Semakin baik pengelolaan administrasi suatu lembaga,
menunjukkan kinerja dari lembaga pelaku utama tersebut. Oleh karena itu, perlu
adanya pemberdayaan kepada lembaga pelaku utama tersebut yang dilakukan
dengan pengelolaan administrasi tersebut, meliputi:
a. Keadaan kelompok( sejarah, data pengurus dan anggota)
b. Kegiatan kelompok
c. Keuangan kelompok
d. Kehadiran anggota pada setiap pertemuan
e. Penyusunan rencana kegiatan kelompok
Penyuluh Perikanan Taruna Praktik Akhir
Kecamatan Pinang
xvi
Lampiran 1b. Lembar Persiapan Menyuluh Demcar Diversifikasi Olahan Abon Ikan Lele
9. Tempat : Mushola
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendahuluan 5
2. Penyampaian materi 15
xvii
3. Demcar
60
Pembuatan Abon
Pengemasan dan Penyimpanan 35
4. Penutup/Kesimpulan 5
URAIAN MATERI
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut
yangdiberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk
yangdihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan
mempunyai dayasimpan yang relatif lama.
ALAT:
1. Baskom kecil
2. Panci
3. Centong
xviii
4. Pisau
5. Talenan
6. Garpu
7. Spiner
8. Plastik packing
9. Kompor
10. Penggorengan dan spatula
11. Blender
12. Alat peniris minyak
BAHAN:
Estimasi bahan untuk 1 Kg Ikan. Ikan dapat menyesuaikan sesuai selera.
1. Daging Ikan Lele ( 1 Kg)
2. Salam (5 Lembar)
3. Sereh (3 Batang)
4. Garam (30 g)
5. Gula Pasir (100 g)
6. Gula Merah (150 g)
7. Bawang Merah (50 g)
8. Bawang Putih (30 g)
9. Ketumbar (20 g)
10. Lengkuas (20 g)
11. Jahe (30 g)
12. Santan (100 ml)
13. Asam Jawa (20 g)
14. Minyak Goreng (2L)
15. Penyedap rasa (secukupnya)
CARA PEMBUATAN:
1. Bersihkan ikan lele (buang jeroan, insang) dengan air mengalir.
2. Rebus air dengan daun salam hingga mendidih dan masukan ikan lele
tunggu sampai ikan lele matang selama ± 30 menit. kemudian tiriskan
dan pisahkan antara daging dan duri ikan lele selanjutnya ikan lele
dihaluskan menggunakan alat pemarut kepala atau tumbukan atau garpu
hingga halus berserat.
3. Campurkan bawang putih dan merah haluskan menggunakan blender.
4. Haluskan lengkuas, jahe dan sereh kemudian sisihkan.
xix
5. Panaskan minyak, masukan bawang tumis hingga harum lalu masukan
bumbu yang telah halus, ketumbar bubuk, asam jawa yang sudah
dilarutkan, santan, gula merah dan gula pasir masak hingga mengental
6. Masukan daging ikan lele aduk hingga merata, sisihkan.
7. Panaskan minyak lalu goreng lele hingga berwarna kecoklatan lalu
tiriskan.
8. Masukan abon kedalam spiner lalu campurkan dengan bawang goreng.
9. Abon yang telah dingin dapat dibungkus atau di packing sesuai dengan
ukuran yang diinginkan (100 gr, 250 gr)
pengeringan pengemasan
xx
Lampiran 1c. Lembar Persiapan Menyuluh Demcar Diversifikasi Olahan Kerupuk Tulang Ikan
Lele
9. Tempat : Mushola
xxi
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendahuluan 5
2. Penyampaian materi 15
3. Demcar
60
Pembuatan kerupuk
Pengemasan dan Penyimpanan 35
4. Penutup/Kesimpulan 5
URAIAN MATERI
Kerupuk tulang lele adalah kerupuk yang dibuat menggunakan tulang lele
sebagai bahan baku utamanya yang dicampur dengan tepung tapioka, dan
beberapa bumbu-bumbu tambahan. Pemanfaatan tulang lele untuk pembuatan
kerupuk merupakan bentuk diversifikasi produk dengan memanfaatkan limbah
tulang ikan sebagai bahan baku pembuatan kerupuk. Tulang juga merupakan
sumber mineral penting:natrium, fosfor, dan kalsium. Pemanfaatan tulang ikan
bisa menjadi sumber alami Ca2+ untuk menjadi bahan makanan dan Ca2+
tambahan. Tulang ikan sangat kaya akan kalsium yang dibutuhkan manusia.
Kalsium diketahui menjadi elemen penting yang diperlukan untuk berbagai fungsi
di dalam tubuh kita termasuk penguatan gigi dan tulang, fungsi saraf dan banyak
reaksi enzimatik yang membutuhkan kalsium sebagai kofaktor. (Redinta, 2014)
ALAT:
1. Baskom kecil
2. Panci
xxii
3. Centong
4. Dandang
5. Pisau
6. Talenan
7. Nampan
8. Plastik packing
9. Kompor
10. Penggorengan dan spatula
11. Blender
12. Alat peniris minyak
BAHAN:
Estimasi bahan untuk 1 Kg Tulang Ikan. Ikan dapat menyesuaikan sesuai
selera.
1. Tulang Ikan Lele (1 Kg)
2. Tepung Tapioka (2 Kg)
3. Tepung Terigu (125 g)
4. Garam (50 g)
5. Gula Pasir (83 g)
6. Soda Kue (15 g)
7. Telur (2 butir)
8. Daun Pisang
9. Air
10. Minyak
11. Bawang Putih (20 g)
CARA PEMBUATAN:
1. Bersihkan ikan lele (buang jeroan, insang) dengan air mengalir, presto
selama 2 jam lalu masukan garam dan blender hingga menjadi lumatan.
2. Buat biang adonan dengan mencapur air dengan terigu lalu masak
hingga mengental.
3. Campur lumatan dengan garam, bawang putih, gula, telur, dan biang
adonan lalu aduk hingga merata lalu masukan tepung tapioka dan soda
kue, aduk hingga tercampur rata lalu bentuk adonan menggunakan daun
pisang membentuk lontongan.
4. Panaskan dandang, lalu masukan adonan lontongan, kukus selama 1,5
jam angkat tiriskan lalu diamkan hingga mengeras.
xxiii
5. Iris adonan lontong tipis-tipis lalu jemur selama 2-3 hari sampai kerupuk
kering.
6. Kerupuk siap digoreng dengan minyak panas.
7. Setelah kerupuk tiris, masukan delam plastik kemasan seberat 50 – 100
g.
pencampuran
perebusan pelumatan bahan dengan pengukusan pengirisan
bumbu
xxiv
Lampiran 1d. Lembar Persiapan Menyuluh Demcar Pakan Alternatif Maggot dan Cara
Pemberian Maggot pada Ikan Lele
9. Tempat : Mushola
xxv
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendahuluan 5
2. Penyampaian materi 15
3. Demcar
60
Kultur Maggot BSF
Pemberian Pakan maggot dengan baik. 35
4. Penutup/Kesimpulan 5
URAIAN MATERI
Dalam fase hidup nya (lalat) yang singkat hanya sekitar rata-rata 7 hari,
BSF ini tidak makan dan hanya minum. Untuk itu BSF ini adalah jenis lalat yang
bukan merupakan vector penyakit seperti lalat hijau/lalat sampah, yang hinggap
dan makan pada tumpukan sampah lalu masuk ke rumah-rumah dan hinggap
pada makanan kita. BSF adalah jenis lalat yang bersih dan bersahabat dengan
manusia berdasarkan karakternya ini.
Seperti hewan lain pada umumnya, BSF berjenis kelamin jantan dan
betina, dari seekor betina menurut penelitian (pihak lain) akan menghasilkan
sejumlah telur setelah melakukan mating (kawin). Jumlah telur yang dihasilkan
seekor betina berjumlah 500-900 buah telur yang akhirnya akan menetas dan
menjadi larva.
xxvi
karenanya iklim tropis yang dimiliki oleh kita di Indonesia sangat mendukung
dalam budidayanya ini
2. Maggot BSF
Maggot BSF adalah fase yang dimulai sejak telur-telur dari bsf ini
menetas. Larva / Maggot bsf ini seperti dijelaskan sebelumnya memberikan
banyak manfaat bagi manusia. Selama hidupnya maggot ini memakan hal-hal
yang bersifat organik, dan ini dapat dimanfaatkan untuk menekan limbah organik
yang sudah lama ini menjadi masalah serius bagi kita termasuk pemerintah.
Maggot bsf ini juga memiliki nutrisi yang baik, kandungan protein dan
asam amino yang lengkap dimiliki oleh maggot bsf dan hal ini menjadikannya
digunakan sebagai sumber pakan alternatife yang baik bagi sejumlah hewan
ternak seperti jenis unggas dan ikan, serta sejumlah binatang peliharaan seperti
iguana, burung berkicau, dsb
xxvii
Siklus hidupnya relatif singkat, sekitar 40 hari. Fase metamorfosis terdiri
atas fase telur selama 3 hari, maggot 18 hari, prepupa 14 hari, pupa 3 hari, dan
lalat dewasa 3 hari. Lalat itu mati setelah kawin
B. Kandungan Maggot
Persentase kandungan nutrisi larva BSF secara umum dapat dilihat pada
Tabel 1. Kandungan protein pada larva ini cukup tinggi, yaitu 44,26% dengan
kandungan lemak mencapai 29,65%. Nilai asam amino, asam lemak dan mineral
yang terkandung di dalam larva juga tidak kalah dengan sumber-sumber protein
lainnya, sehingga larva BSF merupakan bahan baku ideal yang dapat digunakan
sebagai pakan ternak (Fauzi, 2018).
xxviii
Umur Kadar (%)
Hari Bahan Kering (BK) Protein Kasar (PK) Lemak Kasar Abu Kasar
5 26,61 61,42 13,37 11,03
10 37,66 44,44 14,60 8,62
15 37,94 44,01 19,61 7,65
20 39,20 42,07 23,94 11,36
25 39,97 45,87 27,5 9,91
C. Keuntungan Maggot
Menjadi antibiotik
Bahan biodisel
sebagai pakan unggas atau ikan
pupuk organik, padat atau cair.
membunuh dan menekan populasi bakteri jahat,
misalnya salmonella dan coli, serta mampu mengolah limbah organik
sangat cepat.
D. Cara Kultur Maggot
Hal-hal yang harus di siapkan sebelum kultur maggot yaitu :
Alat
Ember
Timbangan
Bahan
Dedak
Sisa Sayuran
Daun Pisang kering
Telur maggot
Langkah Kerja
xxix
E. Pemberian Pakan Maggot
Maggot yang diperoleh dapat di berikan ikan dengan beberapa cara
yaitu bisa diberikan secara langsung, dikeringkan terlebih dahulu, juga dapat
dicampurkan dengan bahan pakan lain. Rachmawati, Buchori, Purnama,
Hem, dan Fahmi (2015) menyatakan bahwa untuk memperoleh 1 kg larva
lalat black soldier kering sebagai bahan baku pakan dibutuhkan sekitar 3 kg
larva lalat black soldier segar dengan kadar air 63,72%. Pada penelitian ini,
pemberian maggot sebagai pakan ikan dilakukan secara langsung tanpa
adanya proses pengeringan terlebih dahulu, sehingga maggot masih dalam
keadaan hidup
Lampiran 1e. Lembar Persiapan Menyuluh Sosialisasi Penanganan Limbah Pasar (Usus Ayam
dan Jeroan) untuk Pakan Ikan Lele
xxx
4. Materi Pengenal Limbah Pasar
Ciri-Ciri limbah pasar yang layak dijadikan pakan ikan
Penanganan limbah pasar untuk pakan ikan.
5. Narasumber : Indriana Cendy Fazar Ningrum
8. Waktu : 50 Menit
9. Tempat : Mushola
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendahuluan 5
2. Penyampaian materi 40
3. Penutup/Kesimpulan 5
URAIAN MATERI
xxxi
merupakan salah satu alternatif penyediaan sumber pangan kaya protein bagi
lele, sekaligus mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan.
Pemberian usus ayam kepada ikan lele jangan diberikan secara utuh,
karena ikan lele tidak dapat memotonya, sehingga lele akan makan usus
tersebut secara bulat-bulat jika sampai tersedak maka lele bisa mati.
xxxii
Hutami Dewi Astrini, S.St.Pi.
xxxiii
Lampiran 1f. Lembar Persiapan Menyuluh Edu Minawisata
8. Waktu : 50 Menit
9. Tempat : Mushola
xxxiv
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendahuluan 5
2. Penyampaian materi 40
3. Penutup/Kesimpulan 5
URAIAN MATERI
A. Edu Minawisata
Edu Minawisata berasal dari kata Edu (edukasi), Mina (perikanan atau
ikan) Wisata (pariwisata) yang diartikan sebagai pendekatan pengelolaan
terpadu yang berbasis konservasi dengan menitikberatkan pada pengembangan
pengetahuan tentang perikanan dan pariwisata bahari (Buklet DKP 2007). Edu
Minawisata juga dapat didefinisikan sebagai pengembangan kegiatan
perekonomian masyarakat dan wilayah yang berbasis pada pemanfaatan potensi
sumberdaya perikanan dan pariwisata secara terintegrasi pada wilayah tertentu
(Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku 2007 dalam Jaelani dkk 2012).
xxxv
B. Strategi Pengembangan Edu Minawisata
Suksesnya sebuah pengembangan kawasan tepi air pada dasarnya
ditentukan oleh bagaimana karakteristik, keunikan, dan makna yang ada pada
sebuah kawasan tepi air, sehingga membuat masyarakat memiliki keterikatan
dengannya (place attachment) (Sesunan, 2014). Keberhasilan sebuah
kawasan tepi air perkotaan juga dapat menstimulasi aktivitas dan kehidupan
sosial kota yang dinamis dan membuat kualitas lingkungan, sosial, dan ekonomi
kota menjadi lebih baik. Implementasi konsep minawisata membutuhkan strategi
dan pentahapan kegiatan yang terstruktur dan sistematis agar mencapai
tujuan dan sasaran.
xxxvi
15. Pengelolaan/rehabilitasi ekosistem termasuk pengawasan SDKP
16. Promosi, pemasaran paket wisata dan pengembangan investasi
minawisata
17. Pengembangan dan inovasi paket atraksi perikanan dan ekowisata bahari
18. Operasionalisasi dan pengendalian pengelolaan kawasan minawisata
pulau-pulau kecil.
Tahapan Monitoring dan Evaluasi Monitoring meliputi kegiatan
pengawasan dan pengendalian, sedangkan evaluasi merupakan proses
pengukuran dari hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai sesuai dengan
perencanaan program yang telah ditetapkan. Monitoring dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan program, jika
terjadi ketidaksesuaian, informasi tersebut dapat segera digunakan sebagai
masukan dalam pengambilan keputusan.
xxxvii
sedangkan pilar ketiga kelompok pemerintah, yaitu pada berbagai wilayah
administrasi, mulai dari pemerintah pusat, negara bagian, provinsi, kabupaten,
dan kecamatan. Tiga pilar sektor pariwisata harus secara bersamaan
dikembangkan agar memiliki kesatuan pandangan dalam pengembangan
kawasan wisata sungai
xxxviii
Tempat belanja Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan
wisata dan sebagian pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk
berbelanja. Penilaian dalam penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan
terhadap ketersediaan barang-barang yang dijual dan pelayanan yang
memadai, lokasi yang nyaman dan akses yang baik serta tingkat yang
relatif terjangkau.
Fasilitas umum di lokasi objek wisata Fasilitas umum yang akan dikaji
adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat rekreasi seperti tempat
parkir, toilet umum, musholla, dan lain-lain.
D. Kegiatan Edu Minawisata
Arahan aktivitas wisata dalam Edu Minawisata dapat dibagi menjadi 4
(empat) berdasarkan jenis objek utamanya, yaitu: wisata mina, wisata konservasi
dan pendidikan lingkungan, wisata air, dan wisata kuliner perikanan. Edu Wisata
mina yang berbasis perikanan atau kombinasinya dapat berupa:
xxxix
Lampiran 2. Instrumen Evaluasi (PKS)
Lampiran 2a. Instrumen Evaluasi Fungsi Kelompok
DAFTAR KUISIONER RESPONDEN
A. Identitas Pelaku Usaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Kelompok Usaha :
6. Lama Usaha :
7. Pendidikan :
8. Pengalaman Usaha :
KUESIONER PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN/KOGNITIF
xl
6. Sebutkan ada berapa jumlah buku dalam suatu administrasi kelompok?
a. Kurang lebih ada sekitar 11 buku
b. Hanya ada 8 buku
c. Ada 5 buku
d. Tidak ada sama sekali
7. Sebutkan buku apa saja yang ada di dalam suatu administrasi kelompok?
a. Buku tamu, buku daftar hadir, buku notulen, buku investasi barang, buku
rencana kegiatan, buku kas bulanan, buku produksi kelompok, buku profil
anggota, buku kas harian, buku agenda surat, buku pelaksanaan kegiatan.
b. Buku tamu, buku daftar hadir, buku notulen, buku investasi barang, buku
rencana kegiatan, buku kas bulanan, buku produksi kelompok.
c. Buku notulen, buku daftar hadir, buku investasi barang, buku kas bulanan.
d. Tidak tahu
8. Apa manfaat dari adanya pembukuan dalam suatu kelompok?
a. Agar administrasi suatu kelompok lengkap dan bisa dijadikan sebagai
acuan untuk usaha pengembangan kelompok dimasa akan datang serta
memudahkan dalam memanajemen.
b. Sebagai pelengkap administrasi, dan agar mudah dalam memanajemen
kelompok tersebut.
c. Sebagai pelengkap administrasi
d. Tidak tahu
9. Apa dampak negatif bagi kelompok apabila tidak memiliki administrasi
kelompok?
a. Kelompok akan susah dimanajemen, kelompok tidak akan berjalan
dinamis.
b. Kelompok susah dimanajemen
c. Kelompok susah berkembang
d. Tidak tahu
10. Siapa saja yang berkewajiban mengetahui cara mengisi administrasi kelompok
tersebut?
a. Ketua kelompok, pengurus dan anggota kelompok
b. Ketua kelompok dan pengurus saja
c. Anggota kelompok saja
d. Tidak tahu
KETERANGAN:
Tingkat pengetahuan : Σ skor jawaban yang benar x 100%
Σ skor tertinggi
xli
KUESIONER PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFEKTIF
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Jawaban
No Pernyataan SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
1. Kelompok adalah kumpulan orang yang mempunyai tujuan
yang sama
2. Fungsi dan peran kelompok sangat penting untuk diterapkan
3. Penerapan fungsi kelompok akan memperkuat kedudukan
dalam suatu kelompok
4. Ada 8 fungsi kelompok yang harus diterapkan oleh setiap
kelompok perikanan
5. Sebuah kelompok wajib memiliki 11 buku administrasi
kelompok
6. Kelompok dapat mendukung perkembangan usaha perikanan
7. Dari 8 fungsi kelompok, fungsi pertama yang harus
diterapkan adalah kelompok sebagai wadah pembelajaran
8. Usaha yang dilakukan oleh kelompok merupakan tanggung
jawab seluruh anggota kelompok
9. Perencanaan usaha perlu didiskusikan di dalam kelompok.
10. Kelompok sebagai wahana kerja sama dan organisasi
kegiatan bersama dapat mempererat tali silaturahmi antar
anggota kelompok
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
xlii
Lampiran 2b. Instrumen Evaluasi Diversifikasi Olahan Abon Ikan Lele
DAFTAR KUISIONER RESPONDEN
A. Identitas Pelaku Usaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Kelompok Usaha :
6. Lama Usaha :
7. Pendidikan :
8. Pengalaman Usaha :
xliii
7. Apa saja rempah-rempah yang digunakan untuk membuat abon ikan?
a. Lada, ketumbar, daun bawang, bawang putih, bawang merah
b. Bawang merah, bawang putih, serai, jahe, ketumbar, lengkuas, daun
salam
c. Daun salam, serai, bawang putih, bawang merah
d. Tidak tahu
8. Ciri abon yang sudah matang adalah?
a. Kuning keemasan
b. Hitam
c. Kecoklatan
d. Tidak tahu
9. Kemasan yang dapat digunakan untuk mengemas abon ikan salah satunya
adalah?
a. Plastik Vakum
b. Mika Plastik
c. Kertas
d. Tidak tahu
10. Apa saja yang tercantum dalam label kemasan?
a. Merek dagang
b. Informasi produk meliputi nama produk, bahan, nomor izin dan
kadaluwarsa
c. Peringatan produk
d. Tidak tahu
KETERANGAN:
Tingkat pengetahuan : Σ skor jawaban yang benar x 100%
Σ skor tertinggi
xliv
KUESIONER PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFEKTIF
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
1 Diversifikasi olahan perikanan merupakan keragaman
olahan pangan yang dapat terbuat dengan bahan
baku ikan.
2 Abon ikan merupakan salah satu jenis olahan ikan
yang diberi bumbu dengan proses perebusan
penggorengan.
3 Ikan Lele dapat digunakan menjadi bahan baku abon
ikan.
4 Perebusan ikan dilakukan selama +30 Menit untuk
membuat daging matang dan mudah dicabik untuk
menjadi abon ikan.
5 Kemasan dan labeling pada abon ikan dapat menjaga
kualitas produk dan meningkatkan daya jual.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Keterangan nilai:
90 – 100 : sangat setuju
80 - 89 : setuju
70 - 79 : ragu-ragu
60 - 69 : kurang setuju
< 60 : tidak setuju
xlv
KUESIONER PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN/PSIKOMOTOR
Kriteria Responden
No Dimensi Keterampilan
T KT TT
1. Bapak/Ibu mampu membuat olahan abon ikan lele.
1,5 Jam = Terampil
2,5 Jam = Kurang Terampil
>3 Jam = Tidak Terampil
2. Bapak/Ibu mampu menakar bumbu tanpa melihat buku panduan
Tidak melihat =T
Sesekali melihat = KT
Selalu melihat = TT
3. Bapak/Ibu mampu menghafal bahan-bahan yang digunakan dalam
produksi abon lele.
Akurasi penyebutan lengkap =T
Akurasi penyebutan bahan 60-80% = KT
Akurasi penyebutan bahan <60% = TT
4. Bapak/Ibu mampu membedakan abon ikan yang sudah matang
dengan yang belum..
>1 menit = T
=1 menit = KT
< 1 menit = TT
5. Bapak/Ibu mampu melakukan packing pada abon ikan lele dengan
rapih tanpa merusak produk.
Sesuai dengan contoh =T
Kurang Sesuai dengan contoh (label miriing) % = KT
Tidak sesuai dengan contoh (label miring, packing berantakan) = TT
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Keterangan :
T = Terampil
KT = Kurang Terampil
TT = Tidak Terampil
xlvi
Lampiran 2c. Instrumen Evaluasi Diversifikasi Olahan Kerupuk Tulang Ikan Lele
DAFTARKUISIONER RESPONDEN
A. Identitas Pelaku Usaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Kelompok Usaha :
6. Lama Usaha :
7. Pendidikan :
8. Pengalaman Usaha :
KUESIONER PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN/KOGNITIF
xlvii
d. Tidak tahu
7. Apa saja bumbu yang digunakan untuk membuat kerupuk tulang ikan?
a. Lada, ketumbar, daun bawang, bawang putih, bawang merah
b. Bawang merah, bawang putih, serai, jahe, ketumbar, lengkuas, daun
salam
c. Bawang putih, garam, gula pasir
d. Tidak tahu
8. Bahan yang digunakan untuk membungkus adonan kerupuk adalah?
a. Kertas nasi
b. Mangkok
c. Daun pisang
d. Tidak tahu
9. Kemasan yang dapat digunakan untuk mengemas kerupuk salah satunya
adalah?
a. Plastik Vakum
b. Mika Plastik
c. Kertas
d. Tidak tahu
10. Apa saja yang tercantum dalam label kemasan?
a. Merek dagang
b. Informasi produk meliputi nama produk, bahan, nomor izin dan
kadaluwarsa
c. Peringatan produk
d. Tidak tahu
KETERANGAN:
Tingkat pengetahuan : Σ skor jawaban yang benar x 100%
Σ skor tertinggi
xlviii
KUESIONER PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFEKTIF
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
1 Kerupuk tulang ikan merupakan salah satu olahan
diversifikasi yang memanfaatkan setiap bagian dari
ikan tanpa menimbulkan limbah.
2 Kerupuk tulang ikan rmerupakan salah satu jenis
olahan ikan yang diberi tepung dan bumbu dengan
proses perebusan, penjemuran, dan penggorengan.
3 Tulang ikan lele dapat dimanfaatkan menjadi bahan
baku olahan kerupuk.
4 Mempresto tulang ikan dilakukan selama + 2jam
untuk membuat tulang lunak dan mudah dilumatkan.
5 Kemasan dan labeling pada kerupuk dapat menjaga
kualitas produk dan meningkatkan daya jual.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Keterangan nilai:
90 – 100 : sangat setuju
80 - 89 : setuju
70 - 79 : ragu-ragu
60 - 69 : kurang setuju
< 60 : tidak setuju
xlix
KUESIONER PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN/PSIKOMOTOR
Kriteria Responden
No Dimensi Keterampilan
T KT TT
1. Bapak/Ibu mampu membuat olahan kerupuk tulang ikan lele.
1,5 Jam = Terampil
2,5 Jam = Kurang Terampil
>3 Jam = Tidak Terampil
2. Bapak/Ibu mampu menakar bumbu tanpa melihat buku panduan
Tidak melihat =T
Sesekali melihat = KT
Selalu melihat = TT
3. Bapak/Ibu hafal bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
kerupuk tulang lele.
Akurasi penyebutan lengkap =T
Akurasi penyebutan bahan 60-80% = KT
Akurasi penyebutan bahan <60% = TT
4. Bapak/Ibu mampu mengiris kerupuk sesuai dengan ketebalan pada
contoh kerupuk sebelumnya.
Akurasi ketebalan sesuai 80-100% =T
Akurasi ketebalan sesuai 60-70% = KT
Akurasi ketebalan tidak sesuai <60% = TT
5. Bapak/Ibu mampu melakukan packing pada abon ikan lele dengan
rapih tanpa merusak produk.
Sesuai dengan contoh =T
Kurang Sesuai dengan contoh (label miriing) % = KT
Tidak sesuai dengan contoh (label miring, packing berantakan) = TT
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Keterangan :
T = Terampil
KT = Kurang Terampil
TT = Tidak Terampil
l
Lampiran 2d. Instrumen Evaluasi Kultur Maggot dan Cara Pemberian Maggot Kepada Ikan
Lele
DAFTARKUISIONER RESPONDEN
A. Identitas Pelaku Usaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Kelompok Usaha :
6. Lama Usaha :
7. Pendidikan :
8. Pengalaman Usaha :
KUESIONER PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN/KOGNITIF
li
9. Apa saja manfaat maggot BSF ?
a. Pakan ikan, bahan biodisel, pupuk, dan antibiotik
b. Bahan biodisel, bahan baku makeup
c. Tidak tahu
10. Bagaimana cara pemberian pakan maggot untuk ikan ??
a. Langsung diberikan saja
b. Dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotorannya
c. Tidak tahu
KETERANGAN:
Tingkat pengetahuan : Σ skor jawaban yang benar x 100%
Σ skor tertinggi
lii
KUESIONER PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFEKTIF
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
1 Pakan alternatif merupakan pakan yang dibuat sendiri
yang bahannya berasal dari bahan-bahan limbah baik
yang berasal dari industri olahan makanan atau ternak
yang masih termanfaatkan.
2 Lalat BSF merupakan lalat yang larvanya bisa
digunakan sebagai pakan untuk ikan dan unggas.
3 Siklus hidup lalat BSF berasal dari lalat – telur – bayi
larva – larva dewasa – prepupa – pupa – lalat BSF
4 Maggot merupakan pakan alternatif yang memiliki
kandungan protein lebih banyak dibandingkan dengan
pakan alternatif lainnya, sehingga cocok untuk dikultur
dan diberikan kepada ikan untuk menambah berat
ikan.
5 Pencucian maggot sebelum diberikan kepada ikan
harus mengalami proses pencucian terlebih dahulu.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Keterangan nilai:
90 – 100 : sangat setuju
80 - 89 : setuju
70 - 79 : ragu-ragu
60 - 69 : kurang setuju
< 60 : tidak setuju
liii
KUESIONER PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN/PSIKOMOTOR
Kemampuan
No Pernyataan Responden
T KT TT
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat dan bahan kultur maggot BSF
Keterangan nilai:
5 menit : Terampil
10 menit : Kurang Terampil
20 menit : Tidak Terampil
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Keterangan :
T = Terampil
KT = Kurang Terampil
TT = Tidak Terampil
liv
Lampiran 2e. Penanganan Limbah Pasar (Usus Ayam) Sebagai Pakan Ikan Lele
DAFTARKUISIONER RESPONDEN
A. Identitas Pelaku Usaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Kelompok Usaha :
6. Lama Usaha :
7. Pendidikan :
8. Pengalaman Usaha :
lv
8. Sebelum diberikan kepada ikan jeroan atau usus ayamharus di potong-
potong menjadi bagian yang lebih kecil sesuai dengan bukaan mulut ikan ?
a. Ya harus
b. Tidak harus
c. Tidak tahu
9. Bagaimana tahapan proses limbah usus ayam dan jeroan ikan untuk
dijadikan pakan ikan ?
a. Pencucian – pemotongan usus menjadi lebih kecil – diberikan kepada
ikan.
b. Pencucian – perebusan – pemotongan usus menjadi lebih kecil –
diberikan kepada ikan
c. Tidak tahu
10. Apakah usus lele dan jeroan ikan bisa diolah menjadi tepung ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
KETERANGAN:
Tingkat pengetahuan : Σ skor jawaban yang benar x 100%
Σ skor tertinggi
lvi
KUESIONER PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFEKTIF
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
1 Limbah pasar berupa usus ayam dapat dimanfaatkan
untuk pakan ikan, asal mendapatkan penanganan
yang benar.
2 Limbah usus ayam dan jeroan ikan yang masih segar
bisa diberikan sebagai pakan ikan.
3 Pemansasan dengan suhu diatas 700 C dapat
menghilangkan bakteri e-colli pada jeroan ikan dan
usus ayam.
4 Kandungan protein pada usus ayam dan jeroan ikan
mengandung protein yang tinggi sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ikan.
5 Selain diberikan secara langsung berupa usus dan
jeroan utuh, ternyata usus dan jeroan ikan bisa
dimanfaatkan untuk pembuatan tepung usus.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Keterangan nilai:
90 – 100 : sangat setuju
80 - 89 : setuju
70 - 79 : ragu-ragu
60 - 69 : kurang setuju
< 60 : tidak setuju
lvii
Lampiran 2f. Instrumen Evaluasi Edu Minawisata
DAFTARKUISIONER RESPONDEN
A. Identitas Pelaku Usaha
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Kelompok Usaha :
6. Lama Usaha :
7. Pendidikan :
8. Pengalaman Usaha :
lviii
a. Kegiatan pengenalan ikan (jenis ikan, kelamin, perkawinan, panen) ,
gemarikan (gerakan masyarakat makan ikan), teknik budidaya, dan
manfaat tentang ikan.
b. Kegiatan pemancingan, bermain sampan, dan pelatihan pengolahan.
c. Tidak tahu
8. Kerjasama antar anggota dan pihak terkait sangat diperlukan dalam
menunjang kegiatan edu minawisata agar berjalan sukses ?
a. Ya
b. Tidak berpengaruh.
c. Tidak tahu
9. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pelaku usaha
sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan edu minawisata ?
a. Ya
b. Bisa Jadi
c. Tidak tahu
10. Menurut anda dalam kegaiatan edu minawisata adanya seorang pemandu
sangat diperlukan dalam menjalankan segala kegiatan edu minawisata?
a. Ya Plastik
b. Bisa jadi
c. Tidak tahu
KETERANGAN:
Tingkat pengetahuan : Σ skor jawaban yang benar x 100%
Σ skor tertinggi
lix
KUESIONER PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFEKTIF
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Saudara sesuai
Jawaban
No Pernyataan
SS S R KS TS
1 2 3 4 5 6 7
1 Edu minawisata adalah suatu pengembangan
kegiatan perekonomian masyarakat dan wilayah yang
berbasis pada pemanfaatan potensi sumberdaya
perikanan dan pariwisata secara terintegrasi pada
wilayah tertentu dan dimanfaatkan juga sebagai
sarana pembelajaran.
2 Dalam penumbuhan edu minawisata sangat
diperlukannya kesadaran dan kerjasama dari berbagai
pihak untuk mendukung dan membangun sarana dan
prasarana penunjang edu minawisata
3 Kegiatan yang ada di edu minawisata yaitu adanya
pelatihan, pariwisata, dan kuliner yang berkaitan
dengan sektor perikanan.
4 Edu minawisata bisa dijadikan sebagai tempat
pariwisata berbasis swafoto dan kuliner.
5 Edu minawisata bisa dijadikan sarana edukasi bagi
anak-anak, remaja, maupun orang dewasa yang ingin
mengetahui tentang perikanan baik dalam sektor
perikanan budidaya maupun pengolahan.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Keterangan nilai:
90 – 100 : sangat setuju
80 - 89 : setuju
70 - 79 : ragu-ragu
60 - 69 : kurang setuju
< 60 : tidak setuju
lx
lxi
Lampiran 3. Borang Aspek Sosial
Perubahan Teknis
Perubahan Sosial
Perubahan Ekonomi
lxii
Lampiran 3b. Kinerja Fungsi Kelompok
BORANG KINERJA FUNGSI KELOMPOK
PERMEN KP NO. 14 TAHUN 2012
Nama Kelompok :
Kelas Kelompok : Kelas Kelompok Pemula / Madya / Utama*)
Jenis Usaha :
Nama Ketua :
Kecamatan/Kabupaten/Kota :
Jumlah Anggota :
Tahun berdiri :
Nilai Kelas Kelompok :
PENILAIAN
NO FUNGSI SANGAT BAIK CUKUP KURANG NILAI
BAIK (4) (3) (2) (1)
1 FUNGSI KELOMPOK SEBAGAI WAHANA BELAJAR
Adanya kegiatan merencanakan dan mempersiapkan saling
a
belajar sesama anggota
Adanya kerjasama dengan sumber sumber informasi yang `
b diperlukan dalam proses mengajar, baik yang berasal dari sesama
pelaku utama, instansi pembina maupun pihak pihak lain
Adanya peran aktif dalam proses belajar mengajar termasuk
c mendatangi/konsultasi kekelembagaan penyuluhan dan sumber
informasi lainnya
2 FUNGSI KELOMPOK SEBAGAI WAHANA KERJASAMA
a Adaya kegiatan usaha bersama dalam kegiatan
Adanya pembagian tugas / kerja diantara sesama anggota sesuai
b
dengan kesepakatan bersama
Adanya perencanaan dan melaksanakan musyawarah agar
c
tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota
lxii
Adanya kegiatan usaha yang dikerjakan oleh kelompok secara
a
bersama
Adanya kegiatan unit usaha (budidaya,pengolahan,pakan) yang
b
dikelola kelompok
Adanya kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait
c
dalam pelaksanaan produksi
4 UNIT USAHA ATU BISNIS
Adanya kegiatan evaluasi kegiatan bersama dan rencana
a kebutuhan kelompok sebagai bahan rencana kegiatan yang akan
dating
Adanya kesinambungan peoduksipitas dan kelestarian
b
sumberdaya alam dan lingkungan
c Sikap positif anggota terhadap profesinya
d Adaya keyakinan diri mampu berhasil dalam usahanya
e Adanya motovasi kerja anggota kelompok yang kuat
f Interaksi antar anggota
PENILAIAN
No FUNGSI SANGAT BAIK CUKUP KURANG NILAI
BAIK (4) (3) (2) (1)
5 KESATUAN SWADAYA SWADANA
a Adanya modal kelompok yang cukup untuk usaha
b Kegiatan usaha dilakukan oleh kelompok
c Penyediaan samprokan oleh kelompok
Adanya pemupukan modal untuk keperluan pengembangan
d
usaha anggota kelompok
e Kegiatan kelompok di biayai sendiri oleh kelompok
6. UNIT PENYEDIA SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI
Adanya kegiatan kelompok sebagai penyediaan induk pada
a
kegiatan usaha
Adanya kegiatan kelompok dalam penyediaan pakan pada
b
kegiatan usaha
Adanya penyediaan prasarana lainnya yang dilakukan oleh
c
kelompok
d Adanya penyediaa sumber air pada kegiatan usaha
7. UNIT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
Adanya kegiatan kerjasama dalam pengolahan hasil perikanan
a
antar kelompok
lxiii
b Adanya kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh kelompok
c Adanya strategi pemasaran dilakukan oleh kelompok
8. UNIT JASA PENUNJANG
Adanya kegiatan penyewaan sarana dan prasarana produksi oleh
a
kelompok
Adanya jasa konsultasi mengenai kegiatan usaha yang dilakukan
b
oleh kelompok
JUMLAH
RATA – RATA
lxiv
Lampiran 3c. Aksesibilitas Usaha Perikanan
KEMAMPUAN AKSESIBILITAS PELAKU UTAMA
Keterangan :
Skor 1 ( Rendah) = ........ - .........
Skor 2 (Sedang) = ........ - ..........
Skor 3 (Tinggi) = ........ - .........
lxv
lxvi
Lampiran 4. Media Penyuluhan
Lampiran 4a. Kelembagaan dan Fungsi Kelompok
lxvii
Lampiran 4b. Diversifikasi Olahan Abon Ikan
lxviii
Lampiran 4c. Diversifikasi Olahan Kerupuk Tulang Ikan
lxix
Lampiran 4d. Kultur Maggot dalam Ember dan Cara Pemberian Kepada Ikan
lxx
Lampiran 4e. Pemanfaatan Limbah Pasar (Usus Ayam dan Jeroan Ikan) untuk Pakan Ikan Lele
lxxi
Lampiran 4f. Edu Minawisata
lxxii
Lampiran 5. Daftar Hadir
DAFTAR HADIR
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………………….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Mengetahui :
Penyuluh Perikanan Kecamatan Ketua Kelompok Lele Barokah Taruna Praktik Akhir
Pinang Politeknik Ahli Usaha Perikanan
DAFTAR HADIR
lxxii
KEGIATAN AKSI PENYULUHAN SOSIALISASI PENUMBUHAN EDU MINWISATA
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………………….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 8.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Mengetahui :
Penyuluh Perikanan Kecamatan Ketua Kelompok Lele Barokah Taruna Praktik Akhir
Pinang Politeknik Ahli Usaha Perikanan
DAFTAR HADIR
lxxiii
KEGIATAN AKSI PENYULUHAN DEMONSTRASI CARA KULTUR MAGGOT DENGAN
EMBER DAN CARA PEMBERIAN MAGGOT KEPADA IKAN LELE
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………………….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 9.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Mengetahui :
Penyuluh Perikanan Kecamatan Ketua Kelompok Lele Barokah Taruna Praktik Akhir
Pinang Politeknik Ahli Usaha Perikanan
DAFTAR HADIR
lxxiv
KEGIATAN AKSI PENYULUHAN PENANGANAN LIMBAH PASAR (USUS AYAM DAN
JEROAN IKAN) UNTUK PAKAN IKAN LELE
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………………….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 10.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Mengetahui :
Penyuluh Perikanan Kecamatan Ketua Kelompok Lele Barokah Taruna Praktik Akhir
Pinang Politeknik Ahli Usaha Perikanan
DAFTAR HADIR
lxxv
Nama Kelompok : ……………………………………………………………………………….
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………………….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 11.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Mengetahui :
Penyuluh Perikanan Kecamatan Ketua Kelompok Lele Barokah Taruna Praktik Akhir
Pinang Politeknik Ahli Usaha Perikanan
lxxvi
DAFTAR HADIR
Hari/Tanggal : ……………………………………………………………………………….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 12.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Mengetahui :
Penyuluh Perikanan Kecamatan Ketua Kelompok Lele Barokah Taruna Praktik Akhir
Pinang Politeknik Ahli Usaha Perikanan
lxxvii
Lampiran 6. Rekapan Produksi Budidaya
JUMLAH
RATA-RATA
lxxviii
REKAPITULASI PRODUKSI BUDIDAYA PEMBENIHAN
Lama
POTENSI LAHAN Jumlah Induk Produks Ukuran Produks Harga Penerapa
N Jenis Pemeliha SR Jenis
Nama i Larva Panen i Benih Jual/Eko n Kriteria
o Ikan -raan (%) Pakan
(Ekor) (cm) (Ekor) r (Rp) Teknologi
Ukura Jumla Luas Janta Betin (Hari)
Jenis Kolam
n h (m²) n a
JUMLAH
RATAAN
lxxix