Nim. 8126172044 Chapter I
Nim. 8126172044 Chapter I
Nim. 8126172044 Chapter I
PENDAHULUAN
pada peserta didik diharapkan mampu memberikan kesempatan yang luas untuk
menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa
harus dimiliki oleh peserta didik berupa kemampuan pemecahan masalah, berfikir
tingkatan sekolah, dan jumlah jam pelajaran yang disediakan relatif lebih banyak
dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Siswa pada tingkatan Sekolah Dasar
tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Surya. E., Syahputra. E. &
1
2
penerapan ilmu pengetahuan yang didapat di sekolah. Hal ini berarti NCTM
pemecahan masalah merupakan salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki
oleh siswa sebagai sarana untuk bertindak baik di dalam maupun di luar
matematika.
dan berfikir kritis. Hal ini seperti yang dikutip Hudojo (2005:133) yang
matematika sebab (1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan,
intelektual akan timbul dari dalam yang merupakan hadiah instrinsik bagi siswa,
(3) Potensi intelektual siswa meningkat dan (4) Siswa belajar bagaimana
Problems lead student to use heuristics such as to investigate and explore patterns
and as well as to think critically”. Sejalan dengan itu, Anderson (2009:1) juga
berfikirnya.
menerapkan strategi ini. Strategi ini meliputi membuat gambar atau diagram,
kasus atau nilai khusus, bergerak dari belakang, menebak secara bijak dan
mengujinya, membuat masalah yang ekuivalen, mencoba pada masalah yang lebih
suatu keharusan bagi guru untuk melatih siswanya tidak hanya menggunakan satu
strategi saja dalam memecahkan masalah.Untuk itu, siswa perlu diberi kebebasan
dapat memilih sendiri strategi apa yang paling tepat untuk masalah yang sedang
pada beragam masalah yang melibatkan konteks yang berbeda dan bagian yang
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, (2) Siswa harus dibelajarkan
untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, (3) Materi pelajaran perlu dikaitkan
tersebut adalah suatu rangkaian aktifitas siswa yang diharapkan dapat membantu
serta pengetahuan sebelumnya dengan situasi saat ini dan siswa juga memiliki
diharapkan dapat berkreasi dan berinovasi dalam memberikan metode yang tepat
pengajaran yang dilakukan adalah dengan cara memilih materi yang akan
kepada jawaban dan siswa mengikuti langkah yang sama untuk soal yang mirip,
sehingga ketika siswa dihadapkan pada soal yang berbeda kemungkinan besar
sajian masalah yang memuat tantangan bagi siswa untuk berfikir.Masalah tersebut
atau aturan-aturan dalam matematika. Dengan kata lain, masalah yang disajikan
Education (2006) menegaskan ada lima aspek yang harus dikuasai yaitu
tinggi, karena ketika siswa dihadapkan dengan sebuah masalah maka siswa
“pemecahan masalah sebagai usaha sadar untuk mencari jalan keluar dari suatu
masalah siswa dituntut untuk dapat berfikir secara kritis, logis, sistematis dan
kreatif.
dalam mencari solusi penyelesaiannya. Masalah yang diberikan tentu saja tidak
langsung dapat ditemukan solusinya dengan segera melalui suatu prosedur atau
alogaritma yang telah ditersedia, akan tetapi masalah ini menuntut siswa untuk
fakta, konsep maupun prinsip yang terdapat pada masalah, kemudian siswa
merancang atau membuat model matematis yang mewakili kondisi atau situasi
yang termuat dalam masalah untuk memudahkannya memilih strategi yang tepat
masalah siswa di sekolah masih belum sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan
oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurdalilah, dkk (2009) yang mengemukakan
bahwa banyak siswa SMP yang mengalami kesulitan dalam memahami maksud
dari soal yang diberikan, merumuskan apa yang diketahui dari soal tersebut,
rencana penyelesaian masalah siswa tidak terarah dan proses perhitungan atau
strategi penyelesaian dari jawaban yang dibuat siswa tidak benar. Hal yang sama
juga ditemui oleh Krismiati (2013) yang menemukan bahwa masih rendahnya
kemampuan siswa SMP dalam memecahkan masalah non rutin atau terbuka (open
ended), hal ini ditunjukan dengan siswa tidak dapat membedakan informasi yang
8
suatu masalah.
Beberapa temuan yang terjadi di atas, tidak jauh berbeda dengan kondisi
yang terdapat pada SMP Negeri 4 Panati Labu, diantaranya adalah siswa masih
merasa kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal yang dirancang untuk
Masalah : “Jumlah uang Anggi, Deby dan Intan adalah Rp 60.000,-. Jika
perbandingan uang Anggi, Deby dan Intan adalah 5 : 4 : 3.
Tentukan besar uang mereka masing-masing?
a) Apa saja yang diketahui dan ditanya dari soal diatas?
b) Bagaimana cara untuk mengetahui besar uang mereka masing-
masing?
c) Hitunglah berapa besar uang Anggi, Deby, Intan?
d) Diantara mereka, siapakah yang jumlah uangnya paling besar?
Penulis memperoleh hasil bahwa hampir seluruh siswa tidak mampu
menyelesaikan soal dengan benar. Dari tes yang diberikan kepada 30 orang siswa
skor rendah, 5 orang mendapatkan skor sedang, dan 2 orang memperoleh skor
sangat tinggi. Salah satu contoh hasil jawaban siswa dari tes kemampuan
ini.
9
Gambar 1.1 Pola jawaban siswa pada tes kemampuan awal soal nomor 1
Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa kesalahan yang dilakukan siswa
disampaikan Polya yaitu memahami masalah terlihat bahwa siswa sudah dapat
memahami masalah yang diberikan. Siswa dapat menentukan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan dalam soal. Untuk indikator yang kedua
terhadap soal.Dari penjelasan di atas jelas terlihat bahwa siswa tidak mampu
memecahkan soal matematika di atas, ini memiliki arti bahwa pengetahuan siswa
peran dari guru untuk membimbing siswa agar keluar dari permasalahan tersebut.
kehidupan sehari-hari.
yaitu sikap positif siswa yang harus dimiliki oleh siswa, diantaranya menyenangi
tinggi dan senang belajar matematika. Namun kenyataan yang terjadi sangat
cenderung merasa bosan atau jenuh, bahkan ada yang merasa takut jika mengikuti
pelajaran matematika.
11
pembelajaran dengan baik, padahal sikap tersebut terjadi bukan karena kesadaran
matematika.Jika dengan sikap yang demikian yang terjadi di kelas, maka siswa
dalam hidupnya.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa adalah subjek dan mitra guru dalam
terhadap pelajaran matematika dan hal ini akan terlihat pada perilaku mereka saat
belajar matematika. Sikap siswa tersebut pastilah berdampak negatif pada hasil
belajar siswa, siswa akan malas membuat tugas, tidak aktif dalam pembelajaran
Dari hasil observasi melalui angket sikap yang di berikan kepada 30 orang
siswa SMP Negeri 4 Pantai Labu pada saat pemberian soal matematika terdapat
sebesar 35,67 % dan siswa yang mempunyai sikap positif terhadap matematika
adalah siswa yang hanya memperoleh nilai matematika tinggi dari hasil raport
semester sebelumnya. Oleh Karena itu sikap positif siswa terhadap matematika
sungguh suatu hal yang harus ada dalam diri siswa guna untuk meningkatkan
Sikap positif siswa terhadap pelajaran menjadi hal yang sangat penting
menyatakan bahwa:
bagi kehidupannya maka minat dan sikap positif terhadap matematika akan
percaya diri, tanggung jawab, tekun, pantang putus asa, merasa tertantang,
memiliki kemauan untuk mencari cara lain dan melakukan refleksi terhadap cara
berpikir yang telah dilakukan. Jadi sikap positif siswa terhadap matematika dapat
Oleh karena itu sikap siswa tehadap matematika sangat erat kaitannya
dengan minat siswa terhadap matematika, bahkan sebagian dari sikap merupakan
akibat dari minat, misalnya siswa yang berminat terhadap matematika maka ia
akan suka mengerjakan tugas matematika, ini menandakan bahwa siswa tersebut
matematika tidak mudah untuk dipelajari sehingga hampir seluruh siswa dari
setiap jenjang kurang berminat dalam matematika. Hal ini sejalan Abdurrahman
digunakan oleh John Dewey tahun 1916 (Trianto, 2011: 104), dimana dalam
Thomas Berry dalam (Johnson, 2010:34) menekan pola hubungan ini dengan
mengatakan:
kontekstual sebagai suatu system mengajar, didasarkan pada pikiran bahwa makna
muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya.Jadi makna memberikan makna
dan isi.Semakin banyak keterkaitan yang ditemukan siswa dalam suatu konteks
yang luas semakin bermakna pula bagi mereka isinya.Jadi untuk dapat
kontekstual, siswa dibantu untuk melihat makna dari pelajaran sekolah yang
mereka menyadari bahwa hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
tersebut siswa harus dapat mengkonstruksi pengetahuan secara kritis dengan cara
dihadapinya.
16
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik
membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari
pembelajaran supaya siswa belajar aktif baik individu maupun kelompok dan
Belajar dalam kelompok adalah satu model yang dapat melatih siswa
untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum
pendapat orang lain, yang akan dapat memacu para siswa untuk
bekerja sama, saling membantu sama lain dalam mengintegritasikan
pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimlikinya
dan dapat terjadi komunikasi multi-arah. Siswa dibagi di dalam
kelompok kecil untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan
suatu masalah atau suatu tugas untuk mencapai tujuan.
Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam
memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha
nyata.
17
sebagai solusi untuk menciptakan paradigm siswa belajar bukan paradigm guru
bahan yang disusun itu bermakna bagi siswa, sehingga terjadi interaksi antara
guru dan siswa menjadi efektif. Dengan demikian siswa terlibat secara aktif dalam
nyata, jadi lebih menekankan pada proses penemuan dari pengetahuan bukan pada
peningkatan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik, dan siswa akan terus
merasakan manfaatnya.
dan kegunaan yang sangat besar dalam kehidupan keseharian mereka. Menurut
denganpelajar.
mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
dijadikan sebagai inspirasi untuk menciptakan kondisi yang lebih konkrit guna
Seringkali siswa merasakan suatu pembelajaran yang kurang bermakna, hal ini
disebabkan karena mereka tidak tahu kegunaan atau manfaat dari suatu konsep
matematika yang diajarkan dan dengan sendirinya mereka menjadi tidak begitu
memahami hubungan antara konsep matematika yang satu dengan yang lainnya,
akibatnya apabila kita berikan suatu persoalan yang berbeda dari contoh yang kita
teorema atau rumus-rumus dan dilanjutkan dengan memberikan contoh soal, tanpa
Pada akhirnya akibat yang paling penting dan menjadi sorotan publik yaitu
berimbas pada hasil belajar matematika siswa di negara kita yang kurang begitu
memuaskan. Selain itu, dengan pembelajaran kontekstual siswa juga akan terlatih
menemukan apa secara mandiri atau dengan bimbingan guru. Sehingga apa yang
ditulis dan dipelajari siswa akan menjadi lebih bermakna dalam ingatannya dan
20
kehidupan mereka baik sekarang maupun masa depan. Tujuannya adalah agar
siswa dapat lebih memahami situasi kehidupan (misalnya yang disajikan di tempat
yang bijaksana dan mampu berpikir kreatif. Selanjutnya Munaka dkk (2009: 48)
mengungkapkan :
pendidikan matematika dewasa ini, khususnya pada sekolah SMP Negeri 4 Pantai
matematik dan sikap positif siswa terhadap matematika. Hal ini disebabkan
proses pembelajaran matematika dengan baik. Jelas sikap seperti ini tidak
koneksi matematik siswa di sekolah tersebut. Karena jika sikap positif siswa
terhadap sesuatu baik diharapkan hasil yang baik pula dari proses tersebut.
secara hierarkis dan konsep matematika yang satu dengan yang lain saling
Jika siswa mempelajari konsep B yang mendasar kepada konsep A, maka siswa
berurutan serta mendasar kepada pengalaman belajar yang lalu. Dengan demikian
kemampuan awal matematika yang dimiliki siswa peserta didik akan memberikan
prasyarat yang harus dimiliki siswa agar dapat mengikuti pelajaran yang lancar.
Hal ini disebabkan materi pelajaran yang ada disusun secara terstruktur sehingga
apabila seseorang mengalami kesulitan pada pokok bahasan awal, maka otomatis
yang mempunyai latar belakang kemampuan awal yang baik akan dapat
siswa.
kedalam tiga kelompok yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Adapun tujuan
untuk melihat adakah pengaruh bersama antara pembelajaran yang digunakan dan
kemampuan awal matematika siswa yang berbeda, pencapaian hasil belajar siswa
macam sumber daya, tetapi disebabkan oleh perpaduan antara berbagai sumber-
sumber daya yang saling mendukung menjadi satu system yang integral.
Pada pembelajaran kontekstual diduga yang lebih diuntungkan adalah siswa yang
teori belajar yang melibatkan proses-proses kognitif dan afektif, serta laporan
pengetahuan awal mereka sebelumnya dan stuktur kognitif yang sudah ada.
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Positif Matematis Siswa SMP Negeri
1.3.Batasan Masalah
maka penelitian ini perlu dibatasi dan berfokus pada kemampuan pemecahan
pembelajaran biasa?
matematis siswa?
2. Bagi guru, untuk mengetahui lebih dalam tentang deskripsi kesulitan dan
matematis.
penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan sebagai
digunakan dan juga untuk mempermudah peneliti agar lebih terarah, maka perlu
penyelesaiannya.