PPPPPPPPPPPP Ekoper

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI PERUSAHAAN PERTANIAN

Komoditas Selada di CV. Sandi Buana


Desa Mangunsari Kecamatan Gunung Pati, Semarang

Disusun oleh:
Kelompok (8)A
Cahayani Loyalita 23020222120003
Husnul Ria Sholihati 23020222120017
Achmad Bayu Setiawan 23020222130045
Nabila Citra Ramandani 23020222130050
Munfajirotul Afifah 23020222130052

PROGRAM STUDI S1 AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI


PERUSAHAAN PERTANIAN
Kelompok/Kelas : VIII (DELAPAN) / (KELAS A)

Program Studi/Departemen : S1 AGROEKOTEKNOLOGI/


PERTANIAN
Fakultas : FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERTANIAN
Tanggal Pengesahan : …………..

Disetujui oleh:

Mengetahui,
Koordinator Praktikum Asisten Pembimbing
Ekonomi Perusahaan Pertanian

Prof. Dr. Ir. Siswanto Imam Farhan Akmala Putra,S.P.


Santoso, M. P. NIM. 23020323410001
NIP. 195511071983031001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun Laporan Praktikum
Ekonomi Perusahaan Pertanian dengan baik. Laporan ini bertujuan supaya
mahasiswa dapat menganalisis kegiatan Ekonomi Perusahaan Pertanian pada
komoditas Selada CV Sandi buana desa Mangunsari kecamatan Gunung Pati,
Semarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Siswanto Imam
Santoso, M. P. selaku Koordinator Umum Praktikum Ekonomi Perusahaan
Pertanian dan Dosen Pengampu mata kuliah Ekonomi Perusahaan Pertanian, serta
kepada Farhan Akmala Putra, S. P. selaku Asisten Pembimbing Praktikum
Ekonomi Perusahaan Pertanian yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan laporan. Penulis berharap praktikum ini dapat memberikan manfaat
dalam mengaplikasikan ilmu Ekonomi Perusahaan Pertanian yang diterima
selama perkuliahan.
Penyusunan laporan praktikum ini tentu saja masih terbatas dengan
pengetahuan dan pengalaman yang ada dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Penulis menyampaikan permohonan maaf atas kurang sempurnanya
laporan resmi ini dan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu untuk
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Semarang, … 2023
TTD semua anggota

Cahayani Loyalita 23020222120003


Husnul Ria Sholihati 23020222120017
Achmad Bayu Setiawan 23020222130045
Nabila Citra Ramandani 23020222130050
Munfajirotul Afifah 23020222130052
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian


besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian dan
penopang pembangunan sosial ekonomi. Tanaman hortikultura menjadi salah satu
tanaman yang memiliki potensi pengembangan yang cukup besar. Hal ini dipicu
oleh tren pola hidup sehat yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah
penduduk disetiap tahunnya. Selada adalah salah satu komoditas hortikultura yang
dapat mencapai target pasar yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari kebutuhan
pasar terutama di perhotelan, rumah makan, hingga ke luar negeri sebagai
komoditas ekspor. Adanya peluang pasar yang semakin besar, maka sangat
memungkinkan terbukanya peluang usaha untuk komoditas tersebut.
Warna, tekstur, dan kandungan vitamin dalam selada dinilai mampu
menambah selera makan, sehingga sayuran ini banyak digemari oleh masyarakat.
Salah satu manfaat utama dari selada yaitu untuk memenuhi kebutuhan cairan
dalam tubuh dan mencegah dehidrasi. Selada biasa dikonsumsi masyarakat
sebagai lalapan, masakan, maupun campuran salad. Perusahaan pertanian CV.
Sandi Buana yang berlokasi di Desa Mangunsari, Kecamatan Gunung Pati, Kota
Semarang menjadi salah satu produsen selada yang cukup besar. Perusahaan ini
membudidayakan selada menggunakan teknik budidaya hidroponik dengan
memanfaatkan greenhouse yang mampu menunjang pertumbuhan dan
perkembangan selada. Adanya greenhouse dan sumberdaya yang baik ini dapat
menghasilkan tingkat pendapatan yang cukup tinggi, sehingga diperlukan
pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien. Tujuan utama dari manajemen
keuangan adalah untuk menjaga kestabilan ekonomi suatu perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis


merumuskan beberapa masalah diantaranya:
1. Bagaimana kondisi perusahaan dan profil CV. Sandi Buana?
2. Bagaimana kondisi ekonomi di CV. Sandi Buana?
3. Berapa besar jumlah Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan,
Break Even Point (BEP), Likuiditas, dan Solvabilitas pada CV. Sandi
Buana?

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh


tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui kondisi perusahaan dan profil dari CV. Sandi Buana.
2. Untuk mengetahui kondisi ekonomi perusahaan di CV. Sandi Buana.
3. Untuk mengetahui jumlah Harga Pokok Produksi, Harga Pokok
Penjualan, Break Even Point (BEP), Likuiditas, serta Solvabilitas, pada
CV. Sandi Buana.

1.4. Manfaat

Berdasarkan uraian latar belakang, penulis berharap laporan ini dapat


bermanfaat bagi pembaca untuk:
1. Menambah pengetahuan mengenai penerapan Ekonomi Perusahaan di
bidang pertanian.
2. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan dan
pengolahan data.
3. Melengkapi penugasan mata kuliah Ekonomi Perusahaan Pertanian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perusahaan

Perusahaan merupakan unit kegiatan ekonomi yang memproses input


secara terus menerus dengan tujuan untuk memperoleh laba. Perusahaan
diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan
hukum (Wahjono, 2021). Perusahaan dalam perekonomian meliputi bidang
perindustrian, bidang perdagangan, bidang jasa, serta bidang keuangan. Badan
usaha menjalankan kegiatan perekonomian berbentuk seperti Perusahaan Dagang
(PD), Firma (Fa), CV, Perseroan Terbatas (PT), Perum (Perusahaan umum), dan
Koperasi (Yohana, 2015).
Perusahaan harus memiliki unsur-unsur meliputi modal/saham awal
untuk mengoperasikan kegiatan, tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi,
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen untuk menentukan target pasar,
serta supplier sebagai penyedia input. Ketika salah satu dari unsur tersebut tidak
terpenuhi maka kegiatan produksi pada suatu perusahaan tidak akan berjalan
dengan lancar (Nurhayati, 2017). Perusahaan juga memiliki ciri-ciri yaitu
memiliki struktur organisasi yang jelas, berbadan hukum, memiliki jadwal
kegiatan yang berkelanjutan, memiliki alamat yang jelas, memiliki pembukuan
untuk mengatur dan menjaga kestabilan keuangan perusahaan, memiliki
infrastruktur yang memadahi untuk menjalankan produksi dan sebagai tempat
penyimpanan, memiliki jaminan keamanan yang baik, serta menghasilkan laba
(Fitriani, 2017).

2.2. Komoditas Selada

Selada (Lactuca sativa) merupakan tanaman sayur yang memiliki


kandungan gizi melimpah. Selada banyak digemari oleh masyarakat sehingga
permintaan pasar selada seiring berjalannya waktu semakin meningkat.
Permintaan selada yang terus meningkat dapat menjadi peluang bisnis dengan
membuat usaha yang bergerak di bidang pertanian dengan membudidayakan
selada (Prasetyo dan Lazuardi, 2019). Selada yang banyak dibudidayakan di
Indonesia adalah selada varietas caipira dan varietas anizel. Karakter selada
caipira memiliki batang pendek daun yang lebar serta pada pinggir daunnya
keriting, sedangkan pada selada anizel memiliki batang tinggi, daun memanjang,
dan pinggiran daun tidak begitu keriting (Manongko et al., 2023). Klasifikasi
tanaman selada menurut (Laili, 2023) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa.
Tanaman selada cocok untuk ditanam pada kondisi lembab. Selada dapat
ditanam dengan metode hidroponik serta dapat juga ditanam langsung ditanah.
Faktor iklim dan cuaca pada lokasi budidaya selada dapat menjadi penentu hasil
panen (Umikalsum, 2020). Tanaman selada dapat dibudidayakan pada ketinggian
1.000 – 1.800 mdpl. Suhu untuk budidaya selada yang baik berkisar antara 20 –
25°C. Selada membutuhkan kelembaban berkisar antara 80 – 90%. Lama
penyinaran matahari juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman selada.
Pemupukan pada selada hidroponik dapat menggunakan pupuk organik cair dan
pemeliharaan tanaman untuk mengurangi jumlah serangan hama dapat dilakukan
penyemprotan menggunakan insektisida (Afsari dan Ashari, 2020).

2.3. Macam – macam Biaya

Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan oleh suatu


perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. Biaya produksi adalah biaya
yang digunakan perusahaan dari awal penyediaan bahan baku hingga menjadi
barang siap jual (Jannah, 2018). Biaya produksi membantu perusahaan dalam
menghitung laba bersih hasil produksi. Adanya data mengenai biaya produksi
memiliki kegunaan yaitu untuk menetapkan harga jual produk, memantau biaya
yang dikeluarkan untuk proses produksi, melakukan perhitungan laba dan
kerugian secara berkala, serta menentukan nilai inventarisasi produk jadi yang
disajikan dalam neraca (Putra dan winarno, 2015).
Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya produksi merupakan
biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk proses produksi
meliputi dua biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel (Tampubolon 2023).
Investasi adalah tindakan seorang investor dengan memberikan sejumlah uang
untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan menerima pembayaran atau
kompensasi di masa depan sebagai hasil dari investasi waktu dan dana yang
diberikan. Investasi dapat berupa lahan, tanaman, dan alat-alat yang digunakan
sehingga dengan adanya investasi ini mampu menghasilkan keuntungan untuk
kompensasi pembayaran di masa depan atas waktu dan dana yang diberikan
(Rajagukguk et al., 2019).
Biaya tetap adalah jenis biaya produksi yang tidak pernah berubah
meskipun tingkat produksi atau jumlah unit yang diproduksi oleh perusahaan
berubah. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas
output berubah (Mardani et al., 2017). Biaya variabel adalah biaya produksi yang
berfluktuasi seiring dengan jumlah unit yang diproduksi oleh perusahaan.
Semakin meningkat volume produksi maka semakin tinggi biaya variabel. Biaya
tetap terdiri dari biaya penyusutan, pajak bumi dan bangunan (PBB), dan tenaga
kerja (Fadli et al., 2019).

2.4. Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan


oleh suatu perusahaan dalam menjalankan proses produksi serta terikat dalam
satuan waktu tertentu. Biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk dalam periode waktu tertentu disebut sebagai harga
pokok produksi (HPP) (Komara dan Sudarma, 2016). Penetapan harga pokok
produksi dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan harga jual dari suatu
produk yang dihasilkan. Informasi perhitungan harga pokok produksi digunakan
untuk menentukan harga suatu produk, sehingga perhitungan harga pokok
produksi dalam suatu usaha sangatlah penting (Widiatmoko et al., 2020).
Dalam analisis biaya produksi suatu perusahaan dengan
memperhitungkan unsur-unsurnya dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu
full costing dan variable costing. Biaya yang termasuk pendekatan full costing
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
tetap, dan biaya overhead pabrik variable (Komara dan Sudarma, 2016). Variable
costing perhitungan biaya produksi yang menggunakan biaya-biaya variabel saja
sebagai acuan perhitungan biaya produksi. Biaya yang termasuk dalam variable
costing meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variable, dan biaya
overhead pabrik variable (Satriani dan Kusuma, 2020).

2.5. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah kisaran jumlah atau pengeluaran yang


dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung terhadap produksi barang
atau jasa. Harga pokok penjualan yaitu biaya dalam pembuatan produk atau harga
pembelian pada produk barang jadi yang dikirim dari distributor ke pelanggan.
Harga pokok penjualan merupakan penjumlahan dengan keuntungan yang ingin
didapatkan (Macpal et al., 2014). Harga pokok pernjualan sangat berpengaruh atas
pelaporan neraca keuangan dan laba rugi pada periode tertentu. Perhitungan harga
pokok penjualan yang benar akan mendatangkan keuntungan laba bagi perusahaan
dan dapat meentukan harga jual barang (Nuh, 2017).
Harga pokok penjualan memiliki kolerasi negatif terhadap laba bersih pada
suatu barang yang dijual. Harga pokok penjualan mempengaruhi laba bersih yang
didapatkan perusahaan. Ketika harga pokok penjualan meningkat, maka laba yang
diterima perusahaan akan menurun (Nurazhari dan Dailibas 2021). Metode
perhitungan harga pokok penjualan dapat dihitung melalui metode pesanan (Job
Order Costing) dan metode proses (Job Process Costing). Metode pesanan (Job
Order Costing) perhitungan biaya berdasarkan pesanan suatu sistem akuntansi
yang menelusuri biaya pada unit, sedangkan metode proses (Job Process Costing)
perhitungan dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead dibebankan kepada
pusat biaya yang kemudian membagi total biaya tersebut untuk menentukan
berapa biaya yang diperlukan untuk proses produksi per unit (Widyastuti 2018).
2.6. BEP (Break Even Point)

Break Even Point (BEP) dapat disebut juga titik impas pokok yaitu
keadaan dimana suatu perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak
mengalami kerugian. BEP merupakan kondisi yang dialami suatu perusahaan
yang menunjukkan pendapatan dan biaya berada pada kondisi yang sama, atau
dengan kata lain laba perusahaan adalah nol (Manuho et al., 2021). Analisis BEP
digunakan oleh pemilik usaha untuk mengambil keputusan mengenai
pengurangan atau penambahan harga jual, biaya, dan laba. Analisis BEP juga
merupakan alat bantu bagi manajemen dalam planning dan budgeting, yaitu
menentukan ketepatan dalam pengambilan keputusan harga penjualan, biaya-
biaya produksi, perolehan laba atau rugi sehingga dapat meningkatkan validitas
laporan keuangan suatu perusahaan (Ananda dan Hamidi, 2019).
Dalam kegiatan perhitungan analisis Break Even Point, dilakukan dalam
dua bentuk analisis yaitu BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah. Menghitung
BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah memerlukan komponen biaya tetap, harga
jual per unit, harga variable per satuan, margin kontribusi, dan rasio margin
kontribusi (Annisa dan Setiawan, 2022). Untuk menghitung analisa BEP pada
suatu perusahaan, menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Perhitungan BEP dalam unit:
FC
BEP =
(P-VC)
Keterangan :
FC : biaya tetap (Fix Cost)
P : harga jual per unit
VC : biaya variable (Variable Cost)
P – VC = margin kontribusi

b. Perhitungan BEP dalam rupiah:


FC
BEP = VC
1-
S
Keterangan :
FC : biaya tetap (Fix Cost)
VC : biaya variable (Variable Cost)
S : hasil penjualan
VC
1- = rasio margin kontribusi
S

2.7. Likuiditas

Likuiditas merupakan kesanggupan perusahaan dalam melunasi hutang


yang jatuh tempo. Likuiditas dapat menjadi tolak ukur citra perusahaan baik
dalam melunasi kewajibannya atau tidak. Perusahaan yang tidak membayar
hutang yang jatuh tempo dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak likuid
yang dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan investor untuk menanamkan
modal (Ambarwati dan Vitaningrum, 2021). Fungsi likuiditas bagi perusahaan
yaitu sebagai sarana agar dapat menjalankan aktivitas bisnis dengan baik sehari-
hari, sebagai antisipasi ketika nantinya terdapat kebutuhan dana secara tiba-tiba,
sebagai penentu fleksibilitas perusahaan untuk mendapatkan investasi, dan
sebagai alat ukur dalam kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang pada
jangka waktu yang ditentukan (Paulina, 2019).
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang pada saat jatuh tempo. Likuiditas dapat dihitung
menggunakan metode current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Current ratio
merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancarnya,
quick ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan utang lancar, dan cash ratio merupakan perbandingan antara kas dengan
hutang lancar (Masyitah et al., 2018). Nilai rasio yang besar menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan tinggi dalam memenuhi kewajibannya, sedangkan nilai
rasio yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajiban jangka waktu yang telah ditentukan (Dewi, 2017).

2.8. Solvabilitas

Solvabilitas adalah indikator keuangan yang mengukur kapabilitas


sebuah perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban finansialnya, termasuk
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Tingkat solvabilitas
perusahaan mencerminkan sejauh mana perusahaan tersebut mampu memenuhi
seluruh tanggung jawab keuangannya menggunakan asset yang dimiliki jika
perusahaan tersebut harus dilikuidasi (Gunawan, 2019). Tingkat solvabilitas
mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat
solvabilitas suatu perusahaan, maka potensi perusahaan memperoleh laba tinggi
akan berkurang (Pramswari et al., 2015).
Rasio solvabilitas sering disebut dengan istilah Leverage Ratio. Rasio
solvabilitas dibagi menjadi 3 yaitu Debt To Equity Ratio untuk mengukur proporsi
hutang terhadap ekuitas, debt to assets ratio untuk mengukur proporsi hutang
terhadap total aset, dan time interest-earned ratio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar hutan dan bunganya dari pendapatan operasional
perusahaan (Dewi, 2017). Debt To Equity Ratio (DER) dan Debt To Assets Ratio
(DAR) sering digunakan dalam perhitungan solvabilitas. DER adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat leverage atau penggunaan hutang terhadap
total shareholder’s equity yang dimiliki oleh perusahaan dan DAR untuk
mengukur kemampuan dari total aktiva yang dijadikan jaminan untuk pembayaran
hutang keseluruhan perusahaan (Kamal, 2016).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktikum dilaksanakan di CV. Sandi Buana, Jl. Gn. Turun Raya No. 01,
Mangunsari, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah pada tanggal
22 September 2023. Lokasi tersebut dipilih karena CV. Sandi Buana merupakan
pemasok sayur komoditas selada pada beberapa hotel dan restoran yang telah
melakukan pembukuan dalam menjalankan perusahaannya.

3.2. Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari alat dan bahan.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis untuk mencatat
jawaban hasil dari wawancara narasumber, handphone untuk merekam kegiatan
wawancara narasumber serta untuk mendokumentasi kegiatan wawancara yang
dilakukan, serta laptop untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil wawancara
narasumber. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data hasil
wawancara yang telah disampaikan oleh narasumber CV. Sandi Buana sebagai
data primer, serta jurnal yang mendukung sebagai data sekunder.

3.3. Metode Pelaksanaan Praktikum

Metode praktikum yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu


pemilihan perusahaan sebagai narasumber, pembuatan kuesioner yang akan
ditanyakan kepada narasumber, suvei tempat perusahaan serta membuat jadwal
dilaksanakannya wawancara, dan melakukan wawancara serta mencatat hasil
wawancara yang disampaikan oleh narasumber. Setelah data diperoleh, dilakukan
pengolahan data dan menyusun laporan berdasarkan hasil wawancara dan jurnal
sebagai referensi pendukung dalam penyusunan laporan.
3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data berupa rumus perhitungan yang digunakan dalam


mengolah data. Rumus yang dibutuhkan antara lain rumus pendapatan, analisis
harga pokok produksi, analisis harga pokok penjualan, Break Even Point (BEP),
Likuiditas, dan Solvabilitas.
a. Pendapatan : Pendapatan Kotor – Biaya Produksi
b. Harga Pokok Produksi : Barang awal + Biaya produksi + Barang
dalam proses produksi – Barang dalam proses akhir
c. Hara Pokok Penjualan : Persediaan awal + Pembelian bersih –
Persediaan akhir
Total fix cost
d. BEP dalam Rupiah : Total variabel cost
1-
hasil penjualan
Total fix cost
e. BEP dalam Unit :
( Harga jual per unit - variabel cost )
Aktiva lancar
f. Likuiditas :
Hutang lancar
Total hutang
g. Solvabilitas :
Total aktiva
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

CV. Sandi Buana merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang


pertanian yaitu jual beli selada hidroponik. Lokasi dari CV. Sandi Buana berada di
Desa Mangunsari, Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Bentuk usaha dari
CV. Sandi Buana adalah unit usaha milik perseorangan yang dibangun pada bulan
Juni 2019 dan telah legal diresmikan oleh pemerintah berbadan hukum. Usaha
CV. Sandi Buana ini bermula dari ketertarikan untuk mendirikan usaha
sampingan dengan lahan yang terbatas kemudian terus berkembang hingga saat
ini memiliki lahan seluas 1 hektar yang dapat menjual sekitar 25 kwintal selada
dalam satu bulan. Seiring dengan perkembangan usaha ini, CV. Sandi Buana kini
tidak hanya menjual selada saja melainkan juga menawarkan berbagai komoditas
sayur lainnya seperti pakcoy dan romaine.
Selain menjual barang secara on side, CV. Sandi Buana juga melakukan
promosi melalui media Instagram dan Whatsapp hingga Facebook. Perusahaan
CV. Sandi Buana juga mendaftarkan lokasi di google maps untuk memudahkan
pelanggan menemukan keberadaannya. CV. Sandi Buana menerima layanan
pesan antar gratis menggunakan motor untuk pengantaran pesanan pelanggan
dalam lingkup Kota Semarang. CV. Sandi Buana juga menerima pesanan dari luar
kota, namun saat ini hanya melayani untuk wilayah Pulau Jawa saja. Treatment
khusus akan diberikan oleh CV. Sandi Buana untuk pesanan dari luar kota agar
kualitas sayur tetap segar dan terjaga hingga sampai ke tangan konsumen.

4.2. Komoditas

CV. Sandi Buana memproduksi tiga jenis komoditas hortikultura degan


hasil sistem hidroponik yakni meliputi pakcoy, selada, dan romaine. Kapasitas
produksi yang dapat dihasilkan oleh CV. Sandi Buana dapat mencapai 25 kwintal
per bulan. Produk penjualan di CV. Sandi Buana lebih banyak pada komoditas
selada yang mana didistribusikan ke hotel dan restoran.

4.3. Biaya

4.3.1 Biaya Operasional

Tabel 1. Biaya Operasional CV. Sandi Buana, Semarang Tahun 2022.


No Biaya Produksi Tahun 2022 (Rp)
A. Biaya Tetap
1. Tenaga Kerja Rp. 27.600.000
2. Biaya Penyusutan Rp. 48.068.900
3. PBB Rp. 9.837.000
Total Biaya Tetap Rp. 85.505.900
B. Biaya Variabel
1. Bibit Rp. 42.450.000
2. Pupuk kalnit Rp. 2.480.000
3. Pupuk KNO3 Rp. 1.680.000
4. Pupuk Fe Rp. 2.496.000
5. Pupuk MaG-s Rp. 2.640.000
6. Pupuk MKp Rp. 6.240.000
7. Pupuk SOP Rp. 1.728.000
8. Pupuk Mikro Rp. 10.560.000
9. Pupuk Za Rp. 168.000
10. Insektisida Rp. 400.000
11. Bensin Rp. 1.200.000
12. Listrik Rp. 18.000.000
13. Pemeliharaan Alat Rp. 30.000.000
14. Rockwool Rp. 5.880.000
15. Wi-fi Rp. 500.000
16. CCTV Rp. 1.300.000
17. Netpot Rp. 1.260.000
Total Biaya Variabel Rp. 128.982.000
TOTAL BIAYA(A+B) Rp. 214.487.900
Sumber: Data Primer, 2023

Berdasarkan Tabel 1. dapat diperoleh data biaya tetap dan biaya variabel
selama 1 tahun terakhir yaitu pada tahun 2022. Biaya tetap di CV. Sandi Buana
meliputi biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, dan PBB. Pada tahun 2022 total
biaya tetap sebesar Rp.85.505.900. Sedangkan biaya variabel di CV. Sandi Buana
meliputi bibit, aneka pupuk kimia, insektisida, bensin, listrik, pemeliharaan alat,
rockwool, wi-fi, CCTV, dan netpot. Total biaya variabel pada tahun 2022 sebesar
Rp.128.982.000. Biaya total operasional yang dikeluarkan oleh CV. Sandi Buana
pada tahun 2022 sebesar Rp.214.487.900.

4.3.1. Harga Pokok Produksi

Tabel 1. Tabel Harga Pokok Produksi CV. Sandi Buana Tahun 2022
Keterangan Tahun 2022(Rp)

Harga Pokok Produksi Rp. 10.724

Sumber: Data Primer, 2023


Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa CV. Sandi Buana
menggunakan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing,
yaitu perhitungan biaya pokok suatu produk dengan menghitung total seluruh
biaya produksi yang terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya variabel, dan biaya
overhead. Hal ini sesuai dengan pendapat Komara dan Sudarma (2016) yang
menyatakan bahwa metode full costing menggunakan biaya yang meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya
overhead pabrik variable. Biaya produksi selada pada periode produksi tahun
2022 sebesar Rp. 10.724 yang akan digunakan untuk menentukan harga jual
produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto (2020) yang menyatakan bahwa
perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor untuk menentukan
harga jual suatu produk pada usaha UMKM.

4.3.2. Harga Pokok Penjualan

Tabel 2. Tabel Harga Pokok Penjualan CV. Sandi Buana Tahun 2022
Keterangan Tahun 2022(Rp)

Harga Pokok Penjualan Rp. 10.724

Sumber: Data Primer, 2023


Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan selada
di CV. Sandi Buana pada tahun 2022 sebesar Rp.10.724. Hal ini sesuai dengan
pendapat Widyastuti dan Mita (2018) yang menyatakan bahwa harga pokok
penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang sudah terjual dalam waktu
berjalan yang diperoleh dengan menambahkan harga pokok produksi dengan
persediaan produk selesai awal dan mengurangkan dengan persediaan produk
akhir. Nilai harga pokok penjualan sama besar dengan harga pokok produksi
karena biaya di luar biaya operasional ditanggung oleh konsumen. Hal ini sesuai
dengan pendapat Amaliyah et al. (2021) yang menyatakan bahwa harga pokok
penjualan merupakan harga pokok barang dagangan yang dibeli sebagai bahan
baku untuk menjadi barang dengan ditambah biaya-biaya yang berkaitan dengan
harga pokok penjualan tersebut untuk kemudian dijual kembali selama satu
periode akuntansi.

4.3.3. Break Even Point

Tabel 3. Tabel Break Even Point CV. Sandi Buana Tahun 2022
BEP Biaya Tetap TVC AVC BEP Unit

Tahun 2022 Rp.85.505.900 Rp.128.982.000 Rp.6.449 6.309

Sumber: Data Primer, 2023


Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa total AVC pada tahun 2022
sebesar Rp. 6.449 dan BEP dalam unit pada tahun 2022 sebesar 6.309 unit. Maka,
dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan mampu memproduksi atau menjual
pruduk sebanyak 6.309 kg pada tahun 2022, pendapatan yang dihasilkan sudah
cukup untuk menutupi biaya produksi, biaya operasional, dan biaya lain-lain. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kusumawardani dan Alamsyah (2020) yang
menyatakan bahwa BEP unit menunjukkan bahwa hasil penjualan produk pada
tingkat produksi tersebut sudah dapat menutup seluruh biaya produksi dan biaya
variabel. Sehingga pada titik tersebut, perusahaan tidak mengalami keuntungan
maupun kerugian, atau dapat dikatakan bahwa titik laba perusahaan tersebut
adalah nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manuho et al. (2021) yang
menyatakan bahwa Break Even Point (BEP) merupakan kondisi yang dialami
suatu perusahaan yang menunjukkan pendapatan dan biaya berada pada kondisi
yang sama, atau dengan kata lain laba perusahaan adalah nol.

4.3.4. Likuiditas

Likuiditas merupakan kesanggupan perusahaan dalam memenuhi


kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ambarwati dan Vitaningrum (2021) yang menyatakan bahwa likuiditas dapat
menjadi alat ukur dalam kemampuan perusahaan melunasi hutang pada waktu
yang telah ditentukan. Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tepat waktu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Masyitah et al. (2018) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaaan dalam memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan metode current ratio, quick ratio, atau cash
ratio yang akan menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi
kewajiban lancar.

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, rasio likuiditas tidak


dapat dihitung karena CV. Sandi Buana tidak memiliki hutang kepada pihak lain.
Hal ini sesuai dengan pendapat Aditya dan Asandimitra (2019) yang menyatakan
bahwa jumlah hutang yang dimiliki berpengaruh terhadap rasio likuiditas apabila
perusahaan tidak memiliki hutang maka rasio likuiditas tidak dapat dihitung
karena data tidak lengkap. Perusahaan yang tidak memiliki hutang atau memiliki
hutang yang rendah akan mempengaruhi rasio likuiditas. Hal ini sesuai dengan
pendapat Yulimtinan dan Atiningsih (2021) yang menyatakan bahwa suatu
perusahaan yang tidak memiliki hutang maka akan berpengaruh positif rasio
likuiditasnya.

4.3.5. Solvabilitas

Solvabilitas merupakan indikator keuangan yang mengukur kapabilitas


sebuah perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban finansialnya, termasuk
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gunawan (2019) yang menyatakan bahwa solvabilitas merupakan
perbandingan antara aset dengan utang dimana jumlah aset yang dimiliki dapat
digunakan untuk membayar hutang. Tingkat solvabilitas perusahaan dapat
mencerminkan sejauh mana perusahaan tersebut mampu untuk memenuhi seluruh
tanggung jawab keuangannya dengan aset yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan
pendapat Pramswari et al. (2015) yang menyatakan bahwa perusahaan dapat
menggunakan asetnya untuk menutupi kewajiban keuangannya, serta tingkat
solvabilitas dapat mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi
tingkat solvabilitas suatu perusahaan, maka potensi perusahaan untuk mencapai
laba akan semakin berkurang.

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, rasio solvabilitas tidak


dapat dihitung karena CV. Sandi Buana tidak memiliki hutang kepada pihak lain.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi (2017) yang menyatakan bahwa jumlah
hutang digunakan untuk perhitungan rasio solvabilitas, apabila perusahaan tidak
memiliki hutang maka rasio solvabilitas tidak dapat dihitung. Perusahaan yang
tidak memiliki hutang atau memiliki hutang yang rendah maka akan berpengaruh
pada nilai solvabilitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal (2016) yang
menyatakan bahwa perusahaan yang tidak memiliki hutang atau memiliki hutang
yang rendah maka akan berpengaruh positif rasio solvabilitasnya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpukan


bahwa CV. Sandi Buana merupakan usaha yang bergerak di bidang hortikultura
yaitu budidaya tanaman sayur komoditas selada. Kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan oleh CV. Sandi Buana dapat mencapai 25 kwintal per bulan. Biaya
tetap di CV. Sandi Buana sebesar Rp.85.505.900 sedangkan biaya variabelnya
sebesar Rp.128.982.000, sehingga biaya total operasional yang dikeluarkan oleh
CV. Sandi Buana pada tahun 2022 sebesar Rp.214.487.900. Biaya produksi selada
sebesar Rp. 10.724. Total AVC sebesar Rp. 6.449 dan BEP dalam unit pada tahun
2022 sebesar 6.309 unit. Rasio likuiditas dan solvabilitas tidak dapat dihitung
karena CV. Sandi Buana tidak memiliki hutang kepada pihak lain

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan kepada CV. Sandi Buana ini adalah untuk
menambah platform penjualan online atau e-commerce seperti tik tok dan shopee
sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan yang ditawarkan. Pemasaran dan
penjualan melalui platform penjualan online atau e-commerce memiliki peran
yang penting dalam memfasilitasi penjualan, mempromosikan produk atau
layanan, dan meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA

Afsari, M., dan S. Ashari. 2020. Uji pertumbuhan dan daya hasil tanaman selada
(Lactuca sativa L.) Tipe iceberg pada dataran tinggi. J. Agricultural Science, 5 (1)
: 26 – 36.

Amaliyah, S., D. Setiadi., dan S. Anwar. 2021. Pengaruh harga pokok penjualan
terhadap laba kotor melalui penjualan. J. Investasi, 7(4): 33-49.

Ambarwati, J., dan M. R. Vitaningrum, 2021. Pengaruh likuiditas dan profitabilitas


terhadap nilai perusahaan. J. Akuntansi Dan Keuangan, 5 (2) : 127 – 130.

Ananda, G., dan H. Hamidi. 2019. Analisis break even point sebagai alat perencanaan
laba pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar pada bursa efek indonesia tahun 2014-2017. Measurement J.
Akuntansi, 13 (1) : 1 – 10.

Annisa, M. L., dan B. Setiawan. 2022. Pelatihan dan pendampingan perhitungan break
even point pada UKM Sumsel Cafters Palembang. J. Pengabdian Deli Sumatera, 1
(1) : 15 – 20.

Dewi, M. 2017. Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan PT


Smartfren Telecom, tbk. J. Penelitian Ekonomi Akuntansi, 1 (1) : 1 – 14.

Dewi, M. 2017. Penggunaan analisis rasio likuiditas dan solvabilitas untuk mengukur
kinerja keuangan di PT. Aneka Tambang Tbk. J. Penelitian Ekonomi Akuntansi
(JENSI), 1 (2) :102 – 112.

Fadli, N. R., T. Ekowati, dan B. Mulyanto. 2019. Analisis profitabilitas usaha


pembibitan hortikultura di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. J. Sosial
Ekonomi Pertanian, 12 (1) : 1 – 10.
Fitriani, R. 2017. Aspek hukum legalitas perusahaan atau badan usaha dalam kegiatan
bisnis. J. Hukum Samudra Keadilan, 12 (1) : 136 – 145.

Gunawan, A. 2019. Analisis kinerja keuangan pada perusahaan plastik dan kemasan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. J. Kumpulan Riset Akuntansi, 10 (2) : 109
– 115.

Jannah, M. 2018. Analisis pengaruh biaya produksi dan tingkat penjualan terhadap laba
kotor Banque Syar’i. J. Ilmiah Perbankan Syariah, 4 (1) : 87 – 112.

Kamal, M. B. 2016. Pengaruh reveivalbel turn over dan debt to asset ratio (DAR)
terhadap return on asset (ROA) pada perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). J. Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 17 (2) : 68 – 81.

Komara, B., dan A. Sudarma. 2016. Analisis penentuan harga pokok produksi dengan
metode full costing sebagai dasar penetapan harga jual pada CV. Salwa Meubel. J.
Ilmiah Ilmu Ekonomi (Jurnal Akuntansi, Pajak dan Manajemen), 5 (9) : 18 – 29.

Kusumawardani, A., dan M. I. Alamsyah. 2020. Analisis perhitungan BEP (break even
point) dan margin of safety dalam penentuan harga jual pada usaha kecil
menengah. J. Ilmu Keuangan dan Perbankan (JIKA), 9(2) : 117 – 130.

Laili, M. 2023. Komposisi media taman dan knsentrasi pupuk cair organik terhadap
hasil tanaman selada daun (Lactuca Sativa L). J. Ilmiah UIC, 1 (1) : 48 – 48.

Manongko, K. G., Tangkere, E. G., dan Loho, A. E. 2023. Analisis usahatani selada
hidroponik skala rumah tangga di Kelurahan Kakaskasen Ii Kecamatan Tomohon.
J. Agribusiness and Rural Development (Jurnal Agribisnis dan Pengembangan
Pedesaan), 5 (1) : 100 – 108.
Manuho, P., Z. Makalare, T. Mamangkey, dan N. S. Budiarso. 2021. Analisis break
even point (BEP). J. Ipteks Akuntansi Bagi Masyarakat, 5 (1) : 21 – 28.

Mardani, M., T. M. Nur, dan H. Satriawan. 2017. Analisis usahatani tanaman pangan
jagung di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. J. Sains Pertanian, 1 (3) : 203 –
211.

Masyita, E., dan K. K. S. Harahap. 2018. Analisis kinerja keuangan menggunakan rasio
likuiditas dan profitabilitas. J. Akuntansi Dan Keuangan Kontemporer (JAKK), 1
(1) : 33 – 46.

Nurhayati, S. 2017. Peranan manajemen keuangan dalam suatu perusahaan. J. Bisnis,


Manajemen, dan Akuntansi, 4 (1) : 85 – 94.

Paulina, J. 2019. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada PT Astra Otoparts


Tbk. J. Ekonomi, 21 (1) : 46 – 59.

Permatasari, M. D., A. Yahya, E. Apriani, dan D. Faradilla. 2022. Ukuran perusahaan


sebagai moderator faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan revaluasi aset
tetap. J. Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, 11 (2) : 154 – 164.

Prasetyo, J., dan I. B. Lazuardi. 2019. Pemaparan teknologi sonic bloom dengan
pemanfaatan jenis musikterhadap pertumbuhan vegetatif tanaman selada krop
(Lactuca Sativa L). J. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 5 (2) : 178 –
188.

Purwanto, E. 2020. Analisis harga pokok produksi menggunakan metode full costing
dalam penetapan harga jual. Journal of Applied Managerial Accounting, 4(2) :
248 – 253.
Putra, H. S., dan W. A. Winarno. 2015. Perancangan aplikasi penentuan harga pokok
produksi produk turunan tape singkong dalam usaha mencapai harga kompetitif. J.
Akuntansi Universitas Jember, 12 (2) : 17 – 31.

Rajagukguk, L, V. Ariesta, dan Y. Pakpahan, 2019. Analisis pengaruh profitabilitas,


ukuran perusahaan, keputusan investasi dan kebijakan utang terhadap nilai
perusahaan. J. Inspirasi Bisnis dan Manajemen, 3 (1) : 77 – 90.

Satriani, D., dan V. V. Kusuma. 2020. Perhitungan harga pokok produksi dan harga
pokok penjualan terhadap laba penjualan. J. Ilmiah Manajemen, Ekonomi, dan
Akuntansi (MEA), 4 (2) : 438 – 453.

Tampubolon, A. 2023. Optimasi biaya produksi overburden dan kaksa menggunakan


program linear dan bunching effect. J. Riset Teknik Pertambangan, 3 (1) : 27 – 34.

Umikalsum, R. A. 2020. Analisis usahatani tanaman selada hidroponik pada kebun


eve’s veggies hydroponics Kota Palembang. J. Ilmu-Ilmu Agribisnis, 8 (1) : 52 –
57.

Wahjono, W. 2021. Peran manajemen operasional dalam menunjang keberlangsungan


kegiatan perusahaan. J. Ilmiah Infokam, 17 (2) : 114 – 120.

Widiatmoko, J., M. G. K. Indarti, E. Puspitasari, dan S. S. Hadi. 2020. Pendampingan


penyusunan harga pokok produksi bagi pelaku UMKM di Kota Semarang. J. PkM
(Pengabdian Kepada Masyarakat), 3 (2) : 206 – 215.

Widyastuti, I., dan D. Mita. 2018. Akuntansi perhitungan harga pokok penjualan
dengan metode pesanan untuk menentukan harga jual. J. Moneter, 5 (1) : 74 –
85.
Yohana, Y. 2015. Tanggung jawab hukum atas bentuk usaha badan hukum dan bentuk
usaha non badan hukum. J. Mercatoria, 8 (1) : 46 – 53
LAMPIRAN

Lampiran 1. KUESIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : Pak Hariyanto
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Alamat : Kec. Boja, Kab. Kendal
4. Agama : Islam
5. Status : Menikah
6. Pekerjaan : Karyawan
7. Pendidikan : SMP
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : CV. Sandi Buana


2. Pemilik Perusahaan : Pak Sandy Febriyanto
3. Bidang Usaha : Pertanian hidroponik
4. Bentuk Usaha : CV
5. Jenis Produk : Hortikultura
6. Alamat Perusahaan : Desa Mangunsari, Gunung
pati, Semarang
7. Latar Belakang Perusahaan : Memanfaatkan lahan untuk
usaha sampingan
8. Visi dan Misi Perusahaan :-
9. Tahun Berdiri : 2019
10. Luas Lahan : 1 hektar
11. Jumlah Produksi Per bulan : 25 kwintal
12. Jumlah Tenaga Kerja :4
13. Rata-rata pendapatan per Tahun : Rp.471.018.000
14. Rata-rata pengeluaran per Tahun : Rp.128.982.000
B. KOMODITAS
1. Apa komoditas yang ditawarkan oleh CV. Sandi Buana?
2. Apa saja varietas tanaman yang ditawarkan oleh CV. Sandi Buana?
3. Bagaimana CV. Sandi Buana mengelola penyimpanan produk?
4. Bagaimana cara CV. Sandi Buana dalam mendistribusikan produk
kepada pelanggan?
5. Berapa total penjualan komoditas selada selama sebulan?
6. Bagaimana sistem budidaya yang digunakan oleh Perusahaan apakah
sistem pertanian organik atau anorganik?

C. RINCIAN INVESTASI

1. Apakah CV. Sandi Buana memiliki system pembukuan perusahaan?


2. Apakah lahan perusahaan milik sendiri atau sewa?
3. Jika sewa, berapa biaya sewa lahan per bulan?
4. Jika milik sendiri, berapakah besaran pajak tanah yang dikeluarkan?
5. Apakah selada yang dijual merupakan hasil produksi sendiri atau
berpartner dengan perusahaan lain?
6. Berapa luas lahan yang dimiliki?
7. Peralatan yang digunakan apa saja? Dan berapa masing-masing
biayanya?
8. Instalasi tanam apa saja yang digunakan? Dan berapa jumlah dan
masing-masing biayanya?
9. Transportasi apa yang digunakan dalam distribusi produk pesanan
dan berapa jumlahnya?
10. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengairan selada?

D. HARGA POKOK PRODUKSI

1. Berapa biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan untuk


melakukan proses produksi selada?
2. Berapa jumlah karyawan di CV. Sandi Buana?
3. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mempekerjakan karyawan
dalam melakukan proses produksi?
4. Berapa biaya besar biaya transportasi yang dikeluarkan dalam proses
distribusi?
5. Berapa pendapatan total yang diperoleh dalam satu kali produksi
selada?
6. Berapa biaya operasional yang dikeluarkan dalam proses produksi
selada?
7. Berapa biaya penyusutan dari CV. Sandi Buana pada komoditas
selada?
8. Apa saja yang diperlukan untuk menghitung biaya produksi selada?
9. Berapa total biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan?
10. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan alat dan
instalasi?
11. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk alat dan instalasi untuk proses
produksi selada?
12. Berapa biaya overhead yang dikeluarkan pada proses produksi

selada?

E. HARGA POKOK PENJUALAN

1. Berapa harga jual produk per unit?


2. Bagaimana cara perusahaan untuk meningkatkan penjualan produk?
3. Berapa jumlah persediaan awal dalam 1 tahun terakhir?
4. Berapa jumlah persediaan akhir dalam 1 tahun terakhir?
5. Berapa jumlah total pembelian bahan baku dalam 1 tahun terakhir?

F. BEP

1. Berapa harga jual produk selama 1 tahun terakhir?


2. Berapa biaya produksi selama 1 tahun terakhir?
3. Berapa total pendapatan selama 1 tahun terakhir?
4. Berapa biaya tetap yang dikeluarkan selama 1 tahun terakhir?
5. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya variabel?
6. Apakah perusahaan menggunakan analisis BEP dalam pengambilan
keputusan keuangan perusahaan?

G. Likuiditas

1. Apakah perusahaan memiliki hutang kepada pihak lain?

2. Berapa jumlah hutang yang dimiliki perusahaan kepada pihak lain?

3. Bagaimana rincian hutang yang harus dibayarkan perusahaan

kepada pihak lain dalam jangka waktu panjang dan dalam jangka

waktu yang pendek?

4. Apakah perusahaan memiliki kas?

5. Berapa jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan?

H. Solvabilitas

1. Berapa jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan?

2. Rincian asset yang dimiliki oleh perusahaan meliputi apa saja?

3. Modal awal membangun usaha berasal dari uang pribadi atau

darimana?

4. Berapa jumlah modal saham yang diinvestasikan?

5. Berapa laba bersih yang diterima oleh perusahaan selama 1 tahun

terakhir?

Lampiran 1. Perhitungan Biaya Penyusutan

Umur
No Investasi Nilai Awal Nilai Akhir Penyusutan
Ekonomis
Greenhouse
1. 7 Rp250.000.000 Rp25.000.000
permanen Rp.32.142.000
Sprayer
2. 5 Rp2.200.000 Rp220.000
elektrik 16L Rp.396.000
3. Motor Beat 12 Rp34.860.000 Rp3.486.000 Rp.2.614.500
Paralon (12
4. 5 Rp.54.000.000 Rp5.400.000
m) Rp.9.720.000
5. Genset 7 Rp.1. 485.000 Rp148.000 Rp.191.000
6. Lampu 3 15.000 Rp1.500 Rp.4.500
7. Pompa air 5 Rp800.000 Rp80.000 Rp.144.000
8. Kabel (30 m) 3 Rp1.750.000 Rp175.000 Rp.525.000
Keranjang
9. 7 Rp.39.000 Rp3.900
panen Rp.5.000
Paranet
10. 3 Rp. 4.950.000 Rp495.000
5x3m Rp.1.485.000
Nampan
11. 4 Rp. 1.100.000 Rp110.000
semai Rp.247.500
12. Tas rombong 8 Rp. 255.000 Rp25.500 Rp.28.900
13. CCTV 12 Rp.1.300.000 Rp.130.000 Rp.97.500
14. Wi-Fi 5 Rp.500.000 Rp.50.000 Rp.90.000
15. Netpot 3 Rp.1.260.000 Rp.126.000 Rp.378.000
Jumlah Rp.354.514.000 Rp.35.449.900 Rp.48.068.900

Lampiran 3. Investasi

Jumlah
No Investasi Harga/Satuan Harga Total
Satuan
Greenhouse
1. 5 Rp. 50.000.000 Rp.250.000.000
permanen
Sprayer
2. elektrik 4 Rp. 550.000 Rp. 2.200.000
16L
3. Motor Beat 2 Rp. 17.430.000 Rp. 34.860.000
4. Paralon (12 675 Rp. 80.000 Rp. 54.000.000
m)
5. Genset 1 Rp. 1.485.000 Rp.1. 485.000
6. Lampu 5 Rp. 3.000 Rp. 15.000
7. Pompa air 2 Rp. 400.000 Rp. 800.000
Kabel (30
8. 50 Rp. 35.000 Rp. 1.750.000
m)
Keranjang
9. 3 Rp. 13.000 Rp. 39.000
panen
Paranet
10. 110 Rp. 45.000 Rp. 4.950.000
5x3m
Nampan
11. 50 Rp. 22.000 Rp. 1.100.000
semai
Tas
12. 3 Rp. 85.000 Rp. 255.000
rombong
Kipas
13. 1 Rp. 7.300.000 Rp. 7.300.000
blower
14. Wi-Fi 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
15. CCTV 1 Rp. 1.300.000 Rp. 1.300.000
16. Netpot 4.200 Rp. 300 Rp. 1.260.000
Rp.
Jumlah Rp. 79.248.300
361.814.000

Lampiran 4. Perhitungan Biaya Operasional

No Biaya Produksi Tahun 2022 (Rp)


A. Biaya Tetap
1. Tenaga Kerja Rp. 27.600.000
2. Biaya Penyusutan Rp. 48.068.900
3. PBB Rp. 9.837.000
Total Biaya Tetap Rp. 85.505.900
B. Biaya Variabel
1. Bibit Rp. 42.450.000
2. Pupuk kalnit Rp. 2.480.000
3. Pupuk KNO3 Rp. 1.680.000
4. Pupuk Fe Rp. 2.496.000
5. Pupuk MaG-s Rp. 2.640.000
6. Pupuk MKp Rp. 6.240.000
7. Pupuk SOP Rp. 1.728.000
8. Pupuk Mikro Rp. 10.560.000
9. Pupuk Za Rp. 168.000
10. Insektisida Rp. 400.000
11. Bensin Rp. 1.200.000
12. Listrik Rp. 18.000.000
13. Pemeliharaan Alat Rp. 30.000.000
14. Rockwool Rp. 5.880.000
15. Wi-fi Rp. 500.000
16. CCTV Rp. 1.300.000
17. Netpot Rp. 1.260.000
Total Biaya Variabel Rp. 128.982.000
TOTAL BIAYA (A+B) Rp. 214.487.900

Lampiran 5. Rincian Penerimaan

No Keterangan Tahun 2022


(Rp)

1. Selada hidroponik Rp. 600.000.000

Lampiran 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi


TC 214.487 .900
HPP 2022 = = = 10.724
Q 20.000

Lampiran 7. Perhitungan Harga Pokok Penjualan


TC 214.487 .900
HPP 2022 = = = 10.724
Q 20.000
Lampiran 8. Perhitungan BEP
- AVC
TVC 128.982.000
AVC 2022 = = = 6.449
Q 20.000
- BEP (Unit)
TFC 85.505.900
BEP (Unit) 2022 = = = 6.309
P− AVC 20.000−6.449

Proses penyemaian benih selada


Kebun di CV. Sandi Buana
Lampiran Dokumentasi Kegiatan

Proses Wawancara dan


Dokumentasi dengan narasumber

Anda mungkin juga menyukai