PERUBAHAN SOSIAL Kelompok 4
PERUBAHAN SOSIAL Kelompok 4
PERUBAHAN SOSIAL Kelompok 4
Oleh:
Semester VI
BOGOR
2022
PENDAHULUAN
Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang
berlangsung terus menerus karena sifat sosial masyarakat yang dinamis dan bisa terus
berubah.Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa
yang artinya mereka akan selalu mengalami perubahan. Baik itu perubahan yang cepat atau lambat,
maupun Perubahan yang kecil atau besar. Perubahan sosial merupakan hal yang tidak bisa
terhindarkan. Perubahan sudah, sedang, dan akan terus terjadi, baik dalam kehidupan individu
maupun kehidupan masyarakat. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini,
perubahan sosial sudah berlangsung sangat pesat, baik itu perubahan yang sengaja direncanakan oleh
para Agent of change maupun perubahan yang tidak direncanakan.
Terjadinya perubahan social di kalangan masyarakat adalah hal yang wajar yang dialami oleh
seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam
mengartikan proses perubahan sosial. Dalam perkembangannya pun para ahli memperlihatkan
perbedaan dalam memahami perubahan sosial. Menurut Thorsten Veblen, perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat sangat ditentukan oleh teknologi. Namun demikian, sulit untuk dibantahkan
bahwa teknologi sangat memengaruhi sikap dan prilaku manusia. Namun tidak semua perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat selalu berdampak positif, akan tetapi disisi lain pasti memiliki
dampak negatif. Hal ini dapat kita lihat dalam realitas kehidupan masyarakat disekitar kita.
Masyarakat berperan penting terhadap terjadinya perubahan sosial pada jangka waktu tertentu
di suatu daerah tempat mereka bermukim. Masyarakat inilah yang kemudian akan menghadapi
faktor-faktor terjadi perubahan hingga mengalami perubahan sosial itu sendiri.Setiap insan manusia
memiliki sifat dasar yang selalu tidak puas, jadi wajar jika manusia terus berkembang dan melakukan
banyak perubahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.kemajuan zaman beriringan dengan
kemajuan teknologi saat ini juga menjadi faktor penentu perubahan sosial yang terjadi pada
masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Gillin yang berpendapat bahwa
perubahan sosial adalah cara hidup yang dipengaruhi oleh kondisi kebudayaan material, kondisi
geografis, komposisi penduduk, ideologi dan dan arena yang dipengaruhi oleh hasil penemuan
penemuan baru. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis berkeinginan untuk menganalisis
lebih lanjut tentang perubahan sosial budaya masyarakat di daerah yang seiring dengan perkembangan
kemajuan zaman.
PEMBAHASAN
I. Perubahan Sosial di Tasikmalaya
Kehidupan sosial yang baik dapat digambarkan dengan sikap saling tolong-menolong,
peduli terhadap lingkungan sekitar, saling mempunyai tenggang rasa, melakukan
musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan dan banyak lagi contoh-contoh
kehidupan sosial lainnya. Hal-hal tersebut dapat kita lihat dalam lingkungan sekitar kita
seperti contoh : saling tolong menolong dalam membersihkan lingkungan sekitar kita
secara bersama-sama, contoh lain seperti menjenguk tetangga atau teman yang sedang
sakit. Walaupun kegiatan-kegiatan sosial yang kita lakukan terlihat begitu sepele tapi
semua itu dapat membawa dampak yang baik diantara anggota masyarakat jika hubungan
sosial dilakukan dengan cara yang benar dan dapat saling memahami.
Interaksi sosial seperti ini dahulu sangat sering kita jumpai dalam kehidupan
masyarakat kita seperti contoh Budaya kegiatan saling mengantarkan makanan
kepada tetangga saat merayakan hari raya kebesaran, tetapi pada saat sekarang ini
sangat jarang dijumpai di ibu kota seperti Tasikmalaya kegiatan-kegiatan seperti itu.
2. Ciri- ciri
a. Budaya saling tolong menolong sudah mulai berkurang
b. Rasa peduli sesama sudah mulai luntur
c. Mulai berkurangnya kegiatan yang bersifat gotong royong
3. Termasuk perubahan apakah ?
6. Dampak
Dengan terjadinya Kemerosotan kehidupan sosial di kota Tasikmalaya dapat
berdampak pada tidak seimbangnya kehidupan sosial yang ada pada masyarakat juga
dapat berdampak terjadinya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Kesenjangan
sosial tersebut akan membuat dampak yang tidak baik untuk kehidupan sosial
dimasyakarakat tersebut. Oleh sebab itu seharusnya interaksi sosial dalam masyarakat
dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu kita harus mengetahui syarat-syarat
interaksi sosial supaya kehidupan sosial dalam masyarakat dapat berjalan dengan
baik.
I. Pembahasan
Perubahan kondisi sosial budaya yang terjadi pada masyarakat
Karimunjawa merupakan bentuk penyesuaian terhadap kebutuhan pariwisata dan
wisatawan agar masyarakat dapat menyeimbangkan kondisi dengan perkembangan
pariwisata. Perkembangan pariwisata yang sangat pesat memberikan pengaruh
kepada masyarakat baik yang bekerja di bidang pariwisata maupun masyarakat
secara umum. Masyarakat yang tidak terlibat dalam aktivitas pariwisata pada
umumnya tetap melakukan kontak dengan wisatawan karena berada di lokasi yang
sama.
a) Perubahan Ekonomi
Adapun perubahan sosial budaya masyarakat yang terjadi sejak
berkembangnya pariwisata di Karimunjawa adalah keuntungan ekonomi dan
adanya lapangan pekerjaan merupakan pengaruh yang dirasakan secara langsung
oleh masyarakat sehingga menjadi perubahan yang sangat mudah dirasakan dalam
jangka waktu pendek. Masyarakat yang sebelumnya merupakan nelayan
mendapatkan peluang pekerjaan baru atau pekerjaan tambahan sebagai nakhoda
kapal wisata, pemandu wisata, dan pemilik persewaan barang kebutuhan wisata
lainnya.
Peluang pekerjaan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muda yang
umumnya menjadi pemandu, para ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya berada
di rumah untuk mengerjakan urusan rumah tangga kini memiliki peran ganda.
Peran yang bertambah untuk ikut menambah penghasilan keluarga dengan bekerja
di bidang pariwisata. Umumnya para wanita akan berdagang makanan dan suvenir
serta bekerja untuk menjaga homestay. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh
besar dari banyaknya kunjungan wisatawan sehingga membuka peluang bagi
masyarakat untuk mengelola bisnis dalam melengkapi kebutuhan wisatawan.
Penerimaan masyarakat terhadap pariwisata terlihat dari pandangan
masyarakat terhadap pemanfaatan lahan untuk kepentingan pariwisata. Lahan yang
dulu tidak digunakan atau digunakan untuk kepentingan lain kemudian
dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, penggunaan bangunan pun berubah
menjadi lebih komersil seperti rumah penduduk yang disewakan dan menjadi
homestay. Alun-alun yang berada di pusat Desa Karimunjawa dimanfaatkan
menjadi sentra perdagangan makanan dan souvenir agar wisatawan lebih mudah
menjangkau pedagang yang menjual kebutuhan wisata.
Terkait penerimaan masyarakat, keterlibatan sebagian besar masyarakat
hanya ikut andil dalam kegiatan operasional pariwisata dan tidak begitu
memikirkan bagaimana pengelolaan pariwisata ke depan. Beberapa pihak
memanfaatkan pariwisata untuk keuntungan jangka pendek dengan menjual aset
yang dimiliki kepada investor atau pengelola pihak swasta dari luar daerah bahkan
luar negeri. Masyarakat banyak yang menjual tanah, hotel-hotel banyak dikelola
pihak luar, masyarakat hanya sebatas menjadi tour guide, khawatir lahan akan habis
dimiliki pihak luar, pariwisata dikelola pihak luar.
Keberadaan hotel mewah banyak yang dikelola oleh pihak luar, masyarakat
mendapatkan untung dari penjualan lahan dan tidak ikut dalam pengembangan
pariwisata. Apabila pariwisata terus berkembang, pembangunan semakin banyak,
wisatawan semakin meningkat dan pengelola pariwisata dari luar semakin
mendominasi, maka masyarakat akan semakin susah bersaing.
1..
PEMBAHASAN
a. Faktor Internal
Faktor Internal(faktor dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat
itu yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara individu,
kelompok ataupun organisasi. Sebab-sebab perubahan sosial (gaya berpakaian) yang berasal
dari dalam masyarakat (sebab intern).
1) Warna pakaian
Pakaian yang ada di masyarakat kota saat ini memiliki warna-warana yang sangat
menarik,sehingga masyarakat tertarik untuk memakai pakaian tersebut. Hal ini dapat
membuat masyarakat meninggalkan gaya berpakaian yang awalnya menjadi kebiasaan.
Bahkan pada akhirnya nanti pakaian yang saat ini ada di kalangan masyarakat kota akan
menjadi gaya berakaian mereka,dan akan menenggelamkan gaya berpakaian yang sudah
menjadi turun-temurun. Dan banyak sekali masyarakat yang beranggapan bahwa gaya
berpakaian yang menjadi ciri khas nenek moyang itu ketinggalan zaman dan sudah tidak
layak lagi untuk di gunakan pada saat ini. Anggapan inilah yang semakin membuat
masyarakat kota meninggalkan gaya berpakaian nenek moyang yang seharusnya kita
lestarikan karena gaya berpakaian yang berasal dari nenek moyang kita merupakan ciri khas
dari bangsa kita.
2) Model pakaian
Model pakaian yang ada di masyarakat kota sangat beraneka ragam. Sehingga dapat
tampil beda setiap hari dengan model pakaian yang berbeda. Modelnya pun modern karena
selalu mengikuti perkembangan zaman. Apalagi para generasi sangat menyukai gaya
berpakaia yang selalu berubah. Model yang bagus dan menarik itulah yang akan diminati
oleh kalangan remaja yang ada dikota.
Model pakaian yang ada di kota sanagat menarik dan beraneka ragam. Mulai dari
model pakaian yang tidak ada lengan,rok yang mini,pakaian yang setengah terbuka,celana
jeans,baju kaos (t-shirt) dan masih banyak yang lainnya. Masyarakat kota menyukai model
pakaian yang seperti ini,karena menurut mereka model pakian ini sangat modis. Sifat
masyarakat kota yang selalu ingin tampil modis,ini menjadi suatu hal yang dapat
menghilangkan gaya berpakaian yang sesuai dengan tradisi yang kita miliki.
b. Faktor Eksternal
Selain internal faktor, pada masyarakat juga dikenal Faktor Eksternal atau faktor luar
adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan timbulnya
perubahan pada masyarakat. Sebab-sebab perubahan sosial (gaya berpakaian) yang
bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern) :
Di era globalisasi ini banyak sekali pakaian yang berasal dari luar. Yang akhiranya
diikuti oleh masyarakat pribumi dan yang paling cepat mengikuti adalah masyarakat kota.
Gaya berpakian yang berasal dari luar dianggap lebih bagus dan banyak masyarakat kota
yang membeli pakaian yang berasal dari luar negeri. Dan juga saat ini banyak masyarakat
atau para pembuat baju lebih memilih meniru model pakaian dari luar negeri karena mereka
beranggapan gaya pakaian dari luar negeri memilki daya tarik yang sangat tinggi.
Pakaian yang berasal dari luar biasanya memiliki gaya yang modern,yang membuat
masyarakat memilih dan meniru gaya berpakaian masyarakat dari luar tersebut. Gaya
berpakaian masyarakat dari luar selalu mementingkan keserasian dan di sesuaikan dengan
perkembangan zaman. Tidak seperti pakaian yang menjadi tradisi sejak lama modelnya tetap
dan sampai kapanpun tetap seperti itu.
2) Keluarga
3) Pergaulan
Faktor yang paling mempengaruhi remaja dalam mengadaptasi budaya barat ialah
teman pergaulan. Teman pergaulan ini biasanya merupakan teman sebaya. Bagi sebagian
besar remaja, teman memiliki posisi yang lebih penting daripada orang tua. Teman
merupakan tempat berbagi kesedihan dan kebahagiaan, tempat mencurahkan rahasia-rahasia
dalam dirinya. Oleh karena itu, muncullah suatu ikatan ketergantungan dengan teman.
Apabila teman-temannya mengajak kepada sesuatu yang baru, rasa keterikatan itu
menghalangi remaja untuk menolak. Jika teman pergaulannya dapat memilah budaya yang
baik untuk diadaptasi, hal ini akan menguntungkan diri mereka. Namun, jika teman
pergaulannya tidak dapat bersikap bijak, remaja akan terbawa pada sesuatu yang negatif.
4) Dari masyarakat
Masyarakat kota memiliki anggapan bahwa pakaian yang menjadi tradisi ketinggalan
zaman. Sifat masyarakat yang selalu ingin mencoba hal-hal baru terutama dalam memilih
gaya berpakaian yang sesuai dengan gaya yang sedang menjadi trend saat ini. Keinginan ini
membuat perubahan cepat terjadi di kalangan masyarakat kota. Hal-hal baru yang dapat kita
lihat misalnya saat ini banyak masyarakat yang memakai celana jeans,padahal dulu yang
memakai celana jeans hanya orang-orang tertentu dan di tempat-tempat tertentu.
Masyarakat saat ini dalam memilih pakaian selalu mengedepankan trend yang beredar
saat ini. Meskipun tidak sesuai dengan budaya atau kebiasaan, mereka tidak memperdulikan
hal tersebut. Masyarakat selalu mengikuti gaya berpakaian yang mereka lihat, jika mereka
melihat ada yang memakai pakaian dan rok atau celana yang pendek (mini) maka secara
langsung mereka akan mengikuti gaya tersebut tanpa memilah hal itu patut dicontoh atau
tidak. Biasanya masyarakat melihat gaya berpakaian yang baru itu dari televisi dan majalah.
5) Penemuan Baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu tidak terlalu lama disebut penemuan baru atau inovasi. Penemuan baru yang
merupakan penyebab perubahan. Dalam hal ini masyarakat kota menemukan gaya berpakaian
yang baru,sehingga mereka tertarik untuk memakai dan menerapkannya di kehidupan mereka
sehari-hari.
a) Dampak Negatif
Di zaman yang sekarang sudah semakin modern ini, menyebabkan masyarakat adat
mulai berkurang. Karena banyak sekali masyarakat desa yang pindah ke kota sehingga
mereka lupa akan kebudayaan asal mereka. Mereka banyak yang meninggalakan kebiasaan-
kebiasaan adatnya. Dan melahirkan kebudayaan-kebudayaan baru, yaitu meniru kebudayaan
barat, dari model pakaian, tradisi, bahkan gaya bahasanya pun ikut berubah.
Adanya globalisasi dan modernisasi membuat nilai budaya mulai luntur dan
tergantikan oleh nilai-nilai budaya lain. Hal ini dapat dilihat dari hal yang paling
menonjol,yaitu gaya berpakaian masyarakat yang berubah. Awalnya mereka takut dan malu
jika memakai pakaian yang terbuka,tetapi saat ini mereka sama sekali tidak menampakkan
rasa malu meski memakai pakaian yang terbuka. Masyarakat kota mulai tidak mempedulikan
nilai-nilai budaya sendiri. Yang jika kita lihat sangat bertolak belakang dengan nilai yang ada
di masyarakat saat ini. Masyarakat kota saat ini lebih menjunjung nilai-nilai yang ada pada
saat ini dan melupakan nilai budaya yang sebenarnya menjadi ciri khas bangsa.
Apabila sebab-sebab perubahan gaya berpakaian bersumber pada masyarakat lain, itu
mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya.
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan
untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat
mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang
lain. Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat-alat komunikasi massa, ada
kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna
alat-alat komunikasi tersebut.
3) Sikap Individualisme
Masyarakatmerasadimudahkandenganteknologi,membuatmerekamerasatidaklagimem
butuhkan orang lain dalamberaktivitasnya.
Kadangmerekalupabahwamerekaadalahmakhluksosial. Jika dilihat dar gaya berpakaian
masyarakat satu dengan yang lainnya tidak ingi apabila pakaian yang ia kenakan ada yang
menyamainya. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat satu dan yang lainnya tidak memiliki
rasa saling peduli. Masyarakat kota memang dikenal dengan masyarakat individu kareana
rasa gotong royong sudah mulai hilang dikalangan mereka. Apalagi di kota banyak sekali
alat-alat modern sehingga tidak perlu membutuhkan bantuan orang lain.
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua dan
kehidupan bebas remaja. Bukan hanya itu gaya berpakaian masyarakat saat ini juga
mengikuti gaya berpakaian orang-orang barat yang jika dilihat secara benar-benar tidak
sesuai dengan nilai budaya yang kita miliki. Jika terus seperti ini maka nilai-nilai budaya
yang kita miliki akan benar-benar hilang.
Krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia salah satunya dalah merosotnya
nilai-nilai moral bangsa. Hal itu terlihat dari maraknya masyarakat yang memakai pakaian
mini. Masalah-masalah tersebut telah memutar balikan citra Indonesia yang dulu dikenal
sebagai bangsa yang ramah, santun, tenggang rasa, berjiwa gotong royong dan memiliki adat
ketimuran yang khas mulai hilang. Dengan semakin terbukanya era globalisasi yang terjadi
akhir-akhir ini terutama di lingkungan sosial, diprediksikan bahwa isu-isu permasalahan
sosial akan semakin berkembang dan bervariasi karena terjadi benturan-benturan kepentingan
di antara aspek-aspek kehidupan manusia.
Agar tidak pudar masyarakat adat, masyarakat desa yang pindah ke kota harus tetap
melestarikan kebudayaan-kebudayaan adat yang mereka miliki di daerah asal mereka, agar
kebudayaan adat mereka tidak pudar.
Karena menganggap produk dari luar negeri lebih baik dari produk Indonesia.
Padahal, jika kita lebih teliti, dengan harga yang cukup terjangkau kita sudah mendapatkan
produk Indonesia dengan kualitas baik. Begitu pula dengan pakaian yang berasal dari negeri
kita sendiri lebih murah harganya. Kita tidak mempunyai pilihan melainkan untuk meneliti
secara detail globalisasi yang semakin rancak dan tidak terendali. Golongan muda seharusnya
berani untuk menyanggah arus globalisasi untuk memastikan jati diri kita yang sebenarnya
tidak akan terganti.
b) Dampak Positif
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan
sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. Masyarakat juga mengenal adanya
hal-hal yang baru meskipun banyak dari hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
yang kita miliki. Setidaknya masyarakat dapat berkembang tidak hanya berpacu pada satu hal
saja. Dalam berpakaian mereka mengenal pakaian yang awalnya hanya dipakai oleh orang-
orang tertentu misalnya jeans dan T-shirt. Ini membawa kemajuan yang cukup pesat pada
masyrakat.
Kesimpulan
Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang berlangsung
terus menerus karena sifat sosial masyarakat yang dinamis dan bisa terus berubah.Karena pada
hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa yang artinya mereka
akan selalu mengalami perubahan. Terjadinya perubahan social di kalangan masyarakat adalah hal
yang wajar yang dialami oleh seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai
kesepakatan sama dalam mengartikan proses perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi seperti
di daerah Tasikmalaya, Banjarmasin, Pangandaran, dan Sumbawa Barat adalah salah satu bukti bahwa
masyarakat tidak hanya berhenti pada satu titik, namun terus berkembang mengiuti perkembangan
zaman.