Laporan Biokimia 5 Hidrolisis Karbohidrat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama : Shandy Mutiara Utami
NPM : E1G018056
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 3 (Tiga)
Shift : Kamis, 08.00-10.00 WIB
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 April 2019
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
2. Drs. Syafnil, M.Si
Koass : Agnesia Frisca Damayanti (E1G016032)
Objek Praktikum : HIDROLISIS KARBOHIDRAT

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi
kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−) melalui suatu proses kimia.
Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang
dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization).
Kata "hidrolisis" berasal dari bahasa Yunani hydro "air" + lysis "pemisahan".
Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah
menjadi dua senyawa baru. Biasanya hidrolisis terjadi saat proses pencernaan
karbohidrat. Hidrolisis pada karbohidrat ada 2 macam yaitu hidrolisis pati
(amilum) dan hidrolisis sukrosa.
Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari
tebu maupun dari bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pada tumbuhan
lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa
akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Glukosa memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan, sedangkan fruktosa ke kiri. Oleh karena fruktosa
memiliki rotasi spesifik lebih besar dari glukosa, maka campuran glukosa dan
fruktosa dikenal sebagai hasil hidrolisis memutar ke kiri. Sukrosa oleh HCL
dalam keadaan panas akan terhidrolisis.
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel
tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula
dengan diameter beberapa mikron.Pati merupakan karbohidrat yang tersebar
dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan
cadangan makanan yang terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi
tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman tergantung pada asal pati
tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras mengandung pati 50–60%
dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati 80%.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa
2. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat terbagi menjadi beberapa bagian menurut panjang rantai
karbonnya. Monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari monosakarida
adalah sukrosa. Sukrosa merupakan produksi akhir asimilasi karbon (C) pada
proses fotosintesis yang tejadi di daun daan bentuk karbohidrat yang mudah di
transportasikan ke jaringan simpan atau sink tissuess. Selain berfungsi dalam
penyediuman energi dan kerangka karbon, sukrosa juga berperan dalam
pengaturan ekspresi gen lainnya (Miswar, 2008)
Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air
untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan
proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyususnnya yang
lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Purba, 2009).
Proses hidrolisis pati menjadi sirup glukosa dapat menggunakan katalis
enzim, asam atau gabungan keduanya. Hidrolisis secara enzimatis memiliki
perbedaan mendasar dengan hirolisis secara asam. Hirolisis secara asam memutus
rantai pati secara acak, sedangkan hidrolisis secara enzimatis lebih
menguntungakan dibandingkan hidrolisis asam, karena prosesnya lebih spesifik,
kondisi prosesnya dapat dikontrol, biaya pemurniannya lebih murah, dan
kerusakan warna dapat diminimalkan (Virlandi, 2008).
Sukrosa merupakan disakarida yang dapat dipecah lagi menjadi dua
molekul monosakrida jika dihidrolisis yaitu terpecah menjadi glukosa dan
fruktosa. Sukrosa oleh HCL dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
menghasilkan glukosa. Sedangkan  pati merupakan polisakarida yang terdapat
dalam alam tidak larut dalam air dan memberikan warna biru dengan iodium.
Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada
pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk
amilodeksterin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang
memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk
akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tidak memberi warna dengan
iodium (Lehninger, 1982).
Pati  merupakan  polimer  dari  glukosa  atau  maltosa.  Unit  terkecil  dari
rantai pati adalah glukosa yang merupakan hasil  fotosintesis di dalam bagian 
tubuh tumbuh-tumbuhan yang mengandung  klorofil. Molekul glukosa pada pati
dan selulosa hanya berbeda dalam  bentuk ikatannya, α dan β, namun sifat-sifat
kimia kedua senyawa ini  sangat  jauh berbeda. Proses hidrolisis pati yaitu
pengubahan molekul pati menjadi monomernya atau unit-unit penyusunnya
seperti glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim
pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu (Ben, E.S, 2007).
Pada hidrolisis pati dengan menggunakan asam yaitu HCl, larutan pati
ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan variasi waktu. Larutan asam HCl
menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil  pemotongannya
adalah  campuran dekstrin, maltosa dan glukosa. ), proses hidrolisis menggunakan
katalis asam  juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar hidrolisis dapat
terjadi. Hidrolisis pati dengan asam memerlukan suhu tinggi, yaitu 120 - 160 o C.
Jadi, seharusnya semakin lama pemanasan yang dilakukan, atau semakin tinggi
suhu pemanasannya, maka hidrólisis yang terjadi lebih sempurna (Ben,
E.S, 2007).
Uji Benedict digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes
ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang
memberikan perkiraaan semi kualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi
(Sahara, 2009).
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat
mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan
fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus
aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa)
dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk
sebagai gula pereduksi (Lehninger, 1982).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1. Tabung reaksi 1. Larutan sukrosa 1%
2. Penjepit tabung reaksi 2. HCl pekat
3. Rak tabung reaksi 3. Larutan iodium 1%
4. Pipet ukur 4. Pereaksi Benedict
5. Sikat tabung reaksi 5. Pereaksi Seliwanoff
6. Kertas lakmus 6. Pereaksi Barfoed
7. Alat pemanas 7. NaOH 2%
8. HCl 2 N
9. Larutan amilum 1%
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Hidrolisis Sukrosa
1. Memasukkan 5 ml sukrosa 1% kedalam tabung reaksi dan tambahkan 5 ml
HCl pekat.
2. Mencampurkan dengan baik lalu panaskan dalam penangas air selama 30
menit.
3. Setelah didinginkan, menetralkan dengan NaOH 2% dan menguji dengan
kertas lakmus.
4. Selanjutnya menguji dengan benedict .
5. Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolilsis sukrosa !
3.2.2 Hidrolisis Pati
1. Memasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%. Kemudian
tambahkan 2,5 ml HCl.
2. Mencampurkan dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air mendidih.
3. Setelah 3 menit, ujilah dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan
ditambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes. Catat perubahan warna yang
terjadi.
4. Melakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat.
5. Melanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.
6. Setelah didinginkan ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu menetralkan
dengan NaOH 2%. menguji dengan kertas lakmus.
7. Kemudian mengujinya dengan Benedict.
8. Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis pati
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan Uji Hasil Uji

5 ml sukrosa 1%
Warna berubah dari biru menjadi merah
+ ml HCl Pekat Benedict
bata.
+ Pemanasan 30 menit

4.2 Hidrolisis Pati


Hidrolisis
Perlakuan Hasil Uji Iodium Hasil Hidrolisis
(menit)
3 Putih susu
5 ml amilum Berubah menjadi
6 Putih susu
1%+ 2,5 ml warna biru muda dan
9 Kuning pudar
HCl 2 N + ada bintik berwarna
12 Kuning lemon
pemanasan biru pekat
15 Kuning pucat
BAB V
PEMBAHASAN
Menurut Purba (2009), hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia
dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan kimia dari
substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul
amilum menjadi bagian-bagian penyususnnya yang lebih sederhana seperti
dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa.
Pada praktikum kali ini kami melakukan hidrolisis karbohidrat.
Hidrolisis karbohidrat merupakan reaksi kimia yang memecahkan molekul
air menjadi kation hidrogen sehingga dapat memecahkan polimer
karbohidrat. Kami melakukan hidrolisis sukrosa dan hidrolisis pati.
Namun pada hidrolisis sukrosa uji yang dilakukan hanya uji benedict,
karena untuk uji seliwanoff dan barfoed tidak tersedia bahannya.
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal
dari tebu maupun bit.Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada
tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Berdasarkan
literatur dari Lehninger (1982), sukrosa merupakan disakarida yang dapat
dipecah lagi menjadi dua molekul monosakrida jika dihidrolisis yaitu
terpecah menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrosa oleh HCL dalam keadaan
panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan glukosa.
Pada percobaan hidrolisis sukrosa dilakukan dengan mencampurkan
5 ml larutan sukrosa 1% dengan 5 ml HCl pekat pada tabung reaksi.
Tujuan dari penambahan larutan HCl pekat adalah sebagai katalis dalam
reaksi hidrolisis sukrosa tersebut. Setelah penambahan HCl pekat larutan
tidak mengalami perubahan dari segi fisik, melainkan tetap berwarna putih
jernih (bening). Hal ini dikarenakan sukrosa belum terhidrolisis oleh HCl.
Setelah dipanaskan larutan berubah warna menjadi orange, yang mana
menunjukkan bahwa sukrosa telah terpecah oleh HCl menjadi
monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa dalam keadaan panas
(dipanaskan). Setelah didinginkan netralkan dengan NaOH 2% dan uji
dengan kertas lakmus. Setelah itu uji dengan pereaksi benedict, warna
menjadi biru terdapat cincin berwarna merah. Menurut (Morgong Siregar,
1988). Secara teoritis sukrosa yang telah terhidrolisis akan menghasilkan
endapan berwarna merah bata yang mengindikasikan bahwa sukrosa
mengandung glukosa. Namun berdasarkan hasil pengamatan data yang
diperoleh pada praktikum mendekati sama dengan hasil secara teori, yaitu
larutan berubah warna menjadi biru sesuai literatur dari Sahara (2009) uji
benedict digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini
memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang
memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang
mereduksi.
Pati menurut literatur dari Ben, E.S (2007), merupakan polimerm
dari  glukosa  atau  maltosa.  Unit  terkecil  dari rantai pati adalah glukosa
yang merupakan hasil  fotosintesis di dalam bagian  tubuh tumbuh-
tumbuhan yang mengandung  klorofil. Molekul glukosa pada pati dan
selulosa hanya berbeda  dalam  bentuk ikatannya, α dan β, namun sifat-
sifat kimia kedua senyawa ini sangat jauh berbeda. Proses hidrolisis pati
yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernya atau unit-uni
penyusunnya seperti glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan
bantuan asam atau enzim pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu 
Pada percobaan hidrolisis pati ini dilakukan hidrolisis karbohidrat
menggunakan 5 ml amilum 1% ditambahkan HCl 2,5 ml. berdasarkan
teori Bronsted Lowry, dikatakan bahwa hidrolisis merupakan proses
protolisis yang melibatkan molekul air dan proteolit lemah yang
bermuatan. Dalam hidrolisis karbohidrat, pati akan mengalami proses
pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi
molekul – molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi
hidrolisis tersebut. Mula-mula pati pecah menjadi unit rantai glukosa yang
lebih pendek (6-10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian
pecah lagi menjadi maltose yang kemudian pecah lagi menjadi glukosa.
Pada percobaan ini juga dilakukan penentuan titik akromatik. Titik
akromatik adalah titik dimana pati tersebut menunjukan warna yang lebih
pudar atau warna kuning pucat, kami membutuhkan waktu hingga 15
menit sampai terjadi perubahan warna kuning pucat saat dilakukan Uji
iodium yang menandakan bahwa pati tersebut telah terhidrolisis secara
sempurna menjadi unit yang lebih kecil yaitu glukosa. Kemudian hasil
hidrolisis tersebut dilakukan penetralan dengan NaOH yang dilakukan
untuk menetralkan HCl yang ditambahkan pada proses pemutusan rantai
(hidrolisis). Setelah larutan tersebut netral, kemudian dilakukan kembali
dengan pengujian dengan diambil larutan yang telah dinetralkan,
kemudian direaksikan dengan pereaksi bennedict dan dilakukan
pemanasan kembali, hasilnya terjadi perubahan menjadi warna biru muda
dan ada bintik berwarna biru pekat sesuai literatur dari Sahara (2009) uji
benedict digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini
memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang
memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang
mereduksi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan, uji Benedict menghasilkan hasil positif/(+)
yang menandakan bahwa sukrosa terhidrolisis oleh asam dan pemanasan
menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji
dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil
hidrolisis diperkuat dengan uji benedict.
6.2 Saran
Pada setiap praktikum seharusnya praktikan memperhatikan alat-alat dan
bahan yang akan digunakan,dan setelah praktikum selesai alat-alat yang
digunakan dicuci dengan bersih agar dapat digunakan untuk praktikum
selanjutnya dan lebih berhati-hati dalam menggunakan larutan kimia. Selain
itu diharapkan alat dan bahan dilaboratorium bisa dilengkapi dan cukup agar
setiap kelompok bisa melakukan praktikum dan semua uji bisa dilakukan.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa kegunaan uji benedict dalam percobaan hidrolisis sukrosa?
Jawab:
Untuk mengetahui hasil hidrolisis dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa
menghasilkan glukosa dan fruktosa.
2. Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna?
Jawab:
Dengan menggunakan uji Iodium, pada uji iodium akan memberikan warna
biru. Pati yang dalam keadaan asam bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji
dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna.
3. Mengapa larutan hasil hidrolisis harus dinetralkan terlebih dahulu?
Jawab:
Karena larutan hasil hidrolisis akan digunakan kembali untuk uji iodium, uji
benedict dan uji dengan kertas lakmus.
DAFTAR PUSTAKA

Ben, E.S., Zulianis, dan Halim, A., 2007.  “Studi Awal Pemisahan Amilosa
dan    Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi Btanol-Air”. Jurnal
Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 21.
Lehninger, AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Miswar. 2008. Karbohidrat. Bandung : PT Angkasa.
Purba. 2009. Hidrolisis Pati Ubi Kayu. Lampung : Univesitas Lampung.
Suhara. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung : Prisma Press.
Virlandi. 2008. Pembuatan Sirup Glukosa dari Pati Ubi Jalar. Jakarta : Jurnal
Hortikultular.

Anda mungkin juga menyukai