Asumsi Klasik
Asumsi Klasik
Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang
didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang biasa
digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah data dapat dikatakan berdistribusi normal
atau tidak. Cara melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan pendekatan analisis grafik normal
probability Plot. Pada pendekatan ini nilai residual terdistribusi secara normal apabila garis (titik-
titik) yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya.
Model regresi yang baik seharusnya memiliki nilai residual yang normal.
1. Jika titik-titik atau data berada di dekat atau mengikuti garis diagonalnya maka dapat dikatakan
bahwa nilai residual berdistribusi normal.
2. Sementara itu, jika titik-titik menjauh atau tersebar dan tidak mengikuti garis diagonal maka
hal ini menunjukkan bahwa nilai residual tidak berdistribusi normal (Imam Ghozali, 2011:
160-161).
Cara lain untuk uji asumsi normalitas dalam model regresi adalah dengan Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.
2. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terbentuk adanya korelasi tinggi
atau sempurna antar variabel bebas (independen). Jika ditemukan ada hubungan korelasi yang tinggi
antar variabel bebas maka dapat dinyatakan adanya gejala multikorlinear pada penelitian.Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
1. Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
2. Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik.
Uji heteroskedastisitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis regresi yang
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance (variasi) dari
nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji auto korelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem auto korelasi. Uji autokolerasi merupakan
kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Durbin-Watson (D-W Test)
Nilai du dicari pada distribusi nilai table berdasarkan variabel (k) dan jumlah data(n) dengan
signifikansi 5%
du (1.785) <