Norma Penilaian Functional Movement Screen
Norma Penilaian Functional Movement Screen
Norma Penilaian Functional Movement Screen
FMS atau Functional Movement Screen merupakan sistem penilaian gerakan fungsional
yang dikembangkan oleh Gray Cook dan Lee Burton. Sistem ini bertujuan untuk menilai
kualitas gerakan dan mengidentifikasi pola gerakan yang tidak efisien atau berisiko
menyebabkan cedera.
1. Deep Squat: Individu diminta untuk melakukan squat tubuh dengan bentuk yang
benar, menilai mobilitas pinggul dan pergelangan kaki, serta stabilitas inti.
2. Hurdle Step: Ini menilai stabilitas dan mobilitas di pinggul, lutut, dan pergelangan
kaki saat melangkah melalui rintangan.
3. Inline Lunge: Menilai mobilitas dan stabilitas pinggul, serta kemampuan untuk
menjaga keseimbangan selama lunge.
4. Shoulder Mobility: Menguji mobilitas dan fleksibilitas bahu dengan cara individu
mengangkat tangan mereka di atas kepala dengan sebuah tongkat.
5. Active Straight Leg Raise: Menilai mobilitas hamstring dan pinggul dengan cara
individu mengangkat satu kaki sambil menjaganya tetap lurus.
6. Trunk Stability Push-Up: Menilai kekuatan inti dan stabilitas selama gerakan push-
up.
7. Rotary Stability: Pola gerakan ini melibatkan penilaian stabilitas inti dan rotasi saat
dalam posisi empat kaki.
Sistem Penilaian
FMS terdiri dari tujuh gerakan dasar yang dinilai dengan skala 0-3:
Skor Penilaian:
• 21: Skor sempurna, menunjukkan gerakan fungsional yang optimal dan risiko
cedera yang sangat rendah.
• 17-20: Gerakan fungsional yang baik, namun terdapat beberapa kompensasi.
Risiko cedera rendah hingga sedang.
• 14-16: Gerakan fungsional yang tidak efisien, dengan kompensasi yang jelas.
Risiko cedera sedang hingga tinggi.
• <14: Gerakan fungsional yang buruk, dengan kompensasi yang signifikan dan
risiko cedera yang tinggi.
• Skor total FMS yang lebih tinggi menunjukkan gerakan fungsional yang lebih baik
dan risiko cedera yang lebih rendah.
• Skor 14 atau lebih rendah biasanya dianggap sebagai indikasi gerakan fungsional
yang tidak efisien dan peningkatan risiko cedera.
• Skor individual pada setiap gerakan dapat membantu mengidentifikasi area
tertentu yang memerlukan peningkatan mobilitas, stabilitas, atau kontrol motorik.
• Norma penilaian dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat
aktivitas, dan faktor lainnya.
• FMS tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian klinis oleh dokter atau
fisioterapis.
• FMS merupakan alat skrining yang dapat membantu mengidentifikasi potensi
masalah, namun diagnosis dan pengobatan cedera harus dilakukan oleh
profesional medis yang berkualifikasi.
• Skor FMS tidak selalu memprediksi cedera secara akurat.
• Peningkatan skor FMS tidak selalu menjamin pencegahan cedera.
Referensi:
Kesimpulan
FMS merupakan alat skrining yang berguna untuk menilai gerakan fungsional dan
mengidentifikasi potensi risiko cedera. Norma penilaian FMS dapat membantu individu
dan profesional kesehatan untuk memahami kualitas gerakan dan membuat program
latihan yang tepat untuk memperbaiki pola gerakan yang tidak efisien.