Uts - Pengantar Manajemen Muhammad Bintang Akbar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI PERENCANAA DALAM

KEPUTUSAN

Dosen Pengampu:
Ibu Kristin Lukitaningrum, S.Pd.,M.M.

Disusun oleh:
Muhammad Bintang Akbar (2304443012)

JURUSAN AKUNTANSI
MANAJEMEN KEUANGAN
POLITEKNIK NEGER JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua. Dengan izin dan petunjuknya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Fungsi Perencanaan dalam Keputusan”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Manajemen.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kristin Lukitaningrum, S.Pd.,M.M. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih tidak sempurna dan terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan dalam segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk makalah ini. Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat
menambah wawasan dan manfaat untuk kita semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PANDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Definisi Perencanaan Manajemen ..................................................................................3
B. Dasar Filosofi Perencanaan Pendidikan ................................................................................4
C. Tahap - tahap dalam perencana .......................................................................................6
D. Contoh Perencanaan dalam Manajemen ..........................................................................7
E Tipe - tipe Keputusan .......................................................................................................8
F Karakteristik pengambilan Keputusan .............................................................................9
G. Relasi Antara Pengambilan Keputusan Dengan
Pencapaian Tujuan .......................................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................11


A. Kesimpulan.................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB I
PANDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata to manage yang berarti
mengatur atau pengaturan sedangkan menurut istilah manajemen merupakan proses
atau rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain, meskipun
tidak mengikuti rangkaian yang sistematis. Rangkaian itu berisi kegiatan
menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan, serta mengawasi orang lain dalam
berbuat sesuatu, baik secara perorangan maupun bersama-sama.

Manajemen juga menempatkan suatu kegiatan dalam membimbng suatu kelompok


sedemikian sehingga tercapai tujuan bersama dalam organisasi yang bersifat universal
berlaku dan terdapat pada kepemimpinan di berbagai bidang kegiatan atau hidup
manusia. Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus
yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang bisa disebut sebagai fungsi-
fungsi manajemen sehingga dalam arah organisasi dimulai dari menentukan arah
organisasi di masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi, mendorong
terbinanya kerjasama antar sesama anggota organisasi serta mengawasi kegiatan
dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah,
manajemen harus difungsikan sepenuhnya dalam pada setiap organisasi, industri,
perbankan, maupun pendidikan. Menurut Terry fungsi manajemen terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan
pengaturan (controlling) sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa fungsi
manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan dan
penilaian.Artikel ini membahas secara mendalam mengenai fungsi perencanaan
(planning) yang pada dasarnya merupakan langkah awal dalam dan sangat
mempengaruhi fungsi-fungsi manajemen lainnya.

iv
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Perencanaan Manajemen?


2. Apa dasar Filosofi pada Perencanaan Pendidikan?
3. Apa saja Tahap – tahap Perencana?
4. Apa contoh Perencanaan dalam Manajemen?
5. Apa saja tipe – tipe Keputusan?
6. Apa Karakteristik Pengambilan Keputusan?
7. Apa Relasi Antara Pengambilan Keputusan Dengan
Pencapaian Tujuan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi Perencanaan dalam Manajemen


2. Untuk mengetahui Filosofi Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen
3. Untuk mengetahui Tahap – tahap Perencanaan dalam Manajemen
4. Untuk mengetahui contoh dari Perencanaan dalam Manajemen
5. Untuk mengetahui Tipe – tipe Keputusan, baik Keputusan Terprogram maupun
Keputusan yang tidak Terprogram
6. Untuk mengetahui Karakteristik Pengambilan keputusan dalam Manajemen
7. Untuk mengetahui Relasi antar Pengambilan Keputusan dengan pencapaian tujuan

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PERENCANAAN MANAJEMEN

Perencanaan (planning) merupakan process of setting objectives and determining


what should be done to accomplishment (proses penetapan tujuan dan hal yang
sebaiknya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut). Merencanakan pada dasarnya
merupakan proses penentuan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa dalam proses perencanaan terdapat
upaya penggunaan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam
(natural resources), dan sumber daya yang lainnya (other resources) untuk mencapai
tujuan.
Menurut Roger A. Kauffman perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai atau sasaran yang akan dicapai dan menetapkan jalan
dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (the
process of setting goals or targets to be achieved or targets to be achieved and specify
the path and the resources needed to achieve goals effectively and efficiently).
Bateman dan Snell mengemukakan bahwa planning is specifying the goals to be
achieved and deciding in advance the approprioriate actions needed to achieve those
goals (Perencanaan adalah menentukan tujuan yang harus dicapai dan memutuskan
tindakan prioritas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut). Koontz
menyerahkan perencanaan sebagai suatu proses intelektual yang menentukan secara
sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan-keputusan pada
tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya, serta
memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang.3 Jadi dapat disimpulkan bahwa
perencanaan merupakan proses menetapkan kegiatan yang akan dilakukan dalam
jangka waktu tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Selain itu, kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sebaiknya didasarkan
pada fakta-fakta tepat yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan baik sehingga
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses perencanaan.
Pertanyaanpertanyaan yang dimaksud adalah 5W1H yaitu: 1) Apa (what) yang akan
dilakukan, 2) Mengapa (why) hal tersebut dilakukan, 3) Siapa (who) yang
melakukannya, 4) Dimana (where) melakukannya, 5) Kapan (when) dilaksanakan, 6)
Bagaiamana (how) melakukannya Di dalam proses perencanaan ini dirumuskan
tindakan awal sebelum melakukan aktivitas dalam suatu organisasi, perencanaan ini
merupakan suatu penentu adanya perbedaan kinerja satu organisasi dengan organisasi
lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan dan menyatakan yang
membuat perencanaan tersebut karena sesungguhnya perencanaan itu memberikan
arah, mengurangi pengaruh, perubahan, menumbuhkan penyumbangan dan menyusun

vi
ukuran untuk memudahkan proses-proses manajerial yang lain terutama fungsi
pengawasan.4 Selain itu,

perencanaan yang baik dilakukan untuk mencapai:


1) Protective benefits, yaitu menjaga agar tujuan-tujuan, sumber dan
teknik/metode memiliki relevansi yang tinggi dengan tuntutan masa depan sehingga
mengurangi resiko keputusan.
2) Positive benefits, yaitu produktifitas dapat meningkat sejalan dengan
dirumuskannya rencana yang komprehensif dan tepat. Namun perlu dipahami bahwa
fungsi perencanaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan pengambilan
keputusan (decision making). Hal ini disebabkan karena pada dasarnya suatu
keputusan meruapakan suatu resolusi dari kemungkinan alternatif. Suatu keputusan
bukanlah suatu rencana apabila di dalamnya tidak menyangkut baik Tindakan maupun
masa yang akan datang. Keputusan sangat diperlukan pada hirarki preses
perencanaan. Oleh karena itu, suatu yang sangat sulit untuk memisahkan antara proses
perencanaan dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
aspek penting dalam perncanaan, yaitu proses pengembangan dan pemulihan arah
untuk memecahkan permasalahan tertentu. Keputusan harus diambil pada setiap titik
dalam proses perencanaan.

B. FILOSOFI PADA PERENCANAAN PENDIDIKAN

Pada dasarnya suatu perencanaan pendidikan / managemen pendidikan itu dapat


dilaksanakan dengan cara yang sesuai jelas arah dan tujuan serta efektif dan efesien
atas relevan isi kurikulumnya, apabila dilaksanakan dengan mengacu pada suatu dasar
tertentu. Yakni dasar yang kokoh, sebab adanya dasar yang kokoh itu dapat
mengembangkan serta memberi perubahan pada pendidikan untuk menuju atau
mencapai suatu tujuan dan arah yang jelas secara maksimal. Dan dengan adanya suatu
dasar yang kokoh di dalam perencanaan itu merupakan pilar utama terhadap
perkembangan dalam pendidikan profesional.
Pada suatu dasar perencanaan ini yaitu yang berdasarkan filosofis / filsafat.
Karena dasar filosofis / filsafat ini sangat memicu sekali pada perencanaan
pendidikan. Istilah dasar pada kamus besar bahasa Indonesia itu adalah landasan atau
alas yaitu dikenal dengan pula sebagai fondasi, yang mana sebagai pengkokoh di
dalam perencanaan pendidikan, hingga sampai pada evaluasi pendidikan ( awal
hingga akhir ). Jadi dasar filosofis adalah landasan yang bersumber dalam filsafat
pendidikan yang menyangkut dalam segala aspek dari keyakinan hakekat manusia,
hakekat pengetahuan, sumber nilai serta kehidupan lebih baik dijalankan. Itu
dikarenakan dari pengertian filosofis adalah berasal dari bahasa yunani yang terdiri
dari suku kata philein / philos arinya cinta dan sophos / sophia yang artinya
kebijaksanaan, dan secara maknawi filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mencoba untuk memahami hakekat segala sesuatu.
Dimana landasan filosofis di dalam perencanaan pendidikan ini sangatlah
penting pada kehidupan, yaitu pada pandangan hidup seseorang atau masyarakat yang

vii
merupakan sebagai suatu konsep dasar, mengenai dengan apa yang diinginkan dan
dicita – citakan di dalam kehidupannya. Yang mana adalah suatu sikap sadar dan
dewasa di dalam pemikiran untuk mengembangkan potensi, baik secara fisik maupun
cipta dan karsa sebagai wujud nyata pengembangan itu dan dapat berfungsi guna
perjalanan hidup sampai masa depan. Karena dasar perencanaan itu adalah suatu cita
– cita manusia secara universal.
Dasar atau landasan filosofis perencanaan pendidikan ini juga berkembang pada
masa sebelumnya yaitu pada abad ke 18 – 25 lalu, dimana dasar filosofis pendidikan
perencanaan ini bersumber pada filsafat pendidikan yakni yang menyangkut pada
segala aspek ( keyakinan, hakekat, sumber pengetahuan ) dan cenderung untuk
menuju pada masa depan yang akan datang. Akan tetapi pada zaman sekarang ini
sangatlah berbeda dengan yang dahulu ataupun terdahulu. Dikarenakan pendidikan
kini sudah berkembang jauh lebih canggih dengan adanya IPTEK serta pengaruhnya
globalitas dunia, perkembangan pendidikan ini berkembang dengan pesat.
Dari pemikiran – pemikiran perencanaan atas dasar filosofis yang secara efektif
dan efesien serta arah tujuan yang tepat dan didasari oleh suatu konsep interaksi /
timbal balik antara satu dengan yang lainnya, baik pada lingkungan sekolah maupun
masyarakat, maka dapat menimbulkan juga sebagai faktor pengembangan suatu
pendidikan yang lebih baik. Pada dasar filosofis perencanaan pendidikain itu juga
termasuk pada dasar yuridis. Dan dasar yuridis memiliki arti sebagai suatu peraturan
baku, yakni sebagai tempat berpijak / tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan
tertentu. Sama hal ini dengan dasar filosofis perencanaan yang juga mengacu pada
pemahaman dari landasan yaitu pijakan dari suatu hal titik tumpu tolak dari suatu hal
yang sebagai fundasi dari perencanaan pendidikan. Karena apabila tanpa adanya atau
tidak adanya suatu landasan atau dasar perencanaan pendidikan. Khususnya pada
dasar filosofis ini, maka akan terjadi kerusakan atau tujuan dari perencanaan pasti
terjadi suatu tidak keberhasilan. Yang mana begitu sangat pentingnya dasar filosofis
pada perencanaan pendidikan.
Jadi seakan - akan dasar filosofis pada perencanaan pendidikan itu tidak bisa di
ganggu gugat sudah menjadi rumusan, begitu pula hukum dasar yuridis yang
dipandang sebagai aturan baku dan harus ditaati.9 Dengan dasar filosofis dan dasar
yuridis itu dapat di contohkan, sebab memiliki suatu sifat material yakni sebagai suatu
fondasi. Dimana fundasi itu sebagai pengokoh suatu hal yaitu pada perencanaan
pendidikan khususnya. Sebagai contoh adalah Pancasila dan UUD yang mana bersifat
konseptual sebagai dasar Negara Indonesia.
Dasar filosofis ini sama akan obyek di dalam filsafat ilmu. Yaitu terdapat
beberapa macam dengan melihat dari tingkat kebenaran secara rasio / logika / akal.
Dan pada dasar filosofis dibagi menjadi 3 macam bagian, antara lain:
1) Ontologi ( Apa ) Yaitu azas dalam menetapkan ruang lingkup, wujud yang menjadi
obyek penelaahan / obyek formal serta penafsiran tentang hakekat realitas dari obyek
tersebut.
2) Epistimologi ( Bagaimana ) Yaitu azas mengenai cara, bagaimana matei
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan ( obyek formal
dan material ilmu pendidikan).
3) Aksiologi ( Untuk Apa ) Yaitu azas yang menggunakan pengetahuan yang telah
diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut ( tentang hakekat nilai

viii
kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan ).Itulah macam – macam dari dasar
filosofi serta sebagai obyek dari dalam filsafat ilmu pendidikan.
Yang mana pendidikan dihadapkan pada perumusan tujuan yang sangat mendasar
dan mendalam, sehingga diperlakukan analisa dan pemikiran filosofis.
Selain itu semua perumusan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari
konsep, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran
yang filosofis.
Sebab dari dasar filosofis itu mengemukakan suatu kebenaran, maksudnya adalah
yang sesuai dan yang dapat dimengerti. Dengan adanya suatu pengungkapan
kebenaran itu, maka timbullah dasar filosofis dengan macam-macamnya sebagai
pertanyaan 3 dasar (Apa. Bagaimana, Untuk Apa). Pertanyaan dari dasar filosofis ini
sangatlah penting untuk acuan sebagai konsep perkembangan suatu perencanaan
dalam pendidikan. Filosofis atau filsafat itu lebih mengandung isi studi tentang
pertanyaan daripada jawaban. Di mana filsafat ini banyak mencakup di segala aspek
di kehidupan dari pendidikan, pribadi manusia, masyarakat, masalah kosmos, dan lain
sebagainya. Untuk suatu kebenaran hingga sampai masa depan yang akan datang.

C. TAHAP – TAHAP PERENCANAAN

Pada dasarnya semua kegiatan perencanaan melalui empat tahapan dasar sebagai
berikut:
1) Tahap pertama adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi
atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya secara tidak efektif.
2) Tahap kedua yaitu merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi
organisasi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau berbagai sumber daya yang
tersedia untuk pencapaian tujuan merupakan hal yang sangat penting karena tujuan
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
3) Tahap ketiga adalah mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
4) Tahap keempat yaitu mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan ini meliputi
pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Banghart dan Trull, tahapan-tahapan perencanaan meliputi:
1) Menentukan masalah perencanaan, meliputi:
a. Gambaran ruang lingkup permasalahan
b. Mempelajarai berbagai hal yang telah terjadi
c. Menetapkan apa yang ada dan yang seharusnya ada atau kenyataan dan harapan
d. Sumber-sumber dan keterbatasannya
e. Mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya
2) Analisis masalah perencanaan, meliputi:
a. Mengkaji permasalahan dan sub masalah

ix
b. Pengumpulan data dan tbaulasi data
c. Meramalkan meproyeksikan

3) Konsep dan desain perencanaan, mencakup:


a. Identifikasi kecenderungan yang ada
b. Merumuskan tujuan umum dan khusus
c. Menyusun rencana
4) Evaluasi rencana, mencakup:
a. Simulasi rencana
b. Evaluasi rencana
c. Memilih rencana
5) Spesifikasi atau merumuskan rencana, mencakup:
a. Merumuskan masalah
b. Menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana akhir
6) Implementasi rencana, melipti:
a. Persiapan rencana operasional
b. Persetujuan dan Pengesahan rencana
c. Mengatur aparat organisasi
7) Balikan pelaksanaan rencana, mencakup:
a. Monitoring rencana
b. Evaluasi pelaksanaan rencana
c. Mengadakan penyesuaian, perubahan atau merancang yang perlu dirancang
lagi, bagaimana perancangannya dan oleh
siapa.

D. CONTOH PERENCANAAN MANAJEMEN

Dalam suatu lembaga pendidikan dibutuhkan berbagai macam perencanaan


dalam manajemen pendidikan. Di bawah ini adalah contoh dari perencanaan dalam
lembaga pendidikan:
1) Perencanaan Operasional:
a. Rencana sekali pakai: dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan
yang mungkin tidak berulang di masa mendatang. Contohnya: Program, yaitu rencana
sekali pakai untuk serangkaian aktivitas besar; Proyek, yaitu rencana sekali pakai
untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan
program.
b. Rencana tetap: dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama
satu periode waktu tertentu. Contohnya: Kebijakan, rencana tetap yang merinci
respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau situasi tertentu; Prosedur
operasi standar, rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti
dalam suatu masalah atau situasi tertentu; Aturan dan peraturan, rencana tetap yang
mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan.

x
2) Perencanaan menurut waktunya
a. Program jangka pendek Ketika sebuah pabrik mobil siap untuk mengganti
teknologinya, manager memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan
yang ada dengan peralatan yang baru secepat mungkin dan seefisien mungkin untuk
meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat
dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa
minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengoordinasikan berbagai
perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi adalah
rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi terhadapat situasi
yang tak terduga. Di salah satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang
diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka
perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang
berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya
tujuan.
b. Program jangka menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding
rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu
hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
c. Program jangka panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin
bahkan beberapa decade.

E. TIPE – TIPE KEPUTUSAN

Teori pengambilan keputusan diklasifikasikan menjadi keputusan terprogram dan


tidak terprogram, setiap keputusan tersebut memiliki perbedaannya masing-masing,
yaitu:
1. Keputusan Terprogram
Dianggap suatu keputusan yang dijalankan secara rutin saja, tanpa ada persoalan-
persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang
dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung
secara baik dan stabil. Keputusan terprogram mampu diselesaikan ditingkat lini
paling rendah tanpa harus membutuhkan masukan dari pihak middle dan top
management. Jika dibutuhkan keterlibatan middle management hanya pada
pelurusan beberapa bagian teknis. Contoh keputusan yang terprogram adalah
pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (standard operation
procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa.
Pada dasarnya suatu keputusan yang terprogram akan dapat terlaksana dengan
baik jika memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a) Memiliki sumber daya manusia yang memenuhi syarat sesuai standar yang
diinginkan.
b) Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif lengkap tersedia,
serta informasi yang diterima adalah dapat dipercaya.

xi
c) Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama keputusan yang
terprogram tersebut dilaksanakan
d) Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung terlaksananya keputusan
terprogram ini hingga tuntas. Seperti peraturan dan berbagai ketentuan lainnya
tidak ikut menghalangi, bahkan sebaliknya turut mendukung.

2. Keputusan yang tidak terprogram

Keputusan yang diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang


belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat pengulangan, tidak terstruktur
dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya (Siagian dalam Fahmi,
2013). Karena itu Griffin mendefinisikan keputusan tidak terprogram adalah
keputusan yang secara relatif tidak terstruktur dan muncul lebih jarang daripada
suatu keputusan terprogram. Pengambilan keputusan ini lebih bersifat rumit dan
membutuhkan komptensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top
management dan para konsultan dengan tingkat skill yang tinggi.

F. KARAKTERISTIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Seorang pengambil keputusan memiliki karakter/ watak yang sangat berbeda-beda,


ada yang cepat dan ada juga yang hati-hati dalam bertindak, sehingga dia lebih
mengedepankan resiko yang akan terjadi. Seperti kita ketahui pengambil keputusan
harus mampu memberi pengaruh besarbagi setiap keputusan yang dibuatnya, sehingga
suatu keputusan akan lebih memiliki mutu, apabila dibuat berdasarkan karakter dari
pembuat keputusan tersebut, dan keputusan tersebut nantinya akan bisa diterima
banyak orang. Adapun seorang pengambil keputusan biasanya memiliki pertimbangan
dalam mengambil keputusan tergantung karakter individu masing-masing, seperti
contohnya :

1. Takut dengan resiko yang akan terjadi (Risk avoider)

Karakteristik ini dimana seorang pengambil keputusan lebih cenderung berhati-


hati dalam melakukan pengambilan sebuah keputusan. Karena bisa saja keputusan
yang dia ambil justru akan berdampak negatif bagi semua pihak, dan akan
menghancurkan karir dari pengambil keputusan tersebut, dan sebaliknya apabila
keputusan ini berhasil akan berdampak sangat baik bagi anggotanya. Penganut
risk avoider ini cenderung lebih sulit untuk memimpin dan lebih sering menjadi
pengikut kebijakan yang sudah ada.

2. Sangat berhat-hati dengan resiko ( Risk Indefference )

Penganut karakteristik ini adalah seorang pengambil keputusan yang sangat


berhati-hati dengan resiko yang ada, sehingga dia sangat menghitung betul apa

xii
dampak positif dan negatif yang akan terjadi apabila keputusan tersebut diambil
olehnya, biasanya tipe ini diterapkan pada saat kita berjualan atau berbisnis.

3. Suka dengan resiko ( Risk Seeker )

Karakteristik ini adalah pengambil keputusan yang sangat berani, karena semakin
tinggi tingkat resiko yang mereka terima akan semakin besar juga keuntungannya.
Jadi mereka yang memilliki karakter ini lebih suka berspekulasi, dan itu juga yang
bisa membuat mereka selalu ingin menjadi pemimpin dan bukan menjadi pekerja.

Dari semua karakteristik dapat kita seimpulkan bahwa Risk Seeker sangat
mendominasi jika dilihat dari resikonya, akan tetapi seorang yang berani
berspekulasi adalah orang yang akan menjadi pemipin yang sesungguhnya, karena
mereka cenderung lebih tegas dalam mengambill keputusan.

G. RELASI ANTARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PENCAPAIAN


TUJUAN

Setiap manusia memiliki tujuan yang hendak diraih. Tujuan tersebut dapat diraih
secara individu atau melalui kelompok. Organisasi merupakan wadah atau alat yang
digunakan oleh manusia untuk mengkoordinasikan seluruh tindakan mereka dengan
tujuan saling berinteraksi untuk mencapai sejumlah tujuan yang sama. Pencapaian
tujuan merupakan konsep yang dikaitkan dengan masa depan, artinya tujuan yang
hendak dicapai oleh seseorang atau organisasi merupakan sesuatu yang hendak diraih.
Untuk meraih tujuan tersebut kita dihadapkan pada kelangkaan (scarcity) sumber
daya.

Kelangkaan menjadi salah satu faktor penghambat bagi seseorang atau organisasi
dalam mencapai tujuannya. Selain kelangkaan, konsep lain yang merupakan
hambatan bagi pencapaian tujuan adalah konsep tentang ketidak-pastian (uncertainty).
Masa depan diisi dengan ketidak-pastian, dimana memunculkan dua peluang kondisi
yang akan muncul.

Kondisi pertama menghasilkan keuntungan, dengan asumsi: manusia dapat


melakukan peramalan atas apa yang akan terjadi pada masa depan dengan tepat.
Kondisi kedua menghasilkan kerugian atau resiko (risk), resiko dikatakan sebagai
kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan atau hasil yang
terealisasi. Konsep-konsep utama dalam kajian manajemen ini dilandaskan atas
ketersediaan informasi tentang peristiwa masa depan. Ketidak-pastian dan peluang
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan mendorong kita untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi data yang dapat dipakai sebagai
panduan dalam menentukan keputusan.

Kesulitan dalam mewujudkan keseuaian tentang hasil yang mungkin terjadi


dengan kenyataan mendorong kita menetapkan proses pengambilan keputusan
secara cerdas. Dimana proses tersebut dibantu oleh sejumlah teknik analisis
penentuan alternatif solusi.Proses pengambilan keputusanmenunjukkan langkah
sistematis tentang pencarian jawaban atas pertanyaan : apa masalah yang dihadapi,
mengapa masalah penting untuk diselesaikan dan bagaimana cara menyelesaikan

xiii
masalah ? Ketiga pertanyaan ini selalu muncul dalam pencapaian tujuan organisasi.
Seluruh alat, metode, konsep dan teori yang dibangun dalam kajian manajemen
dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab


perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu
kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada
dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,


membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Perencanaan yang baik akan
menghasilkan menejemen yang baik.Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan
tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen
berupa perencanaan. Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana
yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

xiv
\

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham., 2013, Manajemen Pengambilan Keputusan, Alfabeta, Bandung


Dermawan, Rizky., 2016, Pengambilan Keputusan, Alfabeta, Bandung
Fattah Nanang, landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya 1999) Fattah,
Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001)
Suyitno. Y, Filsafat Pendidikan. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.2009
Mohammad Arif. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press.2010
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Cet. I; Jakarta: PT Ciputat Press,
2005)
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta , 2010)
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta , 2010)
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soetomo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 1998)
Made Pirdata Landasan Pendidikan. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.1997
Abdullah Alhadza, Dimensi-Dimensi Kardinal dalam Manajemen Pendidikan Nasional
(Makasar: Umitoha, 2005)
Prasetia, filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.2003
T. Hani Handoko, Manajemen, (Edisi II, Cet. VIII; Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003)
Nasrun, Urgensi Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Sistem Pendidikan Nasional, Jurnal Edu-Physic, Vol 4 Tahun 2013
https://reyvanfajar.wordpress.com/2016/04/27/karakteristik-pengambilan-keputusan/

xv

Anda mungkin juga menyukai