P5 Di Sekolah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Perencanaan dan Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SD

A. Tiga tahap implementasi kurikulum merdeka


 Mandiri belajar
 Mandiri berubah (perangkat ajarnya menggunakan yang sudah disediakan oleh
pemerintah)
 Mandiri berbagi (dalam penggunaan perangkat ajarnya membuat sendiri)

B. P5
Tujuan : mampu memahami merancang dan melaksanakan aksi nyata proyek penguatan profil
pelajar pancasila yang relevan dengan program sekolah.

C. Key Word
 Lintas disiplin ilmu
 Permasalahan berdasarkan isu yang terjadi di lingkungan
 Karakter pancasila

D. Keresahan dalam implementasi P5


 Pembiayaan
 Asesmen
 Pemahaman guru
 Kurangnya kolaborasi dari seluruh stakeholder
 Kurangnya dukungan
 Motivasi guru rendah

E. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Kepmendikbud Ristek No.212/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran
Kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan.
 Pelaksanaan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan dan waktu pelaksanaan
Artinya setiap sekolah diberikan kebebasan dalam melaksanakan proyeknya dan
disesuaikan dengan isu yang berkembang di lingkungannya masing-masing. Kegiatan atau
aktivitas yang dilaksanakan juga diberikan kebebasan perancangannya. Waktu
pelaksanaan untuk P5 diberikan kebebasan kepada sekolah tetapi sesuai waktu yaitu 252
jam dalam satu tahun. Jadi salam satu minggu 7 jam pelajaran untuk kegiatan P5.
Minimal dua sampai tiga tema dalam setahun. Untuk elemennya satu sampai dua yang
dikembangkan.
 Menguatkan kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
 Dirancang terpisah dari intrakurikuler tujuan, muatan dan kegiatan pembelajaran
projek tidak terus dikaitkan dengan tujuan dari materi pelajaran intrakurikuler.
Terpisah dari intrakurikuler atau mapel yang memiliki KD/CP intrakurikuler.
 Dapat berkolaborasi dengan pihak lain Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dari menyelenggarakan projek.
Dalam pelaksanaanya dapat berkolaborasi dengan tokoh masyarakat, orang tua dan
stakeholder sebagai narasumber.
F. Prinsip
1. Holistik mendorong untuk mengkaji tema secara utuh dan melihat dari berbagai hal untuk
memahami sebuah isu secara mendalam.
2. Kontekstual mendorong untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan
sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Contohnya tema projek Kami Pahlawan
Alam dengan mengamati lingkungan terdekat yaitu sekolah.
3. Berpusat pada murid mendorong murid untuk aktif mengolah proses belajarnya secara
mandiri mulai dari perencanaan, menentukan jenis projek dan pelibatan diri dari evaluasi
proyeknya.
4. eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses
pengembangan diri dan proses inkuiri yang merupakan proses mengembangkan informasi

G. Tahapan pelaksanaan projek


1. Membentuk tim fasilitator projek profil
2. Mengidentifikasi tingkat kesiapan dari satuan pendidikan
3. Merancang dimensi, tema dan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar pancasila
4. Menyusun modul projek
5. Merancang strategi pelaporan hasil projek

H. Tema Projek
 Gaya Hidup Berkelanjutan
Gaya Hidup Berkelanjutan adalah pembelajaran mengenai aktivitas manusia yang dapat
berdampak pada lingkungan sekitar, seperti pengelolaan sampah, perilaku belanja yang
impulsif dll.
a. mengembangkan kemampuan berpikir
b. membangun kesadaran
c. mempelajari potensi krisis berkelanjutan
 Kearifan Lokal
Berkaitan dengan pelestarian lingkungan dan eksplorasi lingkungan. Contoh:
Fase A: Pekan Permainan Tradisional
Fase B : Rumah Unik Masa Lampau (membuat market-market rumah khas daerah)
Fase C : Sehari Sehelai Benang Setahun Selembar Kain (membuat kain-kain dan pameran
penggunaan kain-kain tersebut)
 Bhinneka Tunggal Ika
Memahami perbedaan dan keberagaman di lingkungannya untuk memberikan kontribusi
dan dampak.
a. Mempelajari perspektif
b. Kritis dan reflektif dalam menelaah masalah
c. Mengenal dan mempromosikan budaya anti kekerasan
Isu Radikalisme, multikulturalisme, dll
Fase A : aktivitas sederhana berkaitan dengan toleransi antar umat beragama,
mengidentifikasi emosi orang-orang di sekitar agar dapat lebih bersimpati dan berperasaan
terhadap lingkungan
Fase B : mengenal perbedaan individu, memperkaya
Fase C : merancang market prototype tata kota yang memenuhi kebutuhan masyarakatnya
(tempat beribadah dll)
 Rekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Tema projek ini berfokus pada membangun produk berteknologi yang memudahkan diri
dan lingkungannya. Membantu murid mengasah pemikiran kritis (berpikir sistem,
komputasional dan design thinking), mempraktekkan secara sederhana dan melakukan uji
coba untuk membangun model atau prototype, mengasah keterampilan coding untuk
merekayasa robotika, mewujudkan budaya smart society. Contoh, desain transportasi di
masa depan.
Fase A: Mengenali dan mengidentifikasi alat transportasi di sungai mahakam dan
merancang alat transportasi di masa depan
Fase B : Dilibatkan merancang model dan market dengan terintegrasi dengan teknologi
Fase C : Desain prototype alat transportasi secara sederhana
 Kewirausahaan
Manfaat
Merancang strategi untuk meningkatkan ekonomi lokal dalam kerangka pembelajaran,
terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga berkreativitas untuk menghasilkan karya
bernilai jual dan menimbulkan dan meningkatkan kreativitas dan budaya kewirausahaan.
Fase A: aktivitas sederhana mengenal potensi produk daerahnya melalui bentuk, tampilan
dan
Fase B: membuat acara amal berupa penjualan makanan atau minuman diiringi oleh
pementasan seni
Fase C: rancangan membuat panduan pembuatan catatan keuangan

Cara untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila


1. Intrakurikuler yang terintegrasi dengan pembelajaran
2. Ekstrakulikuler (kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat)
3. Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Ketiga cara tersebut diharapkan menjadi budaya di satuan pendidikan

Budaya sekolah yang menunjang P5


 Berpikiran terbuka satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang
menerima masukan, terbuka terhadap perbedaan serta berkomitmen terhadap setiap upaya
perbaikan untuk perubahan ke arah yang lebih baik.
 Senang mempelajari hal baru kemampuan memahami rasa ingin tahu dan menemukan
kepuasan saat menemukan hal baru adalah bagian dari budaya yang perlu dihidupkan di
satuan pendidikan
 Kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja sama, saling mengapresiasi dan
saling memberikan dukungan satu sama lain.

Peran pemangku kepentingan


Guru
 Perencanaan proyek
 Fasilitator
 Pendamping
 Supervisor dan konsultan
 Moderator
Kepala sekolah
 Membentuk tim projek
 Mendampingi jalannya projek
 Membangun komunikasi untuk kolaborasi
 Mengembangkan komunitas belajar
 Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik
 Merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan serta
 Mengevaluasi pengembangan aktivitas dan asesmen projek
Pengawas
 Memberikan pendampingan dan pembinaan
 Memastikan keterlibatan pemangku kepentingan
 Memberikan pengawasan dan dukungan kepada satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai