Lindsae Scandens

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Protobiont

2014
Vol 3 (2): 155 - 165

Eksplorasi Paku-Pakuan (Pteridophyta) Di Kawasan Cagar Alam


Mandor Kabupaten Landak

Utin Purnawati1, Masnur Turnip1, Irwan Lovadi1


1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
Pontianak, email korespondensi: [email protected]

Abstract

Ferns (Pteridophyta) have an important role in forest ecosystems, but the destruction of the forest decreased
the amount of ferns. The existences of ferns in the forest are in danger due to gold mining, logging and
forest fires. This study was conducted to investigate ferns diversity in Mandor Nature Reserve in Landak
Regency. The study was done for 4 months from July to November 2012. Cruise Method was used to
explore ferns within the nature reserve. The study found that there were 21 species consisting of 1 class and
14 families. Polypodiaceae family is the most commonly found, while Aspleniaceae, Blechnaceae,
Davalliaceae, Dennstaedtiaceae, Dryopteridaceae, Gleicheniacea, Lindsaeaceae, Lycopodiaceae,
Lygodiaceae, Nephrolepidaceae, Pteridaceae, Selaginellaceae and Woodsiaceae were not common in the
nature reserve.

Keywords : exploration, ferns, Mandor Nature Reserves, cruise method.

PENDAHULUAN mengalami kepunahan jika pengaruh tersebut terus


dibiarkan dan tidak ada pencegahan. Berdasarkan
Indonesia memiliki sumber daya alam hayati yang hasil observasi kawasan hutan Cagar Alam
sangat beranekaragam dan mempunyai potensi Mandor telah mengalami pembukaan lahan.
untuk dikembangkan menjadi sumber daya
ekonomi. Hutan merupakan sumber daya alam Kawasan Cagar Alam Mandor dengan luas 3.080
yang harus dikelola, dimanfaatkan dan dijaga Ha sudah ditetapkan sebagai kawasan yang
kelestariannya agar tetap berfungsi secara baik dilindungi sejak zaman pemerintahan kolonial
dan berkelanjutan. Diantara kelompok tumbuh- Belanda. Berdasarkan Surat Keputusan Het
tumbuhan di hutan yang mempunyai Zelfbestuur Van Het Landschap Pontianak No 8
keanekaragaman cukup tinggi adalah tumbuhan pada tanggal 16 Maret 1936, yang disahkan oleh
paku-pakuan (Pteridophyta) (LBN-LIPI,1980 De Resident Der Westerafdeeling Van Borneo
dalam Ekoyani, 2007). pada tanggal 30 Maret 1936 (BKSDA Kalbar,
2008). Pembukaan lahan di kawasan hutan Cagar
Tumbuhan paku-pakuan mempunyai peranan yang Alam Mandor semakin meningkat dengan
sangat penting dalam ekosistem hutan dan berkembangnya kebutuhan hidup masyarakat.
manusia. Ekosistem hutan, tumbuhan paku- Kondisi ini disebabkan dengan adanya
pakuan berperan dalam pembentukan humus dan penambangan emas, penebangan dan kebakaran
melindungi tanah dari erosi, sedangkan dalam hutan.
kehidupan manusia, tumbuhan paku-pakuan
berpotensi sebagai sayur-sayuran, kerajinan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis
tangan, tanaman hias maupun sebagai bahan obat- tumbuhan paku-pakuan yang terdapat di kawasan
obatan tradisional (Rismunandar dan Ekowati, Cagar Alam Mandor Kecamatan Mandor
1991). Kabupaten Landak. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
Pembukaan hutan di suatu wilayah menyebabkan bagi pihak dan pengelola kawasan Cagar Alam
tumbuhan paku semakin berkurang. Aktivitas ini Mandor maupun pihak lain yang berkepentingan
dapat menyebabkan tumbuhan paku akan terhadap kelestarian kawasan Cagar Alam.

155
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

BAHAN DAN METODE Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan pada Keadaan Umum Lokasi Penelitian
bulan Juli hingga November 2012 di kawasan Kawasan Cagar Alam Mandor berada di
Cagar Alam Mandor, Kecamatan Mandor, antara 00o15’ - 00o20’ Lintang Utara dan
Kabupaten Landak (Gambar 1). Identifikasi 109o18’ - 109o23’ Bujur Timur.
dilakukan di Laboratorium Program Studi Biologi

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan ekosistem ataupun vegetasi di kawasan yang


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian diteliti (Hartini, 2011).
ini adalah alat tulis, kamera, pisau, koran bekas
atau kardus, isolasi, benang, jarum, plastik bening, Identifikasi Tumbuhan
tally sheet, termometer udara, hygrometer, lux Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan melihat
meter, alkohol 70% dan buku identifikasi yaitu karakter morfologi tumbuhan paku yang meliputi
buku Flora of Malaya (Holtum, 1967), Taksonomi bagian akar, batang, daun dan spora. Apabila pada
Tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2003), Flora (Steenis, suatu jenis tumbuhan paku tidak ditemukan spora,
2005) dan klasifikasi menggunakan buku Biology maka identifikasinya hanya dilakukan pada
and Evolution of Ferns and Lycophytes (Ranker karakter morfologi vegetatifnya.
dan Haufler, 2008)
Pembuatan Herbarium
Cara Kerja Pembuatan herbarium dilakukan terhadap jenis
Pengambilan sampel dilakukan di kawasan Cagar tumbuhan paku yang belum diketahui jenisnya
Alam Mandor Kecamatan Mandor. Metode sedangkan jenis tumbuhan paku yang sudah
penelitian yang digunakan melalui observasi umum atau yang sudah diketahui jenisnya diambil
lapangan secara langsung atau metode jelajah fotonya, dicatat nama ilmiahnya dan nama
(Cruise Method), yaitu dengan menjelajahi setiap daerahnya. Tahapan - tahapan pembuatan
sudut lokasi yang dapat mewakili tipe-tipe herbarium mengikuti Steenis dkk, (2005).

156
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

Pertama spesimen yang terdiri atas akar, batang, rupa, yang terdiri dari sederet kalimat yang
daun dan spora dikoleksi dari lapangan. Kedua, memuat karakteristik tumbuhan dari yang bersifat
spesimen dimasukkan didalam kantong plastik umum hingga karakteristik yang bersifat khusus,
bening kemudian disemprot alkohol 70% dan seperti akar, batang, daun dan spora
label. Label berisi keterangan tentang nomor (Tjitrosoepomo, 1998).
spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan dan
nama pengumpul / kolektor. Ketiga, setelah itu
spesimen dimasukkan kedalam kertas koran dan HASIL DAN PEMBAHASAN
disemprot dengan alkohol 70%, kemudian
memberikan label. Label berisi keterangan tentang Hasil
nomor spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan Jenis Tumbuhan Paku di Kawasan Cagar Alam
dan nama pengumpul / kolektor. Kempat, Mandor
herbarium dikering anginkan dan disemprot Hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan
kembali dengan alkohol 70%. Kelima, herbarium Cagar Alam Mandor, Kecamatan Mandor,
yang sudah kering dipindahkan ke atas karton Kabupaten Landak, ditemukan 21 jenis tumbuhan
tebal, kemudian diisolasi dan di jahit, serta diberi paku, yang terdiri atas 1 kelas
keterangan-keterangan yang diperlukan kemudian (Polypodiopsida) dan 14 famili. Jenis-jenis
diidentifikasi. tumbuhan paku yang terdapat di kawasan Cagar
Alam Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten
Pembuatan Kunci Identifikasi Landak, dapat dilihat pada Tabel 1.
Kunci identifikasi dibuat secara dikotom, dengan
cara menyusun ciri-ciri tumbuhan sedemikian

Tabel 1. Tumbuhan Paku di Kawasan Cagar Alam Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.

Takson Spesies Nama lokal Cara hidup


Polypodiopsida
Gleicheniales, Gleicheniaceae Gleichenia linearis (Burm. f.) Clarke Resam Terestrial
Polypodiales, Aspleniaceae Asplenium nidus Linn Sarang burung Epifit
Polypodiales, Blechnaceae Stenochlaena palustris (Burm.) Bedd Lumiding Terestrial
Polypodiales, Davalliaceae Davallia denticulata (Brum) Mett Paku tertutup Epifit
Polypodiales, Dennstaedtiaceae Histiopteris incisa (Thunb.) J. Sm Paku tulang Terestrial
Polypodiales, Dryopteridaceae Elaphoglossum callifolium (BI.) Moore Paku babaro Terestrial
Polypodiales, Lindsaeaceae Lindsaea scandens Hook var terrestris Holtt Paku bening Terestrial
Polypodiales, Lomariopsidaceae Nephrolepis biserrata (Sw.) Schott Paku uban Terestrial
Polypodiales, Lycopodiaceae Lycopodium cernuum L Paku kawat Terestrial
Polypodiales, Polypodiaceae Drymoglossum piloselloides (L.) Presl Sisik naga Epifit
Polypodiales, Polypodiaceae Drynaria quercifolia (Linnaeus) Smith Paku kepala tupai Epifit
Polypodiales, Polypodiaceae Drynaria sparsisora Moore Langlayang Epifit
Polypodiales, Polypodiaceae Pyrrosia nummularifolia Sw Paku duditan Epifit
Polypodiales, Pteridaceae Adiantum latifolium Lam Paku tali Terestrial
Polypodiales, Pteridaceae Taenitis blechnoides (Willd.) Sw Paku ringin Terestrial
Polypodiales, Pteridaceae Vittaria elongata Sw Paku panjang Epifit
Polypodiales, Woodsiaceae Diplazium esculentum Swartz Paku sayur Terestrial
Selaginellales, Selaginellaceae Selaginella intermedia (Bl.) Spring Paku rane halus Terestrial
Selaginellales, Selaginellaceae Selaginella willdenowii (Desv.) Backer Paku rane Terestrial
Schizaeales, Lygodiaceae Lygodium scandens (L.) Sw Ribu-ribu garege Terestrial
Schizaeales, Lygodiaceae Lygodium circinatum (L.) Sw Ribu-ribu Terestrial

Habitat Tumbuhan Paku


Hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan Habitat tumbuhan paku yang terdapat di kawasan
Cagar Alam Mandor, Kecamatan Mandor, Cagar Alam Mandor, Kecamatan Mandor,
Kabupaten Landak, tumbuhan paku terdapat di Kabupaten Landak, dapat dilihat pada Tabel 2.
tiga habitat, yaitu hutan kerangas, rawa dan
gambut.

157
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

Tabel 2. Habitat Tumbuhan Paku Yang Ditemukan di Kawasan Cagar Alam Mandor, Kecamatan Mandor,
Kabupaten Landak.

No Spesies Habitat
1 Adiantum latifolium Hutan kerangas
2 Asplenium nidus Hutan kerangas, rawa, gambut
3 Davallia denticulata Hutan kerangas, rawa
4 Diplazium esculentum Hutan kerangas, rawa
5 Drymoglossum piloselloides Hutan kerangas, rawa, gambut
6 Drynaria quercifolia Hutan kerangas, rawa
7 Drynaria sparsisora Hutan kerangas, rawa
8 Elaphoglossum callifolium Rawa
9 Gleichenia linearis Hutan kerangas, rawa, gambut
10 Histiopteris incisa Hutan kerangas, gambut
11 Lindsaea scandens Hutan kerangas, rawa
12 Lycopodium cernuum Hutan kerangas, rawa, gambut
13 Lygodium scandens Hutan kerangas
14 Lygodium circinatum Hutan kerangas
15 Nephrolepis biserrata Hutan kerangas, rawa, gambut
16 Pyrrosia nummularifolia Hutan kerangas, rawa
17 Selaginella intermidia Hutan kerangas
18 Selaginella willdenowii Hutan kerangas, gambut
19 Stenochlaena palustris Hutan kerangas, rawa, gambut
20 Taenitis blechnoides Hutan kerangas, rawa
21 Vittaria elongata Hutan kerangas, rawa

Kunci Identifikasi Tumbuhan Paku Landak dibuat kunci identifikasi yang


Berdasarkan karakter morfologi dari tumbuhan mengarah ke spesies seperti yang tertera di
paku yang ada di kawasan Cagar Alam bawah ini.
Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten

Kunci Identifikasi
1. a. Tumbuhan paku berdaun kecil. Spora berbentuk strobilus yang terletak pada ujung batang ................ 2
b. Tumbuhan paku berdaun kecil. Spora berbentuk strobilus atau tidak .................................................... 4
2. a. Batang tegak, daun tersusun dalam bentuk spiral ................................................. Lycopodium cernuum
b. Batang merayap dan sebagian tegak. Daun pada batang tersusun berhadapan.................. 3 (Selaginella)
3. a. Batang merayap, daun tersusun berhadapan ........................................................ Selaginella intermedia
b. Batang tegak, daun tersusun berhadapan ............................................................ Selaginella willdenowii
4. a. Daun memanjat. Sporangium tersusun dalam dua baris pada tepi daun ............................ 5 (Lygodium)
b. Daun tidak memanjat. Sporangium tidak tersusun dalam dua baris pada tepi daun................................ 7
5. a. Cabang ranting pertama mengalami perpanjangan .................................................. Lygodium scandens
b. Cabang ranting pertama tidak mengalami perpanjangan ........................................................................ 6
6. a. Daun tersusun menyirip.......................................................................................... Lygodium circinatum
b. Daun tersusun tunggal atau menyirip....................................................................................................... 8
7. a. Batang bercabang dua atau tiga ................................................................................. Gleichenia linearis
b. Batang dikotom ....................................................................................................................................... 9

158
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

8. a. Rimpang tidak memanjat....................................................................................................................... 10


b. Rimpang memanjat................................................................................................................................ 11
9. a. Tumbuhan paku berdaun tunggal .......................................................................................................... 12
b. Tumbuhan paku berdaun majemuk ....................................................................................................... 13
10. a. Daun majemuk, tepi bergerigi dan kaku. Daun mudanya berwarna merah ........ Stenochlaena palustris
b. Daun menyirip tunggal atau ganda, tepi bergerigi dan kaku. Daun mudanya berwarna hijau
............................................................................................................................... Diplazium esculentum
11. a. Daun tunggal, berdaging dan mempunyai rimpang pendek dan tumbuhnya menjalar
........................................................................................................................................ Vittaria elongata
b. Daun tunggal dan mempunyai ukuran yang bervariasi. Batang pendek dan melingkar (roset)
........................................................................................................................................ Asplenium nidus
12. a. Daun tunggal berukuran kecil. Permukaan daun licin dan tipis ................... Elaphoglossum callifolium
b. Daun majemuk berukuran besar. Permukaan daun licin dan mengkilat .................. Davallia denticulata
13. a. Sporangium tebal dan membentuk garis memanjang ........................................................................... 14
b. Sporangium tidak tebal dan tidak membentuk garis panjang ............................................................... 15
14. a. Sporangium memanjang membentuk 2 baris yang terdapat di kanan kiri costa. Sorus terletak di
pertengahan antara costa dan tepi daun ................................................................... Taenitis blechnoides
b. Sporangium memanjang menutupi sepanjang costa atau terletak di kanan kiri costa .......................... 16
15. a. Perawakan kecil. Batang berwarna hitam................................................................... Lindsaea scandens
b. Perawakan besar. Batang berwarna hitam.............................................................................................. 17
16. a. Ental tegak dengan pina yang kecil ....................................................................... Nephrolepis bisserata
b. Ental menjuntai dengan pina yang pendek .......................................................................................... 18
17. a. Epifit. Berdaun kecil ............................................................................................................................. 19
b. Epifit. Berdaun besar .......................................................................................................... 20 (Drynaria)
18. a. Perawakan berupa semak yang besar. Batangnya tegak, berwarna kuning kecoklatan. Daun umumnya
menyirip ganda tiga (tripnnatus) ................................................................................. Histiopteris incisa
b. Perawakan berupa herba. Batang bulat, berwarna coklat ........................................ Adiantum latifolium
19. a. Hidupnya epifit. Tangkai daun pendek, permukaan licin dan berdaging
...................................................................................................................... Drymoglossum piloselloides
b. Hidupnya epifit. Tangkai daun pendek, berdaging dan ditutupi bulu-bulu yang tebal
........................................................................................................................... Pyrrosia nummularifolia
20. a. Epifit. Daun penyanggah lebar, berlekuk-lekuk dan kertas .................................... Drynaria quercifolia
b. Epifit. Daun penyanggah pendek, lebar dibagian tengah dan tipis .......................... Drynaria sparsisora

Pembahasan yang berbeda. Soerianegara dan Indrawan (1980)


Jenis Tumbuhan Paku menyatakan bahwa banyak jenis dan jumlah
Berdasarkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa individu pada suatu lokasi tergantung pada
tumbuhan paku yang banyak ditemukan di keadaan tempat tumbuhnya. Lebih lanjut Odum
kawasan Cagar Alam Mandor, Kecamatan (1993) menyatakan bahwa adanya jenis tumbuhan
Mandor, Kabupaten Landak berasal dari famili berbeda dapat bersama dalam suatu komunitas
Polypodiaceae sedangkan famili yang sedikit adalah karena kisaran toleransinya terletak dalam
ditemukan di kawasan Cagar Alam Mandor, cakupan atau meluas sampai ke batas lingkungan
Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak berasal suatu tempat.
dari famili Aspleniaceae, Gleicheniacea,
Blechnaceae, Davalliaceae, Dennstaedtiaceae, Habitat Tumbuhan Paku
Dryopteridaceae, Lindsaeaceae, Lycopodiaceae, Habitat tumbuhan paku yang ditemukan di Cagar
Nephrolepidaceae dan Woodsiaceae. Alam Mandor yaitu hutan kerangas, rawa dan
gambut. Berdasarkan Tabel 2 ada beberapa jenis
Tumbuhan paku yang ditemukan adalah 21 jenis tumbuhan paku yang di jumpai di tiga habitat
tumbuhan paku, 14 jenis tumbuhan paku terestrial yaitu Asplenium nidus, Drymoglossum
dan 7 jenis tumbuhan paku epifit. Adanya heterophyllum, Gleichenia linearis, Lycopodium
perbedaan jumlah tumbuhan paku terestrial dan cernuum, Nephrolepis bisserata, dan
paku epifit tersebut karena kondisi tempat tumbuh Stenochlaena palustris. Menurut Sutrisna (1981)

159
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

berbagai faktor lingkungan dan perilaku terutama mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih
kemampuan beradaptasi suatu vegetasi akan pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak
mempengaruhi tulang daun.
jumlah suatu jenis yang ditemukan pada suatu
kawasan. Davallia denticulata (Brum) Mett.
D. denticulata termasuk famili Davalliaceae dan
Deskripsi Tumbuhan Paku dikenal dengan nama daerah paku tertutup.
Tumbuhan paku ini ditemukan di hutan kerangas
Adiantum latifolium Lam. dan rawa, menempel atau menumpang pada
A. latifolium termasuk famili Pteridaceae dan batang-batang pohon di tempat yang lembab dan
dikenal dengan nama daerah paku tali. Tumbuhan teduh dengan pencahayaan matahari yang kurang.
paku ini ditemukan dihutan kerangas dan tumbuh Tumbuhan ini mempunyai rimpang kuat,
di tempat-tempat terbuka yang mendapat sinar berdaging dan menjalar yang berwarna coklat, di
matahari langsung. A. latifolium mempunyai akar bagian bawah rimpang terdapat akar-akar halus
serabut yang berwarna coklat. Paku ini yang menempel. Batangnya bulat dengan
mempunyai batang yang bulat dengan permukaan permukaan licin dan berkayu berwarna coklat
licin dan berwarna coklat. Berdaun majemuk kehijauan. Daun tumbuhan ini berwarna hijau
dengan pina (anak daun) kecil. Daun berwarna terang dengan permukaan daun licin mengkilat
hijau muda dengan tekstur daun tipis dan keras. dan mempunyai tekstur daun seperti kertas.
LBN-LIPI (1980), menyatakan bahwa A. Tumbuhan ini mempunyai tepi daun yang
latifolium mempunyai akar serabut tumbuh dari bergerigi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
rizoma yang berwarna coklat. Sunarmi dan Sarwono (2004), D. denticulate
Batangnya bulat panjang dengan permukaan memiliki rimpang kuat dan batang yang berwarna
halus. Daun berwarna hijau kecoklatan. Tepi daun coklat. Daun kaku dan kuat dengan permukaan
pada bagian bawah rata, dibagian atasnya daun licin dan mengkilat sehingga mudah terlihat.
berlekuk-lekuk dengan tekstur daun tipis dan
keras. Diplazium esculentum Swartz.
D. esculentum dikenal dengan nama daerah paku
Asplenium nidus L. sayur karena jenis tumbuhan paku ini dapat
A. nidus termasuk famili Aspleniaceae dan dikonsumsi. Tumbuhan ini mempunyai sinonim
dikenal dengan nama daerah sarang burung. Anisogonium esculentum Presl, D. malabaricum
Tumbuhan ini mempunyai sinonim Neopttopteris Spreng dan Athyrium esculentum Copel. Dalam
nidus (L) J. Smith, Thamnopteris nidus (L) Presl., penelitian ini D. esculentum ditemukan di hutan
dan A. musifolium J. Smith ex Mett (Hartini, kerangas dan rawa. Umumnya hidup di tempat
2006). Dalam penelitian ini A. nidus ditemukan di terbuka yang mendapat sinar matahari langsung
kawasan hutan kerangas, rawa dan gambut. Hidup dan teduh dengan pencahayaan matahari yang
menempel atau menumpang pada batang-batang kurang. Tumbuhan ini mempunyai akar berwarna
pohon yang tinggi. Tumbuhan ini memiliki akar hitam dan berserabut banyak. Batangnya
rimpang tegak, bagian ujung mendukung daun- berbentuk bulat, bagian depannya beralur dalam,
daun yang tersusun roset, di bagian bawahnya semakin ke atas alur semakin dangkal. Batangnya
terdapat kumpulan akar yang berwarna coklat. berwarna kuning. Tepi daun bergerigi dan
Jenis ini mempunyai daun yang tunggal dan berwarna hijau tua. Pina (anak daun) yang paling
mempunyai ukuran yang bervariasi. Ujung atas mempunyai ujung yang runcing. Kedua
daunnya meruncing, tepinya rata dengan permukaan daun licin. Sporangium tersusun di
permukaan yang licin mengkilat dengan tekstur bagian abaksial daun. Tumbuhan ini mempunyai
daun seperti kertas. Daun berwarna hijau, daun muda yang berwarna hijau. LBN-LIPI
dibagian bawah lebih pucat. Sporangium berada (1980) D. esculentum mempunyai akar yang
dibagian bawah daun yang berbentuk garis-garis berwarna hitam dengan batang yang beralur. Daun
coklat yang terletak di sepanjang tulang daun. berwarna hijau tua dan bertekstur tipis.
Menurut Darma dan Peneng (2007) A. nidus Sporangium berwarna coklat terletak dibagian
memiliki daun tunggal yang tersusun pada batang abaksial daun.
sangat pendek melingkar membentuk keranjang.
Daun yang kecil berukuran panjang 7 - 150 cm, Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.
lebar 3 - 30 cm. Ujung meruncing atau membulat, D. piloselloides termasuk famili Polypodiaceae
tepi rata dengan permukaan yang berombak dan dan dikenal dengan nama daerah sisik naga
karena bentuk daunnya seperti sisik. D.
160
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

piloselloides mempunyai sinonim D. Sastrapradja dkk (1980) menyatakan bahwa D.


heterophyllum C. Chr. Tumbuhan Paku ini sparsisora hidup epifit didaerah yang terbuka.
ditemukan di hutan kerangas, rawa dan gambut, Rimpang pendek dan keras. Daun panjang
menempel pada batang pohon atau hidupnya dengan tepi berbagi. Sporangium diantara tulang
efipit. Akarnya menjulur dan melekat kuat pada daun dan tersebar tak beraturan.
inangnya. Daun tumbuhan paku ini bulat dan kecil
yang menyerupai sisik naga. Daunnya ada dua Elaphoglossum callifalium (BI.) Moore.
yaitu; tropofil dan sporofil. Tropofilnya kecil dan E. callifalium termasuk famili Dryopteridaceae
berbentuk bulat, sedangkan sporofil lebih panjang dan dikenal dengan nama daerah paku babaro.
dari tropofil. Sporofil ini memiliki sporangium. Dalam penelitian ini E. callifalium ditenukan di
Hetti (2008) mengatakan bahwa D. piloselloides rawa. Tumbuhan ini hidupnya berumpun dan
merupakan tumbuhan epifit kecil dengan akar tumbuh pada tanah-tanah berlumpur atau berair,
rimpang tipis, daun kecil dan berdaging dengan baik di tempat terlindung maupun di tempat
permukaan licin. Sporangium terdapat pada daun terbuka yamg mendapat sinar matahari langsung.
fertil. Akar yang berwarna coklat. Daun tunggal, bagian
adaksial daun berwarna hijau tua, dengan
Drynaria quercifolia (Linnaeus) Smith. permukaan daun licin dan bertekstur tipis,
D. quercifolia dikenal dengan nama daerah daun sedangkan bagian abaksial berwarna lebih muda.
kepala tupai. Tumbuhan ini mempunyai sinonim Ujung daun runcing dan tepinya rata.
Polypodium quercifolium L. dan Phymatodes LBN-LIPI (1980) E. callifalium hidup berumput
quercifolia C. Presl (Hartini, 2006). Dalam dan memiliki akar berwarna coklat. Daun tunggal
penelitian tumbuhan ini ditemukan di hutan berwarna hijau dan bertekstur tipis.
kerangas dan rawa, hidup tempat yang lembab dan
teduh dengan pencahayaan matahari yang kurang. Gleichenia linearis (Burm.) Clarke.
Jenis ini mempunyai rimpang yang besar dan Paku ini merupakan tumbuhan semak yang sering
menjalar. Rimpang ini ditutupi oleh serabut yang mendominasi suatu daerah. Paku ini memiliki
halus yang berwarna coklat. Daun yang besar percabangan yang khusus sehingga jenis ini
dengan tepi daun bercangap Bagian adaksial mudah dikenal. Masing-masing cabang akan
berwarna hijau dengan permukaan yang licin dan bercabang lagi begitu seterusnya sehingga seluruh
tekstur daun seperti kertas. Paku ini mempunyai tumbuhan menutupi tanah tempat hidupnya.
daun penyanggah lebih atau dikenal daun steril Berkembang biak dengan menggunakan akar.
dengan bentuk melebar dan tepi daun yang Tunas yang tumbuh dari akar berwarna hijau
berlekuk-lekuk. Sporangium terdapat pada bagian pucat yang ditutupi oleh bulu-bulu berwarna
abaksial daun fertil dan tersebar tidak teratur. hitam. Batangnya keras, berkayu dan berwarna
Hartini (2006) mengatakan bahwa D. quercifolia kuning kecoklatan. Cabang terakhir mempunyai
merupakan tumbuhan epifit yang terdapat dipohon banyak daun yang tersusun berpasangan. Pina
dan menyukai tempat yang lembab. Rimpang (anak daun) yang paling bawah biasanya terletak
besar dan menjalar. Memiliki daun yang panjang pada percabangan batang dan berukuran lebih
mencapai 1 m dengan tepi mencangap. Daun kecil dari pasangan pina sebelumnya. Sporagium
penyanggah lebar dengan tepi berlekuk dan terletak dibagian abaksial daun dan tersebar tidak
sporangium terletak tak beraturan. beraturan. Steenis, dkk (2005) mengatakan bahwa
Gleichenia linearis mempunyai percabangan
Drynaria sparsisora Moore. khusus yaitu tiap-tiap cabang bercabang dua dan
D. sparsisora termasuk dalam famili masing-masing cabang akan bercabang dua lagi.
Polypodiaceae dan dikenal dengan nama daerah Akar berwarna hijau dan sporangium terdapat
paku langlayang. Tumbuhan ini ditemukan di pada setiap Pina (anak daun) dan penyebarannya
hutan kerangas dan rawa. Mempunyai rimpang terbatas disepanjang daun.
keras yang kecil dan ditutupi oleh serabut yang
pendek berwarna hitam. Bagian adaksial daun Histiopteris incisa (Thunb.) J.Sm.
tumbuhan paku ini berwarna hijau tua, sedangkan H. incisa dikenal dengan nama daerah paku
bagian abaksialnya berwarna hijau muda. Daun tulang. Tumbuh ini ditemukan di hutan kerangas
penyanggah atau daun sterilnya pendek dan dan gambut di tempat terbuka yang mendapat
melebar dibagian tengah dan lebih tipis dari daun sinar matahari langsung. Paku ini mempunyai
kepala tupai. Tepi daun fertilnya berbagi. rimpang yang besar, berwarna hitam dan serabut
Sporangiumnya kecil-kecil terletak diantara anak akar yang tersebar di sepanjang rimpang.
tulang daun fertil dan tersebar tak beraturan. Batangnya tegak, berwarna kuningan kecoklatan,
161
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

berbentuk bulat, mengkilap dan ditutupi rambut disepanjang batang dan cabang. Daun tersusun
halus disepanjang batang. Daun mempunyai rapat, sedangkan daun yang terdapat pada batang
bentuk, ukuran dan susunan yang berbeda-beda. biasanya berukuran lebih panjang, tersusun lebih
Umumnya daun tersusun majemuk menyirip jarang. Daun-daun subur tersusun dalam bulir
ganda tiga (tripinnatus). Daun berwarna hijau tua, yang disebut strobilus. Strobilus tumbuh pada
bertekstur kasar dan kaku. Pina berhadapan dan akhir percabangan. Strobilus yang masih muda
mempunyai jarak yang sama. Sporangium terletak berwarna putih dan ujungnya berwarna hujau
pada bagian abaksial daun. Tumbuhan muda yang muda, sedangkan strobilus yang sudah tua
menggulung dapat keluar dari akar atau berada berwarna putih kekuningan. Menurut Suryana
pada ujung batang dari tumbuhan dewasa. Daun (2009) L. cernuum dikenal dengan sebutan paku
muda yang menggulung berwarna hijau muda kawat karena batangnya kecil menjalar, kaku
keputihan dan ditutupi oleh rambut-rambut halus seperti kawat berwarna hijau kekuningan. Bagian
berwarna putih. LBN-LIPI (1980) menyatakan ujung cabangnya sering mengeluarkan akar dan
bahwa H. Incisa mempunyai rimpang yang besar membentuk tumbuhan. Daunnya halus seperti
dan melekat kuat dalam tanah. Batang tegak jarum, tumbuh tegak dan tersebar merata
berwarna kuning. Daun tripinnatus dengan disepanjang batang dan cabang.
sporangium yang terletak tak beraturan.
Lygodium scandens (L.) Sw.
Lindsaea scandens Hook var terrestris Holtt L. scandens dikenal dengan nama daerah ribu-
L. scandens dikenal dengan nama daerah paku ribu garege. Dalam penelitian ini L. scandens
bening. Dalam penelitian ini L. scandens ditemukan di hutan kerangas yang hidup di
ditemukan di hutan kerangas dan rawa. tempat-tempat terbuka yang mendapat sinar
Mempunyai rimpang yang pendek dengan serabut matahari langsung. Berakar di tanah namun
akar. Batangnya berwarna hitam dan ditutupi oleh daunnya membelit tumbuhan lain yang berada
rambut-rambut halus berwarna coklat yang didekatnya. Mempunyai batang bulat, kecil dan
tersebar jarang. Pada bagian atas batang, rambut licin namun kuat. Cabang berwarna coklat
tersebar lebih banyak dan lebih merata. Daun kehijauan. Daun majemuk tersusun menyirip
bertangkai pendek, dengan tekstur tipis dan berseling dengan 4-6 anak daun pada setiap
letaknya yang berselang seling, bagian adaksial sisinya. Daun berwarna hijau muda, tipis dan
berwarna hijau tua sedangkan di bagian abaksial kedua permukaannya licin. Daun berbentuk
berwarna hijau muda. Tepi daun menggulung ke segitiga seperti jantung. Ujung daun tumpul
bawah membentuk gulungan yang terputus-putus. dengan tepi daun bergerigi. Daun fertil berukuran
Sporangium terdapat di bagian abaksial daun, lebih kecil dari daun steril, namun lebih lebar
terletak di dalam gulungan di sepanjang marginal sehingga bentuknya hampir membulat. Daun fertil
daun sehingga bentuknya mengikuti bentuk memiliki gerigi yang lebih dalam. Sporangium
gulungan daun tersebut. Sastrapradja, dkk (1980) berwarna hijau muda tersusun dalam dua baris
menyatakan L. scandens berupa herba yang pada tepi daun fertil. Sastrapradja, dkk (1980)
mempunyai rimpang dengan serabut akar yang mengatakan bahwa L. scandens tumbuh
tidak terlalu banyak. Daun menggulung merambat pada tanaman lain. Mempunyai daun
kebelakang membentuk garis putus-putus dan kecil, bergerigi, berwarna hijau pucat dengan
sebagai tempat melekatnya sporangium. basalnya yang melebar sehingga mempunyai
bentuk segitiga. Sporangium terletak di ujung-
Lycopodium cernuum L. ujung gerigi daun fertil.
L. cernuum dikenal dengan nama daerah paku
kawat. Tumbuhan ini ditemukan di hutan Lygodium circinatum (L.) Sw.
kerangas, rawa dan gambut. Mempunyai akar L. circinatum termasuk dalam famili Lygodiaceae
berwarna putih ke abu-abuan. Batang kecil dan dan dikenal dengan nama daerah paku ribu-ribu.
kaku seperti kawat. Batang tersebut bercabang- Tumbuhan ini ditemukan di hutan kerangas yang
cabang tidak beraturan, daunnya kecil dan tumbuh hidup di tempat-tempat terbuka yang mendapat
rapat menutupi batang. Batang bercabang dikotom sinar matahari langsung. Paku ini berakar di
dan tubuh tegak. Bagian pangkal batang lurus dalam tanah berwarna coklat. L. circinatum
tidak bercabang, sedangkan bagian atas batang tumbuh menjalar atau merambat pada tumbuhan
bercabang banyak. Daun tidak bertangkai, lain yang berada di dekatnya. Batangnya berwarna
tersusun mengelilingi batang dalam bentuk spiral coklat muda, berbentuk bulat, berukuran kecil dan
atau tersusun rapat tak beraturan. Daunnya kecil sangat kuat. Tumbuhan ini mempunyai daun yang
seperti jarum, tumbuh tegak dan tersebar merata berwarna hijau. Daunnya bertekstur tipis dan kuat,
162
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

ujungnya runcing dan tepinya bergerigi, Rimpangnya menjalar berwarna merah


sedangkan bagian abaksialnya berwarna lebih kecoklatan. Daun berbentuk bundar sampai
muda. Menurut Suryana (2009) bahwa L. bundar telur dengan permukaan bagian atas agak
circinatum berbeda dengan paku lainnya karena berbulu dan bagian bawah berbulu tebal.
mempunyai akar rimpang yang menjalar di tanah.
Daun yang membelit tumbuhan lain yang ada Selaginella intermedia (BI.) Spring.
didekatnya. S. intermedia dikenal dengan nama daerah paku
rane halus. Tumbuhan ini ditemukan di hutan
Nephrolepis bisserata (Sw.) Schott. kerangas. Hidup merayap di lereng-lereng bukit di
N. bisserata dikenal dengan nama daerah paku tanah yang lembab dan teduh serta tidak mendapat
uban. Dalam penelitian ini Paku uban (N. sinar matahari secara langsung. Akar berwarna
biserrata) ditemukan di hutan kerangas, rawa dan coklat kehitaman. Batangnya merayap berwarna
gambut. Tumbuh merumpun, akarnya berwarna coklat tua. Batang ditutupi oleh daun-daun kecil
coklat tua. Batang berwarna hijau kecoklatan dan yang tersusun dalam 4 baris dan berhadapan. Dua
tumbuh tegak. Batang ditutupi oleh sejumlah baris terletak di bagian depan batang, berbentuk
rambut halus berwarna coklat muda yang tersebar seperti sisik berwarna hijau. Pada bagian basal
jarang di sepanjang batang, namun semakin dekat batang, daun berwarna coklat muda, ukurannya
akar, rambut pada batang semakin banyak, lebih kecil dan tersusun lebih rapat. Batang yang
warnanya lebih gelap dan ukurannya lebih mempunyai cabang yang banyak dan tak
panjang. Daun berwarna hijau terang. Kedua beraturan. Daun tak bertangkai, berwarna hijau
permukaan daun mempunyai warna dan tekstur tua, tersebar merata di seluruh bagian batang dan
yang sama, keduanya ditutupi oleh rambut halus tersusun menyirip. Ujung daun berwarna hijau
berwarna terang yang tersebar merata diseluruh keputihan. Bagian abaksial daun berwarna hijau
permukaan daun. Mempunyai daun majemuk muda. Sporangium terkumpul dalam bentuk
dengan pina yang kecil. Pina tersusun rapat dan strobilus yang terletak diujung batang atau
tersebar di sepanjang batang. Pina mempunyai cabang, berwarna hijau dengan ujung yang lancip.
ujung yang runcing. Tumbuhan muda yang masih Menurut LBN-LIPI (1980) bahwa
muda menggulung berwarna hijau muda dan S. intermedia mempunyai akar berwarna coklat
seluruh permukaannya ditutupi oleh rambut- kehitaman. Batang merayap berbentuk bulat kecil
rambut halus berwarna putih. Sporangium berwana coklat, dengan cabang yang tak
terdapat dibagian abaksial daun yang terletak di beraturan. Daun berukuran kecil berwana hijau
tepi daun. LBN-LIPI (1980) dengan sporangium berbentuk strobilus yang
menyatakan bahwa N. bisserata memiliki akar terletak diujung cabang.
rimpang yang menyerupai akar tunjang. Daun
tersusun rapat dengan tepi berombak. Daun yang Selaginella willdenowii (Desv.) Backer.
letaknya diatas lebih kecil. Sporangium terdapat S. willdenowii termasuk dalam famili
pada bagian bawah daun. Selaginellaceae dan dikenal dengan nama daerah
paku rane. Dalam penelitian ini S. willdenowii
Pyrrosia nummularifolia Sw. ditemukan di hutan kerangas dan gambut. Paku ini
P. nummularifolia dikenal dengan nama daerah hidupnya berumpun dengan akar berwarna putih
paku duditan. Dalam penelitian ini P. ke abu-abuan. Batangnya tegak dan berwarna
nummularifolia ditemukan di hutan kerangas dan coklat. Jenis ini mempunyai daun berukuran kecil.
rawa, menempel pada batang-batang pohon dan Daunnya warna kuning kehijauan. Sporangium
batu-batu. Hidup di tempat-tempat terbuka yang terkumpul dalam bentuk strobilus yang terletak
mendapat sinar matahari langsung dan teduh diujung daun berwarna hijau muda. Hartini (2011)
dengan pencahayaan matahari yang kurang. bahwa S. willdenowii mempunyai akar berwarna
Akarnya menjalar panjang berwarna kecoklatan. abu-abu. Daun kecil berwarna kuning kehijauan.
Bentuk daunnya bulat dan berdaging dengan Stobilus diujung percabangan.
warna hijau pada bagian adaksialnya, sedangkan
bagian abaksialnya berwarna hujau muda. Tepi
daunnya rata. Permukaan bagian atas daun dan Stenochlaena palustris (Burm.) Bedd.
bagian bawahnya berbulu. Sporangium terletak di S. palustris dikenal dengan nama daerah lumiding.
permukaan bagian bawah dan biasanya ditutupi Tumbuhan ini ditemukan di hutan kerangas, rawa
oleh bulu-bulu yang tebal. Menurut Suryana dan gambut. Hidup di tanah dan memanjat pada
(2009) bahwa P. nummularifolia menempel pada pohon yang berada didekatnya. Berakar dalam
dahan atau ranting-ranting pohon yang sudah tua. tanah, rimpang berwarna hitam dan kuat ditutupi
163
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

oleh serabut berwarna coklat. Batang licin, keras Vittaria elongata Sw.
dan kuat. Bagian depan batang berwarna hijau V. elongata termasuk dalam famili Pteridaceae
kehitaman dan beralur dalam, sedangkan bagian dan dikenal dengan nama daerah paku panjang.
belakangnya tidak beralur dan berwarna hijau Dalam penelitian ini V. elongata ditemukan di
kecoklatan. Daun steril majemuk tersusun hutan kerangas dan rawa. Paku inimenumpang
menyirip tunggal genap. Daun bertangkai sangat pada pohon-pohon yang tinggi dan menyukai
pendek. Daun yang masih muda berwarna merah, tempat yang lembab dan teduh dengan
bertekstur lembut dan tipis, semakin dewasa daun pencahayaan matahari yang kurang. paku ini
mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan mempunyai akar dan tumbuh menjalar. Akarnya
dan pada akhirnya menjadi hijau tua, tekstur yang tumbuh daun-daun yang jaraknya saling
tebal, keras dan kaku. Bagian abaksial daun berdekatan sehingga membentuk sesuatu
berwarna lebih muda. Pina berbentuk lanset, kelompok atau bergerombol. Serabut pada
ujungnya meruncing, basalnya membulat dan akarnya tumbuh rapat dan ujung serabut tersebut
tepinya bergerigi tajam. Daun fertil berbentuk seperti rambut yang warnanya coklat kehitaman.
seperti garis dan seluruh permukaannya dipenuhi Jenis ini mempunyai daun panjang, tunggal dan
oleh sporangium. Daun fertil tersusun menyirip berdaging berwarna hijau tua. Hal ini sesuai
seperti daun steril dengan spora serbuk berbentuk dengan pernyataan Sunarmi dan Sarwono (2004)
bubuk halus berwarna coklat muda dan mudah bahwa V. elongata mempunyai rimpang panjang
lepas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartini menjalar. Daun memanjang tunggal dan
(2011) bahwa S. palustris merupakan jenis berdaging. Hidup sebagai epifit.
tumbuhan memanjat atau merayap. Daun
menyirip tunggal. Daun steril berbentuk jorong.
Daun fertil berbentuk garis dan daun yang sangat DAFTAR PUSTAKA
muda berwarna merah. Darma, IDP & Peneng, I,N., 2007, Inventarisasi
Tumbuhan Paku di Kawasan Taman Nasional
Taenitis blechnoides (Willd.) Sw. Laiwangi-Wanggameti Sumba Timur,
T. blechnoides dikenal dengan nama daerah paku Waingapu, Nusa Tenggara Timur,
ringin dan mempunyai sinonim Pteris blechnodes Biodiversitas, vol 8, no 3, hal. 242-248.
Willd., T. pteroides Skhkuhr dan T. chinensis Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 2008,
Desv ( Rosenburgh, 1908 dalam Hartini, 2006). Informasi Kawasan Konservasi Kalimantan
Tumbuhan ini ditemukan di hutan kerangas dan Barat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam
rawa. Jenis ini mempunyai rimpang yang tumbuh Kalimantan Barat.
menjalar pendek, berwarna coklat dengan ujung
Ekoyani, N., 2007, Keanekaragaman Jenis Paku-
ditutupi oleh serabut akar berwarna coklat gelap
Pakuan (Pteridophyta) dalam Kawasan Hutan
mengkilap. Batang berbentuk bulat dan berkayu.
Lindung Gunung Bawang Kabupaten
Bagian depan batang beralur dan semakin ke atas
Bengkayang, Skripsi, Universitas Tanjungpura,
alur semakin dalam. Bagian depan batang
berwarna coklat kehijauan sedangkan bagian Pontianak.
belakangnya berwarna coklat. Batang ditutupi Hartini, S., 2006, Tumbuhan Paku di Cagar Alam Sago
oleh rambut-rambut halus berwarna coklat muda Malintang, Sumatra Barat dan Aklimatisasinya
yang tersebar jarang atau ada dalam jumlah yang Di kebun Raya Bogor, Biodiversitas, vol 7, no
sangat sedikit. Daunnya tersusun berhadapan 3, hal. 230-236.
dengan tekstur daun kaku dan agak tebal, Hartini, S., 2011, Tumbuhan Paku di Beberapa
berwarna hijau tua. Ujung pina meruncing, Kawasan Hutan di Taman Nasional Kepulauan
basalnya runcing dan tepinya rata. Sporangium Togean dan Upaya Konservasinya di Kebun
berwarna coklat muda, terletak dibagian abaksial Raya Bogor, Berk. Penelitian. Hayati Edisi
daun. Sporangium memanjang membentuk 2 baris Khusus: vol. 7A, hal. 35–40.
yang terdapat di kanan kiri costa yang tidak Hetti, D., 2008, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70%
terputus. Hartini (2006) menyatakan bahwa T. Herba Sisik Naga (Drymoglossum piloselloides
Blechnoides mempunyai akar rimpang yang Presl.) Terhadap Sel T47D, Skripsi, Universitas
bagian ujungnya ditutupi oleh serabut yang Muhamadiyah, Surakarta.
berwarna hitam. Bentuk helaian anak daun lanset Holtum, R.E., 1967, Flora of Malaya Vol II (Fern of
bagian ujung runcing. Tekstur daun kaku dan Malaya), Authority Government Printing
tebal. Sporangium terdapat di kanan kiri ibu Office, Singapore.
tulang daun.

164
Protobiont
2014
Vol 3 (2): 155 - 165

Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1980, Jenis Paku


Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Odum, E, P., 1993, Dasar-Dasar Ekologi, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Ranker, T, A., dan Haufler, C, H., 2008, Biology and
Evolution of Ferns and Lycophytes, Cambridge
University Press, New York.
Rismunandar dan Ekowati, M., 1991, Tanaman Hias
Paku-Pakuan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sastrapradja, D.S, Adisoemarsono, S, Kartawinata, S.,
dan Rifai, MA, 1980, Jenis Paku Indonesia,
Bogor, Lembaga Biologi Nasioanal, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Sunarmi dan Sarwono., 2004, Inventarisasi Tumbuhan
Paku di Daerah Malang, Berk, Penelitian.
Hayati, vol 10, hal. 71-74.
Soerianegara, I., dan Indrawan, 1980, Ekologi Hutan
Indonesia, IPB, Bogor.
Steenis, C.G.G.J., Hoed, G., dan Eyma, P.J., 2005,
Flora : Untuk Sekolah Indonesia, Cetakan
Kesepuluh, Pradnya Paramita, Jakarta.
Suryana, 2009, Keanekaragaman Tumbuhan Jenis Paku
Terestrial dan Epifit di Kawasan PLTP
Kamojang Kab. Garut Jawa Barat, Jurnal
Biotika, vol 7, no 1, hal. 20-26.
Sutrisna., 1981, Analisis Vegetasi Hutan Hujan
Tropika, Gadjah Mada University Press,
Yoygakarta.
Tjitrosoepomo, G., 1998, Taksonomi Umum, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G., 2003, Taksonomi Tumbuhan, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.

165

Anda mungkin juga menyukai