Makalah - New
Makalah - New
Makalah - New
PENDAHULUAN
Masa remaja kerap dianggap sebagai masa-masa untuk mencari jati dirinya
seorang anak. Berangkat dari alasan ini, anak-anak yang memasuki usia remaja
cenderung labil dan rentan stres. Banyak yang tidak menyadari jika stres yang
berkelanjutan mampu mendatangkan berbagai penyakit. Orang tua seringkali
kesulitan untuk mengarahkan anak untuk menerapkan pola hidup sehat. Ini karena,
remaja seringkali merasa sudah mandiri dalam membuat pilihan tentang kesehatan
mereka. Namun, bukan berarti orangtua hanya tinggal diam. Langkah awal yang
perlu dilakukan adalah mengetahui jenis penyakit yang rentan menimpa remaja.
1
Anemia gizi besi merupakan masalah gizi mikro terbesar di Indonesia,
dimana terjadi pada kelompok balita, anak sekolah, ibu hamil, wanita dan lakilaki
dewasa. Secara umum anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin lebih
rendah dari normal. Adapun pengertian anemia menurut Adriani dan Wijatmadi
(2012), anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah
lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis
kelamin.
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena kekurangan
zat besi sehingga pembentukan sel - sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu (Adriani dan Wijatmadi, 2012).
2
1.3 Tujuan
1) Untuk mencegah faktor resiko stunting sejak dini yang ada di Desa
Pasrujambe, perlu dilakukan screening anemia pada remaja putri
2) Meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja putri.
1.4 Manfaat
1) Pemerintah desa dapat melakukan pencegahan faktor resiko stunting melalui
posyandu remaja
2) Remaja memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih
rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel
darah merah dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat
normal sedangkan anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena kekurangan
zat besi sehingga pembentukan sel - sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu (Adriani dan Wijatmadi, 2012).
Menurut Rahayu (2019) penyebab anemia pada remaja putri yaitu konsumsi
makanan nabati pada remaja putri tinggi dibandingkan dengan makanan hewani
sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi, sering melakukan diet (pengurangan makan)
karena ingin langsing untuk mempertahankan berat badannya dan remaja putri
mengalami menstruasi tiap bulan yang membutuhkan zat besi tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan laki-laki.
4
selama kehamilan. Anemia bisa membuat konsentrasi remaja putri kurang optimal
(Samputri & Herdiani, 2022).
5
2.2 INOVASI GEMULAI SENTINI
2.2.1 Pengertian Gemulai Sentini
Gemulai Sentini adalah gerakan menurunkan balita stunting sejak dini, yang
bertujuan untuk mencegah kasus stunting yang ada di Desa Pasrujambe, pada usia
remaja, inovasi ini di cetuskan dengan lintas sektor pada tahun 2022 dan di
laksanakan pada tahun 2023, di angkat pada mini lokakarya , di bahas dengan lintas
sektor bersama masyarakat dan diakhiri dengan penggalangan komitmen. Kegiatan
Gemulai Sentini di lakukan melalui posyandu remaja yang menghadirkan remaja
sebagai sasaran dan bekerja sama dengan lintas sektor, dalam hal ini dengan
Puskesmas Pasrujambe dan nakes di Desa. Inovasi ini dilaksanakan karena masih
terdapat kasus stunting yang tinggi di Desa Pasruajmbe.
Didalam Inovasi Gemulai Sentini terdapat upaya penanggulangan stunting yang
sudah berjalan menjadi satu gerakan pencegahan stunting di Desa Pasrujambe
dengan cara terpadu, komponen sasaran remaja dengan kegiatan edukasi dan
pemantauan pemberian tablet tambah darah remaja putri, sehingga angka anemi pada
remaja putri diharapkan bisa menurun.
Upaya pencegahan stunting ini dirumuskan menjadi suatu gerakan terpadu
pencegahan stunting di wilayah Desa Pasrujambe ,karena perlu peran serta lintas
program dan lintas secara terpadu untuk pencegahahan stunting
2.3 PERAN TPPS KECAMATAN DAN DESA PASRUJAMBE
2.3.1 PERAN TPPS KECAMATAN
CAMAT
• Mendukung kegiatan-kegiatan dari GEMULAI SENTINI
KETUA TP-PKK KECAMATAN
• Ikut serta dalam monitoring kegiatan posyandu Balita,Remaja dan
Lansia
• Menggerakkan Ketua TP-PKK desa dalam pelaksanaan kegiatan
GEMULAI SENTINI
KUA
• Memastikan kehadiran Catin pada Kelas Pranikah ANISA
• Mewajibkan catin untuk screening Kesehatan di Puskesmas sebelum
pemberian surat ijin untuk menikah
6
KORWIL PENDIDIKAN
• Memantau pemberian Fe pada remaja putri di Sekolah
• Mengkoordinir pengumpulan laporan pemantauan pemberian Fe pada
remaja putri di Sekolah
• Koordinasi dalam pelaksanaan screening Kesehatan di sekolah
2.3.2 PERAN TPPS DESA PASRUJAMBE
KEPALA DESA
• Menganggarkan pemberian PMT pada balita kasus gizi dan ibu hamil
risti
• Menjaring remaja putus sekolah
• Mendukung kegiatan-kegiatan GEMULAI SENTINI
KETUA TP-PKK DESA
• Monitoring kegiatan posyandu remaja
• Ikut serta dalam pemantauan balita kasus gizi dan ibu hamil risti
KADER
• Membantu dalam pendataan ibu hamil baru
• Membantu dalam pemantauan dan pengawalan pada bumil risti serta
balita dengan kasus gizi
• Ikut serta dalam pelaksanaan posyandu remaja
7
5 TULUNGREJO 0 3
6 TAWONSONGO 0 4
7 SUMBERINGIN 0 4
8 NGAMPO 0 4
9 PLAMBANG 0 5
10 SUCO 0 3
11 PASREPAN 0 5
JUMLAH 0 49
Data diatas adalah bersumber dari Puskesmas Pasrujambe Kabupaten
Lumajang Provensi Jawa Timur.
Adanya pelayanan KESPRO pada catin di tahun 2022 sebanyak 37,1 % dan
di tahun 2023 adanya peningkatan menjadi 71,3 %
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tingginya angka stunting khususnya di Desa Pasrujambe Kecamatan
Pasrujambe Kabupaten Lumajang dikarenakan banyaknya pernikahan dini dan
kurangnya pemahaman pola asuh pada anak sehingga terjadi peningkatan angka
stunting yang mencapai 34 Balita stunting dari 428 Balita yang ada di Desa
Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe dan tidak secrining anemia pada remaja putri
terdapatnya 49 calon pengantin belum mendapatkan pelayananan kesehatan
reprodeksi.
Untuk mencegah faktor resiko stunting sejak dini maka remaja melakukan
secrening anemia pada remaja putri, dan meningkatkan pengetahuan kesehatan
reproduksinya
Dengan adanya inovasi GEMULAI SENTINI, maka di harapkan kasus
stunting dapat dicegah sedini mungkin dan dapat melahirkan generasi emas yang
akan membanggakan Indonesia.
3.2 SARAN
Dalam Makalah Inovasi GEMULAI SENTINI, ada beberapa saran kepada :
1. Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
a. Memberikan edukasi, penyuluhan atau leaflet kepada remaja dan ibu
hamil, ibu yang mempunyai anak baduta dan balita mengenai stunting
dengan menyeluruh
b. Membina kader Posyandu Remaja untuk memberikan edukasi atau
penyuluhan mengenai stunting, pengetahun gizi, pola asuh ibu, dan
kebersihan lingkungan.
c. Melakukan pengukuran tinggi badan secara rutin pada kegiatan
posyandu tiap bulan guna memantau status gizi TB/U anak secara
teratur.
9
d. Agar membentuk posyandu remaja di setiap dusun dan pemberian
tablet tambah darah bisa menyeluruh, sehingga bisa mencegah
stunting dari hulu sampai hilir untuk menbetuk generasi emas.
2. Lintas Sektor
a. Bekerjasama dengan pihak KUA dalam memberikan edukasi kepada
calon orang tua mengenai pengetahuan kesehatan calon ibu dan pola
asuh keluarga yang baik dalam mempersiapkan 1000 hari pertama
kehidupan anak. Dan agar bisa menunda perkawinan usia dini.
b. Untuk ketua TPPS Kecamatan dan Ketua TPPS desa agar selalu
memberi arahan dan motifasi ke nakes dan kader yang ada di
kecamatan pasrujambe. Dan bisa bekerja sama dengan pihak yang
bersangkutan
3. Bagi penelitian Selanjutnya agar meneliti variable penyebeb stunting yang
tidak ada di penetian ini agar penetian ini lebih sempurna.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adriani dan Wijatmadi (2012). Diakses 13 Mei 2024. Pengertian Anemia pada
remaja dari
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2693/3/3.%20BAB%20II
%20%28TINJAUAN%20PUSTAKA%29.pdf
11