PERUBAHAN SOSIAL Kelompok 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PERUBAHAN SOSIAL

IDENTIFIKASI PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI DAERAH

Oleh:

Araaf Ahmad Saputra (55196112798)

Irenata Letitia Arisetta (55196212835)

Bunga Alvionita (55196112837)

Adelia Novita Ika Sari (55196212789)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas

Semester VI

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERIKANAN

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

BOGOR

2022
PENDAHULUAN
Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang
berlangsung terus menerus karena sifat sosial masyarakat yang dinamis dan bisa terus
berubah.Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa
yang artinya mereka akan selalu mengalami perubahan. Baik itu perubahan yang cepat atau lambat,
maupun Perubahan yang kecil atau besar. Perubahan sosial merupakan hal yang tidak bisa
terhindarkan. Perubahan sudah, sedang, dan akan terus terjadi, baik dalam kehidupan individu
maupun kehidupan masyarakat. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini,
perubahan sosial sudah berlangsung sangat pesat, baik itu perubahan yang sengaja direncanakan oleh
para Agent of change maupun perubahan yang tidak direncanakan.
Terjadinya perubahan social di kalangan masyarakat adalah hal yang wajar yang dialami oleh
seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam
mengartikan proses perubahan sosial. Dalam perkembangannya pun para ahli memperlihatkan
perbedaan dalam memahami perubahan sosial. Menurut Thorsten Veblen, perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat sangat ditentukan oleh teknologi. Namun demikian, sulit untuk dibantahkan
bahwa teknologi sangat memengaruhi sikap dan prilaku manusia. Namun tidak semua perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat selalu berdampak positif, akan tetapi disisi lain pasti memiliki
dampak negatif. Hal ini dapat kita lihat dalam realitas kehidupan masyarakat disekitar kita.
Masyarakat berperan penting terhadap terjadinya perubahan sosial pada jangka waktu tertentu
di suatu daerah tempat mereka bermukim. Masyarakat inilah yang kemudian akan menghadapi
faktor-faktor terjadi perubahan hingga mengalami perubahan sosial itu sendiri.Setiap insan manusia
memiliki sifat dasar yang selalu tidak puas, jadi wajar jika manusia terus berkembang dan melakukan
banyak perubahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.kemajuan zaman beriringan dengan
kemajuan teknologi saat ini juga menjadi faktor penentu perubahan sosial yang terjadi pada
masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Gillin yang berpendapat bahwa
perubahan sosial adalah cara hidup yang dipengaruhi oleh kondisi kebudayaan material, kondisi
geografis, komposisi penduduk, ideologi dan dan arena yang dipengaruhi oleh hasil penemuan
penemuan baru. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis berkeinginan untuk menganalisis
lebih lanjut tentang perubahan sosial budaya masyarakat di daerah yang seiring dengan perkembangan
kemajuan zaman.
PEMBAHASAN
I. Perubahan Sosial di Tasikmalaya

1. Perubahan budaya yang mempengaruhi perubahan sosial

Kehidupan sosial yang baik dapat digambarkan dengan sikap saling tolong-menolong,
peduli terhadap lingkungan sekitar, saling mempunyai tenggang rasa, melakukan
musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan dan banyak lagi contoh-contoh
kehidupan sosial lainnya. Hal-hal tersebut dapat kita lihat dalam lingkungan sekitar kita
seperti contoh : saling tolong menolong dalam membersihkan lingkungan sekitar kita
secara bersama-sama, contoh lain seperti menjenguk tetangga atau teman yang sedang
sakit. Walaupun kegiatan-kegiatan sosial yang kita lakukan terlihat begitu sepele tapi
semua itu dapat membawa dampak yang baik diantara anggota masyarakat jika hubungan
sosial dilakukan dengan cara yang benar dan dapat saling memahami.

Interaksi sosial seperti ini dahulu sangat sering kita jumpai dalam kehidupan
masyarakat kita seperti contoh Budaya kegiatan saling mengantarkan makanan
kepada tetangga saat merayakan hari raya kebesaran, tetapi pada saat sekarang ini
sangat jarang dijumpai di ibu kota seperti Tasikmalaya kegiatan-kegiatan seperti itu.
2. Ciri- ciri
a. Budaya saling tolong menolong sudah mulai berkurang
b. Rasa peduli sesama sudah mulai luntur
c. Mulai berkurangnya kegiatan yang bersifat gotong royong
3. Termasuk perubahan apakah ?

Termasuk kedalam perubahan evolusioner yaitu perubahan secara lamabat dari


budaya masyarakat yang tradisional ke budaya masayarakat yang moderen.
4. Faktor pendorong dan penghambat
Pendorong adanya kontak dengan kebudayaan lain, Banyaknya orang yang sudah
mempunyai pendidikan yang tinngi yang lebih moderen, Menghargai inovasi dari
budaya lain, Masayarakat yangheterogen, Orientasi ke depan lebih maju
Penghambat pendidikan yang masih keterbelakang, adanya unsure yang menyangkut
agama dan religi, kurangnya hubungan dengan masayarakt lain

5. Cara penyebaran Akulturasi


adalah proses perubahan sosial yang terjadi karena masuknya suatu kebudayaan asing
ke dalam sekelompok masyarakat, sehingga unsur budaya asing itu diterima dan
disesuaikan dengan kebudayaan asli masyarakat tertentu. Budaya asing tersebut
masuk dan bisa diterima masyarakat tergantung bagaimana cara masuk budaya
tersebut dan jangka waktu penyesuaian tertentu.

6. Dampak
Dengan terjadinya Kemerosotan kehidupan sosial di kota Tasikmalaya dapat
berdampak pada tidak seimbangnya kehidupan sosial yang ada pada masyarakat juga
dapat berdampak terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Kesenjangan
sosial tersebut akan membuat dampak yang tidak baik untuk kehidupan sosial
dimasyakarakat tersebut. Oleh sebab itu seharusnya interaksi sosial dalam masyarakat
dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu kita harus mengetahui syarat-syarat
interaksi sosial supaya kehidupan sosial dalam masyarakat dapat berjalan dengan
baik.

II. Perubahan Sosial di KARIMUNJAWA JAWA TENGAH

I. Pembahasan
Perubahan kondisi sosial budaya yang terjadi pada masyarakat
Karimunjawa merupakan bentuk penyesuaian terhadap kebutuhan pariwisata dan
wisatawan agar masyarakat dapat menyeimbangkan kondisi dengan perkembangan
pariwisata. Perkembangan pariwisata yang sangat pesat memberikan pengaruh
kepada masyarakat baik yang bekerja di bidang pariwisata maupun masyarakat
secara umum. Masyarakat yang tidak terlibat dalam aktivitas pariwisata pada
umumnya tetap melakukan kontak dengan wisatawan karena berada di lokasi yang
sama.

a) Perubahan Ekonomi
Adapun perubahan sosial budaya masyarakat yang terjadi sejak
berkembangnya pariwisata di Karimunjawa adalah keuntungan ekonomi dan
adanya lapangan pekerjaan merupakan pengaruh yang dirasakan secara langsung
oleh masyarakat sehingga menjadi perubahan yang sangat mudah dirasakan dalam
jangka waktu pendek. Masyarakat yang sebelumnya merupakan nelayan
mendapatkan peluang pekerjaan baru atau pekerjaan tambahan sebagai nakhoda
kapal wisata, pemandu wisata, dan pemilik persewaan barang kebutuhan wisata
lainnya.
Peluang pekerjaan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muda yang
umumnya menjadi pemandu, para ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya berada
di rumah untuk mengerjakan urusan rumah tangga kini memiliki peran ganda.
Peran yang bertambah untuk ikut menambah penghasilan keluarga dengan bekerja
di bidang pariwisata. Umumnya para wanita akan berdagang makanan dan suvenir
serta bekerja untuk menjaga homestay. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh
besar dari banyaknya kunjungan wisatawan sehingga membuka peluang bagi
masyarakat untuk mengelola bisnis dalam melengkapi kebutuhan wisatawan.
Penerimaan masyarakat terhadap pariwisata terlihat dari pandangan
masyarakat terhadap pemanfaatan lahan untuk kepentingan pariwisata. Lahan yang
dulu tidak digunakan atau digunakan untuk kepentingan lain kemudian
dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, penggunaan bangunan pun berubah
menjadi lebih komersil seperti rumah penduduk yang disewakan dan menjadi
homestay. Alun-alun yang berada di pusat Desa Karimunjawa dimanfaatkan
menjadi sentra perdagangan makanan dan souvenir agar wisatawan lebih mudah
menjangkau pedagang yang menjual kebutuhan wisata.
Terkait penerimaan masyarakat, keterlibatan sebagian besar masyarakat
hanya ikut andil dalam kegiatan operasional pariwisata dan tidak begitu
memikirkan bagaimana pengelolaan pariwisata ke depan. Beberapa pihak
memanfaatkan pariwisata untuk keuntungan jangka pendek dengan menjual aset
yang dimiliki kepada investor atau pengelola pihak swasta dari luar daerah bahkan
luar negeri. Masyarakat banyak yang menjual tanah, hotel-hotel banyak dikelola
pihak luar, masyarakat hanya sebatas menjadi tour guide, khawatir lahan akan habis
dimiliki pihak luar, pariwisata dikelola pihak luar.
Keberadaan hotel mewah banyak yang dikelola oleh pihak luar, masyarakat
mendapatkan untung dari penjualan lahan dan tidak ikut dalam pengembangan
pariwisata. Apabila pariwisata terus berkembang, pembangunan semakin banyak,
wisatawan semakin meningkat dan pengelola pariwisata dari luar semakin
mendominasi, maka masyarakat akan semakin susah bersaing.

b) Kesadaran dalam Pendidikan


Peningkatan kesadaran akan pendidikan pariwisata dalam bentuk
pengadaan jurusan pariwisata pada sekolah menegah kejuruan di Karimunjawa.
Disisi lain, keinginan masyarakat untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi
menjadi berkurang karena sudah bisa memperoleh pekerjaan dalam pariwisata.
Selain pendidikan, kesadaran akan pentingnya keahlian dalam melayani wisatawan
meningkat.
Peningkatan kemampuan bahasa dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan
kemampuan bahasa dalam pekerjaan di bidang pariwisata terjadi akibat mulai
banyaknya wisatawan mancanegara yang berinteraksi dengan masyarakat sehingga
kemampuan bahasa meningkat dengan pelatihan maupun otodidak. Terlihat dalam
bentuk motivasi masyarakat Karimunjawa untuk belajar dan berkembang agar
mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia Pariwisata dengan belajar
bahasa dan meningkatkan pendidikan di bidang pariwisata.

c) Perubahan Gaya Hidup


Gaya hidup yang secara umum semakin mengikuti arus modernisasi
dengan meniru wisatawan yang dianggap sebagai contoh masyarakat modern. Hal
ini sejalan dengan teori modernisasi dimana masyarakat tradisional umumnya
mengikuti pergerakan ke arah modern dengan meniru masyarakat yang dianggap
lebih maju, dalam hal ini adalah wisatawan. Pemuda yang bekerja sebagai pemandu
adalah masyarakat yang perubahan gaya hidupnya paling dirasakan terutama dalam
hal mode atau penampilan. Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan kaca mata
hitam, topi, anting, umumnya jarang didapati. Namun sekarang sering tampak
masyarakat yang berpenampilan mengikuti wisatawan. Kegiatan untuk berkumpul
hingga larut malam yang biasanya tidak ada kini mulai tumbuh. Banyaknya kafe
yang dibangun untuk memfasilitasi wisatawan maupun masyarakat untuk
berkumpul-kumpul.

d) Perubahan Kebiasan Masyarakat


Solidaritas sosial masyarakat mengalami pergeseran seperti sikap tolong
menolong yang kini juga dilakukan dalam lingkup pariwisata. Pada sisi lain,
kegiatan gotong royong masyarakat seperti kerja bakti tidak dilaksanakan oleh
banyak anggota masyarakat seperti sebelumnya karena kini banyak masyarakat
yang lebih sibuk dengan kegiatan pariwisata yang dinilai lebih menguntungkan.
Keuntungan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan menimbulkan kecemburuan sosial dimana pariwisata berkembang
sangat pesat di Desa Karimunjawa dibanding desa lainnya di Kecamatan
Karimunjawa sehingga menimbulkan kecemburuan masyarakat. Selain itu,
kecemburuan muncul karena adanya persaingan antara masyarakat lokal dengan
pendatang yang sama-sama berbisnis pariwisata.

III. Perubahan Sosial di Pangandaran

1..

PEMBAHASAN

Seiring berkembangnya arus globalisasi saat ini membuat masyarakat Indonesia


hampir kehilangan kebudayaan mereka sendiri terutama di kalangan remaja, karena banyak
remaja yang menganggap budaya yang dimiliki bangsa sendiri adalah budaya yang kuno dan
tidak sesuai dipakai pada zaman sekarang, salah satunya dalam bidang berpakian. 

Hal ini disebabkan karena semakin pesatnya modernisasi di Indonesia memudahkan


pengaruh perubahan sosial pola pemikiran masyarakat Indonesia yang awalnya tradisional
menjadi modern, peristiwa ini sebenarnya memberikan dampak positif dan negatif dalam
perkembangan di era milenial ini. Globalisasi adalah suatu fenomena kusus dalam peradaban
manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari perubahan
yang dialami oleh masyarakat global. Modernisasi adalah proses masa kini atau menuju
masyarakat modern, dalam hal ini menyebabkan sebuah tantangan yang membawa pengaruh
terhadap bangsa Indonesia kepada perilaku peniruan budaya barat, hal ini terjadi pada
generasi milenial yang kini lebih menyukai produk luar negri daripada dalam negri. Pakaian
adalah bahan tekstil yang digunakan oleh tubuh sebagai kebutuhan pokok manusia selain
makanan, adanya modernisasi membuat gaya berpakaian masyarakat Indonesia semakin
berubah kususnya dikalangan remaja. Tentu sangat berbeda gaya berpakaian masyarakat
Indonesia zaman dulu dan zaman sekarang, kalau dulu masyarakat Indonesia hanya
menggunakan pakaian-pakaian sederhana (tradisional) seperti batik, jarik, dan kebaya sebagai
ciri khas budaya lokal. Tetapi saat ini masyarakat Indonesia cenderung menggunakan pakaian
yang cenderung menirukan gaya berpakaian orang barat. Gaya hidup masyarakat terus
berkembang seiiring dengan perkembangan jaman yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi
dan modernisasi. 

Faktor-faktor perubahan sosial ( gaya berpakaian ) masyarakat kota :

a. Faktor Internal

Faktor Internal(faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat
itu yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara individu,
kelompok ataupun organisasi. Sebab-sebab perubahan sosial (gaya berpakaian) yang berasal
dari dalam masyarakat (sebab intern).

1) Warna pakaian

Pakaian yang ada di masyarakat kota saat ini memiliki warna-warana yang sangat
menarik,sehingga masyarakat tertarik untuk memakai pakaian tersebut. Hal ini dapat
membuat masyarakat meninggalkan gaya berpakaian yang awalnya menjadi kebiasaan.
Bahkan pada akhirnya nanti pakaian yang saat ini ada di kalangan masyarakat kota akan
menjadi gaya berakaian mereka,dan akan menenggelamkan gaya berpakaian yang sudah
menjadi turun-temurun. Dan banyak sekali masyarakat yang beranggapan bahwa gaya
berpakaian yang menjadi ciri khas nenek moyang itu ketinggalan zaman dan sudah tidak
layak lagi untuk di gunakan pada saat ini. Anggapan inilah yang semakin membuat
masyarakat kota meninggalkan gaya berpakaian nenek moyang yang seharusnya kita
lestarikan karena gaya berpakaian yang berasal dari nenek moyang kita merupakan ciri khas
dari bangsa kita.

2) Model pakaian

Model pakaian yang ada di masyarakat kota sangat beraneka ragam. Sehingga dapat
tampil beda setiap hari dengan model pakaian yang berbeda. Modelnya pun modern karena
selalu mengikuti perkembangan zaman. Apalagi para generasi sangat menyukai gaya
berpakaia yang selalu berubah. Model yang bagus dan menarik itulah yang akan diminati
oleh kalangan remaja yang ada dikota.

Model pakaian yang ada di kota sanagat menarik dan beraneka ragam. Mulai dari
model pakaian yang tidak ada lengan,rok yang mini,pakaian yang setengah terbuka,celana
jeans,baju kaos (t-shirt) dan masih banyak yang lainnya. Masyarakat kota menyukai model
pakaian yang seperti ini,karena menurut mereka model pakian ini sangat modis. Sifat
masyarakat kota yang selalu ingin tampil modis,ini menjadi suatu hal yang dapat
menghilangkan gaya berpakaian yang sesuai dengan tradisi yang kita miliki.

b. Faktor Eksternal

Selain internal faktor, pada masyarakat juga dikenal Faktor Eksternal atau faktor luar
adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan timbulnya
perubahan pada masyarakat. Sebab-sebab perubahan sosial (gaya berpakaian) yang
bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern) :

1) Adanya pengaruh dari luar ( globalisasi)

Di era globalisasi ini banyak sekali pakaian yang berasal dari luar. Yang akhiranya
diikuti oleh masyarakat pribumi dan yang paling cepat mengikuti adalah masyarakat kota.
Gaya berpakian yang berasal dari luar dianggap lebih bagus dan banyak masyarakat kota
yang membeli pakaian yang berasal dari luar negeri. Dan juga saat ini banyak masyarakat
atau para pembuat baju lebih memilih meniru model pakaian dari luar negeri karena mereka
beranggapan gaya pakaian dari luar negeri memilki daya tarik yang sangat tinggi.

Pakaian yang berasal dari luar biasanya memiliki gaya yang modern,yang membuat
masyarakat memilih dan meniru gaya berpakaian masyarakat dari luar tersebut. Gaya
berpakaian masyarakat dari luar selalu mementingkan keserasian dan di sesuaikan dengan
perkembangan zaman. Tidak seperti pakaian yang menjadi tradisi sejak lama modelnya tetap
dan sampai kapanpun tetap seperti itu.

2) Keluarga

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keluarga berperan penting dalam


membimbing remaja untuk menentukan yang baik atau tidak untuk dilakukan. Orang tua
memegang peranan utama didalam sebuah keluarga. Segala tindakanya akan berpengaruh
besar terhadap perkembangan fisik dan psikis anak. Remaja dengan orang tua yang
memperhatikan mereka cenderung dapat memilah budaya barat yang berdampak positif atau
negatif bagi mereka. Sehingga para remaja tidak akan meniru gaya berpakaian orang barat
yang sudah jelas tidak sesuai dengan budaya yang kita miliki. Namun juga terdapat sebagian
remaja yang berasal dari keluarga yang baik dan harmonis terjebak dalam gaya hidup yang
salah.

3) Pergaulan
Faktor yang paling mempengaruhi remaja dalam mengadaptasi budaya barat ialah
teman pergaulan. Teman pergaulan ini biasanya merupakan teman sebaya. Bagi sebagian
besar remaja, teman memiliki posisi yang lebih penting daripada orang tua. Teman
merupakan tempat berbagi kesedihan dan kebahagiaan, tempat mencurahkan rahasia-rahasia
dalam dirinya. Oleh karena itu, muncullah suatu ikatan ketergantungan dengan teman.
Apabila teman-temannya mengajak kepada sesuatu yang baru, rasa keterikatan itu
menghalangi remaja untuk menolak. Jika teman pergaulannya dapat memilah budaya yang
baik untuk diadaptasi, hal ini akan menguntungkan diri mereka. Namun, jika teman
pergaulannya tidak dapat bersikap bijak, remaja akan terbawa pada sesuatu yang negatif.

4) Dari masyarakat

Masyarakat kota memiliki anggapan bahwa pakaian yang menjadi tradisi ketinggalan
zaman. Sifat masyarakat yang selalu ingin mencoba hal-hal baru terutama dalam memilih
gaya berpakaian yang sesuai dengan gaya yang sedang menjadi trend saat ini. Keinginan ini
membuat perubahan cepat terjadi di kalangan masyarakat kota. Hal-hal baru yang dapat kita
lihat misalnya saat ini banyak masyarakat yang memakai celana jeans,padahal dulu yang
memakai celana jeans hanya orang-orang tertentu dan di tempat-tempat tertentu.

Masyarakat saat ini dalam memilih pakaian selalu mengedepankan trend yang beredar
saat ini. Meskipun tidak sesuai dengan budaya atau kebiasaan, mereka tidak memperdulikan
hal tersebut. Masyarakat selalu mengikuti gaya berpakaian yang mereka lihat, jika mereka
melihat ada yang memakai pakaian dan rok atau celana yang pendek (mini) maka secara
langsung mereka akan mengikuti gaya tersebut tanpa memilah hal itu patut dicontoh atau
tidak. Biasanya masyarakat melihat gaya berpakaian yang baru itu dari televisi dan majalah.

5) Penemuan Baru

Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu tidak terlalu lama disebut penemuan baru atau inovasi. Penemuan baru yang
merupakan penyebab perubahan. Dalam hal ini masyarakat kota menemukan gaya berpakaian
yang baru,sehingga mereka tertarik untuk memakai dan menerapkannya di kehidupan mereka
sehari-hari.

Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan


dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan
karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi
bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam
perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan,seperti gaya berpakaian.
Apabila suatu pengetahuan baru dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya
akan disusul oleh perubahan yang besar dan ini sudah nyata terjadi di masyarakat kita.

Perubahan gaya berpakaian masyarakat kotamemiliki banyak dampak yang


terjadi,misalnya :

a) Dampak Negatif

1) Hilangnya Nilai Kebudayaan

Di zaman yang sekarang sudah semakin modern ini, menyebabkan masyarakat adat
mulai berkurang. Karena banyak sekali masyarakat desa yang pindah ke kota sehingga
mereka lupa akan kebudayaan asal mereka. Mereka banyak yang meninggalakan kebiasaan-
kebiasaan adatnya. Dan melahirkan kebudayaan-kebudayaan baru, yaitu meniru kebudayaan
barat, dari model pakaian, tradisi, bahkan gaya bahasanya pun ikut berubah.

Adanya globalisasi dan modernisasi membuat nilai budaya mulai luntur dan
tergantikan oleh nilai-nilai budaya lain. Hal ini dapat dilihat dari hal yang paling
menonjol,yaitu gaya berpakaian masyarakat yang berubah. Awalnya mereka takut dan malu
jika memakai pakaian yang terbuka,tetapi saat ini mereka sama sekali tidak menampakkan
rasa malu meski memakai pakaian yang terbuka. Masyarakat kota mulai tidak mempedulikan
nilai-nilai budaya sendiri. Yang jika kita lihat sangat bertolak belakang dengan nilai yang ada
di masyarakat saat ini. Masyarakat kota saat ini lebih menjunjung nilai-nilai yang ada pada
saat ini dan melupakan nilai budaya yang sebenarnya menjadi ciri khas bangsa.

Apabila sebab-sebab perubahan gaya berpakaian bersumber pada masyarakat lain, itu
mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya.
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan
untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat
mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang
lain. Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi massa, ada
kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna
alat-alat komunikasi tersebut.

2) Pola Hidup Yang konsumtif


Perkembanganindustri yang
sangatpesatmembuatpenyediaanbarangkebutuhanmasyarakatmelimpah.Denganbegitumasyara
katmudahtertarikuntukmengonsumsibarangdenganbanyakpilihan yang ada. Apalagi dalam
memilih gaya berpakaian,masyarakat akan menjadi masyarakat yang benar-benar konsumtif.
Karena masyarakat mempunyai anggapan bahwa penampilan adalah nomor satu. Masyarakat
tidak memperdulikan berapa uang besar yang mereka keluarkan untuk menunjang
penampilan mereka dan mereka bekerja pun juga untuk menghidupi kebutuhan mereka.
Sehingga tidak ada masalah bagi masyarakat kota untuk menghabiskan uang mereka,asalkan
mereka mendapat penampilan yang sesuai dengan keinginan mereka.

3) Sikap Individualisme

Individualisme artinya dalam suatu masyarakat perkotaan mereka biasanya bersifat


individu, mereka melakukan segalanya sendiri. jadi antara satu orang dengan yang lainnya
masih jarang saling bergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.

Masyarakatmerasadimudahkandenganteknologi,membuatmerekamerasatidaklagimem
butuhkan orang lain dalamberaktivitasnya.
Kadangmerekalupabahwamerekaadalahmakhluksosial. Jika dilihat dar gaya berpakaian
masyarakat satu dengan yang lainnya tidak ingi apabila pakaian yang ia kenakan ada yang
menyamainya. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat satu dan yang lainnya tidak memiliki
rasa saling peduli. Masyarakat kota memang dikenal dengan masyarakat individu kareana
rasa gotong royong sudah mulai hilang dikalangan mereka. Apalagi di kota banyak sekali
alat-alat modern sehingga tidak perlu membutuhkan bantuan orang lain.

4) Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua dan
kehidupan bebas remaja. Bukan hanya itu gaya berpakaian masyarakat saat ini juga
mengikuti gaya berpakaian orang-orang barat yang jika dilihat secara benar-benar tidak
sesuai dengan nilai budaya yang kita miliki. Jika terus seperti ini maka nilai-nilai budaya
yang kita miliki akan benar-benar hilang.

Masyarakat perkotaan memiliki kecenderungan mengikuti perkembangan gaya hidup


barat karena banyak masyarakat-masyarakatnya melupakan kebudayaan dan kesenian nenek
moyang kita dan justru hapal akan perkembangan dan sejarah luar dibandingkan sejarah
bangsa sendiri . Kita ambil contoh cara berpakaian , beberapa masyarakat perkotaan memiliki
cara berpakaian yang menyerupai cara berpakaian barat , dalam hal ini seperti merubah gaya
rambut, mentato tubuh dan lain sebagainya dengan tujuan agar menjadi lebih percaya diri .

5) Nilai-nilai Bangsa Yang Mulai Merosot

Krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia salah satunya dalah merosotnya
nilai-nilai moral bangsa. Hal itu terlihat dari maraknya masyarakat yang memakai pakaian
mini. Masalah-masalah tersebut telah memutar balikan citra Indonesia yang dulu dikenal
sebagai bangsa yang ramah, santun, tenggang rasa, berjiwa gotong royong dan memiliki adat
ketimuran yang khas mulai hilang. Dengan semakin terbukanya era globalisasi yang terjadi
akhir-akhir ini terutama di lingkungan sosial, diprediksikan bahwa isu-isu permasalahan
sosial akan semakin berkembang dan bervariasi karena terjadi benturan-benturan kepentingan
di antara aspek-aspek kehidupan manusia.

Agar tidak pudar masyarakat adat, masyarakat desa yang pindah ke kota harus tetap
melestarikan kebudayaan-kebudayaan adat yang mereka miliki di daerah asal mereka, agar
kebudayaan adat mereka tidak pudar.

6) Lunturnya sikap cinta produk Indonesia.

Karena menganggap produk dari luar negeri lebih baik dari produk Indonesia.
Padahal, jika kita lebih teliti, dengan harga yang cukup terjangkau kita sudah mendapatkan
produk Indonesia dengan kualitas baik. Begitu pula dengan pakaian yang berasal dari negeri
kita sendiri lebih murah harganya. Kita tidak mempunyai pilihan melainkan untuk meneliti
secara detail globalisasi yang semakin rancak dan tidak terendali. Golongan muda seharusnya
berani untuk menyanggah arus globalisasi untuk memastikan jati diri kita yang sebenarnya
tidak akan terganti.

7) Munculnya kesenjangan sosial

Perubahan sosial biasanya dirasakan oleh masyarakat tertentu saja, misalnya


masyarakat perkotaan. Masyarakat yang mampu menikmati perubahan akan memiliki
kemampuan sosial ekonomi yang lebih baik daripada yang tidak. Hal itulah yang
menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.

b) Dampak Positif

Dampak positif dari adanya perubahan sosial di masyarakat, antara lain :


1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. Masyarakat juga mengenal adanya
hal-hal yang baru meskipun banyak dari hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang kita miliki. Setidaknya masyarakat dapat berkembang tidak hanya berpacu pada satu hal
saja. Dalam berpakaian mereka mengenal pakaian yang awalnya hanya dipakai oleh orang-
orang tertentu misalnya jeans dan T-shirt. Ini membawa kemajuan yang cukup pesat pada
masyrakat.

2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih


mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. Dalam hal gaya
berpakaian pun kita dapat mengetahui model-model yang baru. Dan dengan adanya teknologi
kita mengetahui model-model tersebut dengan mudah melalui televisi dan lainnya.
Sehinggaakan tercipta generasimuda Indonesia yang cerdasuntukmembangunbangsa.

3) Muncul penyesuaian atau Akomodasi

Adanya penyesuaian memungkinkan dicapainya tahap perkembangan sosial baru


yang yang lebih maju dan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses tersebut dapat dicapai
melalui proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan
IV. Perubahan Sosial di DESA JANTI, KEC. TULUNG, KAB. KLATEN
V. Modernisasi adalah proses masa kini atau menuju masyarakat modern, dalam hal
ini menyebabkan sebuah tantangan yang membawa pengaruh terhadap bangsa
Indonesia kepada perilaku peniruan budaya barat, hal ini terjadi pada generasi
milenial yang kini lebih menyukai produk luar negri daripada dalam negri.
Pakaian adalah bahan tekstil yang digunakan oleh tubuh sebagai kebutuhan pokok
manusia selain makanan, adanya modernisasi membuat gaya berpakaian
masyarakat Indonesia semakin berubah kususnya dikalangan remaja. Tentu sangat
berbeda gaya berpakaian masyarakat Indonesia zaman dulu dan zaman sekarang,
kalau dulu masyarakat Indonesia hanya menggunakan pakaian-pakaian sederhana
(tradisional) seperti batik, jarik, dan kebaya sebagai ciri khas budaya lokal. Tetapi
saat ini masyarakat Indonesia cenderung menggunakan pakaian yang cenderung
menirukan gaya berpakaian orang barat. Gaya hidup masyarakat terus
berkembang seiiring dengan perkembangan jaman yang banyak dipengaruhi oleh
globalisasi dan modernisasi. 
VI. Faktor-faktor perubahan sosial ( gaya berpakaian ) masyarakat kota :
VII. a. Faktor Internal
VIII. Faktor Internal(faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
masyarakat itu yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu
sendiri baik secara individu, kelompok ataupun organisasi. Sebab-sebab
perubahan sosial (gaya berpakaian) yang berasal dari dalam masyarakat (sebab
intern).
IX. 1) Warna pakaian
X. Pakaian yang ada di masyarakat kota saat ini memiliki warna-warana yang sangat
menarik,sehingga masyarakat tertarik untuk memakai pakaian tersebut. Hal ini
dapat membuat masyarakat meninggalkan gaya berpakaian yang awalnya menjadi
kebiasaan. Bahkan pada akhirnya nanti pakaian yang saat ini ada di kalangan
masyarakat kota akan menjadi gaya berakaian mereka,dan akan menenggelamkan
gaya berpakaian yang sudah menjadi turun-temurun. Dan banyak sekali
masyarakat yang beranggapan bahwa gaya berpakaian yang menjadi ciri khas
nenek moyang itu ketinggalan zaman dan sudah tidak layak lagi untuk di gunakan
pada saat ini. Anggapan inilah yang semakin membuat masyarakat kota
meninggalkan gaya berpakaian nenek moyang yang seharusnya kita lestarikan
karena gaya berpakaian yang berasal dari nenek moyang kita merupakan ciri khas
dari bangsa kita.
XI. 2) Model pakaian
XII. Model pakaian yang ada di masyarakat kota sangat beraneka ragam. Sehingga
dapat tampil beda setiap hari dengan model pakaian yang berbeda. Modelnya pun
modern karena selalu mengikuti perkembangan zaman. Apalagi para generasi
sangat menyukai gaya berpakaia yang selalu berubah. Model yang bagus dan
menarik itulah yang akan diminati oleh kalangan remaja yang ada dikota.
XIII. Model pakaian yang ada di kota sanagat menarik dan beraneka ragam. Mulai dari
model pakaian yang tidak ada lengan,rok yang mini,pakaian yang setengah
terbuka,celana jeans,baju kaos (t-shirt) dan masih banyak yang lainnya.
Masyarakat kota menyukai model pakaian yang seperti ini,karena menurut mereka
model pakian ini sangat modis. Sifat masyarakat kota yang selalu ingin tampil
modis,ini menjadi suatu hal yang dapat menghilangkan gaya berpakaian yang
sesuai dengan tradisi yang kita miliki.
XIV. b. Faktor Eksternal
XV. Selain internal faktor, pada masyarakat juga dikenal Faktor Eksternal atau faktor
luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan
timbulnya perubahan pada masyarakat. Sebab-sebab perubahan sosial (gaya
berpakaian) yang bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern) :
XVI. 1) Adanya pengaruh dari luar ( globalisasi)
XVII. Di era globalisasi ini banyak sekali pakaian yang berasal dari luar. Yang
akhiranya diikuti oleh masyarakat pribumi dan yang paling cepat mengikuti
adalah masyarakat kota. Gaya berpakian yang berasal dari luar dianggap lebih
bagus dan banyak masyarakat kota yang membeli pakaian yang berasal dari luar
negeri. Dan juga saat ini banyak masyarakat atau para pembuat baju lebih memilih
meniru model pakaian dari luar negeri karena mereka beranggapan gaya pakaian
dari luar negeri memilki daya tarik yang sangat tinggi.
XVIII. Pakaian yang berasal dari luar biasanya memiliki gaya yang modern,yang
membuat masyarakat memilih dan meniru gaya berpakaian masyarakat dari luar
tersebut. Gaya berpakaian masyarakat dari luar selalu mementingkan keserasian
dan di sesuaikan dengan perkembangan zaman. Tidak seperti pakaian yang
menjadi tradisi sejak lama modelnya tetap dan sampai kapanpun tetap seperti itu.
XIX. 2) Keluarga
XX. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, keluarga berperan penting dalam
membimbing remaja untuk menentukan yang baik atau tidak untuk dilakukan.
Orang tua memegang peranan utama didalam sebuah keluarga. Segala tindakanya
akan berpengaruh besar terhadap perkembangan fisik dan psikis anak. Remaja
dengan orang tua yang memperhatikan mereka cenderung dapat memilah budaya
barat yang berdampak positif atau negatif bagi mereka. Sehingga para remaja
tidak akan meniru gaya berpakaian orang barat yang sudah jelas tidak sesuai
dengan budaya yang kita miliki. Namun juga terdapat sebagian remaja yang
berasal dari keluarga yang baik dan harmonis terjebak dalam gaya hidup yang
salah.
XXI. 3) Pergaulan
XXII. Faktor yang paling mempengaruhi remaja dalam mengadaptasi budaya barat ialah
teman pergaulan. Teman pergaulan ini biasanya merupakan teman sebaya. Bagi
sebagian besar remaja, teman memiliki posisi yang lebih penting daripada orang
tua. Teman merupakan tempat berbagi kesedihan dan kebahagiaan, tempat
mencurahkan rahasia-rahasia dalam dirinya. Oleh karena itu, muncullah suatu
ikatan ketergantungan dengan teman. Apabila teman-temannya mengajak kepada
sesuatu yang baru, rasa keterikatan itu menghalangi remaja untuk menolak. Jika
teman pergaulannya dapat memilah budaya yang baik untuk diadaptasi, hal ini
akan menguntungkan diri mereka. Namun, jika teman pergaulannya tidak dapat
bersikap bijak, remaja akan terbawa pada sesuatu yang negatif.
XXIII. 4) Dari masyarakat
XXIV. Masyarakat kota memiliki anggapan bahwa pakaian yang menjadi tradisi
ketinggalan zaman. Sifat masyarakat yang selalu ingin mencoba hal-hal baru
terutama dalam memilih gaya berpakaian yang sesuai dengan gaya yang sedang
menjadi trend saat ini. Keinginan ini membuat perubahan cepat terjadi di kalangan
masyarakat kota. Hal-hal baru yang dapat kita lihat misalnya saat ini banyak
masyarakat yang memakai celana jeans,padahal dulu yang memakai celana jeans
hanya orang-orang tertentu dan di tempat-tempat tertentu.
XXV. Masyarakat saat ini dalam memilih pakaian selalu mengedepankan trend yang
beredar saat ini. Meskipun tidak sesuai dengan budaya atau kebiasaan, mereka
tidak memperdulikan hal tersebut. Masyarakat selalu mengikuti gaya berpakaian
yang mereka lihat, jika mereka melihat ada yang memakai pakaian dan rok atau
celana yang pendek (mini) maka secara langsung mereka akan mengikuti gaya
tersebut tanpa memilah hal itu patut dicontoh atau tidak. Biasanya masyarakat
melihat gaya berpakaian yang baru itu dari televisi dan majalah.
XXVI. 5) Penemuan Baru
XXVII. Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar yang terjadi dalam jangka
waktu tertentu tidak terlalu lama disebut penemuan baru atau inovasi. Penemuan
baru yang merupakan penyebab perubahan. Dalam hal ini masyarakat kota
menemukan gaya berpakaian yang baru,sehingga mereka tertarik untuk memakai
dan menerapkannya di kehidupan mereka sehari-hari.
XXVIII. Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan
pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang
baru pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada,
namun kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan.
Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan
tersebut didayagunakan,seperti gaya berpakaian. Apabila suatu pengetahuan baru
dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh
perubahan yang besar dan ini sudah nyata terjadi di masyarakat kita.
XXIX. Perubahan gaya berpakaian masyarakat kotamemiliki banyak dampak yang
terjadi,misalnya :
XXX. a) Dampak Negatif
XXXI. 1) Hilangnya Nilai Kebudayaan
XXXII. Di zaman yang sekarang sudah semakin modern ini, menyebabkan masyarakat
adat mulai berkurang. Karena banyak sekali masyarakat desa yang pindah ke kota
sehingga mereka lupa akan kebudayaan asal mereka. Mereka banyak yang
meninggalakan kebiasaan-kebiasaan adatnya. Dan melahirkan kebudayaan-
kebudayaan baru, yaitu meniru kebudayaan barat, dari model pakaian, tradisi,
bahkan gaya bahasanya pun ikut berubah.
XXXIII. Adanya globalisasi dan modernisasi membuat nilai budaya mulai luntur dan
tergantikan oleh nilai-nilai budaya lain. Hal ini dapat dilihat dari hal yang paling
menonjol,yaitu gaya berpakaian masyarakat yang berubah. Awalnya mereka takut
dan malu jika memakai pakaian yang terbuka,tetapi saat ini mereka sama sekali
tidak menampakkan rasa malu meski memakai pakaian yang terbuka. Masyarakat
kota mulai tidak mempedulikan nilai-nilai budaya sendiri. Yang jika kita lihat
sangat bertolak belakang dengan nilai yang ada di masyarakat saat ini. Masyarakat
kota saat ini lebih menjunjung nilai-nilai yang ada pada saat ini dan melupakan
nilai budaya yang sebenarnya menjadi ciri khas bangsa.
XXXIV. Apabila sebab-sebab perubahan gaya berpakaian bersumber pada masyarakat
lain, itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan
pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya,
masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga
menerima pengaruh dari masyarakat yang lain. Namun apabila hubungan tersebut
berjalan melalui alat-alat komunikasi massa, ada kemungkinan pengaruh itu hanya
datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi
tersebut.
XXXV. 2) Pola Hidup Yang konsumtif
XXXVI. Perkembanganindustri yang
sangatpesatmembuatpenyediaanbarangkebutuhanmasyarakatmelimpah.Denganbe
gitumasyarakatmudahtertarikuntukmengonsumsibarangdenganbanyakpilihan yang
ada. Apalagi dalam memilih gaya berpakaian,masyarakat akan menjadi
masyarakat yang benar-benar konsumtif. Karena masyarakat mempunyai
anggapan bahwa penampilan adalah nomor satu. Masyarakat tidak
memperdulikan berapa uang besar yang mereka keluarkan untuk menunjang
penampilan mereka dan mereka bekerja pun juga untuk menghidupi kebutuhan
mereka. Sehingga tidak ada masalah bagi masyarakat kota untuk menghabiskan
uang mereka,asalkan mereka mendapat penampilan yang sesuai dengan keinginan
mereka.
XXXVII. 3) Sikap Individualisme
XXXVIII. Individualisme artinya dalam suatu masyarakat perkotaan mereka biasanya
bersifat individu, mereka melakukan segalanya sendiri. jadi antara satu orang
dengan yang lainnya masih jarang saling bergantungan antara yang satu dengan
yang lainnya.
XXXIX. Masyarakatmerasadimudahkandenganteknologi,membuatmerekamerasatidakla
gimembutuhkan orang lain dalamberaktivitasnya.
Kadangmerekalupabahwamerekaadalahmakhluksosial. Jika dilihat dar gaya
berpakaian masyarakat satu dengan yang lainnya tidak ingi apabila pakaian yang
ia kenakan ada yang menyamainya. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat satu
dan yang lainnya tidak memiliki rasa saling peduli. Masyarakat kota memang
dikenal dengan masyarakat individu kareana rasa gotong royong sudah mulai
hilang dikalangan mereka. Apalagi di kota banyak sekali alat-alat modern
sehingga tidak perlu membutuhkan bantuan orang lain.
XL. 4) Gaya Hidup Kebarat-baratan
XLI. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada
orang tua dan kehidupan bebas remaja. Bukan hanya itu gaya berpakaian
masyarakat saat ini juga mengikuti gaya berpakaian orang-orang barat yang jika
dilihat secara benar-benar tidak sesuai dengan nilai budaya yang kita miliki. Jika
terus seperti ini maka nilai-nilai budaya yang kita miliki akan benar-benar hilang.
XLII. Masyarakat perkotaan memiliki kecenderungan mengikuti perkembangan gaya
hidup barat karena banyak masyarakat-masyarakatnya melupakan kebudayaan dan
kesenian nenek moyang kita dan justru hapal akan perkembangan dan sejarah luar
dibandingkan sejarah bangsa sendiri . Kita ambil contoh cara berpakaian ,
beberapa masyarakat perkotaan memiliki cara berpakaian yang menyerupai cara
berpakaian barat , dalam hal ini seperti merubah gaya rambut, mentato tubuh dan
lain sebagainya dengan tujuan agar menjadi lebih percaya diri .
XLIII. 5) Nilai-nilai Bangsa Yang Mulai Merosot
XLIV. Krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia salah satunya dalah
merosotnya nilai-nilai moral bangsa. Hal itu terlihat dari maraknya masyarakat
yang memakai pakaian mini. Masalah-masalah tersebut telah memutar balikan
citra Indonesia yang dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, tenggang
rasa, berjiwa gotong royong dan memiliki adat ketimuran yang khas mulai hilang.
Dengan semakin terbukanya era globalisasi yang terjadi akhir-akhir ini terutama
di lingkungan sosial, diprediksikan bahwa isu-isu permasalahan sosial akan
semakin berkembang dan bervariasi karena terjadi benturan-benturan kepentingan
di antara aspek-aspek kehidupan manusia.
XLV. Agar tidak pudar masyarakat adat, masyarakat desa yang pindah ke kota harus
tetap melestarikan kebudayaan-kebudayaan adat yang mereka miliki di daerah
asal mereka, agar kebudayaan adat mereka tidak pudar.
XLVI. 6) Lunturnya sikap cinta produk Indonesia.
XLVII.Karena menganggap produk dari luar negeri lebih baik dari produk Indonesia.
Padahal, jika kita lebih teliti, dengan harga yang cukup terjangkau kita sudah
mendapatkan produk Indonesia dengan kualitas baik. Begitu pula dengan pakaian
yang berasal dari negeri kita sendiri lebih murah harganya. Kita tidak mempunyai
pilihan melainkan untuk meneliti secara detail globalisasi yang semakin rancak
dan tidak terendali. Golongan muda seharusnya berani untuk menyanggah arus
globalisasi untuk memastikan jati diri kita yang sebenarnya tidak akan terganti.
XLVIII. 7) Munculnya kesenjangan sosial
XLIX. Perubahan sosial biasanya dirasakan oleh masyarakat tertentu saja, misalnya
masyarakat perkotaan. Masyarakat yang mampu menikmati perubahan akan
memiliki kemampuan sosial ekonomi yang lebih baik daripada yang tidak. Hal
itulah yang menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.
L. b) Dampak Positif
LI. Dampak positif dari adanya perubahan sosial di masyarakat, antara lain :
LII. 1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
LIII. Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai
dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. Masyarakat juga
mengenal adanya hal-hal yang baru meskipun banyak dari hal tersebut tidak
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang kita miliki. Setidaknya masyarakat dapat
berkembang tidak hanya berpacu pada satu hal saja. Dalam berpakaian mereka
mengenal pakaian yang awalnya hanya dipakai oleh orang-orang tertentu
misalnya jeans dan T-shirt. Ini membawa kemajuan yang cukup pesat pada
masyrakat.
LIV. 2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
LV. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. Dalam
hal gaya berpakaian pun kita dapat mengetahui model-model yang baru. Dan
dengan adanya teknologi kita mengetahui model-model tersebut dengan mudah
melalui televisi dan lainnya. Sehinggaakan tercipta generasimuda Indonesia yang
cerdasuntukmembangunbangsa.
LVI. 3) Muncul penyesuaian atau Akomodasi
LVII. Adanya penyesuaian memungkinkan dicapainya tahap perkembangan sosial baru
yang yang lebih maju dan lebih baik dari keadaan sebelumnya. Proses tersebut
dapat dicapai melalui proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar
serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan
LVIII.
PENUTUP

Kesimpulan

Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang berlangsung
terus menerus karena sifat sosial masyarakat yang dinamis dan bisa terus berubah.Karena pada
hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa yang artinya mereka
akan selalu mengalami perubahan. Terjadinya perubahan social di kalangan masyarakat adalah hal
yang wajar yang dialami oleh seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai
kesepakatan sama dalam mengartikan proses perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi seperti
di daerah Tasikmalaya, Banjarmasin, Pangandaran, dan Sumbawa Barat adalah salah satu bukti bahwa
masyarakat tidak hanya berhenti pada satu titik, namun terus berkembang mengiuti perkembangan
zaman.

Anda mungkin juga menyukai