Materi 1. Pengantar Aseptic Dispensing

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

PENGANTAR ASEPTIC DISPENSING

Apt.SITI NASIPAH
Akreditasi Rumah Sakit
PP No 47 Tahun 2021

Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit, setelah


Definisi dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi standar Akreditasi.

Pasal 55
(1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit, wajib dilakukan
Kewajiban Akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.
Akreditasi RS (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Rumah Sakit
paling lambat setelah beroperasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh izin berusaha
untuk pertama kali.

Pasal 56
Pelaksana (1) Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang
berasal dari dalam atau luar negeri.
(2) Lembaga independen penyelenggara Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
CAPAIAN AKREDITASI RUMAH SAKIT DI INDONESIA

BELUMCAPAIAN AKREDITASI CAPAIAN AKREDITASI


STATUS AKREDITASI KARS
RS INTERNASIONAL
NASIONAL RS TERAK ACHS INTERNASI…
REDITA
PARIPURNA PERDA SI
NA
36%

DASAR
UTAMA MADYA JCI
RS …
PERDANA 660 KARS INTERNASIONAL 15
DASAR 200 RS TERAKREDITASI 2471 JCI 30
MADYA 372 BELUM TERAKREDITASI 412 ACHS 1
UTAMA 343 JUMLAH RUMAH SAKIT 2883 JUMLAH 46
PARIPURNA 891
RS TERAKREDITASI NASIONAL 2471
ALUR PERAWATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TERKAIT OBAT DALAM SNARS EDISI 1.1

Instruksi
Asesmen
Pengobatan Pemberian Obat Monitoring Follow Up
Pasien Penyiapan Obat (PKPO 6; 6.1; 6.2) (AP 2) (PAP 2 EP 4)
(AP 1.1) (PAP 2.2; PKPO 4 EP 1;
PKPO 4.1; 4.2; 4.3)

Farmasi Manajemen
Farmasi Klinis
Seleksi (PKPO 2) Farmasi Klinis:
Penelusuran Riwayat Penggunaan
Obat (PKPO 4 EP 4) Pengadaan Pemantauan Terapi Obat
(PKPO 2.1; 2.1.1; TKRS 7.1) (AP 2 EP 4; PKPO 7 EP 2)
Rekonsiliasi Obat (PKPO 4 EP 3)
Penyimpanan Monitoring Efek Samping Obat (PKPO 7 EP 3)
Visite (AP 2 EP 4) (PKPO 3; 3.1 s/d 3.5)
Konseling dan
Pengkajian Resep (PKPO 5.1 EP 2) Distribusi/Dispensing (PKPO 5; Informasi Obat (MKE 10 EP 1)
PKPO 5.1)

PELAYANAN KEFARMASIAN
Dispensing Sediaan Steril (PMK No 72 Tahun 2016)

Pencampuran Obat Suntik


Tujuan :
(IV admixture)
a. Menjamin sterilitas sediaan obat steril
b. Meminimalkan kesalahan pengobatan
c. Menjamin kompatibilitas dan stabilitas
Penyiapan Nutrisi Parenteral
sediaan obat steril
d. Menghindari pemaparan zat berbahaya
e. Menghindari pencemaran lingkungan
Pencampuran Sediaan f. Penghematan biaya penggunaan obat
Sitostatik

Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan
stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan
pemberian Obat.
Dispensing Sediaan Obat Steril sesuai dengan standar akan
meningkatkan keselamatan pasien

Kesalahan dalam penyiapan


sediaan intravena
(Hedlund et al, 2017)

- Kesalahan obat
- Kesalahan pelarut
- Kesalahan label
- Kesalahan perhitungan dosis -
Kesalahan konsentrasi
- Kesalahan volume diluent
- Teknik Aseptik yang tidak sesuai
KEPMENKES NOMOR HK/01.07/MENKES/484/2021
TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT PUSAT
UNGGULAN
(CENTER OF EXCELLENCE)
PELAYANAN KEFARMASIAN DISPENSING SEDIAAN
OBAT
STERIL
1. Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta;
Rumah Sakit
Pusat Unggulan 2. Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
(Center of Jakarta;
Excellence)
3. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi
Pelayanan
Semarang;
Kefarmasian
Dispensing 4. Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Sardjito
Sediaan Obat Yogyakarta
steril
5. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Penetapan rumah sakit sebagai Rumah Sakit Pusat
Unggulan (Center of Excellence) Pelayanan Kefarmasian
Dispensing Sediaan Obat steril, berlaku selama 3 (tiga)
tahun
STANDAR

UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit:


Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan

PMK no. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di RS


Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi
dengan Teknik aseptic untuk menjamin sterilitas dan stabilitas
produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta
menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat
STANDAR
PMK no. 72 tahun 2016
• Faktor-factor yang perlu diperhatikan pada pencampuran obat suntik:
1) Ruangan khusus
2) Lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
3) HEPA Filter

• Faktor-factor yang perlu diperhatikan pada penyiapan nutrisi parenteral


1) Tim yang terdiri dari dokter, apoteker, perawat, ahli gizi
2) Sarana dan peralatan
3) Ruangan khusus
4) Lemari pencampuran Biological Safety Cabinet
5) Kantong khusus untuk nutrisi parenteral
STANDAR
SNARS 2018 PKPO 5
a. Pencampuran obat kemoterapi harus dilakukan di dalam ruang
yang bersih (clean room) yang dilengkapi dengan cytotoxic handling
drug safety cabinet dengan petugas sudah terlatih dengan Teknik
aseptik serta menggunakan alat pelindung diri yang sesuai

b. Pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral serta


pengemasan kembali obat suntik harus dilakukan dalam ruang yang
bersih (clean room) yang dilengkapi dengan laminary airflow cabinet
dan petugas sudah terlatih dengan Teknik aseptik serta menggunakan
alat pelindung diri yang sesuai.
STANDAR
ELEMEN PENILAIAN PKPO 5
1. Ada regulasi penyiapan dan penyerahan obat yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan praktik profesi (R)
2. Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan produk steril
dilatih, memahami, serta mempraktikkan prinsip penyiapan obat
dan Teknik aseptic (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat kemoterapi
dilakukan sesuai dengan praktik profesi (O,W)
4. Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi
parenteral serta pengemasan kembali obat suntik dilakukan sesuai
dengan praktik profesi (O,W)
DESKRIPSI SINGKAT
 Konsep dasar Dispensing sediaan steril adalah proses
pelayanan permintaan sediaan steril melalui resep dengan
melalui tahapan telaah, penyiapan kertas kerja formula,
menyiapkan proses pelabelan, proses rekonstitusi dan
dilusi dengan teknik aseptik, kontrol kualitas, dikemas
dan didistribusikan dengan aman. Dukungan fasilitas
standar, sumber daya manusia yang kompeten, alat
pelindung diri yang memadai maupun regulasi dan
penjagaan mutu merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi.
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Konsep Dasar
Dispensing Sediaan Obat Steril
2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, Peserta dapat
menjelaskan:
a. Konsep dasar Dispensing Sediaan Obat Steril
b. Standar Dispensing Sediaan Obat Steri
APA ITU DISPENSING ?
DEFINISI

 Dispensing merupakan proses penyiapan obat dari rangkaian proses pelayanan


resep dokter kepada seorang pasien, secara benar dan akurat. Dalam proses ini
diperlukan interpretasi resep yang benar sesuai dengan harapan dokter dan
akurasi obat dalam penyiapan, label dan informasi yang benar kepada pasien
(referensi: MDS3, 30,.1).
 Penyiapan obat merupakan rangkaian proses penyediaan suatu sediaan farmasi
dalam bentuk utuh (obat jadi pabrikan) maupun melalui proses modifikasi
(peracikan dan pelarutan) untuk siap digunakan oleh pasien sebagaimana resep
(order) dari dokter.
Lanjutan…
 Sediaan farmasi dalam hal ini adalah obat dan bahan obat.
 Obat adalah Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
(UU.36/2009).
 Sediaan obat steril adalah sediaan obat yang terjaga mutu stabilitasnya dan
sterilitasnya (bebas kontaminasi) sampai digunakan pasien.
 Ruang lingkup proses compounding sediaan obat steril meliputi proses:
combining, admixing, diluting, pooling, reconstituting, repackaging.
Lanjutan…
 Dalam proses penyiapan obat, terkadang diperlukan perubahan bentuk sediaan (compounding)
karena kondisi klinis seorang pasien, sehingga sangat diperlukan menjaga dosis, stabilitas dan
bebas kontaminasi.
 Untuk melaksanakan proses dispensing yang baik, maka diperlukan kompetensi staf, kondisi
lingkungan bersih lingkungan fisik, rak obat, permukaan tempat kerja, peralatan dan bahan lain
termasuk kemasan
“ASEPTIS” : bebas mikroorganisme

TEHNIK “ASEPTIS” :
Metode atau cara yang dilakukan pada tahap sebelum dan
selama proses pencampuran
obat sehingga dapat menghilangkan risiko paparan
terhadap petugas dan pasien serta meniadakan
kontaminan dalam sediaan steril yang dibuat, dengan
menggunakan prosedur yang terkontrol.
Aseptic technique
Pencegahan kontaminasi fase:

 Preparasi produk parenteral

 Selama proses berlangsung

 Finalisasi proses (pengemasan dan pengiriman)


1. Injection admixture:
❖ Intravena (IV)
❖ Intramuskular (IM)
❖ Intratekal (IT)
❖ Sub kutan (SC)

2. Reconstitution cytotoxic drug

3. Compounding total parenteral nutrition (TPN)

Penerapan tekhnis aseptik di Rumah Sakit


ALURDAN PROSESDISPENSING
Risk Factor
RISIKO POTENSIAL DALAM
REKONSTITUSI SEDIAAN STERIL
1. Risiko potensial terhadap sediaan obat steril meliputi; ketepatan dosis,
kontaminasi, stabilitas sediaan jadi obat steril
2. Risiko terhadap petugas adalah gangguan Kesehatan akibat paparan obat, kecelakaan kerja
karena tertusuk jarum atau kecelakaan lain karena fasilitas tidak standar
3. Risiko terhadap lingkungan (jika sitostatika atau obat lain bersifat hazard) berupa
hamburan yang potensial memapar orang yang ada disekitarnya
Bagaimana standar ?
STANDAR
1. Standar terkait Dispensing sediaan Steril a.
Standar rekonstitusi sediaan steril
1) Standar rekonstitusi sediaan obat steril (USP 797)
https://www.uspnf.com/sites/default/files/usp_
pdf/EN/USPNF/revisions/gc-797-postponement-rb-
notice-20191122.pdf
Lanjutan…

2) Standar rekonstitusi sediaan obat bersifat


Hazardous (USP 800)
https://www.aha.org/system/files/media/file/
2020/02/usp-chapters-797-and-800-new-and-revised-
compounding-standards-3_1.pdf
Lanjutan…

3) Standar keamanan rekonstitusi


sediaan obat steril (ISMP)
https://www.ismp.org/sites/default/fil
es/attachments/2017-11/
Lanjutan…
b. Standar IV-admixture, TPN, Handling Cytotoxic
1) Labeling
2) Penetapan Kadaluwarsa (BUD)
3) Pengendalian persediaan, penyimpanan, limbah, tumpahan
4) Regulasi (Kebijakan, Panduan/SPO)
5) Alur Dispensing Sediaan Obat Steril
6) SDM (kompetensi, hygiene, training, ev aluasi)
7) Fasilitas (Protection from Airborne Contaminants, Facility Design and Env ironmental Controls, Creating Areas to Achieve Easily
Cleanable Conditions, Water Sources, Placement and Mov ement of Materials, kalibrasi)
8) Peralatan proses rekonstitusi
9) Kebersihan dan Disinfeksi area rekonstitusi (Cleaning, Disinfecting, and Applying Sporicidal Agents In
Compounding Areas)
10) Jaminan keamanan: kontrol kualitas sediaan obat steril (v isual Inspection, Sterility Testing), kalibrasi (LAF), monitoring
(Microbiological Air And Surface Monitoring 6.1 General Monitoring Requirements 6.2 Monitoring Air Quality For Viable
Airborne Particles 6.3 Monitoring Surfaces For Viable Particles)
11) Pengelolaan sediaan obat steril: Penyimpanan, pengemasan, pengiriman/transportasi
12) Pencatatan dan dokumentasi (formulasi dan proses Dispensing)
Model LAF/BSC di ecatalog
2019
https://e-katalog.lkpp.go.id/id/search-produk?
authenticityToken=746c1774b09d57f8f3b9a83729df219ae6e
322f1&q=biosafety&prid=&pid=&gt=&lt=&mid=&kbid=&order=&cat=
KESIMPULAN
 Aspetik dispensing adalah kegiatan pelayanan
kefarmasian dalam rangka perlindungan bagi pasien

Anda mungkin juga menyukai