Makalah - New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan
serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang (Kemenkes RI, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam


rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.

Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup


kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa
keingintahuan yang besar

Masa remaja kerap dianggap sebagai masa-masa untuk mencari jati dirinya
seorang anak. Berangkat dari alasan ini, anak-anak yang memasuki usia remaja
cenderung labil dan rentan stres. Banyak yang tidak menyadari jika stres yang
berkelanjutan mampu mendatangkan berbagai penyakit. Orang tua seringkali
kesulitan untuk mengarahkan anak untuk menerapkan pola hidup sehat. Ini karena,
remaja seringkali merasa sudah mandiri dalam membuat pilihan tentang kesehatan
mereka. Namun, bukan berarti orangtua hanya tinggal diam. Langkah awal yang
perlu dilakukan adalah mengetahui jenis penyakit yang rentan menimpa remaja.

Negara kita tercinta Indonesia masih dihadapkan pada berbagai masalah


kesehatan pada anak dan remaja. Stunting mungkin yang paling sering kita dengar.
Namun masih ada beberapa masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga di
Indonesia.

1
Anemia gizi besi merupakan masalah gizi mikro terbesar di Indonesia,
dimana terjadi pada kelompok balita, anak sekolah, ibu hamil, wanita dan lakilaki
dewasa. Secara umum anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin lebih
rendah dari normal. Adapun pengertian anemia menurut Adriani dan Wijatmadi
(2012), anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah
lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis
kelamin.

Hemoglobin (Hb) adalah parameter yang digunakan secara luas untuk


menetapkan prevalensi anemia. Kandungan hemoglobin yang rendah
mengindikasikan anemia. Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang
berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.

Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena kekurangan
zat besi sehingga pembentukan sel - sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu (Adriani dan Wijatmadi, 2012).

Tingginya angka stunting khususnya di Desa Pasrujambe Kecamatan


Pasrujambe Kabupaten Lumajang dikarenakan banyaknaya pernikahan dini dan
kurangnya pemahaman pola asuh pada anak sehingga terjadi peningkatan angka
stunting yang mencapai 8% Balita stunting dari 428 balita yang ada di Desa
Pasrujambe. Oleh Karena itu perlu dilakukan pembinaan remaja yang di bantu oleh
tenaga kesehatan di wilayah Desa Pasrujambe dan kader posyandu remaja.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana upaya Pemerintah Desa untuk melakukan pencegahan faktor
resiko stunting pada remaja.
2) Bagaimana upaya untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi.

2
1.3 Tujuan
1) Untuk mencegah faktor resiko stunting sejak dini yang ada di Desa
Pasrujambe, perlu dilakukan screening anemia pada remaja putri
2) Meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja putri.

1.4 Manfaat
1) Pemerintah desa dapat melakukan pencegahan faktor resiko stunting melalui
posyandu remaja
2) Remaja memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 REMAJA ANEMIA


2.1.1 Pengertian Remaja
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.

Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena kekurangan
zat besi sehingga pembentukan sel - sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu (Adriani dan Wijatmadi, 2012).

2.1.2 Pengertian Anemia


Pertumbuhan yang cepat membutuhkan nutrisi dalam jumlah yang lebih
banyak termasuk zat besi, remaja putri lebih rentan terhadap anemia. Remaja putri
seringkali mengalami keterbatasan gizi dan membatasi konsumsi makanannya.
Selain itu, salah satu penyebab remaja putri rentan mengalami anemia adalah masa
menstruasi setiap bulan (Ratnawati, 2021).

Menurut Rahayu (2019) penyebab anemia pada remaja putri yaitu konsumsi
makanan nabati pada remaja putri tinggi dibandingkan dengan makanan hewani
sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi, sering melakukan diet (pengurangan makan)
karena ingin langsing untuk mempertahankan berat badannya dan remaja putri
mengalami menstruasi tiap bulan yang membutuhkan zat besi tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan laki-laki.

2.1.3 Dampak Anemia


Efek jangka panjang dari anemia adalah remaja nantinya akan hamil dan
memiliki anak jika terkena anemia pada masa remaja, dapat mengganggu nutrisi

4
selama kehamilan. Anemia bisa membuat konsentrasi remaja putri kurang optimal
(Samputri & Herdiani, 2022).

Menurut Rahyu (2019) anemia gizi besi juga dapat mengganggu


perkembangan, mengakibatkan tinggi dan berat badan yang tidak normal, serta
menurunkan daya tahan tubuh sehingga lebih rentan terhadap penyakit. Berdasarkan
siklus hidupnya, anemia gizi besi pada masa remaja akan berdampak besar pada
kehamilan dan persalinan yaitu abortus, melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, mengalami komplikasi saat bayi lahir dan rahim tidak dapat berkontraksi
dengan baik sehingga risiko perdarahan postpartum dapat menyebabkan kematian
ibu.

2.1.4 Pencegahan dan Penanganan Anemia

Menurut Lestari (2021) upaya pencegahan dan penanggulangan anemia


dilakukan dengan memberikan asupan gizi zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk
meningkatkan pembentukan hemoglobin:

1) Meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi, makan makanan yang


mengandung banyak zat besi, dari bahan makanan hewani
2) Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi ke
dalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi.
3) Pendidikan dan penyuluhan gizi adalah pendekatan edukatif untuk
menghasilkan individu atau masyarakat yang diperlukan dalam meningkatkan
perbaikan pangan dan status gizi.
Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan salah satu suplemen kesehatan yang
disebut sebagai suplementasi zat besi. Suplemen kesehatan merupakan produk
kesehatan yang mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral, dan asam amino
(Utomo, 2018). Berdasarkan pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada
remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) yang diterbitkan oleh Kementrian
Kesehatan RI tahun 2016 tablet tambah darah merupakan suplemen gizi dengan
kandungan zat besi setara 60 mg besi dan 400 mcg asam folat.

5
2.2 INOVASI GEMULAI SENTINI
2.2.1 Pengertian Gemulai Sentini
Gemulai Sentini adalah gerakan menurunkan balita stunting sejak dini, yang
bertujuan untuk mencegah kasus stunting yang ada di Desa Pasrujambe, pada usia
remaja, inovasi ini di cetuskan dengan lintas sektor pada tahun 2022 dan di
laksanakan pada tahun 2023, di angkat pada mini lokakarya , di bahas dengan lintas
sektor bersama masyarakat dan diakhiri dengan penggalangan komitmen. Kegiatan
Gemulai Sentini di lakukan melalui posyandu remaja yang menghadirkan remaja
sebagai sasaran dan bekerja sama dengan lintas sektor, dalam hal ini dengan
Puskesmas Pasrujambe dan nakes di Desa. Inovasi ini dilaksanakan karena masih
terdapat kasus stunting yang tinggi di Desa Pasruajmbe.
Didalam Inovasi Gemulai Sentini terdapat upaya penanggulangan stunting yang
sudah berjalan menjadi satu gerakan pencegahan stunting di Desa Pasrujambe
dengan cara terpadu, komponen sasaran remaja dengan kegiatan edukasi dan
pemantauan pemberian tablet tambah darah remaja putri, sehingga angka anemi pada
remaja putri diharapkan bisa menurun.
Upaya pencegahan stunting ini dirumuskan menjadi suatu gerakan terpadu
pencegahan stunting di wilayah Desa Pasrujambe ,karena perlu peran serta lintas
program dan lintas secara terpadu untuk pencegahahan stunting
2.3 PERAN TPPS KECAMATAN DAN DESA PASRUJAMBE
2.3.1 PERAN TPPS KECAMATAN
CAMAT
• Mendukung kegiatan-kegiatan dari GEMULAI SENTINI
KETUA TP-PKK KECAMATAN
• Ikut serta dalam monitoring kegiatan posyandu Balita,Remaja dan
Lansia
• Menggerakkan Ketua TP-PKK desa dalam pelaksanaan kegiatan
GEMULAI SENTINI
KUA
• Memastikan kehadiran Catin pada Kelas Pranikah ANISA
• Mewajibkan catin untuk screening Kesehatan di Puskesmas sebelum
pemberian surat ijin untuk menikah

6
KORWIL PENDIDIKAN
• Memantau pemberian Fe pada remaja putri di Sekolah
• Mengkoordinir pengumpulan laporan pemantauan pemberian Fe pada
remaja putri di Sekolah
• Koordinasi dalam pelaksanaan screening Kesehatan di sekolah
2.3.2 PERAN TPPS DESA PASRUJAMBE
KEPALA DESA
• Menganggarkan pemberian PMT pada balita kasus gizi dan ibu hamil
risti
• Menjaring remaja putus sekolah
• Mendukung kegiatan-kegiatan GEMULAI SENTINI
KETUA TP-PKK DESA
• Monitoring kegiatan posyandu remaja
• Ikut serta dalam pemantauan balita kasus gizi dan ibu hamil risti
KADER
• Membantu dalam pendataan ibu hamil baru
• Membantu dalam pemantauan dan pengawalan pada bumil risti serta
balita dengan kasus gizi
• Ikut serta dalam pelaksanaan posyandu remaja

2.4 DAMPAK ADANYA INOVASI GEMULAI SENTINI


2.4.1 DAMPAK ADANYA INOVASI GEMULAI SENTINI
 Adanya Secrening anemia pada remaja putri pada tahun 2022 mencapai 0
remaja putri di tahun 2023 sekrining anemia remaja putri sebanyak 49.
 Berdasarkan Secrening anemia pada remaja putri di Desa Pasrujambe pada
tahun 2022 dan tahun 2023

NO DUSUN 2022 2023


1 KRAJAN I 0 8
2 KRAJAN II 0 6
3 JABON 0 4
4 MUNGGIR 0 3

7
5 TULUNGREJO 0 3
6 TAWONSONGO 0 4
7 SUMBERINGIN 0 4
8 NGAMPO 0 4
9 PLAMBANG 0 5
10 SUCO 0 3
11 PASREPAN 0 5
JUMLAH 0 49
 Data diatas adalah bersumber dari Puskesmas Pasrujambe Kabupaten
Lumajang Provensi Jawa Timur.

 Adanya pelayanan KESPRO pada catin di tahun 2022 sebanyak 37,1 % dan
di tahun 2023 adanya peningkatan menjadi 71,3 %

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tingginya angka stunting khususnya di Desa Pasrujambe Kecamatan
Pasrujambe Kabupaten Lumajang dikarenakan banyaknya pernikahan dini dan
kurangnya pemahaman pola asuh pada anak sehingga terjadi peningkatan angka
stunting yang mencapai 34 Balita stunting dari 428 Balita yang ada di Desa
Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe dan tidak secrining anemia pada remaja putri
terdapatnya 49 calon pengantin belum mendapatkan pelayananan kesehatan
reprodeksi.
Untuk mencegah faktor resiko stunting sejak dini maka remaja melakukan
secrening anemia pada remaja putri, dan meningkatkan pengetahuan kesehatan
reproduksinya
Dengan adanya inovasi GEMULAI SENTINI, maka di harapkan kasus
stunting dapat dicegah sedini mungkin dan dapat melahirkan generasi emas yang
akan membanggakan Indonesia.

3.2 SARAN
Dalam Makalah Inovasi GEMULAI SENTINI, ada beberapa saran kepada :
1. Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
a. Memberikan edukasi, penyuluhan atau leaflet kepada remaja dan ibu
hamil, ibu yang mempunyai anak baduta dan balita mengenai stunting
dengan menyeluruh
b. Membina kader Posyandu Remaja untuk memberikan edukasi atau
penyuluhan mengenai stunting, pengetahun gizi, pola asuh ibu, dan
kebersihan lingkungan.
c. Melakukan pengukuran tinggi badan secara rutin pada kegiatan
posyandu tiap bulan guna memantau status gizi TB/U anak secara
teratur.

9
d. Agar membentuk posyandu remaja di setiap dusun dan pemberian
tablet tambah darah bisa menyeluruh, sehingga bisa mencegah
stunting dari hulu sampai hilir untuk menbetuk generasi emas.
2. Lintas Sektor
a. Bekerjasama dengan pihak KUA dalam memberikan edukasi kepada
calon orang tua mengenai pengetahuan kesehatan calon ibu dan pola
asuh keluarga yang baik dalam mempersiapkan 1000 hari pertama
kehidupan anak. Dan agar bisa menunda perkawinan usia dini.
b. Untuk ketua TPPS Kecamatan dan Ketua TPPS desa agar selalu
memberi arahan dan motifasi ke nakes dan kader yang ada di
kecamatan pasrujambe. Dan bisa bekerja sama dengan pihak yang
bersangkutan
3. Bagi penelitian Selanjutnya agar meneliti variable penyebeb stunting yang
tidak ada di penetian ini agar penetian ini lebih sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2015. Diakses 14 Mei 2024. Pengertian Remaja dari


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4785/3/BAB%20II.pdf

Adriani dan Wijatmadi (2012). Diakses 13 Mei 2024. Pengertian Anemia pada
remaja dari
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2693/3/3.%20BAB%20II
%20%28TINJAUAN%20PUSTAKA%29.pdf

(Samputri & Herdiani, 2022). Diakses 14 Mei 2024. Dampak Anemia


http://repository.unas.ac.id/6566/3/BAB%20II.pdf

Lestari (2021). Diakses 14 Mei 2024. Pencegahan dan Penanganan Anemia


http://repository.unas.ac.id/6566/3/BAB%20II.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai