166-Article Text-575-3-10-20220822

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229

p-ISSN : 2720-9121

Pencegahan Stunting pada 1000 HPK

Yuwanti, Laily Himawati, Meity Mulya Susanti


Email: [email protected]
Prodi Profesi Kebidanan, Universitas An Nuur, Indonesia
Jl. Gajahmada No. 7 Purwodadi, Grobogan
Telp/Fax (0292) 426 455

Abstrak
Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita ditanfai dengan tinggi badan lebih pendek
dibandingkan dari usia anak. Stunting disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi kesehatan
pada ibu, gizi ibu, riwayat penyakit pada ibu, asupan gizi pada bayi baru lahir dan balita, kondisi
sosial dan ekonomi, sanitasi air bersih, infeksi penyakit. Dampak stunting pada balita dapat
menyebabkan peningkatan kesakitan dan kematian pada anak, perkembangan dan pertumbuhan
anak terganggu, meningkatnya biaya kesehatan, penurunan produktifitas, peningkatan resiko
penyakit, masalah kesehatan reproduksi, hingga kapasitas kerja yang tidak optimal dimasa depan.
Tujuan pengabdian kepada masyarakat yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang stunting,
penyebab stunting, dampak stunting dan dampak stunting. Metode kegiatan yaitu pendidikan
kesehatan (penyuluhan) pada 45 peserta kader kesehatan dan anggota PKK. Hasil kegiatan
pendidikan kesehatan bahwa sejumlah 75,6 % pengetahuan tentang stunting baik, dan 24,6 %
pengetahuan tentang stunting cukup.

Kata kunci: stunting; balita; pengabdian.

Abstract
Stunting is a chronic nutritional problem in toddlers with shorter height than from the age of the
child. Stunting is caused by many factors such as maternal health conditions, maternal nutrition,
history of disease in the mother, nutritional intake in newborns and toddlers, social and economic
conditions, clean water sanitation, disease infections. The impact of stunting on toddlers can lead
to increased morbidity and mortality in children, impaired child development and growth,
increased health costs, decreased productivity, increased risk of disease, reproductive health
problems, to non-optimal working capacity in the future. The purpose of community service is to
provide health education about stunting, the causes of stunting, the impact of stunting and the
impact of stunting. The method of activity is health education (Promoting) in 45 participants of
kesehatan cadres and PKK members. The results of health education activities that amounted to
75.6% knowledge about stunting is good, and 24.6% knowledge about stunting is sufficient.

Keywords: stunting; toddlers; comunity service.

35
36

1. Pendahuluan kebiasaan makan makanan


Stunting (balita pendek) di instan,(3)(4) selain itu stunting juga
Indonesia merupakan masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor lain
yang masih menjadi prioritas, hal ini seperti pendidikan ibu, pengetahuan
karena permasalahan gizi ibu mengenai gizi, pemberian ASI
berdampak pada kualitas sumber eksklusif, umur pemberian MP-ASI,
daya manusia (SDM). Prevalensi tingkat kecukupan zink dan zat besi,
stunting dari Riset Kesehatan Dasar riwayat penyakit infeksi serta faktor
Tahun 2013 sejumlah 37,2% terdiri genetik.(5)
dari 18% sangat pendek, dan 19,2% Stunting pada balita
pendek, sedangkan hasil pencatatan memberikan dampak yang besar
status gizi tahun 2016 sebesar 27,5% terhadap kesehatan anak untuk masa
Riskedas tahun 2018 prevalensi sekarang maupun masa mendatang.
stunting masih mecapai 30,8% jauh Stunting dan masalah gizi lainnya
lebih besar dibandingkan dengan dapat dicegah terutama pada 1.000
batasan WHO<20%. Berdasarkan hari pertama kehidupan dan upaya
batasan WHO Indonesia berada lain seperti Pemberian makanan
pada kategori masalah stunting yang tambahan, dan fortifikasi zat besi
tinggi.(1) Hal ini berarti bahwa pada bahan pangan.
terjadi masalah pertumbuhan tidak Rencana Pembangunan Jangka
maksimal pada 8,9 juta anak menengah dalam upaya penurunan
Indonesia atau 1 dari 3 anak stunting tahun 2019 yang mencapai
mengalami stunting. Stunting 27,7% ke capaian tahun 2024
merupakan kondisi dimana tinggi menjadi 14%, pemerintah telah
badan seseorang lebih pendek dari menetapkan arah kebijakan RPJM
usia umumnnya.(2) tahun 2020-2024 melaui akses dan
Stunting disebabkan oleh mutu pelayanan kesehatan menuju
masalah asupan gizi yang cakupan kesehatan semesta dengan
dikonsumsi selama kandungan penekanan pada penguatan
maupun masa balita. Kurangnya pelayanan kesehatan dasar (primary
pengetahuan ibu mengenai health care) dan peningkatan upaya
kesehatan dan gizi sebelum masa promotif dan preventif didukung
kehamilan, serta masa nifas, oleh inovasi dan pemanfaatan
terbatasnya layanan kesehatan teknologi.(1)
seperti pelayanan antenatal, Peningkatan upaya promotif dan
pelayanan post natal dan rendahnya preventif dilakukan melalui berbagai
akses makanan bergizi, rendahnya cara yaitu peningkatan kesehatan
akses sanitasi dan air bersih juga ibu, anak KB dan kesehatan
merupakan penyebab stunting. Multi reproduksi, penguatan perbaikan
faktor yang sangat beragam tersebut gizi masyarakat, peningkatan
membutuhkan intervensi yang pengendalian penyakit, penguatan
paling menentukan yaitu pada 1000 gerakan masyarakat hidup sehat
HPK (1000 hari pertama (Germas) dan peningkatan
kehidupan). Faktor Penyebab kesehatan dan pengawasan obat dan
stunting juga dipengaruhi oleh makanan. Upaya penurunan stunting
pekerjaan ibu, tinggi badan ayah, dengan target 14% pada tahun 2024
tinggi badan ibu, pendapatan, membutuhkan peran serta berbagai
jumlah anggota rumah tangga, pola sektor baik pemerintah maupun
asuh, dan pemberian ASI eksklusif, swasta serta seluruh lapisan
masalah kesehatan pada anak, masyarakat.

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121
37

Upaya pencegahan stunting 3. Hasil dan Pembahasan


merupakan tanggung jawab setiap Desa Plosoharjo merupakan
lapisan masyarakat salah satunya salah satu desa yang berada
yaitu tim penggerak PKK dan kader diwilayah Kecamatan Toroh,
kesehatan yang merupakan bagian Kabupaten Grobogan. Desa
dari masyarakat. Berdasarkan hal Plosoharjo seluas 4,49 Km2, dengan
tersebut maka perlu adanya upaya jumlah penduduk 5.685 Jiwa, terdiri
keterlibatan PKK dan kader dari 6 dusun yaitu Plosoharjo,
kesehatan dalam upaya pencegahan, Katelan, Kleben, Pondok, Bandil,
penjaringan stunting dengan Pegonten, terdapat sejumlah 62 RT
peningkatan pengetahuan tentang dan 13 RW dengan fasilitas
stunting pada balita dan upaya pendidikan TK hingga MA, dan
pencegahannya. potensi perekonomian yaitu
pertanian, peternakan, home industri.
2. Metode Pelaksanaan kegiatan
Pengabdian kepada masyarakat pengabdian kepada masyarakat
dilaksanakan terhadap kelompok melalui pendidikan kesehatan Upaya
mitra yaitu kader dan kelompok Pencegahan Stunting pada 1000 HPK
PKK Desa Plosoharjo melalui bagi anggota Kader Kesehatan dan
pendidikan kesehatan. Metode kelompok PKK Desa diawali dengan
pelaksanaan pendidikan kesehatan melaksanakan pre tes sebagai
melalui ceramah, diskusi, dan tanya observasi awal untuk mengukur
jawab tentang materi stunting, upaya pemahaman peserta kegiatan dengan
pencegahan stunting pada 1000 HPK. menggunakan kuesioner pertanyaan
Jumlah peserta kegiatan sebanyak 45 tentang stunting.
Peserta. Pra kegiatan dilakukan pre Pelaksanaan kegiatan
tes dan pasca kegiatan dilakukan post pengabdian kepada masyarakat
tes untuk mengevaluasi hasil selanjutnya yaitu memberikan
kegiatan. pendidikan kesehatan terhadap
Tahapan pelaksanaan kegiatan peserta yaitu pengertian stunting,
yaitu 1) analisis situasi 2). penyebab stunting, tanda gejala
Menentukan urgensi permasalahan stunting dan upaya pencegahan
mitra 3) menentukan solusi dan target stunting.
luaran. Tahapan metode pelaksanaan
100
terdiri dari 1) tahapan persiapan
meliputi persiapan materi, persiapan 50 Baik
bahan dan administrasi, dan
persiapan petugas, 2) tahap Cukup
0
pelaksanaan yaitu kegiatan Pre Test Kurang
Pengetahuan
penyuluhan / pendidikan kesehatan Stunting
dengan berbagai metode antara lain
ceramah, tanya jawab, dan diskusi, 3)
tahap evaluasi yaitu melakukan
evaluasi hasil kegiatan. Grafik 3.1 Pre Test pengetahuan tentang
Alat dan bahan yang stunting.
digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yaitu Leaflet , LCD,
Laptop, Kuesioner.

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121
38

Hambatan yang dihadapi


100 selama kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini yaitu waktu yang
50 Baik terlalu singkat sehingga jeda antar
Cukup materi sangat sedikit sehingga
0
Post Test Kurang beberapa peserta kurang fokus pada
Pengetahuan saat penyampaian materi.
Stunting

Grafik 3.2 Post Test Pengetahuan 4. Kesimpulan


tentang stunting Hasil kegiatan Pengabdian
kepada Masyarakat yang
Berdasarkan hasil kegiatan dilaksanakan dengan pendidikan
pengabdian kepada masyarakat dari kesehatan yang telah dilaksanakan
sejumlah 45 orang peserta terdiri dari dapat disimpulkan bahwa
kader kesehatan dan anggota PKK peningkatan pengetahuan pada
dapat diketahui hasil pre test yaitu kelompok PKK dan kader kesehatan
terdapat 4,4% peserta dengan dibutuhkan dalam rangka upaya
pengetahuan baik, 60% peserta pencegahan stunting, hal ini karena
dengan pengetahuan cukup, dan 35,6 kelompok PKK dan Kader
% peserta dengan pengetahuan merupakan organisasi
kurang, setelah diberikan pendidikan kemasyarakatan yang memiliki
kesehatan tentang stunting dan upaya fokus tujuan untuk memberdayakan
pencegahannya diketahui perempuan, dengan demikian
pengetahuan peserta yaitu sejumlah diharapkan kelompok PKK dan
75,6% peserta dengan pengetahuan Kader dapat menjadi penggerak atau
baik, dan 24,4 % peserta dengan promotor kesehatan bagi perempuan
pengetahuan cukup. Hal ini berarti atau masyarakat sekitarnya.
terjadi peningkatan pengetahuan pada
peserta kegiatan yang cukup 5. Daftar Pustaka
signifikan. Pengetahuan merupakan [1] Kementerian Kesehatan. Situasi
hasil penginderaan manusia, atau Stunting di Indonesia. Jendela
hasil tahu terhadap objek melalui data dan Inf Kesehat.
indera yang dimiliki baik mata, 2020;208(5):1–34.
hidung, telinga dan lainnya. [2] Kemendesa. Buku Saku Desa
Pengetahuan seseorang dipengaruhi dalam Penanganan Stunting. In
oleh berbagai hal seperti pendidikan, Jakarta; 2017.
sumber informasi yang diterima, [3] Wahdah S. FAKTOR RISIKO
sosial budaya dan ekonomi, KEJADIAN STUNTING
lingkungan, pengalaman dan usia. PADA ANAK UMUR 6-36
Pencapaian kegiatan BULAN DI WILAYAH
pengabdian kepada masyarakat ini PEDALAMAN KECAMATAN
terlaksana dengan baik sesuai dengan SILAT HULU KABUPATEN
perencanaan. Antusiasme peserta KAPUAS HULU PROVINSI
juga ditunjukkan dengan banyaknya KALIMANTAN BARAT.
pertanyaan yang disampaikan oleh Universitas Gadjah Mada; 2012.
peserta selama sesi diskusi
berlangsung.

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121
39

[4] Yuwanti, Mulyaningrum FM, [5] Aridiyah FO, Rohmawati N,


Susanti MM. Faktor-Faktor Ririanty M. Faktor-faktor yang
yang Mempengaruhi Stunting Mempengaruhi Kejadian
pada Balita di Kabupaten Stunting pada Anak Balita di
Grobogan. J Keperawatan dan Wilayah Pedesaan dan
Kesehat Masy STIKES Perkotaan (The Factors
Cendekia Utama Kudus. Affecting Stunting on Toddlers
2021;10(1):84. in Rural and Urban Areas). e-
Jurnal Pustaka Kesehat.
2015;3(1):163–70.

Jurnal ABDIMAS-HIP Vol 3 No 1 Februari 2022 e-ISSN : 2721-5229


p-ISSN : 2720-9121

Anda mungkin juga menyukai