164-Article Text-570-3-10-20220822

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229

p-ISSN : 2720-9121

Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Remaja


melalui Penyuluhan Gizi Seimbang

Sawitri Dewi, Alfi Noviyana


Email: [email protected]
Program Studi Kebidanan D3, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia
Jl. Raya Soepardjo Rustam Km. 7, Sokaraja, Kabupaten Banyumas

Abstrak
Masa remaja adalah periode kritis kedua untuk pertumbuhan fisik setelah tahun pertama
kehidupan. Indonesia merupakan rumah bagi sekitar 45 juta remaja laki- laki dan perempuan atau
setara dengan 18% dari total penduduk . Indonesia menderita kekurangan gizi yang cukup tinggi
yang diiringi dengan meningkatnya prevalensi obesitas- yang disebut sebagai Beban Ganda
Masalah Gizi. Pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik
sesuai gender sehingga kebutuhan nutrisi pun menjadi berlainan. Remaja semakin dianggap
penting sebagai agen perubahan gizi yang potensial di Indonesia karena berperan dalam memotong
rantai kemiskinan dan malnutrisi antargenerasi. Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Tanjung
merupakan salah satu institusi swasta yang mengelola dan menaungi remaja putri yatim dan yatim
piatu. Dalam panti asuhan tersebut terdapat sekitar 34 remaja putri yang bersekolah dari tingkat
sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum. Setiap harinya anak- anak dalam panti
asuhan ini mendapatkan jatah makanan dari dapur panti dengan menu standar.Data sementara yg
diperoleh sebagian besar anak remaja di panti ini mengalami anemia ringan yang kemungkinan
salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang.Tujuan pemberian
penyuluhan kepada remaja di panti ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang kebutuhan dan pemenuhan nutrisi khususnya untuk remaja putri sebagai salah satu upaya
mencegah anemia defisiensi besi pada remaja.

Kata kunci: anemia defisiensi besi; nutrisi; remaja putri.

Abstract
Adolescence is the second critical period for physical growth after the first year of life. Indonesia
is home to about45 million adolescent boys and girls or equivalent to 18% of the total population.
Indonesia suffers from a fairly high nutritional deficiency accompanied by an increasing
prevalence of obesity – which is known as the Double Burden of Nutrition Problems. During
adolescence, there are specific biological and physiological changes in the body according to
gender so that nutritional needs become different. Adolescents are increasingly considered
important as potential agents of nutritional change in Indonesia because they play a role in cutting
the intergenerational chain of poverty and malnutrition. The Tanjung Muhammadiyah Women's
Orphanage is one of the private institutions that manages and protects young orphaned and
orphaned girls. In the orphanage there are about 34 young women who attend school from
elementary school to high school. Every day the children in this orphanage get food rations from
the orphanage's kitchen with a standard menu. Temporary data obtained that most of the teenagers
in this orphanage suffer from mild anemia, one of the possible causes is a lack of knowledge about
balanced nutrition. The purpose of providing counseling to adolescents in this orphanage is to
provide knowledge and understanding of nutritional needs and fulfillment, especially for young
women as an effort to prevent iron deficiency anemia in adolescents

Keywords: adolescent; iron deficiency anemia; nutrition.

22
23

1. Pendahuluan IbM yang dilakukan oleh Noviyana


Masa remaja adalah periode (2019) tentang Deteksi Anemia dan
kritis kedua untuk pertumbuhan Thalasemia di Panti Asuhan Putri
fisik setelah tahun pertama Muhammadiyah Purwokerto,
kehidupan, dimana ketika diperoleh data bahwa dari 34
perubahan psikososial dan remaja putri, terdapat 41%
emosional yang mendalam terjadi mengalami anemia ringan, 25%
dan peningkatan kognitif dan mengalami anemia ringan dan 34%
kapasitas intelektual tercapai. tidak mengalami anemia.(4) Dari
Indonesia merupakan rumah bagi hasil ini dapat diketahui kesimpulan
sekitar 45 juta remaja laki- laki dan sementara bahwa remaja putri di
permeuan atau setara dengan 18% Panti Asuhan Putri Muhammadiyah
dari total penduduk.(1) Indonesia Tanjung sebagian besar mengalami
menderita kekurangan gizi yang anemia ringan yang kemungkinan
cukup tinggi yang diiringi dengan salah satu penyebabnya adalah
meningkatnya prevalensi obesitas- kurangnya pengetahuan tentang gizi
yang disebut sebagai Beban Ganda seimbang.
Masalah Gizi.Remaja di Indonesia Tujuan kegiatan penyuuhan ini
sudah mulai menderita beban ganda adalah membantu remaja putri
masalah gizi.(2) Sebelum masa mendapatkan pengetahuan yang
remaja kebutuhan nutrisi anak benar tentang nutrisi dan
lelaki dan anak perempuan tidak bagaimana pemenuhan kebutuhan
dibedakan, tetapi pada masa remaja nutrisinya sebagai salah satu upaya
terjadi perubahan biologik dan mencegah anemia pada diri mereka
fisiologik tubuh yang spesifik sendiri.
sesuai gender sehingga kebutuhan
nutrient pun menjadi berlainan. 2. Metode
Sebagai contoh, anak perempuan Pengabdian kepada masyarakat
membutuhkan zat besi lebih banyak dengan judul “Pencegahan Anemia
karena mengalami menstruasi tiap Defisiensi Besi Pada Remaja
bulan.(3) Melalui Penyuluhan Gizi
Remaja semakin dianggap Seimbang” dilakukan melalui
penting sebagai agen perubahan beberapa tahap. Tahap pertama
gizi yang potensial di Indonesia merupakan tahap pra-kegiatan.
karena berperan dalam memotong Pada tahap ini dilakukan
rantai kemiskinan dan malnutrisi penyusunan instrument pengukuran
antargenerasi. Panti Asuhan Putri pengetahuan remaja dan menyusun
Muhammadiyah Tanjung materi penyuluhan bersama dengan
merupakan salah satu institusi anggota tim dan mahasiswa. Tahap
swasta yang mengelola dan ini dilakukan kurang lebih 2
menaungi remaja putri yatim dan minggu.
yatim piatu. Dalam panti asuhan Tahap ke-2 merupakan tahap
tersebut terdapat sekitar 34 remaja persiapan. Pada tahap ini menyusun
putri yang bersekolah dari tingkat perijinan kegiatan pengabdian
sekolah dasar sampai dengan kepada masyarakat dengan
sekolah menengah umum. Setiap meminta surat ijin kepada Fakultas
harinya anak-anak dalam panti Ilmu Kesehatan Universitas
asuhan ini mendapatkan jatah Muhammadiyah Purwokerto untuk
makanan dari dapur panti dengan kemudian diteruskan kepada
menu standar. Sesuai dengan hasil pengelola Panti Asuhan Putri

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121
24

Muhammadiyah Tanjung nutrisi yang terdiri dari 10


Purwokerto. Pasca diperoleh ijin pernyataan benar/salah.
dari lahan, dilanjutkan koordinasi Berdasarkan hasil pengisian
dengan pengelola panti asuhan kuesioner diperoleh nilai terendah
terkait dengan waktu pelaksanaan 60 dan nilai tertinggi 80. Nilai rata-
kegiatan, tempat kegiatan, serta rata dari kegiatan pre test adalah
teknis pelaksanaan kegiatan 65,7. Dengan demikian dapat
mengingat saat ini Kabupaten disimpulkan pengetahuan remaja
Banyumas masih dalam kondisi putri di panti asuhan dalam kategori
pandemi tetapi masih dalam cukup, oleh karenanya diperlukan
program pembatasan kegiatan tambahan pengetahuan dengan
masyarakat level II. Berdasarkan penyuluhan tentang gizi remaja dan
hasil koordinasi dengan pengelola, pemenuhan nutrisi untuk mencegah
kegiatan pengabdian masyarakat ini anemia pada remaja.
dapat dilaksanakan di Panti Asuhan Tahap ke-2, dilakukan
Putri Muhammadiyah Tanjung pada kegiatan penyuluhan oleh tim
Hari Minggi, tanggal 18 April 2021 pengabdian tentang nutrisi remaja,
pukul 15.30 WIB sampai dengan Gizi remaja (isi piringku),
16.30 WIB bertempat di Aula Panti kebutuhan nutrisi untuk remaja dan
Asuhan. Kegiatan ini diikuti oleh masalah nutrisi pada remaja
29 remaja putri penghuni panti (anemia). Pada tahap ini, peserta
asuhan.Tahap ke-2 ini dilakukan dibagikan leaflet berkaitan dengan
kurang lebih 3 minggu. materi yang diberikan. Selain itu
Tahap ke-3 merupakan ditunjukkan juga bagaimana
kegiatan inti yaitu dilakukannya menghitung indeks massa tubuh
pelatihan kepada remaja putri panti (IMT) yang digunakan sebagai
asuhan tentang pencegahan anemia dasar menghitung kebutuhan nutrisi
defisiensi besi melalui pemenuhan dan diajarkan pula bagaimana
gizi seimbang. Pelatihan dilakukan menyusun menu dalam “Isi
dengan ceramah tanya jawab. Piringku” agar tercapai kebutuhan
Sebelum pelatihan dimulai, peserta gizi untuk mereka dalam setiap
diminta untuk mengisi kuesioner makanan yang dikonsumsi.
pengetahuan remaja tentang gizi Tahap ke-3, setelah
dan anemia defisiensi besi dalam mendapatkan penjelasan tentang
bentuk pre-test. Setelah pelatihan penyusunan menu “Isi Piringku”,
selesai, para peserta mengisi maka seluruh peserta
kembali kuesioner yang sama mempraktekkan langsung
sebagai bentuk pengukurn menggunakan bagan yang telah
keterserapan pengetahuan remaja disiapkan oleh tim pengabdian.
dalam bentuk post-test. Bagan “Isi Piringku” yang telah
diisi oleh peserta kemudian dinilai
3. Hasil dan Pembahasan oleh tim menggunakan cek list
Kegiatan pengabdian ini penilaian yang telah dibuat. Hasil
dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap penilaian ketrampilan pengisian
1, seluruh peserta mengisi daftar penyusunan menu “Isi Piringku”
hadir yang telah disediakan oleh diperoleh nilai rata-rata 98. Hasil
tim. Selanjutnya, seluruh peserta perolehan nilai maksimal tersebut
diminta untuk mengisi kuesioner diperoleh melalui pendampingan
pre-test pengetahuan remaja tentang secara langsung tentang
nutrisi dan pemenuhan kebutuhan penyusunan menu “Isi Piringku”

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121
25

oleh tim pengabdian selama


kegiatan dan diberikan arahan serta
koreksi jika masih terdapat
kesalahan penyusunan menu.
Setelah kegiatan selesai,
dilakukan post test kepada peserta
dengan melakukan pengisian
kuesioner tentang nutrisi remaja. Gambar 3.2 Penyuluhan Gizi Seimbang.
Hasil pre test dan post test diolah
dan dianalisis oleh tim pengabdian. Berdasarkan hasil penelitian
Hasilnya diperoleh nilai terendah yang dilakukan oleh Florence
80 dan nilai tertinggi 100, dan nilai (2017) menyatakan bahwa tedapat
rata- rata adalah 90. Berdasarkan hubungan yang kuat antara
hasil tersebut, seluruh remaja panti pengetahuan gizi dan pola
asuhan mengalami peningkatan konsumsi dengan status gizi (R=
pengetahuan tentang gizi seimbang. 0,742). Hal ini menunjukkan bahwa
Post test dilakukan pada hari yang semakin tinggi tingkat pengetahuan
sama saat penyuluhan serta gizi seseorang diharapkan akan
aplikasinya sehingga semakin baik gizinya, akan tetapi
memungkinkan peserta mash hal ini tidak menjamin seseorang
mengingat semua penjelasana- untuk dapat mengubah kebiasaan
penjelasan yang diberikan tim makannya jika tidak diaplikasikan
pengabdian. pengetahuan tersebut dalam
kehidupan sehari- harinya.(5)
Diagram 3.1. Hasil Pre-test dan Post-test Pengetahuan gizi pada masa
Peserta tentang Pengetahuan Nutrisi remaja sangat penting karena setiap
Remaja. orang akan cukup gizi jika makanan
yang dimakannya mampu
12 menyediakn zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan
10
tubuh yang optimal, karena
8 pengetahuan gizi memberikan
informasi yang berhubungan
6 dengan gizi, makanan dan
hubungannya dengan kesehatan.(5)
4
Masa remaja sangat penting
2 diperhatikan karena pada masa ini
merupakan masa transisi antara
0 anak-anak menuju dewasa.
Pre- test Post- test Perhatian khusus diberikan kepada
remaja putri agar status gizi dan
kesehatannya optimal mengingat
remaja putri merupakan kelompok
rentan mengalami gangguan
kesehatan dan gizi berkaitan
dengan periode mestruasi yang
dialami mereka setiap bulan.Hasil
pengabdian ini menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan
Gambar 3.1 Sesi Pengisian Pre test. remaja di Panti Asuhan Putri

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121
26

Muhammadiyah Tanjung 5. Daftar Pustaka


Purwokerto. [1] BPS. Sensus Penduduk. 2010.
[2] Watson, F.,dkk. Pembangunan
4. Kesimpulan Gizi di Indonesia, Kajian Sektor
Terdapat peningkatan Kesehatan, Direktorat
pengetahuan dan pemahaman Kesehatan dan Gizi Masyarakat,
remaja putri di Panti Asuhan Kedeputian Pembangunan
Muhammadiyah Tanjung Manusia, Masyarakat dan
Purwokerto tentang gizi seimbang Kebudayaan, Kementrian
sebagai salah satu upaya Perencanaan Pembangunan
pencegahan anemia. Selain itu, Nasional/Badan Perencanaan
peserta dapat menyusun menu “Isi Pembangunan Nasional. Jakarta;
Piringku” sesuai dengan panduan. 2019.
Ketercapaian pengetahuan dan [3] Ikatan Dokter Anak Indonesia.
pemahaman remaja putri tentang Bunga Rampai Kesehatan
gizi seimbang diharapkan dapat Remaja. Jakarta: IDAI; 2010.
diterapkan dalam kehidupan sehari- [4] Noviyana, Alfi P. Deteksi
hari para remaja sehingga Anemia dan Thalasemia di Panti
pengetahuan yang diperoleh dapat Asuhan Putri Muhammadiyah
bermanfaat minimal untuk diri Purwokerto. J Pengabdi Dharma
sendiri. Selain itu dapat membantu Bakti. 2019;2(2):1–7.
upaya pemerintah dalam [5] Florence AG. Hubungan
pencegahan anemia defisiensi besi Pengetahuan Gizi dan Pola
pada remaja yang saat ini masih Konsumsi dengan Status Gizi
belum dapat tertanggulangi. Pada Mahasiswa TPB Sekolah
Bisnis dan Manajemen Institut
Teknologi Bandung. Program
Studi Teknologi Pangan
Fakultas Teknik, Universitas
Pasundan; 2017.

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121

Anda mungkin juga menyukai