Laporan
Laporan
Laporan
Aplikasi Kekongruenan
Disusun Oleh :
Cindy C.I.A Djudang
Adeline A. V. Carelsz
Marini Praing
Lusi Lonika Baimetan
Efraim Gemare
Philipy Morgan Baok
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
kekuatan dan karunianya kepada kelompok kami sehingga laporan kami dapat terselesaikan tepat
pada waktunya yang berjudul “ Aplikasi Kekongruenan ”.
Laporan ini dapat disusun dengan berbagai rintangan dan keterbatasan, dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan Tuhan akhirnya laporan ini dapat terselesaiakan. Harapan
kami semoga makalah ini membantu penambahan pengetahuan kita semua, Kami menyadari
bahwa banyak kekurangan dan kelemahan oleh karena itu kami mengharapakan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Saya berterimaksih kepada dosen pengampu mata kuliah “ teori bilangan” yang telah
membimbing dan memgarahkan kami dan juga buat orangtua dan teman-teman yang telah
mendukung kami dalam pembuatan laporan ini semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui pengaplikasian kekongruenan
BAB 2
ISI
2.1.2 Kekongruenan
Konsep kekongruenan lebih mendalam mengenai konsep keterbagian beserta
sifat-sifatnya. Kekongruenan merupakan cara lain untuk mendalami keterbagian dalam
himpunan bilangan bulat.
Definisi 2 :
Jika m suatu bilangan bulat positif maka a kongruen dengan b modulo m (ditulis a
b (mod m)) jika dan hanya jika m membagi (a-b). Jika m tidak membagi (a-b) maka
dikatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo m (ditulis a ≠ b (mod m)).
Teorema-teorema kekongruenan :
5. a b (mod m) jika dan hanya jika ada bilangan bulat k sehingga a = mk + b
6. Sifat-sifat yang berlaku pada kekongruenan yaitu:
1. a a (mod m) untuk sebarang a Z (sifat refleksi)
2. a b (mod m) jika dan hanya jika b a (mod m) a,b Z (sifat simetris)
3. jika a b (mod m) dan b c (mod m), maka a c (mod m) untuk semua a,b,c Z
(sifat transitif)
7. Jika a ≡ b (mod m) dan c ≡ d (mod m), maka
1. a + c ≡ b + d (mod m) dan a − c ≡ b − d (mod m)
2. ac ≡ bd (mod m)
3. a n ≡ b n (mod m) untuk setiap n ≥ 1
4. f(a) ≡ f(b) (mod m) untuk semua polinomial f(x) dengan koefisien bilangan bulat.
2.1.3 Fungsi Hash
Hash adalah algoritma yang dapat mengubah input dengan jumlah besar menjadi
output lain dengan jumlah yang tertentu dan jumlah lebih kecil.
2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 APLIKASI KEKONGRUENAN
Setelah mempelajari mengenai kekongruenan beserta sifat-sifatnya. Selanjutnya
akan dibahas mengenai aplikasi kekongruenan berdasarkan apa yang telah di pelajari
penggunaan dan sifat-sifat kekongruenan tersebut. Sebelum lebih lanjut membahas
mengenai pengaplikasiannya mari kita memperhatikan mengenai teoremanya terlebih
dahulu.
Berikut adalah teorema-teorema mengenai aplikasi kekongruenan :
1. 10𝑛 1 (mod 9) untuk n = 1, 2, 3, …
Bukti:
10𝑛 – 1 = 999…9 (n angka semuanya 9) terbagi oleh 9
Jadi 10𝑛 1 (mod 9)
2. Setiap bilangan bulat kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
Bukti :
Ambil sebarang bilangan bulat n dan angka-angkanya secara berurutan adalah:
𝑑𝑘 𝑑𝑘−1 𝑑𝑘−2 …𝑑2 𝑑1 𝑑0
dan n = 𝑑𝑘 10𝑘 + 𝑑𝑘−1 10𝑘−1 + 𝑑𝑘−2 10𝑘−2 +…𝑑2 102 + 𝑑1 101 + 𝑑0
Menurut teorema 3.2.1 bahwa 10𝑛 1 (mod 9) untuk n = 1, 2, 3, …
Sehingga n 𝑑𝑘 (1) + 𝑑𝑘−1 (1) + 𝑑𝑘−2 (1) + …𝑑2 (1) + 𝑑1 (1) + 𝑑0 (mod 9)
𝑑𝑘 +𝑑𝑘−1 + 𝑑𝑘−2 …𝑑2 + 𝑑1 + 𝑑0 (mod 9)
Jadi bilangan bulat n kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
kesesuaian ini memberi tahu bahwa untuk menentukan apakah suatu bilangan
habis dibagi 2, kita hanya perlu memeriksa digit terakhirnya untuk habis dibagi 2.
Demikian pula, untuk menguji suatu bilangan terbagi oleh 4 dan oleh 8
contoh :
1. 5.134.216 terbagi oleh 4, sebab 16 (dua angka terakhir) terbagi oleh 4
2. 17256 terbagi oleh 8, karena 256 (tiga angka terakhir) terbagi oleh 8.
3. 12456 1 + 2 + 4 + 5 + 6 18 9 (mod 9), karena 3 | 9 maka 3 | 12456
42641 4 + 2 + 6 + 4 + 1 17 8 (mod 9), karena 3 ∤ 8 maka 3 ∤ 42641
4. 180829 terbagi oleh 11, karena (9 + 8 + 8) – (2 + 0 + 1) = 22 terbagi oleh 11
2. Kalender Perpetual
Sistem modulo adalah bagian penting dari teori bilangan. Salah
satu kegunaan sistem modulo yang sangat menarik dalam kehidupan
sehari-hari adalah penerapannya dalam menentukan hari dan pekan, baik
tahun sebelumnya maupun tahun yang akan datang. Cukup dengan
menghitung menggunakan konsep modulo dalam teori bilangan, hari dan
pekan dapat diketahui dengan pasti.
- Kalender masehi
Penentuan hari atau minggu dalam kalender masehi dapat
menggunakan modulo 7 karena banyaknya hari dalam satu minggu
adalah 7. Hari dalam seminggu dapat dicatat dengan bilangan
0,1,2,3,4,5,6 dengan aturan :
Minggu = 0,
Senin = 1,
Selasa = 2,
Rabu = 3,
Kamis = 4,
Jumat = 5
Sabtu = 6 .
Julius Caesar merubah kalender Mesir yang berjumlah 365 hari dalam
1
satu tahun menjadi 365 4 hari dalam satu tahun yang dinamakan kalender
Julian dengan lompatan tahun kabisat tiap empat tahun.
Pada tahun 1582 Paus Gregory membuat kalender baru.
Pertama, 10 hari ditambahkan, sehingga tanggal 5 Oktober 1582 menjadi
15 Oktober 1582 (tanggal 6 sampai 14 Oktober dilewati). Telah
ditetapkan bahwa tahun kabisat akan dengan tepat diletakkan pada
tahun yang bisa dibagi 4, kecuali pada tahun yang dapat dibagi 100
yang menandai abad, namun akan bisa jika tepat dibagi 400. Contoh,
tahun 1700, 1800, 1900, dan 2100 bukan merupakan tahun kabisat, tapi
1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat. Dengan penetapan ini, rata
– rata lama kalender masehi setahun menjadi 365,2425 hari,
mendekati tahun sebenarnya 365,2422 hari. Kesalahan 0,0003 hari
pertahun menyisakan 3 hari per 10.000 tahun
Kalender perpetual digunakan untuk menentukan hari atau minggu
dari tanggal pada kalender Gregorian. Karena kelebihan hari pada tahun
kabisat yaitu pada bulan februari maka penomoran pada bulan di mulai
bulan maret dan menganggap bulan januari dan februari merupakan
bagian dari akhir tahun.
Dengan ketetapan penomoran sebagai berikut :
3. Fungsi Hashing
Fungsi Hash
• Kegunaan: pengalamatan data di dalam memori untuk tujuan
pengaksesan data dengan cepat.
• Bentuk: h(K) = K mod m
- m : jumlah lokasi memori yang tersedia
- K : kunci (integer)
- h(K) : lokasi memori untuk data dengan kunci unik K
Contoh: m = 11 mempunyai sel-sel memori yang diberi indeks 0
sampai 10. Akan disimpan data record yang masing-masing
mempunyai kunci 15, 558, 32, 132, 102, dan 5.
h(15) = 15 mod 11 = 4
h(558) = 558 mod 11 = 8
h(32) = 32 mod 11 = 10
h(132) = 132 mod 11 = 0
h(102) = 102 mod 11 = 3
h(5) = 5 mod 11 = 5
132 102 15 5 558 31
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kolisi (collision) terjadi jika fungsi hash menghasilkan nilai h yang sama
untuk K yang berbeda.
Jika terjadi kolisi, cek elemen berikutnya yang kosong.
Contoh: K = 74 → h(74) = 74 mod 11 = 8
Oleh karena elemen pada indeks 8 sudah berisi 558, maka 74 ditaruh pada
elemen kosong berikutnya: 9
132 102 15 5 558 74 31
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2015-2016/Makalah-
Matdis-2015/Makalah-IF2120-2015-040.pdf
http://yuliana.lecturer.pens.ac.id/Struktur%20Data%20C/Teori%20SD%20-
%20pdf/Data%20Structure%20-%20Bab%2010.pdf
https://www.researchgate.net/publication/333871306_Penerapan_teori_bilan
gan_dalam_perhitungan_kalender_tradisional
https://www.scribd.com/document/461264972/makalah-kelompok-4-
aplikasi-kekongruenan-pdf
http://salwani-alwan.blogspot.com/2013/07/kekongruenan-dan-
aplikasinya.html?m=1
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-imam-
bonjol/mathematics/modul-dan-resume-sifat-kekongruenan-dan-
aplikasinya/35310103
book elementary number theory.pdf
Rosen - Elementary number theory and its applications.pdf