Mpi - Sarana Dan Prasarana - Rani Dan Halimah
Mpi - Sarana Dan Prasarana - Rani Dan Halimah
Mpi - Sarana Dan Prasarana - Rani Dan Halimah
Dosen Pengampu :
Dr. H. Rasyidi, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Halimatussa’diah 0101.21.0007
Rani Novita Sari 0101.21.0032
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad
SAW, yang atas kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kapita Selekta
PendidikaN Islam dengan judul “MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM” Terima kasih
disampaikan kepada bapak Dr. H. Rasyidi, M.Pd.I Selaku dosen mata kuliah
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM yang telah membimbing.
Demikianlah tugas ini disusun, semoga bermanfaat khususnya bagi kami selaku
penyusun dan umumnya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
menjadi lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................................... 18
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang pendidikan merupakan suatu proses inventaris manusia
yang mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam kerangka pembangunan nasional
secara global atau menyeluruh. Pendidikan suatu sistem yang paling mempengaruhi
bergantung, berkoordinasi dan sistematis dalam mencapai tujuan pendidikan sesuai
dengan apa yang diharapkan bersama menyelenggarakan proses pendidikan sebagai
upaya mencerdaskan bangsa merupakan tujuan utama suatu lembaga pendidikan. Sarana
dan prasrana merupakan salah satu komponen yang ada didalam pendidikan. Keberadaan
sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, dan termasuk dalam
komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses pendidikan. Tanpa
sarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius,
bahkan bisa mengagalkan pendidikan.
Secara tidak langsung sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadi bagian
terpenting yang harus diadakan keberadaannya. Kualitas sebuah sekolah juga dapat di
lihat dari segi kelengkapan sarana prasarana yang di miliki, karena sarana prasarana yang
ada akan sangat menunjang proses belajar, akademik maupun non akademik. Oleh sebab
itu perlu adanya upaya pengadaan sarana dan prasarana yang layak agar kegiatan
pembelajaran berjalan baik dan memberikan hasil yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Pengertian Manajemen Sarana Prasarana Pedidikan?
2. Apa Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan?
3. Apa Ruang Lingkup Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan?
4. Apa Saja Jenis- Jenis Sarana Prasarana Pendidikan?
5. Apa Prinsip - Prinsip Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Manajemen Sarana Prasarana Pedidikan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Jenis- Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan.
5. Untuk Mengetahui Prinsip - Prinsip Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
1
2
BAB II PEMBAHASAN
sesuai seperti yang diharapkan. Akibat kurangnya kepedulian warga sekolah terhadap
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, banyak ditemukan bahwa sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah tidak digunakan secara optimal. Banyak
sarana dan prasarana yang semestinya masih dapat dimanfaatkan tetapi tidak lagi dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan program sekolah.
Pengadaan tersebut harus diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pengeluaran
uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu
dapat dipertanggung jawabkan baik kepada Pemerintah, Yayasan Pembina, maupun
masyarakat.(Kurniawan, 2022)
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
3. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada
satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus
tersedia.
4. Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud diatas dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah peralatan per peserta didik.
5. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di
perpustakaan satuan pendidikan.
6. Standar jumlah buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal
jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan
pendidikan untuk setiap peserta didik.
7. Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
8. Standar sumber belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio
jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber belajar dan
karakteristik satuan pendidikan.
9. Standar rasio luas ruang kelas per peserta didik dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
10. Standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan dasar dan menengah
adalah kelas B. Sedanglan standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan
tinggi adalah kelas A.
11. Pada daerah rawan gempa bumi atau tanahnya labil, bangunan satuan pendidikan
harus memenuhi ketentuan standar bangunan tahan gempa.
12. Standar kualitas bangunan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud diatas mengacu
pada ketetapan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
6
13. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan yang bersangkutan serta dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
dengan memperhatikan masa pakai yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Suksesnya pembelajaran di sekolah didukung oleh adanya penggunaan semua
sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. Sarana
dan prasarana yang ada di sekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk ke-
pentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam
menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah,
karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran
di sekolah.
Disebutkan dalam Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa setiap satuan pen- didikan formal dan non-formal
menyediakan sarana dan pra- sarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
per tumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelek- tual, sosial,
emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Sarana pendidikan ini sangat berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung di- gunakan dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pem- belajaran di sekolah,
seperti ruang perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang OSIS, tempat parkir, ruang
laboratorium, dan lain sebagainya.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur serta menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan
berarti. Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana ini meliputi kegiatan (1)
pengadaan (2) pendistribusian, (3) peng- gunaan dan pemanfaatan, (4) pemeliharaan. (5)
inventarisasi, dan (6) penghapusan (Rodliyah, 2015).
1. Pengadaan
Hartati Sukiman, menyebutkan bahwa didalam langkah pengadaan ini mencakup pula
langkah perencanaan sarana prasarana. Proses perencanaan pengadaan perlengkapan
tidak mudah, karena harus dilakukan secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan
informasi yang realistis tentang kondisi sekolah tersebut. Perencanaan yang baik tentunya
7
berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas yang disesuaikan dengan dana dan
tingkat kepentingannya. Ary H. Gunawan, mengemukakan bahwa penyesuaian
perencanaan dengan analisis kebutuhan itu meliputi empat tahapan, antara lain:
a. Identifikasi tujuan umum yang mungkin dapat dicapai
b. Menyusun tujuan berdasarkan kepentingannya
c. Identifikasi perbedaan antara diinginkan dan apa yang sesungguhnya
d. Menentukan skala prioritas.
Pengadaan adalah menghadirkan alat atau media dalam menunjang pelaksanaan
proses pembelajaran. Pengadaan sarana pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Suharsimi Arikunto, menyebutkan bahwa secara garis besar alat atau
media itu diperoleh dengan dua cara, yaitu
a. Dibuat oleh pabrik
b. Dibuat oleh diri sendiri
Salah satu contoh dalam pengadaan alat atau bahan laboratorium ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh pengelola sebelum pembelian dilakukan. Hal-hal tersebut
antara lain:
a. Pencobaan apa yang akan dilakukan; alat-alat mana yang akan dibeli;
pengetahuan untuk penggunaan alat yang akan dibeli; adanya dana; jenis, ukuran
alat yang akan dibeli; prosedur pembelian; pelaksanaan pembelian.
b. Setelah semua yang dibutuhkan ditulis. Kemudian hasil dari pencatatan tersebut
diberikan kepada sekolah untuk proses pembelian atau diberikan kepada guru yang
telah diberi wewenang atas nama kepala sekolah.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengadaan sarana
prasarana terdapat perencanaan didalamnya dan berkait satu sama lain. Dalam
melakukan perencanaan dan pengadaan harus sesuai dengan prosedur dengan
melihat ke- kayaan yang telah ada. Sehingga sekolah dapat menentukan sarana
prasarana apa saja yang akan dibutuhkan sekolah saat itu.
2. Pendistribusian
Menurut bafadal (2003: 38), pendistribusian atau penyaluran perlengkapan
merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang
penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan
barang itu. Dalam prosedur ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu;
a. Ketepatan barang yang disampaikan
8
madrasah seharusnya rapi, indah, bersih, anggun, asri, nyaman dan menarik. Keadaan ini
setidaknya bias menjadikan peserta didik merasa betah berada di lembaga pendidikan,
baik sewaktu proses pembelajaran ber- langsung di kelas, waktu istirahat, maupun ketika
wali murid berkunjung ke sekolah/madrasah. Bahkan diharapkan tamu-tamu dari luar
juga merasakan hal yang sama.
5. Inventarisasi
Inventarisasi adalah proses mencatat dan melacak semua aset, baik yang sedang
digunakan maupun yang tidak digunakan. Ini membantu dalam pengelolaan inventaris,
perencanaan pemeliharaan, dan pengambilan keputusan terkait penggantian atau
perbaikan aset. Kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan meliputi dua kegiatan,
yaitu :
a. Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pem- buatan kode barang
perlengkapan,
b. Kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan. Menurut Koesmadji W,
dkk., ada hal-hal umum yang diperlukan pada inventarisasi mencakup:
- Kode alat/bahan
- Nama alat/bahan
- Spesifikasi alat/bahan (merek, tipe, dan pabrik pembuat alat)
- Sumber pemberi alat dari tahun pengadaannya
- Tahun penggunaan
- Jumlah atau kuantitas
- Kondisi alat, baik atau rusak
Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris adalah
keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam
waktu yang relatif lama, seperti meja, bangku, papan tulis, buku perpustakaan, dan
perabot-perabot lainnya. Sedangkan barang yang bukan inventaris adalah semua barnag
yang habis pakai, seperti kapur tulis dan kertas.
6. Penghapusan
Penghapusan melibatkan penarikan fasilitas atau peralatan yang sudah usang atau
tidak dapat digunakan lagi. Ini dapat mencakup pembuangan, penjualan, atau daur ulang
aset sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Sarana dan prasarana yang
sudah tidak sesuai lagi bagi pelaksanaan pembelajaran diganti atau disingkirkan. Tujuan
penghapusan ini adalah:
11
sifatnya, di mana sarana memiliki peran langsung, dan prasarana memiliki peran tidak
langsung dalam mendukung proses pendidikan (Thoha, 2016).
Fasilitas pengajaran (sarana dan prasarana) dan kompetensi profesional yang
dimiliki oleh seorang guru pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yakni bagaimana
membuat siswa merasa nyaman dan dapat memotivasi siswa dalam belajar, sehingga
proses belajar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil sesuai yang diharapkan yaitu
dapat meningkatkan prestasi siswa. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yaitu: habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan
ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar (Rusydi, 2017).
1. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu:
sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh: kapur
tulis, beberapa bahan kimia untuk guru dan siswa praktik, dan sebagainya. Selain
itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas
karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin
ketik/komputer, bola lampu, dan kertas.
b. Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contohnya:
bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.
2. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak
bergerak.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan
atau dipindah sesui dengan kebutuhan pemakainya. Contoh: lemari arsip sekolah,
bangku sekolah, dll.
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan
yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Contoh: saluran dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3. Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
13
prasarana pendidikan tersebut telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing, namun antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerjasama dengan
baik.
Selanjutnya prinsip-prinsip dalam manajemen sarana dan prasarana menurut
Priansa dan Somad adalah:
1. Ketersediaan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya selalu ada pada saat dibutuhkan sehingga
mampu mendukung secara optimal proses belajar mengajar.
2. Kemudahan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mudah untuk digunakan sehingga tidak
sulit untuk mendapatkannya.
3. Kegunaan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya antara yang satu dengan yang lainnya
saling mendukung sehingga proses belajar tidak akan mengalami gangguan.
4. Kelengkapan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga proses
belajar mengajar tidak terganggu. Kelengkapan sarana sarana sekolah akan menunjang
dalam akreditasi sekolah.
5. Kebutuhan peserta didik.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mampu memenuhi kebutuhan peserta
didik yang beragam.
6. Ergonomis.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya dirancang dalam konsep ergonomis
sehingga mendukung proses belajar dan mengajar yang sesuai dengan konsep
kenyamanan.
7. Masa pakai.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya merupakan barangbarang yang mampu
dipergunakan dalam jangka panjang. Dengan demikian maka kualitas sarana dan
prasarana yang ada di sekolah harus berkualitas baik.
8. Pemeliharaan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya praktis untuk dirawat atau dipelihara
sehingga tidak menyulitkan dalam proses pemeliharaannya. (Priansa dan Somad,
2014)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi ini membahas manajemen sarana dan prasarana pendidikan, serta tujuan,
ruang lingkup, jenis, dan tahapannya. Berikut kesimpulan dari materi tersebut:
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah proses pengelolaan sumber daya
yang terkait dengan fasilitas dan peralatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kepala sekolah dan staf manajemen pendidikan bertanggung jawab atas manajemen
sarana dan prasarana di lingkungan sekolah.
Tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi penciptaan
lingkungan yang bersih, rapi, dan indah, menyediakan fasilitas yang memadai, serta
menjaga agar sarana dan prasarana tetap dalam kondisi baik. Hal ini bertujuan untuk
memberikan layanan profesional yang mendukung proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana mencakup perencanaan,
pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan
fasilitas pendidikan. Semua langkah ini harus diatur secara hati-hati untuk memastikan
efektivitas dan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana pendidikan.
Jenis-jenis sarana pendidikan terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan sifat habis
atau tidaknya dipakai dan bergerak atau tidak bergerak saat digunakan. Jenis sarana
pendidikan yang habis dipakai bisa termasuk kapur tulis, bahan kimia, dan beberapa
peralatan praktik. Jenis sarana pendidikan tahan lama mencakup bangku sekolah, mesin
tulis, atlas, globe, dan peralatan olahraga. Selain itu, sarana pendidikan bisa bergerak atau
tidak bisa bergerak saat digunakan, seperti lemari arsip sekolah yang bisa bergerak dan
saluran PDAM yang tidak bisa bergerak.
Tahapan manajemen sarana dan prasarana mencakup pengadaan, pendistribusian,
penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. Setiap tahap harus dikelola
dengan baik untuk memastikan kelancaran dan efisiensi operasi sekolah. Keseluruhan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan sangat penting dalam menjaga kualitas
proses pendidikan di sekolah dan menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran yang efektif.
17
18
B. Saran
Apabila pembaca ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai pembahasan
mengenai Manajemen Sarana Prasarana dalam pendidikan, pembaca bisa membuka dan
membaca reverensi yang telah penulis cantumkan didalam tulisan ini, disana banyak lagi
pembahasan yang lebih mendalam mengenai materi Manajemen Sarana Prasarana dalam
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, A., Nurochmah, A., Fachrurrozy, A., Jalal, M. N., Djollong, F. A.,
Nurcahyawati, E., Syifa, N. J., Hamid, F., Bendriyanti, P. R., Shopia, K.,
Novita, L., Firmansyah, A. M., Syarifah, L. L., Cahyadi, N. S., Suharwanto.,
Wahab, L. Y. A., Rohmatillah, N., Dewi, C., Farida, I. (2022). Manajemen
Pendidikan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Jawa
Barat: Penerbit Yayasan Wiyata Bestari Samasta.
Priansa, Donni Juni dan Somad, Rismi. (2014). Manajemen Supervisi dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Rodliyah. (2015). Manajemen Pendidikan Sebuah Konsep dan Aplikasi. Jember : IAIN
Jember Press.
Rusydi, Oda. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Medan : CV.
Widya Puspita
Sherly., Nurmiyanti, L., The, Y. H., Firmadani, F., Safrul., Nuramila., Sonia, R. N.,
Lasmono, S., Halip, F.M., Hartono, R., Na’im, Z., Lestari, S.A., Kristina, M.,
Sari, N. R., Hardianto. (2020). Manajemen Pendidikan Tinjauan Teori dan
Praktis. Bandung: Widinia Bhakti Persada Bandung.
19
20