Mpi - Sarana Dan Prasarana - Rani Dan Halimah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN SARANA PRASARANA


Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :
Dr. H. Rasyidi, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Halimatussa’diah 0101.21.0007
Rani Novita Sari 0101.21.0032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN
DUMAITAHUN 2023M/1444 H

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad
SAW, yang atas kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kapita Selekta
PendidikaN Islam dengan judul “MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM” Terima kasih
disampaikan kepada bapak Dr. H. Rasyidi, M.Pd.I Selaku dosen mata kuliah
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM yang telah membimbing.
Demikianlah tugas ini disusun, semoga bermanfaat khususnya bagi kami selaku
penyusun dan umumnya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
menjadi lebih baik.

Dumai, 26 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 2

B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................. 3

C. Ruang Lingkup Manajemen dan Sarana Parasarana ................................................. 4

D. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................................................... 11

E. Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17

B. Saran ........................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang pendidikan merupakan suatu proses inventaris manusia
yang mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam kerangka pembangunan nasional
secara global atau menyeluruh. Pendidikan suatu sistem yang paling mempengaruhi
bergantung, berkoordinasi dan sistematis dalam mencapai tujuan pendidikan sesuai
dengan apa yang diharapkan bersama menyelenggarakan proses pendidikan sebagai
upaya mencerdaskan bangsa merupakan tujuan utama suatu lembaga pendidikan. Sarana
dan prasrana merupakan salah satu komponen yang ada didalam pendidikan. Keberadaan
sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, dan termasuk dalam
komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses pendidikan. Tanpa
sarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius,
bahkan bisa mengagalkan pendidikan.
Secara tidak langsung sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadi bagian
terpenting yang harus diadakan keberadaannya. Kualitas sebuah sekolah juga dapat di
lihat dari segi kelengkapan sarana prasarana yang di miliki, karena sarana prasarana yang
ada akan sangat menunjang proses belajar, akademik maupun non akademik. Oleh sebab
itu perlu adanya upaya pengadaan sarana dan prasarana yang layak agar kegiatan
pembelajaran berjalan baik dan memberikan hasil yang maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Pengertian Manajemen Sarana Prasarana Pedidikan?
2. Apa Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan?
3. Apa Ruang Lingkup Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan?
4. Apa Saja Jenis- Jenis Sarana Prasarana Pendidikan?
5. Apa Prinsip - Prinsip Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Manajemen Sarana Prasarana Pedidikan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.
4. Untuk Mengetahui Jenis- Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan.
5. Untuk Mengetahui Prinsip - Prinsip Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan.

1
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. (Rohiat, 2010)
Manajemen merupakan serangkaian aktivitas pengelolaan sumber daya yang ada dalam
suatu organisasi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi tersebut untuk
mencapai tujuan organisasi. Manajemen merupakan inti dari pelaksanaan dari segala
kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Manajemen dilakukan oleh seorang
pemimpin yang disebut manager.Di organisasi pada umumnya disebut manager, namun
di dunia pendidikan pemimpin itu adalah seorang kepala sekolah sebagaipelaksana
kegiatan managerial di lingkungan pendidikan.Kemajuan atau kemunduran sebuah
sekolah tergantung pada kemampuan manajerial seorang kepala sekolah. manajemen
pendidikan merupakan proses kegiatan usaha yang dilakukan secara terencana dan
sistematis untuk mengelola semua kegiatan pendidikan antara pendidik dan peserta didik
serta dengan lingkungannya.(Sherly, 2020)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), sarana adalah segala sesuatu (bisa
berupa syarat atau upaya) yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai
maksud dan tujuan.sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Sedangkan prasarana
merupakan semua perangkat kelengkapan dasar atau fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti, halaman sekolah, taman,
dan kebun.(Kristiawan, 2017)
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan yang mengatur dan
mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana dan
prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi,
penghapusan dan penataan. Proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan
prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan nya.( Bunyamin, 2022)
Kerapkali tantanganan dalam penataan sarana dan prasarana dapat menyebabkan
terhambatnya proses belajar mengajar. Kesulitan mengelola sarana dan prasarana
pendidikan akan menjadi semakin besar apabila sistem dan prosedur pengelolaannya
tidak jelas, termasuk jika kemauan dan kemampuan pengelolaannya tidak ada dan tidak
3

sesuai seperti yang diharapkan. Akibat kurangnya kepedulian warga sekolah terhadap
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, banyak ditemukan bahwa sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah tidak digunakan secara optimal. Banyak
sarana dan prasarana yang semestinya masih dapat dimanfaatkan tetapi tidak lagi dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan program sekolah.
Pengadaan tersebut harus diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pengeluaran
uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu
dapat dipertanggung jawabkan baik kepada Pemerintah, Yayasan Pembina, maupun
masyarakat.(Kurniawan, 2022)

B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki tujuan
sebagai berikut, Pertama, menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah,
sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah. Kedua, tersedianya sarana
dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan
kepentingan dan kebutuhan pendidikan. Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah ini adalah untuk memberikan layanan secara profesional yang berkaitan dengan
sarana prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan
efisien. Berkaitan dengan ini, Bafadal menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pen- didikan sekolah
melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan seksama, sehingga
sekolah atau madras- ah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan
kebutuhan dana yang efesien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan
efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti
dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam
keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan.
4

Didalam Pembelajaran, Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda


dengan pelajaran lainnya. Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga
memerlukan sarana pembelajaran yang berbeda pula. Dalam menyelenggarakan
pembelajaran guru pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya
sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik. Dengan dukungan sarana
pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan, tetapi
juga dengan tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah disiapkan guru.
Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan dari
sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin lengkap dan
memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan.
Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka
peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih
terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik
mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana
pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas
sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna.
Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap
pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga
menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki. Sarana Prasarana yang
perlu dalam Administrasi Pendidikan.

C. Ruang Lingkup Manajemen dan Sarana Parasarana


Ruang Lingkup sarana dan prasarana mencakup fasilitas yang disediakan untuk
para peserta didik di sekolah. Fasilitas ini juga didasarkan pada standar minimum seperti
ruang kelas, laboratorium, lapangan olahraga, dan teknologi yang mendukung
pembelajaran siswa. Standar-standar ini diatur dalam Pedoman Pendidikan No. 19/2005.
Standar fasilitas dan infrastruktur sekolah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
5

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
3. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada
satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus
tersedia.
4. Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud diatas dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah peralatan per peserta didik.
5. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis buku di
perpustakaan satuan pendidikan.
6. Standar jumlah buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal
jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di perpustakaan satuan
pendidikan untuk setiap peserta didik.
7. Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
8. Standar sumber belajar lainnya untuk setiap satuan pendidikan dinyatakan dalam rasio
jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber belajar dan
karakteristik satuan pendidikan.
9. Standar rasio luas ruang kelas per peserta didik dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
10. Standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan dasar dan menengah
adalah kelas B. Sedanglan standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan
tinggi adalah kelas A.
11. Pada daerah rawan gempa bumi atau tanahnya labil, bangunan satuan pendidikan
harus memenuhi ketentuan standar bangunan tahan gempa.
12. Standar kualitas bangunan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud diatas mengacu
pada ketetapan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.
6

13. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi tanggung jawab satuan
pendidikan yang bersangkutan serta dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
dengan memperhatikan masa pakai yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Suksesnya pembelajaran di sekolah didukung oleh adanya penggunaan semua
sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara efektif dan efisien. Sarana
dan prasarana yang ada di sekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk ke-
pentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam
menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah,
karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran
di sekolah.
Disebutkan dalam Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa setiap satuan pen- didikan formal dan non-formal
menyediakan sarana dan pra- sarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
per tumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelek- tual, sosial,
emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Sarana pendidikan ini sangat berkaitan erat dengan semua perangkat, peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung di- gunakan dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pem- belajaran di sekolah,
seperti ruang perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang OSIS, tempat parkir, ruang
laboratorium, dan lain sebagainya.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur serta menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan
berarti. Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana ini meliputi kegiatan (1)
pengadaan (2) pendistribusian, (3) peng- gunaan dan pemanfaatan, (4) pemeliharaan. (5)
inventarisasi, dan (6) penghapusan (Rodliyah, 2015).
1. Pengadaan
Hartati Sukiman, menyebutkan bahwa didalam langkah pengadaan ini mencakup pula
langkah perencanaan sarana prasarana. Proses perencanaan pengadaan perlengkapan
tidak mudah, karena harus dilakukan secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan
informasi yang realistis tentang kondisi sekolah tersebut. Perencanaan yang baik tentunya
7

berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas yang disesuaikan dengan dana dan
tingkat kepentingannya. Ary H. Gunawan, mengemukakan bahwa penyesuaian
perencanaan dengan analisis kebutuhan itu meliputi empat tahapan, antara lain:
a. Identifikasi tujuan umum yang mungkin dapat dicapai
b. Menyusun tujuan berdasarkan kepentingannya
c. Identifikasi perbedaan antara diinginkan dan apa yang sesungguhnya
d. Menentukan skala prioritas.
Pengadaan adalah menghadirkan alat atau media dalam menunjang pelaksanaan
proses pembelajaran. Pengadaan sarana pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Suharsimi Arikunto, menyebutkan bahwa secara garis besar alat atau
media itu diperoleh dengan dua cara, yaitu
a. Dibuat oleh pabrik
b. Dibuat oleh diri sendiri
Salah satu contoh dalam pengadaan alat atau bahan laboratorium ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh pengelola sebelum pembelian dilakukan. Hal-hal tersebut
antara lain:
a. Pencobaan apa yang akan dilakukan; alat-alat mana yang akan dibeli;
pengetahuan untuk penggunaan alat yang akan dibeli; adanya dana; jenis, ukuran
alat yang akan dibeli; prosedur pembelian; pelaksanaan pembelian.
b. Setelah semua yang dibutuhkan ditulis. Kemudian hasil dari pencatatan tersebut
diberikan kepada sekolah untuk proses pembelian atau diberikan kepada guru yang
telah diberi wewenang atas nama kepala sekolah.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengadaan sarana
prasarana terdapat perencanaan didalamnya dan berkait satu sama lain. Dalam
melakukan perencanaan dan pengadaan harus sesuai dengan prosedur dengan
melihat ke- kayaan yang telah ada. Sehingga sekolah dapat menentukan sarana
prasarana apa saja yang akan dibutuhkan sekolah saat itu.
2. Pendistribusian
Menurut bafadal (2003: 38), pendistribusian atau penyaluran perlengkapan
merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang
penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan
barang itu. Dalam prosedur ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu;
a. Ketepatan barang yang disampaikan
8

b. Ketepatan saaran penyampaiannya


c. Ketepatan kondisi barang yang disalurkan.
Dari uraian diatas dapat diambil garis besar dalam pendistribusian ada tiga hal yang
perlu diperhatikan yaitu: ketepatan barang yang disampaikan, ketepatan sasaran
penyimpanan, dan ketepatan kondisi barang yang disalurkan.
3. Penggunaan dan Pemanfaatan
Menurut ibrahim Bafadar ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam
menggunakan perlengkapan sekolah yaitu: prinsip efektifitas dan efisiensi. Efektif berarti
pemakaian laboratium di tunjukkan semata-mata untuk memperlancar proses
pembelajaran. kemudian efisien berarti pemakaian alat atau bahan laboratorium harus
dilakukan secara hemat sesuai dengan kegunaan dan hati-hati.
Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan
pendidikan yaitu prinsip efektiftas dan efisien. Prinsip efektitas berarti semua pemakaian
perlengkapan pendidikan disekolah harus ditunjukan semata-mata dalam rangka
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan perinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan
pendidikan disekolah secara hemat dan dengan hati-hati.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan perlengkapan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus-
menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik
dan siap pakai. Menurut Ibrahim Bafadal, ada beberapa macam pemeliharaan
perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pemeliharaan yang
bersifat pencengahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, dan juga bersifat
perbaikan berat. Jika ditinjau dari segi perbaikan ada dua macam pemeliharaan
perlengkapan sekolah yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala.
Sarana prasarana pendidikan dalam pemeliharaannya dapat dilakukan sebagi
berikut:
a. Melakukan pencegahan kerusakan,
b. Menyimpan, disimpan diruang/rak agar terhindar dari kerusakan,
c. Membersihkan dari kotoran, debu, atau uap air,
d. Memeriksa atau mengecek kondisi sarana dan prasarana secara rutin,
e. Mengganti komponen-komponen yang rusak, dan
9

f. Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau prasarana


pendidikan.
Program pemeliharaan juga bisa disebut sebagai program perawatan yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya
perbaikan, dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana prasarana sekolah,
melestarikan kerapian dan keindahan, serta menghindarkan dari kehilangan atau
setidaknya meminimalisasi kehilangan.
Program pemeliharaan atau perawatan ini dapat ditempuh melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.
b. Membuat daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang ada di
sekolah.
c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap fasilitas sekolah.
d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-
masing di sekolah.
e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkat- kan kinerja
peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana
dan prasarana sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan sebaiknya dikelola dengan sebaik mungkin sesuai
dengan ketentuan-ketentuan berikut ini.
a. Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat, dan awet.
b. Rapi, indah, bersih, anggun dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan
perasaan siapa pun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan.
c. Kreatif, inovatif, responsive, dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya
imajinatif peserta didik.
d. Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang
matang untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.
e. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio
relegius seperti mushola atau masjid.
Keputusan peenerapan ketentuan-ketentuan di atas akan berbeda sesuai dengan
perbedaan jenjang pendidikan. Misalnya penataan meja, kursi, dan papan tulis berbeda di
sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah dengan di SMA/MA atau bahkan di perguruan tinggi.
Yang jelas penataan lingkungan dalam lembaga pendidikan baik di sekolah maupun di
10

madrasah seharusnya rapi, indah, bersih, anggun, asri, nyaman dan menarik. Keadaan ini
setidaknya bias menjadikan peserta didik merasa betah berada di lembaga pendidikan,
baik sewaktu proses pembelajaran ber- langsung di kelas, waktu istirahat, maupun ketika
wali murid berkunjung ke sekolah/madrasah. Bahkan diharapkan tamu-tamu dari luar
juga merasakan hal yang sama.
5. Inventarisasi
Inventarisasi adalah proses mencatat dan melacak semua aset, baik yang sedang
digunakan maupun yang tidak digunakan. Ini membantu dalam pengelolaan inventaris,
perencanaan pemeliharaan, dan pengambilan keputusan terkait penggantian atau
perbaikan aset. Kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan meliputi dua kegiatan,
yaitu :
a. Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pem- buatan kode barang
perlengkapan,
b. Kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan. Menurut Koesmadji W,
dkk., ada hal-hal umum yang diperlukan pada inventarisasi mencakup:
- Kode alat/bahan
- Nama alat/bahan
- Spesifikasi alat/bahan (merek, tipe, dan pabrik pembuat alat)
- Sumber pemberi alat dari tahun pengadaannya
- Tahun penggunaan
- Jumlah atau kuantitas
- Kondisi alat, baik atau rusak
Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris adalah
keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam
waktu yang relatif lama, seperti meja, bangku, papan tulis, buku perpustakaan, dan
perabot-perabot lainnya. Sedangkan barang yang bukan inventaris adalah semua barnag
yang habis pakai, seperti kapur tulis dan kertas.
6. Penghapusan
Penghapusan melibatkan penarikan fasilitas atau peralatan yang sudah usang atau
tidak dapat digunakan lagi. Ini dapat mencakup pembuangan, penjualan, atau daur ulang
aset sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Sarana dan prasarana yang
sudah tidak sesuai lagi bagi pelaksanaan pembelajaran diganti atau disingkirkan. Tujuan
penghapusan ini adalah:
11

a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian tau pemborosan biaya


untuk pemeliharaan/perbaikan, peng- amanan barang-barang yang semakin buruk
kondisinya, barang-barang berlebih, atau barang-barang lainnya yang tidak dapat
digunakan lagi.
b. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksana inventaris.
c. Membebaskan ruang/pekarangan kantor dari barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi.
d. Membebaskan barang dari pertanggungjawaban administrasi satuan organisasi
yang mengurus.
Langkah-langkah penghapusan perlengkapan pendidikan di sekolah adalah :
a. Kepala sekolah (bisa menunjuk seseorang) mengelompokan perlengkapan yang
akan dihapus dan meletakkan di tempat yang aman namun berada di lokasi sekolah.
b. Menginvevtarisasi perlengkapan yang akan dihapus dengan cara mencatat jenis,
jumlah, dan tahun pembuatan perlengkapan tersebut.
c. Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan barang dan pembentukan
panitia penghapusan yang dilampiri dengan data barang yang rusak (yang akan
dihapusnya) ke kantor dinas pendidikan kota atau kabupaten.
d. Setelah SK penghapusan dari kantor dinas pendidikan kota/ kabupaten terbit,
selanjutnya panitia penghapusan segera bertugas yaitu memeriksa kembali barang
yang rusak berat, biasanya dengan membuat berita acara pemeriksaan.
e. Panitia mengusulkan penghapusan barang-barang yang terdaftar dalam berita
acara pemeriksaan, biasanya perlu ada pengantar dari kepala sekolah, kemudian
usulan itu diteruskan ke kantor pusat.
f. Begitu surat penghapusan dari pusat datang, bisa segera dilakukan penghapusan
terhadap barang-barang tersebut. Ada dua kemungkinan penghapusan
perlengkapan sekolah yaitu dimusahkan dan dilelang.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik adalah kunci dalam menjaga
keberlanjutan dan efisiensi operasi sekolah atau organisasi lainnya. Dengan menjalankan
keenam kegiatan ini dengan baik, organisasi dapat memastikan bahwa fasilitas dan
peralatan mereka selalu siap digunakan untuk mendukung tujuan mereka.
D. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua perangkat, bahan, dan perlengkapan yang
digunakan secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Prasarana pendidikan
mencakup semua sistem pendukung dasar yang berperan secara tidak langsung dalam
pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan dalam definisi ini terletak pada
12

sifatnya, di mana sarana memiliki peran langsung, dan prasarana memiliki peran tidak
langsung dalam mendukung proses pendidikan (Thoha, 2016).
Fasilitas pengajaran (sarana dan prasarana) dan kompetensi profesional yang
dimiliki oleh seorang guru pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yakni bagaimana
membuat siswa merasa nyaman dan dapat memotivasi siswa dalam belajar, sehingga
proses belajar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil sesuai yang diharapkan yaitu
dapat meningkatkan prestasi siswa. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yaitu: habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan, dan
ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar (Rusydi, 2017).
1. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu:
sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh: kapur
tulis, beberapa bahan kimia untuk guru dan siswa praktik, dan sebagainya. Selain
itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas
karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin
ketik/komputer, bola lampu, dan kertas.
b. Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contohnya:
bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.
2. Bergerak Tidaknya Saat Digunakan
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak
bergerak.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakan
atau dipindah sesui dengan kebutuhan pemakainya. Contoh: lemari arsip sekolah,
bangku sekolah, dll.
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan
yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Contoh: saluran dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3. Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar
13

Sarana pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya


dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media
pengajaran.
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar
mengajar, misalnya: buku, alat tulis, dan alat praktik. Alat peraga adalah alat
pembantu pendidikan dan pelajaran, dapat berupa benda-benda yang mudah
memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai
dengan yang konkret.Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan
sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar. Contoh: ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik
keterampilan, dan ruang laboratorium.
2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar
mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar. Contohnya: ruang kantor, kantik, tanah danjalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruang tata usaha, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah,
dan tempat parkir kendaraan (Rusydi, 2017).
Jenis sarana pendidikan ditinjau dari hubungannya dengan proses pembelajaran
dibedakan menjadi tiga kaslifikasi yaitu:
1. Alat pelajaran. Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung
dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat
praktik.
2. Alat peraga. Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran,
dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi
pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan
yang konkret.
3. Media pengajaran. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang
digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih
mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada
tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.
14

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2007


tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan dijelaskan sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana pendidikan untuk tingkat sekolah dasar (SD).
 Ruang kelas.  Ruang perpustakaan.  Laboratorium IPA.  Ruang pimpinan
(kepala sekolah)  Ruang guru.  Tempat beribadah.  Ruang UKS.  Jamban.
 Gudang.  Ruang sirkulasi.  Tempat bermain/berolahraga.
2. Sarana dan prasarana pendidikan untuk tingkat sekolah menengah pertama
(SMP).
 Ruang kelas.  Ruang perpustakaan.  Ruang laboratorium IPA.  Ruang
pimpinan.  Ruang guru.  Ruang tata usaha.  Tempat beribadah  Ruang
konseling.  Ruang UKS.  Ruang organisasi kesiswaan.  Jamban.  Gudang.
 Ruang sirkulasi.  Tempat bermain/berolahraga.
3. Sarana dan prasarana pendidikan untuk tingkat sekolah menengah atas
(SMA).
 Ruang kelas.  Ruang perpustakaan.  Ruang laboratorium Biologi.  Ruang
laboratorium Fisika.  Ruang laboratorium Kimia.  Ruang laboratorium
Komputer.  Ruang laboratorium Bahasa,  Ruang pimpinan,  Ruang guru, 
Ruang tata usaha,  Tempat beribadah,  Ruang konseling,  Ruang UKS, 
Ruang organisasi kesiswaan,  Jamban.  Gudang.  Ruang sirkulasi.  Tempat
bermain/berolahraga.
E. Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dalam melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan hendaklah
diperhatikan beberapa prinsip sehingga dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut
maka tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat dicapai. Prinsip
manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah:
1. prinsip pencapaian tujuan,
2. prinsip efisiensi,
3. prinsip administratif,
4. prinsip kejelasan tanggung jawab, dan
5. prinsip kekohesifan (Bafadal, 2014).
15

1. Prinsip pencapaian tujuan.


Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilakukan dengan
maksud afar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu,
manajemen sarana dan prasarana peendidikan dapat dikatakan berhasil bilamana
fasilitas sekolag itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada personil sekolah akan
menggunakannya.
2. Prinsip efisiensi.
Prinsip ini berkaitan dengan semua kegiatan pengadaan saran dan prasarana
sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa memperoleh
fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip
efisiensi juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dolakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Dalam rangka itu
maka sarana dan prasarana pendidikan hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis
penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut dikomunikasikan kepada
semua personil sekolah yang diperkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya,
bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap semua personil.
3. Prinsip administratif.
Melalui prinsip administratif berarti semua prilaku pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah dilakukan dengan selalu memperhatikan undang-
undang, peraturan, instruksi dan pedoman yang diberlakukan oleh pemerintah.
Sebagai upaya penerapannya, maka setiap penanggungjawab pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undang
tersebut dan menginformasikan kepada semua personil sekolah yang diperkirakan
akan berpartisipasi dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab.
Dalam pengorganisasian sarana dan prasarana pendidikan melibatkan berbagai
personil di sekolah, oleh karena itu semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang
terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas sehingga pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan dapat berjalan dengan baik.
5. Prinsip kekohesifan.
Prinsip ini berarti manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.
Oleh karena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan sarana dan
16

prasarana pendidikan tersebut telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing, namun antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerjasama dengan
baik.
Selanjutnya prinsip-prinsip dalam manajemen sarana dan prasarana menurut
Priansa dan Somad adalah:
1. Ketersediaan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya selalu ada pada saat dibutuhkan sehingga
mampu mendukung secara optimal proses belajar mengajar.
2. Kemudahan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mudah untuk digunakan sehingga tidak
sulit untuk mendapatkannya.
3. Kegunaan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya antara yang satu dengan yang lainnya
saling mendukung sehingga proses belajar tidak akan mengalami gangguan.
4. Kelengkapan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya tersedia dengan lengkap sehingga proses
belajar mengajar tidak terganggu. Kelengkapan sarana sarana sekolah akan menunjang
dalam akreditasi sekolah.
5. Kebutuhan peserta didik.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mampu memenuhi kebutuhan peserta
didik yang beragam.
6. Ergonomis.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya dirancang dalam konsep ergonomis
sehingga mendukung proses belajar dan mengajar yang sesuai dengan konsep
kenyamanan.
7. Masa pakai.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya merupakan barangbarang yang mampu
dipergunakan dalam jangka panjang. Dengan demikian maka kualitas sarana dan
prasarana yang ada di sekolah harus berkualitas baik.
8. Pemeliharaan.
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya praktis untuk dirawat atau dipelihara
sehingga tidak menyulitkan dalam proses pemeliharaannya. (Priansa dan Somad,
2014)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi ini membahas manajemen sarana dan prasarana pendidikan, serta tujuan,
ruang lingkup, jenis, dan tahapannya. Berikut kesimpulan dari materi tersebut:
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah proses pengelolaan sumber daya
yang terkait dengan fasilitas dan peralatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kepala sekolah dan staf manajemen pendidikan bertanggung jawab atas manajemen
sarana dan prasarana di lingkungan sekolah.
Tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi penciptaan
lingkungan yang bersih, rapi, dan indah, menyediakan fasilitas yang memadai, serta
menjaga agar sarana dan prasarana tetap dalam kondisi baik. Hal ini bertujuan untuk
memberikan layanan profesional yang mendukung proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana mencakup perencanaan,
pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan
fasilitas pendidikan. Semua langkah ini harus diatur secara hati-hati untuk memastikan
efektivitas dan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana pendidikan.
Jenis-jenis sarana pendidikan terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan sifat habis
atau tidaknya dipakai dan bergerak atau tidak bergerak saat digunakan. Jenis sarana
pendidikan yang habis dipakai bisa termasuk kapur tulis, bahan kimia, dan beberapa
peralatan praktik. Jenis sarana pendidikan tahan lama mencakup bangku sekolah, mesin
tulis, atlas, globe, dan peralatan olahraga. Selain itu, sarana pendidikan bisa bergerak atau
tidak bisa bergerak saat digunakan, seperti lemari arsip sekolah yang bisa bergerak dan
saluran PDAM yang tidak bisa bergerak.
Tahapan manajemen sarana dan prasarana mencakup pengadaan, pendistribusian,
penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. Setiap tahap harus dikelola
dengan baik untuk memastikan kelancaran dan efisiensi operasi sekolah. Keseluruhan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan sangat penting dalam menjaga kualitas
proses pendidikan di sekolah dan menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran yang efektif.

17
18

B. Saran
Apabila pembaca ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai pembahasan
mengenai Manajemen Sarana Prasarana dalam pendidikan, pembaca bisa membuka dan
membaca reverensi yang telah penulis cantumkan didalam tulisan ini, disana banyak lagi
pembahasan yang lebih mendalam mengenai materi Manajemen Sarana Prasarana dalam
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Dari


Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Bunyamin. (2022). Manajemen Pendidikan. Jakarta Selatan : PT. Usaha Terpadu


UHAMKA.

Kristiawan, M., Safitri, D., Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


PENERBIT DEEPUBLISH (Group Penerbitan CV BUDI UTAMA).

Kurniawan, A., Nurochmah, A., Fachrurrozy, A., Jalal, M. N., Djollong, F. A.,
Nurcahyawati, E., Syifa, N. J., Hamid, F., Bendriyanti, P. R., Shopia, K.,
Novita, L., Firmansyah, A. M., Syarifah, L. L., Cahyadi, N. S., Suharwanto.,
Wahab, L. Y. A., Rohmatillah, N., Dewi, C., Farida, I. (2022). Manajemen
Pendidikan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Jawa
Barat: Penerbit Yayasan Wiyata Bestari Samasta.

Priansa, Donni Juni dan Somad, Rismi. (2014). Manajemen Supervisi dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Rodliyah. (2015). Manajemen Pendidikan Sebuah Konsep dan Aplikasi. Jember : IAIN
Jember Press.

Rusydi, Oda. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Medan : CV.
Widya Puspita

Sherly., Nurmiyanti, L., The, Y. H., Firmadani, F., Safrul., Nuramila., Sonia, R. N.,
Lasmono, S., Halip, F.M., Hartono, R., Na’im, Z., Lestari, S.A., Kristina, M.,
Sari, N. R., Hardianto. (2020). Manajemen Pendidikan Tinjauan Teori dan
Praktis. Bandung: Widinia Bhakti Persada Bandung.

Thoha, Muhammad. (2016). Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya: Buku Pustaka


Radja.

19
20

Anda mungkin juga menyukai