Finnooo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

KLIPING PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN

BANGSA INGGRIS

Oleh:

NAMA : FINO NABUNOME

KELAS : XI IPA

MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI KUALIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas Berkat dan Kuasa-Nya kliping
ini dapat saya selesaikan dengan baik.

Kliping ini membahas materi tentang PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP


BANGSA INGGRIS

Saya menyadari sepenuhnya bahwa kliping ini masi belum sempurna dan untuk menjadi
sempurna saya sangat membutuhkan masukan dari pihak lain, untuk itu saya mengharapkan
kepada semua pihak untuk memberikan berbagai masukan dan kritik demi perbaiakan dan
kesempurnaan kliping ini dimasa mendang.

KUALIN, November 2023

PERLAWANAN RAKYAT BENGKULU TERHADAP BANGSA INGGRIS


Tahun 1714, Inggris mulai membangun kekuatan di Kota Bengkulu, Inggris
membangun Benteng Fort Marlborough. Pendirian benteng tersebut mendapat rintangan
dari Raja Selebar Pangeran Nata Dirja. Inggris kemudian berniat mengenyahkan Raja
Selebar. Mereka membuat suatu jamuan makan dan mengundang Raja Selebar. Di tengah
jamuan tersebut, mereka membunuh Raja Selebar, Pangeran Nata Dirja. Akibat
pembunuhan tersebut, hubungan antara Inggris dan Bengkulu yang tadinya relatif baik
menjadi buruk.

Akhirnya tahun 1719, putra Pangeran Nata Dirja beserta pasukan dan penduduk daerah
tersebut melakukan serangan terhadap Inggris dan berhasil menduduki Fort Marlborough.
Perlawanan terhadap Inggris ternyata berlangsung pula di bagian lain Bengkulu, seperti
perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Mansyur dan Sultan Sulaiman di daerah Muko-
muko dan Bantal. Karena perlawanan rakyat yang semakin sengit ini, akhirnya Inggris
meninggalkan Bengkulu tahun 1719. Namun kepergian Inggris dari tanah Bengkulu tidak
selamanya. Tahun 1742, mereka datang dan kembali menjalin hubungan dagang dengan
pengusaha Bengkulu. Berdasarkan pada traktat London 1824, Inggris akhirnya
menyerahkan Bengkulu kepada pemerintah Hindia-Belanda.
PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Mahmud Badaruddin II

Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Sultan Palembang yang mendapat gelar Pahlawan
Nasional Indonesia karena melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda.
Sultan Mahmud Badaruddin adalah pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam.
Berkuasa selama dua periode (1803-1813, 1818-1821), Sultan Mahmud Badaruddin
beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda. Melalui perjuangan
panjang dalam membebaskan tanah Palembang dari tangan Belanda, Palembang jatuh ke
tangan Belanda pada 25 Juni 1821. Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Ternate
hingga ajal menjemput pada 26 September 1852. Memiliki nama kecil Raden Hasa,
Sultan Mahmud Badaruddin lahir pada 1 Rajab 1181 (1767 M). Sang ayah adalah Raja
Palembang ke-VI bernama Sultan Muhammad Badaruddin bin Susuhunan Ahmad
Najamuddin (I). Sang ibu adalah Ratu Agung Puteri Datuk Murni bin Abdullah Alhadi.

Perlawanan pertama Sultan Mahmud Badaruddin II dinamakan Peristiwa Loji


Sungai Aur, dimana Sultan Mahmud Badaruddin II kemudian mengakhiri kekuasaan
Belanda di Palembang. Sejak timah ditemukan di Bangka, Palembang menjadi wilayah
incaran Inggris dan Belanda pada abad ke-18. Penjajahan bermula saat bangsa Eropa
mendirikan Loji (kantor dagang di Sungai Aur. Pada 14 September 1811, Belanda
menduduki Palembang dan kemudian memberi kekuasaan pada Raffles dari Inggris.
Berdasarkan perjanjian Tuntang antara Belanda dan Inggris, kekuasaan terhadap
Palembang diserahkan pada Inggris Peristiwa itu mendapat pertentangan dari Sultan
Mahmud Badaruddin II. Raffles lalu mengirim ekspedisi militer pada 20 Maret 1812
yang membuat Sultan Mahmud Badaruddin II terdesak mundur. Sultan Mahmud
Badaruddin II kemudian melakukan perang gerilya yang memaksa Inggris untuk
mengakui keunggulan Sultan dan mengakui kedaulatannya sebagai Raja.
Pada 13 Agustus 1814, Belanda mengambil kembali daerah-daerah yang dijajah Inggris.
Namun Palembang menolak jatuh ke tangan Belanda. Serangan-serangan Belanda, baik
melalui taktik adu domba, berhasil dipatahkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II.
Serangan-serangan pada 1 September 1819, 3 November 1819 semua berhasil dikalahkan
oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. Pemerintah Hindia Belanda di Batavia kemudia
mengerahkan kekuatan angkatan perang untuk menyerang Palembang untuk ketiga
kalinya pada 10 Juni 1821. Pertempuran besar pun terjadi dan mendapat perlawanan
sengit dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Namun dengan tipu daya Jenderal de Kock,
pada 24 Juni 1821, Belanda berhasil menduduki benteng pertahanan. Sultan Mahmud
Badaruddin II dan

PENUTUP

Demikian informasi yang saya sampaikan, kurang lebih kami mohon maaf jika ada
salah kata yang terucap, dan atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.

Anda mungkin juga menyukai