Laporan Praktikum Maulinda-1
Laporan Praktikum Maulinda-1
Laporan Praktikum Maulinda-1
DISUSUN OLEH
FAKULTAS SAINTEK
TAHUN 2021
KARBOHIDRAT
I. TUJUAN
yaitu jagung, sagu, ketela pohon, dll. Secara kimia, karbohidrat mencakup
komponen
seperti polohidroksi aldehid, keton, alkohol, dan asam, selama masih turunan
dari
karbohidrat.
jenis aldosa, sebaliknya jika n atau m bukan 0 maka gula tersebut termasuk jenis
ketosa.
Monosakarida mengandung gugus keton atau aldehid, dan gugus hidroksil pada
Sementara itu, sifat kimia dari senyawa ketosa, yaitu ketosa merupakan
jenis gula dengan daya reduksi lebih lemah dibandingkan aldosa. Hal inilah
yang mengakibatkan, gula jenis ketosa sulit dioksidasi. Adapun beberapa jenis
gula ketosa adalah dihidroksiaseton, ribulolosa, xylulosa, fruktosa, sorbosa,
tagatosa, mannoheptulosa, dan sialosa.
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Stopwatch
3. Kompor
4. Panci
5. Tabung reaksi
6. Sendok
7. Pipet tetes
8. Kertas lakmus
9. Gelas ukur
12. Penjepit
Bahan:
2. Tepung tapioca
3. Larutan benedict
4. Air
5. Larutan iod
6. Larutan HCL
7. Larutan iodium
c). Panaskan dalam air mendidih (penangas air) selama 5 menit atau di atas
a. Uji pertama ialah uji benedict dengan sempel sari buah jeruk, dimana uji
benedict ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gugus gula
pereduksi dalam karbohidrat. Larutan benedict ini berupa larutan yang
mengandung kuprisulfat, natrium karbonat,dan natrium sitrat. Adanya
natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat
asam lemah. Pengujian ini dilakukan dengan pengambilan larutan
benedict sebanyak 5 mL dan masukkan dalam tabung reaksi, serta
ditambahkan 0,5 gram sampel (sari buah jeruk) kemudian dipanaskan
selama 5 menit. Pemanasan reaksi bertujuan untuk mempercepat jalannya
reaksi yang terjadi karena energi aktivasi yang diperlukan hanya
sediki/kecil, dan diamati warna dan endapannya. Uji benedict ini
menghasilkan warna oranye sebelum di campur dengan reagen benedict,
setelah dipanaskan dan diberi larutan benedict, maka terjadi perubahan
warna pada endapan yang semula bewarna oranye menjadi berwarna
lebih gelap.
b. Uji kedua ialah uji amilum dengan sempel tepung tapioka, amilum
tersusun atas dua jenis karbohidrat, yaitu amilosa dan amilopektan
dengan komposisi yang berbeda-beda. Amilosa menyebabkan sifat keras,
sedangkan amilopektin akan memberikan sifat lengket. Larutan amilum
merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air yang
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum merupakan bahan
utama yang di hasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan Kelebihan
glukosa. Pengujian ini di lakukan dengan penganmbilan sebanyak 1 ujung
spatula sampel tepung, lalu tempatkan pada wadah Kemudian tetesi
dengan 1 tetes larutan iod. Uji amilum ini menghasilkan warna putih
sebelum di campur dengan iodin setelah di tetesi dengan iodin, maka
terjadi perubahan warna menjadi hitam.
c. Uji ketiga ialah uji hidrolisis amilum dengan Asam, menggunakan sempel
tepung tapioka.Mekasnisme hidrolisis suatu polisakarida mula mula
amilum mempunyai bentuk spiral yang mana spiral akan merenggang dan
melemah daya ikatnya karena adanya penambahan asam dan pemanasan .
Dengan pemanasan yang berkelanjutan maka akan terjadi degredisi warna
amilum yang di tunjukan oleh kl sebagai indikator warna dan akan
terbentuk senyawa antara yaitu dekrin yang mempunyai warna berbeda
beda. Hidrolisis adalah reaksi dimana terjadi pemutusan ikatan glikosidik
dari dua anhidroglukosa membentuk monosakarida bebas. Setiap
pemutusan 1 ikatan glikosidik akan di lakukan satu molekul. Pengujian
ini di lakukan dengan memasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum
1%, ambil 0,1 gram sempel amilum, lalu larutkan dalam 9mL air panas.
Kemudian, setelah semua sampel amilum larut tambahkan 1mL air
hingga volume tepat menjadi 10mL, tambahkan 2,5 ml HCL, panaskan
dalam penagas air mendidih, setelah 3 menit kemudian di uji dengan
iodium dengan mengambil 2 tetes, larutan ditambah 2 tetes iodium dalam
porselen tetes dan dicatat warna yang terjadi, kemudian melakukan uji
iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat lalu
melanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi, setelah mendinginkan ambil 2
ml larutan hasil hidrolisis lalu netralkan dengan NaOH 2%, kemudian uji
dengan kertas lakmus, lalu uji dengan Benedict dan menyimpulkan yang
dihasilkan dari hidrolisis amilum.
Uji hidrolisis amilum dengan asam ini menghasilkan warna putih
sebelum di campur dengan reagent hidrolisis amilum setelah setelah
ditetesi iodium warna menjadi hitam kebiruan, setelah diambil 2 ml dan
dinetralkan dengan NaOH 2% menjadi warna hitam kuning pucat.
d. Uji keempat ialah hidrolisis sukrosa dengan sempel sari buah jeruk.
Pengujian ini di lakukan dengan memasukkan 5 ml sukrosa 1% ke dalam
tabung reaksi dan tambahkan 5 ml HCL pekat lalu campurkan, kemudian
Ambil 0,1 gram sempel sukrosa, lalu larutkan dalam 9mL air panas.
Kemudian, setelah semua sampel sukrosa larut tambahkan 1mL air
hingga volume tepat menjadi 10mL, setelah itu panaskan air selama 30
menit, setelah didinginkan, netralkan dengan NaOH 2% dan uji dengan
kertas lakmus, selanjutnya uji dengan Benedict.
Uji hidrolisis sukrosa ini menghasilkan warna kuning pucat sebelum di
campur dengan reagent hidrolisis sukrosa, setelah dinetralkan dengan
NaOH warna larutan jeruk tetap masih kuning pucat lalu saat diuji
dengan kertas lakmus yang pertama menunjukkan netral dan setelah
ditambahkan dengan larutan benedict warnanya berubah menjadi hijau
tosca bening.
a. Kesimpulan
b. Saran
I. TUJUAN
dan sterol-sterol
1. Lipid sederhana : senyawa ester asam lemak dan berbagai alcohol. Contoh :
lemak atau minyak dan lilin (wax).
1. Asam lemak jenuh : asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap.
Contoh : asam palmitat, asam stearat, dan asam kaprat. Sumber sebagian besar
pada lemak hewani.
2. Asam lemak tidak jenuh : asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap. Contoh : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.Sumber minyak
nabati pada biji-bijian atau kacang-kacangan.
Alat:
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Penjepit
5. Tabung reaksi
6. Gelas ukur
7. Sendok
8. Kompor
Bahan:
1. Minyak ikan
2. Larutan Na2CO3
3. Larutan sabun
5. Minyak bekas
6. Kloroform
7. Iodin
8. Alkohol
9. Alumunium foil
10. Indikator PP
11. Larutan KOH
a). Siapkan lima tabung reaksi yang sudah bersih dan kering.
Bilangan asam = V x N x K
10G
Keterangan:
N : Konsentrasi KOH (mg/mL)
V : Volume KOH untuk titrasi (mL)
K : Berat molekul KOH (56,1)
G : Berat sampel (g)
%FFA = A x N x M
10G
Keterangan :
A : jumlah titrasi KOH (mL)
B : normalitas KOH
G : berat sampel (g)
M : bobot molekul asam lemak dominan (asam folat) (282,5).
%FFA = A x N x M
10G
Keterangan :
A : jumlah titrasi KOH (mL)
B : normalitas KOH
G : berat sampel (g)
M : bobot molekul asam lemak dominan (asam folat) (282,5).
a. Kesimpulan
1. Pembentukan emulsi pada Tabung satu sebelum di kocok tidak bisa menyatu
dan setelah di kocok berwarna lebih keruh dan tidak bisa menyatu, tabung ke
dua sebelum di kocok tidak dalat menyatu dan setelah di kocok berwana bening
dan bisa menyatu, tabung ke tiga air dan minyak tidak bisa menyatu dan setelah
dikocok warnanya keruh dan tidak bisa menyatu, tabung ke empat sebelum di
kocok dapat menyatu dan setelah di kocok berwarna kuning dan minyak berada
di permukaan.
b. Saran
I. TUJUAN
dari protein
otot, rambut, membrane sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa organ penting
lainnya.
Kemudian, terdapat pula protein yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein
yang aktif.
Beberapa diantaranya enzim yang berperan sebagai biokatalisator,
hemoglobin sebagai pengangkut oksigen, hormone sebagai pengatur
metabolisme tubuh dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit. Kekurangan protein dalam jangka waktu lama dapat mengganggu
berbagai proses metabolism di dalam tubuh serta mengurangi daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit.
Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang
berasal dari
hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal drai hewan disebut protein
hewani,
sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protei
dari beberapa
bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, dan buah-buahan.
Protein
proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim seperti pepsin dan tripsin. Asam-
asam
amino yang dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan dibawa ke arah hati atau
tubuh protein dapat pula digunakan sebagai bhan bakar apabila keperluan
energy tubuh
dengan gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu
molekul
air. Peptide yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Sebaliknya
peptide
yang terdiri atas tiga, empat, atau lebih asam amino, masing-masing disebut,
tripeptida,
Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai 1.800
atau lebih
residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino. Untuk setiap
protein
tertentu, urutan dan jenis-jenis asam amino yang menyusunnya sangat spesifik.
Suatu
protein yang hanya tersusun atas asam amino dan tidak mengandung gugus
kimis lain
banyak protein mengandung bahan lain selain asam amino seperti derivate
vitamin, lipid,
atau karbohidrat. Protein disebut protein konjugasi. Bagian yang bukan asam
amino dari
• Protein globuler; yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai
polipeptida
yang berlipat. Umumnya, protein globuler larut dalam air, asam, basa, atau
etanol.
memanjang pada satu sumbu. Hamper semua protein fiber memberikan peran
structural atau pelindung. Protein fiber tidak larut dalam air, asam, basa,
maupun
etanol. Contoh: keratin pada rambut, kolagen pad tulang rawan, dan fibroin
pada
sutera.
mengendap.
Alat :
1. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Enlenmeyer
5. Pipet gondok
6. Stopwatch
Bahan:
2. Air suling
3. Larutan HCL
4. Larutan NaOH
5. Alkohol
6. Larutan kloroform
7. Larutan CuSO4
8. Asam cuka
• Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan: air suling, HCl 10%,
NaOH 40%, alcohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml.
• Tambahkan 2 ml larutan albumin telur pada setiap tabung.
• Kocoklah dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.
• Catatlah hasilnya.
tabung V tabung V
kloroform : kloroform =
putih bening keruh, lumayan
jernih dan
mengendap
Tabung I : Tabung I : 2 ml
3. Putih telur 3 tabung reaksi isi Kuning agak albumin
puyuh tabung dengan putih pucat. dicampurkan
telur (2mL, 4mL, berwarna ungu
6mL) + NaOH+CuSO diatas
campur dengan Tabung II: permukaan.
baik dan benar Kuning agak
amati hasil. pucat Tabung II : 4 ml
albumin
dicampurkan
Tabung III: berwarna tosca
Kuning agak menggumpal
pucat diatas dan
bergelembung
Tabung III: 6 ml
albumum
dicampurkan
berwarna biru
keunguan di atas
permukaan .
a. Uji pertama ialah uji kelarutan protein dengan sempel putih telur
puyuh. Kelarutan protein di pengaruhi oleh komposisi asam
amino, berat molekul, dan kapolaran asam amino.
Pengujian ini dilakukan dengan menyediakan 5 tabung reaksi,
masing-masing diisi dengan: air suling, HCl 10%, NaOH 40%,
alcohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml, tambahkan 2 ml
larutan albumin telur pada setiap tabung, kocoklah dengan kuat,
kemudian amati sifat kelarutannya, catatlah hasilnya.
Uji kelarutan protein ini menghasilkan Sebelum di campur
dengan reagen kelarutan protein Tabung I air biasa bewarna putih
bening. Tabung II HCl bewarna putih bening Tabung III NaOH
putih bening. Tabung ke IV alkohol putih bening. Tabung V
kloroform putih bening. Setelah di campur reagen kelarutan
protein. Tabung I air biasa bening dan bergelembung . Tabung II
HCl keruh dan bergelembung di atas . Tabung III NaOH bening
dan bergelembung diatas. Tabung ke IV alkohol keruh dan
mengumpal . Tabung V kloroform keruh, lumayan jernih dan
mengendap
c. Uji ketiga ialah uji biuret dengan sempel putih telur puyuh.
Biuret adalah reagen untuk menguji bahan makanan yang
mengandung protein.
Pengujian ini dilakukan dengan Sediakan 3 tabung reaksi yang
bersih, lalu masing-masing diisi dengan: 2mL Putih telur puyuh,
4ml Putih telur puyuh, 6ml Putih telur puyuh, tambahkan pada
setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,2%, campur
dengan baik dan benar, amatilah perubahan warna yang terjadi,
foto dan catatlah hasilnya.
Uji biuret menghasilkan kuning agak pucat menjadi ungu diatas
permukaan (2ml), yang 4 ml menghasilkan kuning pucat menjadi
tosca menggumpal di atas dan bergelembung, yang 6 ml
menghasilkan kuning pucat menjadi biru keungu ingusan di atas
permukaan .
a. Kesimpulan
1. Kelarutan protein tabung pertama air biasa di campuri Menjadi bening dan
bergelembung, tabung kedua HCl di campuri menjadi keruh dan bergelembung,
tabung ketiga NaOH di campuri menjadi Bergelembung dan bening, tabung
keempat alkohol Setelah di campuri menjadi keruh dan menggumpal, tabung
kelima kloroform di campuri menjadi jernih, berkeruh dan mengendap.
b. Saran
Winarno F.G. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.
MODUL KIMIA MAKANAN