Agregat Komunitas Rosita Sari
Agregat Komunitas Rosita Sari
Agregat Komunitas Rosita Sari
MATA KULIAH :
KOMUNITAS
Oleh:
ROSITA SARI
NIM. 11222102
Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa
balita. Namun, anak sekolah lebih banyak terpapar oleh makanan jajanan karena
hanya 5% anak sekolah yang membawa bekal dan mereka menghabiskan ¼
waktunya di sekolah. Umumnya anak sekolah membeli jajanan karena mereka
suka dan mereka tidak memperhatikan nilai gizi dan keamanannya. kandungan
beberapa zat gizi seperti karbohidrat dan lemak dari jajanan umumnya lebih
dominan di bandingkan dengan zat gizi lain. Konsumsi energi, lemak dan garam
yang tinggi diiringi dengan rendahnya pengeluaran energi karena kurangnya
aktifitas fisik dan sedentary lifestyle dapat menyebabkan kegemukan.
Kegemukan tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan dan kurang aktivitas,
tetapi merupakan interaksi multifaktor seperti genetik dan lingkungan antara
lain gaya hidup, sosial ekonomi, aktivitas, asupan zat gizi, psikologi dan
sosiokultural. Selain berakibat kegemukan mengkonsumsi gula berlebihan dapat
beresiko pada gigi.
.
1.2 Tujuan
Menguraikan aplikasi model community as partner dalam pengembangan
instrumen pengkajian komunitas dengan masalah kesehatan pada anak sekolah.
BAB II
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan anak
sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian
asuhan keperawatan melibatkan guru pada institusi pendidikan, anak sekolah dan orang tua.
I. Pengkajian
Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah
menurut jenis kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.
Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin mei 2023
3
0
2
5
2
0
1
5 Perempuan
1
0 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun
Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin mei 2023
1. Dari 123 siswa di Tempat Pengajian antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun dan anak
perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 % dan
20 %.
2. Status perkawinan
Berdasarkan winshield survey dan data dari, kegiatan keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut..
Sedangkan dari hasil wawancara dengan ustad/ustazah, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya yang
dianut anak-anak baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-anak rajin dan
B. Data subsystem
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan
sekolah kurang terjaga dengan baik. Terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang tepat
pengkajian. Jenis makanan yang dijual terasa manis-manis dan banyak juga permen yang tidak
terjamin kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan
anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak menggosok gigi sebelum
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS untuk tempat istirahat
dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan kebiasaan jajan
sembarangan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :
Diagram 2 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah
80
70
60
50
40
30
20
10
Ya Tidak
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan
sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan
anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di dalam
makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan untuk anak
usia sekolah.
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
45
40
35
30
25
20
15
10
Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen
sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak
usia sekolah karena dalam permen mengandung kandungan gula yang tinggi sehingga
berisiko tinggi terjadi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah.
Diagram 4 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang dilakukan oleh anak usia sekolah
Kebiasaan Menggosok Gigi
80
70
60
50
40
30
20
10
Ya Tidak
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum
tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak
usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu apabila
tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan gigi
dan mulut.
Berdasarkan wawancara dari ustad menyatakan bahwa anak-anak sudah mendapat
Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak menggosok gigi sebelum tidur
b. Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh
orang tua.
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan anak
dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait
dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di pengajian yaitu mengikuti
kegiatan munaqosah.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil pengkajian yang
Diagram 5 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah untuk memperoleh pengetahuan tentang
gosok gigi di pengajian
45
40
35
30
25
20
15
10
tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang
iklan pasta gigi sebesar 45%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di pengajian meliputi
data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua, peran orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang tua dan lingkungan
dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian
dibawah ini :
Diagram 6 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang tua
2
1
6
0
5
0
4
0
3
0
2
0
1
0
0
Sering Jarang Tidak Pernah
mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar
74 responden (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak
untuk mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu
kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan
1.0%
Perlu
99.0%
22
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan
perlu mendapatkan bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
dirinya.
7. Pendidikan
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke
Pantai , taman-taman kota, dan Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan
bakat anak di bidang olah raga dan seni terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan
tari.
C. Analisa Data
Data Masalah
1. Lingkungan fisik :
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak sekolah
yang kurang baik bagi perkembangan anak yaitu
orang tua dan linkungan anak yang membiasakan
Deficit kebersihan diri pada agregat
anak tidak menggosaok gigi sebelum tidur sehingga
anak usia sekolah
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah
]2, keamanan
Kebiasaan jajan sembarangan
80% anak usia sekolah memiliki keniasaan
jajan sembarangan
Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
adalah permen 50 anak (40,^%)
45 anak mengalami masalah pada gigi
dengan presentase (36,5%)
Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
75% anak usia sekolah tidak menggosok Resiko terjadinya caries gigi pada
gigi sebelum tidur dengan alasan tidak anak usia sekolah
disusruh oleh orang tua (48,7%0
3. Komunikasi
Komunikasi formal
Anak mengetahui mengenai informasi tentang
gosok gigi sebelum tidur bersumber dari
media khususnya televise tentang iklan pasta Resiko penyalahgunaan media
gigi sebesar 45% cetak dan elektronik pada anak
Komunikasi informal untuk memperoleh informasi
Sebesar 60% anak sekolah jarang diskusi yang tidak sesuai dengan
dengan orang tua untuk menyelesaikan perkembangan
masalah
Sebesar 90% anak usia sekolah mengangap
perlu peran orangtua untuk mengatasi
masalah anak
Ketidakefektifan komunikasi
anak dengan orangtua
1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan
anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis
jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang
bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia sekolah
beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya
3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh
informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang
digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur
bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan
orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk
III.Perencanaan
a. Prioritas masalah
dengan masyarakat.
Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SDN IV
Tota
Pentingnya Perubahan Penyelesaian l
scor
penyelesaian positif untuk untuk e
Diagnosa keperawatan pada masalah penyelesaian Peningkatan
di
agregat anak usia sekolah komunitas kualitas
1 : rendah hidup
0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Defisit kebersihan diri pada 3 2 3 8
agregat anak usia sekolah
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian karies
gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya
preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak
Diagnos
a Rencana Sasara Wak Temp
keperawat Tujuan Tindakan n Metode tu at
an
1 Jangka 1 Lakukan Ustazah/ Komunik
1. Risiko . panjang . pendekatan - ustad - asi
terjadiny Terbentukny secara formal
a a dengan dan
kejadian kelompok Ustad/
karies anak ustazah informasi
gigi
usia sekolah
pada
agregat
yang peduli
anak usia
sekolah terhadap
kesehatan
gigi
2 Jangka 2 Berikan - Kelomp - Ceramah
. pendek . penyuluhan ok dan
kesehatan
Agregat tentang anak
- anak karies usia diskusi
gigi pada
usia kelompok
sekolah anak Sekolah
tidak usia sekolah
3 Demonstrasi Edukasi
mengalami . kan cara - dan
menggosok demonstr
karies gigi gigi dengan asi
Agregat baik dan
- anak benar pada
usia kelompok
sekolah anak usia
mendapatk
an sekolah
Beri
pengetahu 4 kesempatan
an . pada
yang kelompok
cukup anak usia
sekolah
untuk
tentang bersama-
sama
pencegaha mempraktika
n n cara
menggosok
masalah gigi dengan
baik dan
karies gigi benar