Uts - Pengantar Manajemen Muhammad Bintang Akbar
Uts - Pengantar Manajemen Muhammad Bintang Akbar
Uts - Pengantar Manajemen Muhammad Bintang Akbar
KEPUTUSAN
Dosen Pengampu:
Ibu Kristin Lukitaningrum, S.Pd.,M.M.
Disusun oleh:
Muhammad Bintang Akbar (2304443012)
JURUSAN AKUNTANSI
MANAJEMEN KEUANGAN
POLITEKNIK NEGER JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua. Dengan izin dan petunjuknya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Fungsi Perencanaan dalam Keputusan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Manajemen.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kristin Lukitaningrum, S.Pd.,M.M. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih tidak sempurna dan terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan dalam segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk makalah ini. Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat
menambah wawasan dan manfaat untuk kita semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PANDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Definisi Perencanaan Manajemen ..................................................................................3
B. Dasar Filosofi Perencanaan Pendidikan ................................................................................4
C. Tahap - tahap dalam perencana .......................................................................................6
D. Contoh Perencanaan dalam Manajemen ..........................................................................7
E Tipe - tipe Keputusan .......................................................................................................8
F Karakteristik pengambilan Keputusan .............................................................................9
G. Relasi Antara Pengambilan Keputusan Dengan
Pencapaian Tujuan .......................................................................................................10
iii
BAB I
PANDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata to manage yang berarti
mengatur atau pengaturan sedangkan menurut istilah manajemen merupakan proses
atau rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain, meskipun
tidak mengikuti rangkaian yang sistematis. Rangkaian itu berisi kegiatan
menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan, serta mengawasi orang lain dalam
berbuat sesuatu, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah,
manajemen harus difungsikan sepenuhnya dalam pada setiap organisasi, industri,
perbankan, maupun pendidikan. Menurut Terry fungsi manajemen terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan
pengaturan (controlling) sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa fungsi
manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengawasan dan
penilaian.Artikel ini membahas secara mendalam mengenai fungsi perencanaan
(planning) yang pada dasarnya merupakan langkah awal dalam dan sangat
mempengaruhi fungsi-fungsi manajemen lainnya.
iv
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
ukuran untuk memudahkan proses-proses manajerial yang lain terutama fungsi
pengawasan.4 Selain itu,
vii
merupakan sebagai suatu konsep dasar, mengenai dengan apa yang diinginkan dan
dicita – citakan di dalam kehidupannya. Yang mana adalah suatu sikap sadar dan
dewasa di dalam pemikiran untuk mengembangkan potensi, baik secara fisik maupun
cipta dan karsa sebagai wujud nyata pengembangan itu dan dapat berfungsi guna
perjalanan hidup sampai masa depan. Karena dasar perencanaan itu adalah suatu cita
– cita manusia secara universal.
Dasar atau landasan filosofis perencanaan pendidikan ini juga berkembang pada
masa sebelumnya yaitu pada abad ke 18 – 25 lalu, dimana dasar filosofis pendidikan
perencanaan ini bersumber pada filsafat pendidikan yakni yang menyangkut pada
segala aspek ( keyakinan, hakekat, sumber pengetahuan ) dan cenderung untuk
menuju pada masa depan yang akan datang. Akan tetapi pada zaman sekarang ini
sangatlah berbeda dengan yang dahulu ataupun terdahulu. Dikarenakan pendidikan
kini sudah berkembang jauh lebih canggih dengan adanya IPTEK serta pengaruhnya
globalitas dunia, perkembangan pendidikan ini berkembang dengan pesat.
Dari pemikiran – pemikiran perencanaan atas dasar filosofis yang secara efektif
dan efesien serta arah tujuan yang tepat dan didasari oleh suatu konsep interaksi /
timbal balik antara satu dengan yang lainnya, baik pada lingkungan sekolah maupun
masyarakat, maka dapat menimbulkan juga sebagai faktor pengembangan suatu
pendidikan yang lebih baik. Pada dasar filosofis perencanaan pendidikain itu juga
termasuk pada dasar yuridis. Dan dasar yuridis memiliki arti sebagai suatu peraturan
baku, yakni sebagai tempat berpijak / tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan
tertentu. Sama hal ini dengan dasar filosofis perencanaan yang juga mengacu pada
pemahaman dari landasan yaitu pijakan dari suatu hal titik tumpu tolak dari suatu hal
yang sebagai fundasi dari perencanaan pendidikan. Karena apabila tanpa adanya atau
tidak adanya suatu landasan atau dasar perencanaan pendidikan. Khususnya pada
dasar filosofis ini, maka akan terjadi kerusakan atau tujuan dari perencanaan pasti
terjadi suatu tidak keberhasilan. Yang mana begitu sangat pentingnya dasar filosofis
pada perencanaan pendidikan.
Jadi seakan - akan dasar filosofis pada perencanaan pendidikan itu tidak bisa di
ganggu gugat sudah menjadi rumusan, begitu pula hukum dasar yuridis yang
dipandang sebagai aturan baku dan harus ditaati.9 Dengan dasar filosofis dan dasar
yuridis itu dapat di contohkan, sebab memiliki suatu sifat material yakni sebagai suatu
fondasi. Dimana fundasi itu sebagai pengokoh suatu hal yaitu pada perencanaan
pendidikan khususnya. Sebagai contoh adalah Pancasila dan UUD yang mana bersifat
konseptual sebagai dasar Negara Indonesia.
Dasar filosofis ini sama akan obyek di dalam filsafat ilmu. Yaitu terdapat
beberapa macam dengan melihat dari tingkat kebenaran secara rasio / logika / akal.
Dan pada dasar filosofis dibagi menjadi 3 macam bagian, antara lain:
1) Ontologi ( Apa ) Yaitu azas dalam menetapkan ruang lingkup, wujud yang menjadi
obyek penelaahan / obyek formal serta penafsiran tentang hakekat realitas dari obyek
tersebut.
2) Epistimologi ( Bagaimana ) Yaitu azas mengenai cara, bagaimana matei
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan ( obyek formal
dan material ilmu pendidikan).
3) Aksiologi ( Untuk Apa ) Yaitu azas yang menggunakan pengetahuan yang telah
diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut ( tentang hakekat nilai
viii
kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan ).Itulah macam – macam dari dasar
filosofi serta sebagai obyek dari dalam filsafat ilmu pendidikan.
Yang mana pendidikan dihadapkan pada perumusan tujuan yang sangat mendasar
dan mendalam, sehingga diperlakukan analisa dan pemikiran filosofis.
Selain itu semua perumusan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari
konsep, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran
yang filosofis.
Sebab dari dasar filosofis itu mengemukakan suatu kebenaran, maksudnya adalah
yang sesuai dan yang dapat dimengerti. Dengan adanya suatu pengungkapan
kebenaran itu, maka timbullah dasar filosofis dengan macam-macamnya sebagai
pertanyaan 3 dasar (Apa. Bagaimana, Untuk Apa). Pertanyaan dari dasar filosofis ini
sangatlah penting untuk acuan sebagai konsep perkembangan suatu perencanaan
dalam pendidikan. Filosofis atau filsafat itu lebih mengandung isi studi tentang
pertanyaan daripada jawaban. Di mana filsafat ini banyak mencakup di segala aspek
di kehidupan dari pendidikan, pribadi manusia, masyarakat, masalah kosmos, dan lain
sebagainya. Untuk suatu kebenaran hingga sampai masa depan yang akan datang.
Pada dasarnya semua kegiatan perencanaan melalui empat tahapan dasar sebagai
berikut:
1) Tahap pertama adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi
atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya secara tidak efektif.
2) Tahap kedua yaitu merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi
organisasi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau berbagai sumber daya yang
tersedia untuk pencapaian tujuan merupakan hal yang sangat penting karena tujuan
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
3) Tahap ketiga adalah mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala
kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
4) Tahap keempat yaitu mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan ini meliputi
pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Banghart dan Trull, tahapan-tahapan perencanaan meliputi:
1) Menentukan masalah perencanaan, meliputi:
a. Gambaran ruang lingkup permasalahan
b. Mempelajarai berbagai hal yang telah terjadi
c. Menetapkan apa yang ada dan yang seharusnya ada atau kenyataan dan harapan
d. Sumber-sumber dan keterbatasannya
e. Mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritasnya
2) Analisis masalah perencanaan, meliputi:
a. Mengkaji permasalahan dan sub masalah
ix
b. Pengumpulan data dan tbaulasi data
c. Meramalkan meproyeksikan
x
2) Perencanaan menurut waktunya
a. Program jangka pendek Ketika sebuah pabrik mobil siap untuk mengganti
teknologinya, manager memusatkan perhatian mereka pada penggantian peralatan
yang ada dengan peralatan yang baru secepat mungkin dan seefisien mungkin untuk
meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam banyak kasus, hal ini dapat
dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti selama beberapa
minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengoordinasikan berbagai
perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi adalah
rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi terhadapat situasi
yang tak terduga. Di salah satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih awal dari yang
diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari yang mereka
perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap kejadian yang
berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan tercapainya
tujuan.
b. Program jangka menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding
rencana jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu
hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
c. Program jangka panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin
bahkan beberapa decade.
xi
c) Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama keputusan yang
terprogram tersebut dilaksanakan
d) Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung terlaksananya keputusan
terprogram ini hingga tuntas. Seperti peraturan dan berbagai ketentuan lainnya
tidak ikut menghalangi, bahkan sebaliknya turut mendukung.
xii
dampak positif dan negatif yang akan terjadi apabila keputusan tersebut diambil
olehnya, biasanya tipe ini diterapkan pada saat kita berjualan atau berbisnis.
Karakteristik ini adalah pengambil keputusan yang sangat berani, karena semakin
tinggi tingkat resiko yang mereka terima akan semakin besar juga keuntungannya.
Jadi mereka yang memilliki karakter ini lebih suka berspekulasi, dan itu juga yang
bisa membuat mereka selalu ingin menjadi pemimpin dan bukan menjadi pekerja.
Dari semua karakteristik dapat kita seimpulkan bahwa Risk Seeker sangat
mendominasi jika dilihat dari resikonya, akan tetapi seorang yang berani
berspekulasi adalah orang yang akan menjadi pemipin yang sesungguhnya, karena
mereka cenderung lebih tegas dalam mengambill keputusan.
Setiap manusia memiliki tujuan yang hendak diraih. Tujuan tersebut dapat diraih
secara individu atau melalui kelompok. Organisasi merupakan wadah atau alat yang
digunakan oleh manusia untuk mengkoordinasikan seluruh tindakan mereka dengan
tujuan saling berinteraksi untuk mencapai sejumlah tujuan yang sama. Pencapaian
tujuan merupakan konsep yang dikaitkan dengan masa depan, artinya tujuan yang
hendak dicapai oleh seseorang atau organisasi merupakan sesuatu yang hendak diraih.
Untuk meraih tujuan tersebut kita dihadapkan pada kelangkaan (scarcity) sumber
daya.
Kelangkaan menjadi salah satu faktor penghambat bagi seseorang atau organisasi
dalam mencapai tujuannya. Selain kelangkaan, konsep lain yang merupakan
hambatan bagi pencapaian tujuan adalah konsep tentang ketidak-pastian (uncertainty).
Masa depan diisi dengan ketidak-pastian, dimana memunculkan dua peluang kondisi
yang akan muncul.
xiii
masalah ? Ketiga pertanyaan ini selalu muncul dalam pencapaian tujuan organisasi.
Seluruh alat, metode, konsep dan teori yang dibangun dalam kajian manajemen
dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xiv
\
DAFTAR PUSTAKA
xv