Panduan Pelayanan TB 2023
Panduan Pelayanan TB 2023
Panduan Pelayanan TB 2023
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan kuman
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal
dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB. Sering
ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru,
namunbakteriini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya
(TB ekstraparu) seperti pleura, kelenja rlimfe, tulang, dan organ ekstra paru
lainnya.
D. PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
Penanggulangan Tuberkulosis yang selanjutnya disebut Penanggulangan TB
adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspekpromotif dan
preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan
untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan,
kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat
dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis.
Penanggulangan TB diselenggarakan secara terpadu, komprehensif dan
berkesinambungan
Target program Penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada tahun
2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Untuk tercapainya target program
Penanggulangan TB nasional, pemerintah daerah menetapkan strategi
nasional. Strategi nasional Penanggulangan TB terdiriatas:
1. Penguatan kepemimpinan program TB
2. Peningkatan akses layanan TB yang bermutu
3. Pengendalian factor risiko TB
4. Peningkatan kemitraan TB
5. Peningkatan kemandirian masyarakat dalam Penanggulangan TB
6. Penguatan manajemen program TB
4
BAB II
RUANG LINGKUP
A.
5
BAB III
TATA LAKSANA
Keterangan alur:
1. Prinsip penegakan diagnosis TB:
a. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih
dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis
yang dimaksud adalah pemeriksaan mikroskopis, tescepat molekuler
TB dan biakan.
b. Pemeriksaan TCM digunakan untuk penegakan diagnosis TB,
sedangkan pemantauan kemajuan pengobatan tetap dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopis. Terduga TB
c. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan
foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
spesifik pada TB paru, sehingga dapat menyebabkan terjadi over
diagnosis ataupun under diagnosis.
d. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan serologis.
B. DIAGNOSA TUBERKULOSIS
OAT mengandung 4 jenis obat tahap awal dan 2 jenis obat di tahap
lanjutan.OAT diberikan dalam dosis yang tepat.OAT diberikan dalam jangka
waktu yang cukup. Terdapat dua jenis KDT antara lain KDT Kategori 1 dan
KDT dosis harian :
1. Tahapan pemberian OAT dibagi dalam dua tahap yaitu
a. Tahap awal (intensif) : OAT diminum setiap hari selama 2 bulan,
masing-masing 28 dosis. Total dosisnya 56 dosis (56 hari)
b. Tahap lanjutan : tergantung jenis KDT.
- KDT kategori 1 tahap lanjutan diberikan dosis secara intermitten
(3 kali seminggu) sesuai berat badan. Masing-masing bulan
sebanyak 14 dosis, sehingga dalam 4 bulan dosis yang didapat
adalah 56 dosis (16 minggu)
- KDT dosis harian : dosis obat tahap lanjutan diberikan setiap
hari. Sehingga total dosis yang didapat 112 dosis.
2. KDT dosis harian diberikan pada pasien ODHIV dan pasien dengan
gagal pengobatan atau kambuh.
3.
Pengobatan TB dengan dosis sesuai Berat Badan dapat dilihat sebagai
berikut:
D. PEMANTAUAN PENGOBATAN
efek samping obat, dan memberikan terapi sesuai dengan efek samping yang
dialami pasien.Petugas merujuk jika terjadi efek samping obat yang berat
atau jika anak yang tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi TB
Penilaian hasil akhir pengobatan : sembuh, lengkap, gagal, meninggal, putus
berobat (loss to follow up) atau tidak dievaluasi
12
BAB IV
DOKUMENTASI
A. PENYULUHAN KE MASYARAKAT
16
B. PENYULUHAN TB KE SEKOLAH
17