Makalah Keberagaman Masyarakat Indonesia Dalam Bingkai Bhineka Tunggakl Ika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Oleh karena itu, penulis

berhasil menyusun sebuah Makalah Pendidikan Pelajaran Kewarganegaraan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah

ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan................................................................................................ 3
A. Latar Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 6
Bab II Pembahasan............................................................................................... 7
A. Makna Persatuan Dalam Kebangsaan................................................... 7
B. Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan
Antar Golongan..................................................... ..................................... 7
C. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama,
Ras dan Antar Golongan............................................................................. 8
D. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA ................................ 11
Bab III Penutup.................................................................................................... 12
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
B. Saran.......................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dll.
Namun Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu sesuai dengan semboyan
bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada
di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesi
juga ikut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan
kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja
keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
negara lainnya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan
kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu
kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana
kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan,
bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan
antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” ,
dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada
keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari
pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh
nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman

3
agamanya, pakaian adat, rumah adat kesenian adat bahkan makanan yang dimakan pun
beraneka ragam.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki karakteristi yang
unik ini dapat dilihat dari budaya gotong royong, teposliro, budaya menghormati orang tua
(cium tangan), dan lain sebagainya.
Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari
penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad
14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu (berbeda-beda tetapi tetap satu
jua). Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural,
dan sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan menjadi bagian
dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Sebagai semboyan bangsa, artinya
Bhinneka Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika
sebagai pembentuk karakter dan jati diri bangsa ini tak lepas dari campur tangan para pendiri
bangsa yang mengerti benar bahwa Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan
sebuah unsur pengikat dan jati diri bersama.
Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan gambaran dari kesatuan geopolitik
dan geobudaya di Indonesia, yang artinya terdapat keberagaman dalam agama, ide, ideologis,
suku bangsa dan bahasa.
Kebhinekaan Indonesia itu bukan sekedar mitos, tetapi realita yang ada di depan mata
kita. Harus kita sadari bahwa pola pikir dan budaya orang Jawa itu berbeda dengan orang
Minang, Papua, Dayak, Sunda dan lainnya. Elite pemimpin yang berasal dari kota-kota besar
dan metropolitan bisa jadi memandang Indonesia secara global akan tetapi elite pemimpin
nasional dari budaya lokal tertentu memandang Indonesia berdasarkan jiwa, perasaan dan
kebiasaan lokalnya. Ini saja menunjukkan kalau cara pandang kita tentang Indonesia berbeda.
Jadi tanpa kemauan untuk menerima dan menghargai kebhinekaan maka sulit untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Apa yang dilakukan oleh pendahulu bangsa ini
dengan membangun kesadaran kebangsaan atau nasionalisme merupakan upaya untuk
menjaga loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa.
Selama ini sifat nasionalisme kita kurang operasional atau hanya berhenti pada tataran
konsep dan slogan politik. Nasionalisme bisa berfungsi sebagai pemersatu beragam suku,
tetapi perlu secara operasional sehingga mampu memenuhi kebutuhan objektif setiap warga
dalam suatu negara-bangsa. Tradisi dari suatu bangsa yang gagal memenuhi fungsi
pemenuhan kebutuhan hidup objektif akan kehilangan peran sebagai peneguh nasionalisme.
Saat ini diperlukan tafsir baru nasionalisme sebagai kesadaran kolektif di tengah pola
kehidupan baru yang mengglobal dan terbuka. Batas-batas fisik negara-bangsa yang terus
mencair menyebabkan kesatuan negara kepulauan seperti Indonesia sangat rentan terhadap
serapan budaya global yang tidak seluruhnya sesuai tradisi negeri ini. Disamping itu realisasi

4
otonomi daerah yang kurang tepat akan memperlemah nilai dan kesadaran kolektif
kebangsaan di bawah payung nasionalisme.
Di samping itu bangsa Indonesia relatif berhasil membentuk identitas nasional. Beberapa
bentukidentitas bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Nasional atau persatuan, bahasa Indonesia.
2. Dasar filsafat Negara yaitu pancasila.
3. Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
4. Lambang Negara Garuda Pancasila.
5. Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika
6. Bendera Negara Sang Merah Putih.
7. Konstitusi Negara yaitu UUD 1945.
8. Bentuk Negara kesatuan Republik Indonesia.
9. Konsep Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah yang diterima sebagai kebudayaan nasional.
Dari ke-10 identitas bangsa Indonesia tersebut akan dibahas salah satu yaitu mengenai
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupaka semboyan pemersatu bangsa Indonesia.
UUD Republik Indonesia menyatakan dengan tegas tentang realitas multikultural Bangsa
Indonesia. Kenyataan tersebut dilukiskan di dalam lambang negara “Bhinneka Tunggal Ika.”
Kebhinnekaan masyarakat dan bangsa Indonesia diakui bahkan dijadikan sebagai dasar
perjuangan nasional permulaan abad ke-20. Untuk itu integrasi nasional bangsa Indonesia
pun harus diwujudkan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk karena masyarakat
yang majemuk merupakan salah satu potensi sumber konflik yang menyebabkan disintegrasi
bangsa. Agar identitas bangsa Indonesia di mata dunia terkenal dengan bangsa yang majemuk
tetapi satu dalam keanekaragaman (suku, bahasa, agama, dll, yang berbeda-beda) semboyan
Bhinneka Tunggal Ika harus diwujudkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang kami jabarkan diatas, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah guna menunjang isi makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana makna persatuan dalam kebangsaan
2. Bagaimana prinsip persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras dan antar
golongan
3. Bagaimana permasalahan keberagaman dalam masyarakat Indonesia
4. Bagaimana upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna persatuan dalam kebangsaan
2. Untuk mengetahui prinsip persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras dan antar
golongan
3. Untuk mengetahui permasalahan keberagaman dalam masyarakat Indonesia

5
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA
D. Manfaat
Dari makalah ini dapat kami peroleh manfaat bagi semua orang dan orang yang membacanya,
bahwasanya dalam hidup berbangsa dan bernegara dapat memaknai dan melakukan apa yang
terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika dan Bisa menjadikan dalam kehidupan untuk lebih
mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Dan juga dapat
Memaknai arti Bhineka Tunggal Ika yang saat ini sudah mulai memudar dan dapat menjaga
persatuan Bangsa Indonesia.

6
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Makna Persatuan Dalam Kebangsaan


Persatuan berasal dari kata satu yang artinya tidak terpecah-belah atau utuh. Persatuan dapat
diartikan pula sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu.
Jadi arti persatuan yaitu bersatunya bermacam-macam aneka ragam kebudayaan menjadi satu
yang utuh dan serasi. Lalu apa makna persatuan. Setidaknya Terdapat 3 makna penting di
dalam persatuan dan kebangsaan, yaitu:
1. Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi antara
satu dengan yang lain.
2. Menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleransi serta rasa harmonis untuk hidup
berdampingan.
3. Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong antar sesama,
serta sikap nasionalisme.
Persatuan identik dengan dengan kesatuan. Tahukah kamu bahwa bangsa Indonesia
adalah Negara kesatuan yang terbentuk melalui rasa persatua. Proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara
Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara kesatuan. Pasal 1
ayat (1) UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”. Sila ketiga Pancasila menegaskan kembali
bagaimana tekad bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.
Dengan demikian, makna persatuan dalam kebangsaan yang sesungguhnya adalah
adanya rasa persatuan bangsa dari seluruh rakyat yang mendiami wilayah
Indonesia sekalipun memiliki perbedaan suku, agama, rasa dan golongan. Rasa persatuan
tersebut telah mendorong bangsa Indonesia untuk mencapai kehidupan yang bebas dan
independen dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Pertahanan Keamanan
Nasional menjadi kepentingan bersama seluruh bangsa yang diatur oleh Negara.

B. Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman di Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Bhineka Tunggal Ika


Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini
mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.

7
2) Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita
sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa
lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan
beradab.

3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab


Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan
dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang maha Esa.

4) Prinsip Wawasan Nusantara


Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan
politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia
Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai
satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi


Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

C. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan
Adanya permasalahan merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan
manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis
kelamin, strata sosial dan ekonomi, system hukum, bangsa, suku, agama, kepercayan, aliran
politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah
yang selalu menimbulkan permasalahan. Selama masih ada perbedaan tersebut, permasalahan
tidak dapat dihindari dan selalu terjadi. Permasalahan selalu terjadi di dunia dalam system
sosial yang bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan dan bahkan dalam system sosial
terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan. Permasalahan terjadi di masa lalu, sekarang
dan pasti akan terjadi di masa yang akan datang.

Beberapa contoh permasalahan yang muncul dalam keberagaman suku, agama, ras dan
antargolongan, antara lain:

8
1. Adanya tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok Ras atau Agama tertentu kepada
Ras atau agama yang lain.
2. Adanya penindasan dari kelompok yang kaya kepada kelompok masyarakat yang miskin.
3. Adanya sikap yang merasa dirinya paling baik dan paling benar dari pada orang lain.
4. Adanya sikap yang merendahkan orang lain, agama lain atau ras yang berbeda.
5. Adanya sikap tidak mau bergaul dan berteman dengan orang lain yang berbeda ras, agama
dan golongan.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam keberagaman suku, agama, ras
dan antargolongan adalah dengan menumbuhkan rasa memiliki, rela berkorban dan cinta
tanah air, serta memahami dan menghayati berbagai lambang kedaulatan dan tanda
kehormatan bangsa sebagai simbol persatuan Indonesia. Perlu kamu ketahui bahwa negara
kita memiliki lambang-lambang kedaulatan dan tanda kehormatan sebagai bangsa Indonesia.

Adapun lambang-lambang kedaulatan dan tanda kehormatan sebagai bangsa Indonesia antara
lain:
a. Bendera Kebangsaan Indonesia Sang Dwi Warna Merah Putih
Bendera kebangsaan merupakan penjelmaan dan cita-cita tinggi yang tekandung dalam jiwa
bangsa Indonesia. Pasal 35 UUD 1945 berbunyi, “Bendera Negara Indonesia ialah Sang
Merah Putih”. Sang Saka Merah Putih merupakan lambang kedaulatan dan kehormatan
bangsa dan negara Indonesia. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada hari Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 disebut bendera pusaka dan
selanjutnya dikibarkan setiap hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus. Bendera Pusaka dijahit
oleh Ibu Fatmawati (ibu negara).

b. Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia


Lambang negara kita adalah burung garuda. Burung tersebut melambangkan kekuasaan dan
kekuatan, setiap sayapnya terdiri atas 17 helai, ekornya terdiri dari 8 helai, bulu sisik di
bawah perisai berjumlah 19 helai, dan di atas perisai 45 helai. Hal ini melambangkan hari
Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia 17, bulan 8, dan tahun 1945. Perisai atau tameng
dikalungkan, di tengahnya terdapat garis yang melambangkan garis Khatulistiwa serta lima
ruangan yang memuat simbol-simbol dasar negara Pancasila, antara lain sebagai berikut:
1) Nur (cahaya) berbentuk bintang bersudut lima melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2) Rantai bermata bulat dan persegi melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab.
3) Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia.

9
4) Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5) Kipas dan padi melambangkan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Garuda Pancasila mencengkeram pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika yang
mengandung arti berbeda-beda tetapi satu jua. Bangsa Indonesia yang beragam merupakan
satu bangsa, satu negara dan satu bahasa, yakni Indonesia.

c. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Lagu Indonesia Raya merupakan gubahan Wage Rudolf Supratman. Lagu ini diperdengarkan
untuk pertama kali pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah
Pemuda di Jakarta. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,
lagu Indonesia Raya dinyatakan sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Pada masa perjuangan,
lagu Indonesia Raya dapat mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajah. Sekarang,
lagu tersebut dikumandangkan untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan nasional di segala bidang.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan pada waktu-waktu tertentu, misalnya ketika
mengormati kepala negara dan wakil kepala negara, waktu mengiringi pengibaran dan
penurunan Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih, upacara-upacara kenegaraan, dan upacara
yang bersifat nasional.

d. Kekayaan Alam dan Budaya


Kekayaan dan keadaan alam di Indonesia sukar dicari bandingannya. Itulah yang menjadi
salah satu pendorong yang menarik perhatian bangsa-bangsa asing. Bumi Indonesia banyak
mengandung bahan tambang, seperti minyak bumi, gas, dan logam. Kesuburan tanahnya
ditunjang oleh dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Laut-laut yang luas di
Indonesia mengandung kekayaan laut, seperti ikan, minyak bumi dan gas. Selain itu, hasil
rempah-rempahnya terkenal di seluruh dunia. Kekayaan alam yang demikian itu, menunggu
pengolahan yang baik dan mendatangkan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dan bangsa yang memiliki kejayaan. Kebesaran dan
kejayaan bangsa Indonesia ada sejak zaman nenek moyang kita karena nenek moyang kita
telah mampu mengembangkan kebudayaan, misalnya dengan bercocok tanam (bertani),
membatik, serta mengembangkan karya-karya budaya lainnya. Karya budaya dan peradaban
yang mengagumkan dunia, antara lain Candi Borobudur, Mendut, dan Prambanan yang
dibangun pada masa kerajaan Hindu di Indonesia. Sekarang peninggalan-peninggalan budaya
itu banyak menarik perhatian dunia luar, khususnya di bidang kepariwisataan.

10
Dengan memiliki modal dasar tersebut, saat ini kita sedang giat-giatnya membangun untuk
menjadi bangsa dan negara yang mandiri. Berbagai sektor pembangunan diarahkan pada
kemampuan putra-putri bangsa sendiri. Para tenaga asing secara terus menerus dikurangi dan
tidak menjadi andalan bangsa kita. Berikut yang merupakan bukti bahwa kita menjadi tuan
rumah di negara sendiri, yaitu :
1) Semakin banyaknya produk dalam negeri yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kita
sendiri bahkan negara lain seperti semen, industri tekstil, timah, dan logam.
2) Bidang iptek telah mampu memproduksi pesawat terbang, kapal laut, mobil, dan
telekomunikasi.
3) Bidang makanan, kita telah mampu mengolah makanan berkualitas yang digunakan untuk
kepentingan kita dan bangsa lain.

D. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA


Isu-isu SARA yang belakangan ini sangat marak terjadi dan bahkan bisa
menggoyahkan persatuan dan kesatuan Bangsa, maka dari itu kita harus menyikapi nya
secara bijak agar tidak terjadi perpecahan dalam kesatuan dan persatuan Bangsa serta tidak
akan merugikan orang lain.

Upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan
dan masalah yang harus dihadapi bersama. Salah satu upaya pencegahan konflik yang
bersifat SARA adalah dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tugas ini merupakan
kewajiban seluruh rakyat Indonesia karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan
suku, ras, dan agama, tetapi banyak sekali golongan yang ada di tanah air kita tercinta.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan
banggsa.

Sebagai siswa, kalian memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencegah konflik yang
bersifat SARA. Posisi kalian sebagai generasi penerus menuntut perilaku yang mampu
mendukung persatuan dan kesatuan. Kalian harus mampu menunjukkan peran yang positif
sebagai pelajar yang memiliki tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada masa
depan. Bukan zamannya lagi siswa saling mengejak dan melakukan tindakan-tindakan yang
tidak terpuji apalagi melakukan tawuran. Kalian harus bersungguh-sungguh memanfaatkan
kesempatan untuk menempa diri. Kalian adalah harapan akan masa depan Indonesia yang
adil dan makmur dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Beberapa contoh sikap untuk mencegah dan mengatasi konflik SARA :


1. Menanamkan sikap cinta kasih. Dengan memiliki sikap mengasihi, manusia memutuskan
segala tindakannya sesuai yang benar.

11
2. Penanaman kembali persatuan Indonesia dalam “Bhineka Tunggal Ika”. Manusia
Indonesia perlu disadarkan kembali bahwa selama kita masih menjadi warga Indonesia, kita
adalah satu jiwa dan raga yang harus emmperjuangkan kesejahteraan bersama.
3. Penegasan hukum yang berlaku. Hukum seharusnya mengatur rakyat untuk bertindak
sesuai aturan yang baik. Jangan sampai hukum justru diatur oleh rakyat yang
menyalahgunakan kekuasaan untuk membeli hukum. Pemerataan hukum juga penting untuk
menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hukum bagi petinggi negara harus sama
dengan hukum bagi rakyat biasa.
4. Pemerintah yang cepat tanggap dalam setiap permasalahan yang ada di masyarakat.
Tindakan pencegahan maupun penanganan masalah harus dilakukan dengan cepat supaya
tidak menimbulkan kerugian yang banyak bagi masyarakat. Selain itu pemerintah juga harus
melakukan upaya penyelesaian masalah yang menjadi dasar konflik terjadi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemahaman nilai-nilai Bhinneka-Tunggal Ika dalam masyarakat Indonesia dapat wujud


secara integral dengan kerjasama seluruh komponen bangsa, baik oleh pemerintah selaku
penyelenggara negara maupun setiap insan pribadi warga. Peningkatan sosialisasi aktualisasi
pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus dilakukan melalui tindakan nyata
dalam kehidupan keseharian seluruh kompenen warga dalam rangka memperkuat integrasi
nasional, karena Indonesia dengan keberagaman budaya, suku/etnik, bahasa, agama, kondisi
geografis, dan strata sosial yang berbeda. Indonesia dengan gambaran masyarakat majemuk
yang terdiri dari suku-suku bangsa yang berada di bawah kekuasaan sebuah sistem nasional,
termasuk di dalamnya pemerintah yang menjalankan proses pembangunan masyarakat harus
bersinergis untuk bersama-sama dengan rakyat tanpa membedakan keberagaman budaya,
bahasa, agama, suku/etnik, dan bahkan strata sosial, mewujudkan cita-cita bangsa sesuai
dengan komitmen bersama, berlandaskan nilai-nilai yang terkandung dalam ke-Bhinneka
Tungal Ika-an yang termaktub dalam Pancasila. Ciri kemajemukan masyarakat Indonesia
yang terintegrasi secara nasional adalah sangat penting sebagai kekayaan dan merupakan
potensi yang dapat dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan dalam sistem komunikasi
sebagai acuan utama bagi menunjukkan jati diri bangsa Indonesia sebagai nasionalisme

Peningkatan pemahaman terhadap kemajemukan sosial budaya sebagai pencitraan dari


budaya bangsa Indonesia yang semakin dewasa merupakan upaya membangun citra diri
didasarkan aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka-an yang dimiliki, dapat menjadi
investasi yang diandalkan pada pelaksanaan pembangunan nasional sebagai salah satu pilar
demokrasi. Untuk itu diharapkan tindakan nyata oleh pemerintah agar memaknai pentingnya
kondisi kemajemukan yang terintegrasi secara nasional melalui wawasan kebangsaan di era
globalisasi saat ini untuk menjaga kedaulatan NKRI. Untuk merealisasikan harapan ini,
masyarakat dan segenap komponen bangsa harus lebih dewasa dalam mengaktualisasikan
pemahaman nila-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam mewujudkan integrasi nasional di
negara yang dikenal dengan kemajemukannya berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 demi
pencapaian tujuan nasional.

13

Anda mungkin juga menyukai