Heia

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

HEIA – LEIA - LEISA

 Pertanian di daerah tropis pada mulanya


bergantung pada sumber daya alam,
pengetahuan, keterampilan dan institusi
lokal sehingga tercapai keseimbangan
antara masyarakat dengan basis sumber
daya alam
 Akibat jumlah penduduk yang semakin
meningkat, maka untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang semakin
meningkat pula, sistem pertanian
cenderung berubah ke salah satu dari dua
arah, yaitu LEIA atau HEIA
Sebagai respon terhadap pengaruh asing dan
kebutuhan serta aspirasi yang semakin besar dari
penduduk yang jumlahnya semakin meningkat, maka
sistem pertanian di daerah tropis cenderung berubah
ke salah satu dari dua keadaan ekstrem:
 Penggunaan input luar secara besar-besaran;
selanjutnya akan disebut (HEIA)
 Pemanfaatan sumber daya lokal yang semakin
intensif dengan sedikit atau sama sekali tak
menggunakan input luar, hingga terjadi
degradasi sumber daya alam; selanjutnya
disebut (LEIA)
 LEIA (Low external input agriculture) dipraktekkan di
daerah yang dibersifat kompleks, beragam, dan
rentan risiko
 Dipandang dari segi luas, LEIA paling banyak
dijumpai di wilayah subsahara Afrika
 Areal LEIA semakin meluas seiring dengan
meningkatnya kemiskinan penduduk pedesaan di
banyak negara dengan input luar yang semakin
mahal dan dengan semakin tidak
mampunya pemerintah negara-negara
berkembang, yang terjerat utang dan tidak
memproduksi input HEIA sendiri,
mengimporinput tersebut
 LEIA, meskipun menggunakan masukan eksternal yang
rendah, bahkan mungkin tanpa masukan eksternal
sama sekali, bukanlah merupakan sistem pertanian
yang ramah lingkungan
 Hal ini terjadi karena sistem ini banyak dipraktekkan di
kawasan yang tersebar dan rawan erosi, seperti di
lahan-lahan yang berlereng di perbukitan
 Karena tidak ada lahan alternatif yang dapat
diusahakan, petani sering kali terdorong untuk
mengeksploitasi lahan marginal tersebut di luar
daya dukungnya
 Degradasi tanah berlangsung akibat hara yang
terangkut keluar kebun oleh hasil panen
dan/atau erosi tidak terganti karena kurang
atau tidak adanya masukan eksternal dan
tidak ada atau tidak memadainya usaha-
usaha pengawetan tanah
 Perluasan LEIA ke kawasan baru yang
umumnya juga marginal menyebabkan
penggundulan hutan, degradasi tanah, dan
peningkatan kerentanan terhadap serangan
hama-penyakit dan bencana kekeringan
yang berkepanjangan
 Tetapi fungsi ekologis ini sering
lebih rendah dari yang
seharusnya karena manusia
mengambil bagian produksi
dari ekosistem tersebut
 Akibatnya produksi tanaman
menurun, dan untuk
mengimbanginya petani
mengeksploitasi lahan mereka
sampai melampui kapasitas
lahan
Beberapa alasan mengapa petani LEIA (Low external
input agriculture) enggan atau tak mampu
menggunakan input luar adalah:

 Input itu tidak ada atau ketersediaannya tak dapat


diandalkan karena infrastruktur perdagangan dan
pelayanannya lemah
 kalaupun ada, harganya mahal
 input itu beresiko dan mungkin tidak efisien dalam
kondisi ekologi yang beragam dan rentan (misalnya
hujan yang tak teratur, tanah yang miring)
 input itu tidak begitu menguntungkan dalam kondisi-
kondisi tertentu
 Komunikasi dengan petani yang rendah
 Di pihak lain HEIA sangat tergantung pada input
luar berupa senyawa kimia sintetis (pupuk,
pestisida), benih hibrida, irigasi dan mekanisasi
yang membutuhkan bahan bakar minyak
 Sistem ini hanya mungkin diterapkan pada daerah
yang kondisi ekologinya relatif seragam,
berpotensi besar dan mudah dijangkau sistem
komunikasi serta transportasi
 Pemanfaatan input luar yang berlebihan, walaupun
dapat meningkatkan produksi secara signifikan,
mengakibatkan pengaruh negatif terhadap
kondisi ekologi, ekonomi dan sosial
 Sistem pertanian ini mengkonsumsi sumber-
sumber yang tak dapat diperbarui, seperti
minyak bumi dan fosfat dalam tingkat
yang membahayakan
 Sistem pertanian seperti ini berorientasi pasar
dan membutuhkan modal besar
 Uang tunai yang diperlukan untuk
membeli input buatan seringkali diperoleh
dengan menjual produk pertanian
 HEIA bisa ditemukan pada daerah yang “kaya
sumber daya alam” dan ”berpotensi besar” di
negara-negara berkembang dan paling tersebar
di Asia
 Pemanfaatan input buatan yang berlebihan dan tidak
seimbang dalam sistem HEIA bisa menimbulkan
dampak besar terhadap situasi ekologi, ekonomi,
dan sosiopolitik
 Apa yang diperkenalkan oleh HEIA dengan bendera
“revolusi hijau” telah menyalurkan sumber daya
investasi yang langka ke dalam sistem pertanian
dengan modal besar di beberapa daerah yang
menyebabkan daerah menjadi sangat bergantung
pada impor peralatan, benih,
serta input lainnya
Ada dua kekeliruan penilaian yang telah dilakukan sebelum
pengenalan “revolusi hijau” sebagai berikut:
 Tidak terduganya peningkatan harga pupuk kimia dan
bahan bakar minyak serta penurunan harga-harga di
pasar dunia internasional sebagai akibat produksi
biji-bijian dunia yang berlebihan

- Perubahan ini mengakibatkan harga yang lebih tinggi di


tingkat konsumen, sedangkan yang tidak
diperkirakan adalah harga yang lebih rendah di
tingkat produsen
- Yang pertama diuntungkan adalah para suplaier pupuk
buatan dan bahan bakar minyak
Tidak terduganya ketergantungan yang
semakin meningkat terhadap pestisida
dan pupuk buatan

- Input tersebut telah mencemari sungai dan


air tanah dalam tingkat yang
membahayakan manusia
 Revolusi hijau yang merupakan menifestasi
dari sistem ini mengakibatkan
peningkatan harga pupuk, pestisida kimia
dan bahan bakar, namun sebaliknya
menurunkan harga komoditas pertanian
akibat produksi yang berlebihan
 Hal ini tentu saja sangat merugikan petani
 Selain itu ketergantungan akan pupuk dan
pestisida sintetis semakin meningkat terus
menerus dan menimbulkan pengaruh
buruk pada keseimbangan lingkungan dan
kesehatan manusia
SIFat HEIA

 Penggunaan input luar


(SAPRODI) secara besar-
besaran
Berorientasi utama pada pasar
 Fokus pada komoditas unggulan
(seragam/monokultur)
Dampak Penerapan HEIA

pupuk buatan
pestisida
benih hibrida
mekanisasi

DaMPak
 Ketergantungan terhadap bahan kimia dengan tingkat
pengunaanyang semakin tinggi / meningkat
Agroekosistem rusak (Degradasi Lingkungan dan
kerusakan SD yan tdk dapat diperbaharui)
Produk pertanian yang mengandung residu bahan kimia
(pestisida)
Dampak HEIA

undegradable
material

Residual Effect
undegradable material
in environment
• pencemaran tanah & air
• degradasi tanah
•penurunan produktivitas
Bahaya Pestisida
LEISA
(low External Input and Sustainable Agriculture)

 Pertanian berkelanjutan dengan input luar yang


rendah yang mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya alam (tanah, air, tumbuhan,
tanaman dan hewan) dan manusia (tenaga,
pengetahuan dan ketrampilan) yang tersedia
di tempat; dan yang layak secara ekonomis,
mantap secara ekologis, adil secara sosial
dan sesuai dengan budaya
Prinsip dasar LEISA adalah Agroekologi dan
Tradisional
Sifat Keberlanjutan dan Keterpaduan
antara pengelolaan kesuburan
tanah, pertanian pangan dan
perternakan
 Memaksimalkan daur ulang (Zero
waste)
Anjuran pemerintah sesuai dengan UU
no. 41 tahun 2009 yaitu tentang
Perlindungan lahan pertanian
pangan yang berkelanjutan”
Siklus Zero Waste :

TANAMAN

RESIDU /
RABUK TANAMAN PAKAN LIMBAH
DALAM ROTASI
KANDANG TANAMAN

TERNAK
Menurut Reijntjes et al. (1999) dan Plucknert
dan Winkelmann (1995), LEISA tidak bertujuan
untuk mencapai produksi maksimal dalam
jangka pendek, melainkan untuk mencapai
tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam
jangka panjang
Sistem LEISA mengacu pada ciri-ciri :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal
dengan mengkombinasikan berbagai komponen
sistem usaha tani (tanaman, hewan, tanah, air,
iklim dan manusia) sehingga saling melengkapi
dan memberikan efek sinergi yang besar
2. Mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila
diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang
kurang dalam ekosistem dan meningkatkan
sumber daya biologi, fisik dan manusia.
Dalam memanfaatkan input luar ditekankan pada
maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi
kerusakan lingkungan
Prinsip-prinsip dasar ekologi pada LEISA berdasarkan Reijntjes et al.
(1999) dikelompokkan sebagai berikut:
1. Menjamin kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman,
khususnya dengan mengelola bahan organik dan
meningkatkan kehidupan dalam tanah
2. Mengoptimalkan ketersediaan dan menyeimbangkan arus unsur
hara, khususnya melalui pengikatan nitrogen, pemompaan
unsur hara, dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap
3. Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari, udara dan
air dengan pengelolaan iklim mikro, pengeloaan air dan
erosi
4.Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman dan
hewan melalui pencegahan dan perlakuan yang aman
5. Saling melengkapi dan sinergis dalam penggunaan sumber daya
genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem
pertanian terpadu dengan tingkat keanekaragaman
fungsional yang tinggi
Konsep LEISA (Low External Input
Sustainable Agriculture) sebagai arah
baru bagi pertanian konvensional
(HEIA : High External Input ),
sangat cocok dilaksanakan pada sistim
pertanian negara-negara berkembang
Indonesia
 Hal ini karena negara kita memilik
kekayaan dan keanekaragaman
sumber daya alam
 LEISA merupakan konsep pertanian
masa depan
Konsep LEISA merupakan penggabungan dua
prinsip yaitu agro-ekologi serta
pengetahuan dan praktek pertanian
masyarakat setempat/tradisional
 Pemahaman akan hubungan dan proses
ekologi maka agroekosistim dapat
dimanipulasi
 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
produksi secara berkelanjutan dan
mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan bagi lingkungan maupun
sosial dengan meminimalkan input
eksternal
Perubahan Ke LEISA :
Ada tiga tahap :
1.Peningkatkan effisiensi sarana produksi
a.Perbaiki pola tanam sehingga mengingkat pengunaan
cahaya matahari dan hujan
b.Memantu hama dan penyakit sehinga hanya semprot
jika sampai batas ambang (PHT)

2. Penyesuaian dengan pertanian berkelanjutan


a.Pembuatan teras, mengomposkan bahan organis
b.Padukan peternakan/perikanan dengan pertanian
c.Mengunakan cara biologis untuk mengendalikan hama
3. Tata ulang sistem bertani
a.Rotasi tanaman yang baru
b.Keterpaduan antara peternakan,
usaha kebun dan hasil pangan
 LEISA merupakan teknik budidaya yang
diarahkan agar dapat secara optimal
menggunakan sumber daya yang tersedia
di lokasi setempat
 Hal ini ditempuh melalui perpaduan berbagai
komponen sistem usaha tani, seperti
tanaman, binatang, tanah, air, iklim, dan
manusia,sehingga komponen-komponen
tersebut saling melengkapi dan sinergis
satu sama lain
 Metode LEISA juga mengupayakan penggunaan
eksternal hanya bila diperlukan, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara yang defisien
di ekosistem serta meningkatkan kinerja
sumberdaya biologis,fisik dan manusia yang
tersedia
 Penggunaan input eksternal diusahakan yang dapat
didaur ulang secara maksimal, dan berdampak
negatif paling minimal bagi lingkungan
 LEISA tidak diarahkan untuk memenuhi sasaran
produksi maksimum dalam jangka pendek,
tetapi ditujukan untuk memperoleh produksi
yang memadai dan stabil dalam jangka panjang
 LEISAberusaha untuk mempertahankan dan bila
mungkin meningkatkan sumber daya alam dan
memanfaatkan semaksimal mungkin proses-proses
alami
 LEISA menggabungkan secara maksimal
pengetahuan dan praktek-praktek pertanian
tradisional, praktek pertanian layak
ekologi yangdikembangkan di tempat-tempat lain,
dan perkembangan ilmu-
ilmu pertanian mutakhir berwawasanlingkungan
 Sistem LEISA yang dianggap sejalan dengan prinsip
pertanian berkelanjutan dan umumnya dilakukan
oleh petani kecil seringkali diragukan
kemampuannya untuk dapat memecahkan masalah
kebutuhan pangan
Beberapa isu yang perlu dicermati sehubungan dengan
upaya merealisasikan pergeseran paradigma dari sistem
produksi konvensional ke sistem produksi rendah input
eksternal, diantaranya adalah:
(a) input tenaga kerja, terutama berkaitan dengan
perbedaan intensitas penggunaan
(b) input-input lainnya yang bergeser titik berat
sumbernya, dari off-farm ke on-farm
(c) rotasi tanaman sebagai salah satu alat penting dalam
pengendalian masalah hama penyakit dan
pemeliharaan kesuburan lahan
(d) hasil produksi atau produktivitas
(e) produksi total usaha tani
Beberapa potensi dampak dari penerapan
LEISA diantaranya adalah:
 Produktivitas jangka panjang
 Melindungi dan mempertahankan kesuburan
lahan
 mengandung implikasi jaminan kapasitas
produktif bagi generasi akan datang
LEISA secara luas menunjukkan adanya
Trend yang cukup konsisten menyangkut
karakteristik petani LEISA (dibandingkan
dengan petani konvensional), yaitu:
(a) memiliki lahan garapan lebih sempit
(b) menerapkan pola tanam yang lebih
beragam
(c) mencapai produktivitas tanaman yang
secara umum lebih rendah
(d) memiliki aset, ekuitas, pendapatan kotor
dan pendapatan bersih yang relatif lebih
rendah
Karakteristik ini mengimplikasikan beberapa hal
sebagai berikut:
(a) petani LEISA lebih sedikit membeli input dari
luar, karena kebutuhannya yang spesifik tidak
dapat terpenuhi oleh pasar
(b) jika petani LEISA menginginkan tingkat
pendapatan yang setara dengan petani
konvensional, maka perlu mengembangkan
sumber pendapatan tambahan
(c) petani LEISA yang lebih memiliki diversifikasi
usaha, cenderung lebih berpeluang untuk
menurunkan/meminimalkan variabilitas
pendapatan tahunannya
Beberapa contoh teknologi pertanian yang potensial untuk
mendukung sistem pertanian berkelanjutan, antara lain
sebagai berikut:
 Tumpang sari (intercroping)
 Rotasi tanaman
 Agroforestri
 Silvi-pasture. Merupakan perpaduan antara tanaman
hutan atau kayu-kayuan dan rerumputan hijauan
pakan ternak sehingga konservasi lebih terjamin
dan kebutuhan hijauan pakan ternak tercukupi
tanpa merusak lingkungan
 Pupuk hijau (green manuring)
 Konservasi lahan (conservation tillage)
 Pengendalian biologi (biological control)
 Pengelolaan hama terpadu (integrated pest
management)

Anda mungkin juga menyukai