Makalah (Budaya Indonesia Dan Budaya Majapahit)
Makalah (Budaya Indonesia Dan Budaya Majapahit)
Makalah (Budaya Indonesia Dan Budaya Majapahit)
Disusun oleh :
Contents
PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT ANGKATAN 2021/2022............1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
1.3 TUJUAN......................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
2.1 Keragaman Budaya di Indonesia...................................................................................................6
2.2 Kekayaan Budaya di Indonesia......................................................................................................6
2.3 Bhineka Tunggal Ika......................................................................................................................9
2.4 Masalah Perbedaan Budaya Dan Filterisasi Budaya Asing.........................................................10
2.5 Sejarah Tentang Kerajaan Majapahit...........................................................................................11
2.6 Nilai – Nilai Luhur Budaya Majapahit........................................................................................12
A. Konsep kepemimpinan dan tata pemerintahan.........................................................................13
B. Sistem sosial dan struktur masyarakat Majapahit.....................................................................14
C. Nilai-nilai agama dan spiritualitas dalam masyarakat Majapahit.............................................15
D. Kesenian dan budaya populer Majapahit..................................................................................16
E. Pendidikan dan sistem pengetahuan..........................................................................................17
F. Nilai – Nilai Luhur Majapahit...................................................................................................18
G. Mengakui kenyataan bahwa budaya Majapahit tidak selalu tanpa kekurangan dan membahas
kritik atau tantangan yang mungkin muncul dalam mengadopsi nilai – nilai ini dalam konteks
modern...........................................................................................................................................19
H. Situs-situs bersejarah yang terkait dengan Majapahit...............................................................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan kita menyusun makalah ini guna mempermudah untuk memahami tentang Keragaman
Budaya di indonesia serta memahami Nilai Luhur Budaya Majapahit
BAB II
PEMBAHASAN
Kita mengetahui bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan budaya,
terdapat ratusan bahkan lebih suku bangsa dan bahasa yang mendiami wilayah nusantara
dengan ribuan budaya yang beraneka ragam. Namun keaneka ragaman budaya tersebut justru
seringkali diremehkan oleh warga negaranya sendiri. Budaya bangsa Indonesia perlahan
mulai menghilang karena tidak diimbangi dengan kecintaan dan kesadaran masyarakat
terutama generasi muda untuk ikut berpartisipasi melestarikan budaya bangsanya sendiri.
Adanya perubahan pola pikir masyarakat seperti pergantian generasi baru juga ikut
mempengaruhi hilangnya budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Kebudayaan kita seakan
mengalami kehilangan kontak (miss communication) budayanya dengan generasi muda, saat
generasi baru telah bermunculan. Selain itu kurangnya perhatian pemerintah terhadap budaya
bangsa Indonesia juga menyebabkan banyaknya klaim dari negara lain sebagai pemilik sah
kebudayaan tersebut.
Ada beberapa masalah pokok yang mendasar terkait dengan kebudayaan antara lain:
(1) sejatinya apa yang dimaksud dengan budaya atau kebudayaan suatu bangsa
(2) mengapa budaya Indonesia perlu dilestarikan
(3) bagaimana cara melestarikan budaya Indonesia itu sendiri.
Kebanyakan orang mengartikan kebudayaan adalah hasil seni, keindahan, warisan
leluhur, tari-tarian, musik, bahasa, kebiasaan (folkways) yang dilakukan suatu daerah, dan
lain-lain. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran E.B. Taylor (Pelly&Menanti, 1994: 23) yang
menyatakan bahwa kebudayaan itu adalah seluruh yang kompleks yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Terdapat 3 (tiga) perwujudan budaya antara lain yang pertama adalah perwujudan
ideal kebudayaan yang berfungsi mengatur. Dalam bentuk jamak kebudayaan ideal disebut
sebagai tata kelakuan. Yang kedua adalah kebudayaan sering disebut sebagai sistem sosial.
Dan yang ketiga adalah kebudayaan disebut sebagai kebudaan fisik (Pelly et al., 1994: 25-
26).
Selain itu norma dan nilai sebagai unsur kebudayaan merupakan pedoman dalam
kehidupan bermasyarakat. Sebab unsur kebudayaan tersebut merupakan alat dan rujukan
terhadap tindakan anggota dan masyarakat itu sendiri secara keseluruhan (Pelly et al., 1994).
Sejatinya kebudayaan tidak dapat terlepas dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu sistem.
Masyarakat seperti organisme hidup. Ini berarti, didalam dinamika hidup, tumbuh dan
berkembangnya masyarakat itu berlaku konsep sistem sehingga masyarakat itu terus
berlangsung dan dapat bertahan sebagaimana kelangsungan hidup organisme. Setiap bagian
unsur akan saling memerlukan, mengisi, dan melengkapi dalam satu kesatuannya (lihat
selengkapnya Pelly&Menanti, 1994: 142).
Kebudayaan datang dari kalangan masyarakat itu sendiri dan digunakan oleh
masyarakat itu sendiri. Kebudayaan Indonesia ya datang dari masyarakat indonesia itu
sendiri, serta digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Ada beberapa fungsi pokok kebudayaan nasional. Pelly dan Menanti (1994: 130)
menyatakan bahwa fungsi kebudayaan nasional adalah sebagai pedoman membina persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia, serta sebagai pedoman dalam pengambilan ilmu dan
teknologi modern (modernisasi).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan budaya pada
masyarakat Indoneisa. Yaitu faktor internal atau faktor dari dalam masyarakat itu sendiri
contohnya adalah pergantian generasi yang terjadi di dalam masyarakat, kemajuan dalam
bidang ilmu dan teknologi (iptek), serta pertentangan dalam masyarakat. Dan faktor yang
kedua adalah faktor eksternal atau faktor dari luar masyarakat itu sendiri seperti pengaruh
budaya lain, globalisasi, westernisasi, menolak perubahan yang terjadi, dan lain-lain. Selain
faktor-faktor tersebut, kebudayaan dapat hilang jika tidak adanya pelestarian serta pengenalan
kepada generasi muda tentang budaya bangsa Indonesia.
Selain itu akan bermunculan berbagai macam kasus tentang kebudayaan Indonesia.
Salah satunya adalah tentang klaim budaya indonesia oleh negara lain. Ada sekitar 32 budaya
indonesia yang telah di klaim oleh negara lain. Baik itu tari, lagu, penggalan sejarah, dan
lain-lain Selain itu kasus klaim artefak Indonesia oleh pihak asing mencapai 500 kasus.
Adapun beberapa upaya Pemerintah untuk melestarikankebudayaan antara lain : Pemerintah
berperan untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia mungkin hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara membuat pergelaran-pergelaran kebudayaan indonesia. Menjalin kerjasama atau
hubungan baik dengan negara lain diseluruh bidang baik dibidang pariwisata, politik,
pengetahuan dan lain-lain. Selain itu dapat juga dengan cara mendaftarkan kebudayaan ke
UNESCO agar semua kebudayaan negara Indonesia terlindungi dan kasus tentang
pengklaiman budaya dapat diminimalisir.
Selain itu, pemerintah juga berperan dalam merancang Undang-undang tentang
kebudayaan. Agar kebudayaan tetap terlindungi. Sebagaimana telah dituangkan dalam UU
No. 5 Tahun 1992 tentang Benda dan Cagar Budaya. Selain pemerintah, kita sebagai
masyarakat khususnya generasi penerus bangsa juga sangat berperan penting dalam
pelestarian budaya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencintai kebudayaan dan
melindungi kebudayaan supaya kebudayaan-kebudayaan tersebut dapat berkembang.
Mempelajari dan mengenal berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia agar timbul
didalam diri seseorang untuk menjaga kebudayaan Indonesia dari pengaruh kebudayaan luar
yang negatif juga dapat diupayakan. Selain itu kita dapat melakukan dengan cara lebih
mengenal budaya setelah itu mendalami budaya indonesia itu sendiri.
Kebudayaan Indonesia memang diciptakan oleh masyarakat Indonesia dan dipakai
oleh masyarakat itu sendiri serta akan tetap ada di dalam masyarakat. Namun, tanpa adanya
usaha untuk melestarikan, serta mengenalkan budaya-budaya Indonesia, dapat menyebabkan
budaya tersebut hilang secara perlahan. Pertemuan-pertemuan dengan budaya luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia kemudian juga
berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia juga turut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu.
Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman
budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak hanya keanekaragaman budaya,
kelompok suku bangsa, namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban
tradisional hingga ke modern dan kewilayahan.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Ini disebabkan oleh beragamnya
suku bangsa, agama, bahasa dan lain-lain. Kondisi bangsa Indonesia yang multikultural
tersebut menganut semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai lambang pemersatu bangsa
Indonesia.Keadaan tersebut menjadikan sebuah identitas atau jati diri bangsa Indonesia yang
harus diwujudkan demi tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Negara-bangsa
Indonesia terdiri dari lebih dari 700 suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing.Itu
sebabnya juga mengapa bhinneka Tunggal Ika merupakan lambang negara kita sebagaimana
dicantumkan dalam pasal 36A UUD.Dari kebhinnekaan itulah ingin diwujudkan identitas
Bangsa Indonesia.Dengan kata lain Bhinneka Tunggal Ika merupakan gambaran nyata dari
keadaan masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk dan ini pun dijadikan sebagai dasar
perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk integrasi nasional.
Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari
penggalan kakawin Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Keprabonan Majapahit
(abad 14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu.Motto ini digunakan
sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural
dibangun diatas keanekaragaman.
Faktor-faktor penyebab keberagaman budaya Indonesia
Ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab keberagaman budaya di Indonesia antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang historis.
2. Perbedaan kondisi geografis.
3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar.
Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari
13000 pulau setiap suku bangsa memiliki identitas sosial politik dan budaya yang berbeda-
beda seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat, serta tradisi sistem kepercayaan dan
sebagainya, dengan identitas yang berbeda-beda ini kita dapat mengatakan bahwa Indonesia
memiliki kebudayaan lokal yang sangat beragam, berikut beberapa contoh keberagaman
budaya yang ada di Indonesia :
Namun seiring berkembangnya zaman dan masuknya dunia kebudayaan kedalam era
globalisasi, telah membawa perubahan yang sangat signifikan dan perubahan tersebut dapat
menuju arah yang positif maupun kearah negatif. Semua perubahan tersebut harus diwaspadai
apabila perubahan tersebut menuju kearah yang negatif, dampak positif yang dapat dirasakan
dari adanya globalisasi adalah kemajuan teknologi yang saat ini telah memberi kemudahan
pada setiap orang untuk berkomunikasi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu seperti nilai-
nilai budaya Indonesia saat ini telah terkontaminasi dengan budaya barat, sehingga hal ini
sangat berdampak kepada pola kehidupan manusia, misalnya tatacara berpakaian, sopan
santun, pergaulan yang bebas, makanan dan minuman terlarang dan yang paling disayangkan
adalah mulai lunturnya kepedulian terhadap kebudayaan daerah yang merupakan sesuatu
yang turun temurun seperti adat istiadat, tari-tarian tradisional, lagu-lagu tradisional.
Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami perubahan dan perubahan tersebut
terjadi ketika suatu kebudayaan melakukan kontak atau hubungan dengan kebudayaan asing.
Dampak globalisasi terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat Indonesia sangatlah
besar, terutama pada kebudayaan daerah yang mengalami perubahan dan tentunya perubahan
kebudayaan yang terjadi saat ini tidak lepas dari peran masyarakat (Nani Tuloli, 2003).
Faktor-faktor penyebab keberagaman budaya Indonesia
Ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab keberagaman budaya di Indonesia antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang historis.
2. Perbedaan kondisi geografis.
3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar.
Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari
13000 pulau setiap suku bangsa memiliki identitas sosial politik dan budaya yang berbeda-
beda seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat, serta tradisi sistem kepercayaan dan
sebagainya, dengan identitas yang berbeda-beda ini kita dapat mengatakan bahwa Indonesia
memiliki kebudayaan lokal yang sangat beragam, berikut beberapa contoh keberagaman
budaya yang ada di Indonesia :
1. Kebudayaan masyarakat Sunda
2. Kebudayaan masyarakat Tengger
3. Kebudayaan masyarakat Batak
4. Kebudayaan masyarakat Bugis
5. Kebudayaan masyarakat Dayak
Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar yang ada di nusantara, mempunyai
bukti sejarah yang sangat penting dalam perkembangan peradaban Indonesia. Kerajaan ini
menjadi salah satu kerajaan terkuat dan berpengaruh di Asia Tenggara, menguasai sebagian
besar wilayah Indonesia, Jawa, Bali, serta sebagian Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
Kerajaan Majapahit terletak di bagian timur pulau Jawa, Indonesia. Trowulan, yang sekarang
dikenal sebagai Mojokerto, Jawa Timur, adalah salah satu situs arkeologi utama yang
diyakini menjadi pusat pemerintahan Majapahit. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi
pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, sebagian besar Jawa Timur, serta sejumlah pulau
kecil di sekitarnya.
Sejarah Majapahit mempunyai banyak unsur yang menarik dan penting untuk
dipahami.Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M setelah ia
memimpin pemberontakan melawan Kerajaan Singhasari yang berkuasa. Raden Wijaya
kemudian naik tahta dengan nama Sri Kertanegara, dan kemudian digantikan oleh
pemerintahan Hayam Wuruk. Kedua penguasa ini mempunyai peranan penting dalam
terbentuknya dan kejayaan kerajaan Majapahit. Puncak Kekuatan Kerajaan Majapahit
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389).
Pada periode tersebut, Majapahit menjadi salah satu kerajaan maritim terkuat di Asia
Tenggara bahkan dunia.
Hubungan Internasional Hayam Wuruk menjalin hubungan diplomatik dengan banyak
negara tetangga, termasuk Kamboja, Vietnam dan Siam (Thailand). Kerajaan Majapahit
memelihara hubungan dekat dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, memungkinkan
terjadinya pertukaran budaya, teknologi, dan pengetahuan. Pertumbuhan ekonomi Majapahit
juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, khususnya pertumbuhan perdagangan.
Majapahit menguasai beberapa pelabuhan penting dan jalur perdagangan yang
menghubungkan berbagai wilayah di Asia Tenggara, sehingga kerajaan tersebut dapat
mengumpulkan kekayaan melalui perdagangan internasional.
Keistimewaan terbesar dari kerajaan Majapahit adalah sifat maritimnya yang kuat.
Majapahit menguasai beberapa pelabuhan penting dan menguasai jalur perdagangan di
seluruh Asia Tenggara. Hal ini memberikan pengaruh ekonomi yang sangat besar bagi
kerajaan tersebut dan memfasilitasi pertukaran budaya dengan negara-negara tetangga seperti
Kamboja, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Kerajaan Majapahit juga terkenal dengan sistem
penulisan Kawi yang banyak digunakan untuk mencatat naskah dan prasasti sejarah. Salah
satu karya sastra yang terkenal adalah “Nagarakretagama” karya Mpu Prapanca yang
memberikan gambaran rinci tentang wilayah Majapahit pada masa pemerintahan Hayam
Wuruk.Selain prestasi politik dan ekonomi, kerajaan Majapahit juga menghasilkan patung
dan relief yang indah. Kesenian ini menunjukkan tingkat kecemerlangan dan keindahan yang
masih mempengaruhi seni dan arsitektur nusantara hingga saat ini.
Kerajaan Majapahit akhirnya mengalami kemunduran dan jatuh pada abad ke-15,
namun warisan budaya dan sejarahnya masih tetap hidup dan menginspirasi kebudayaan
Indonesia hingga saat ini. Dengan memahami sejarah Majapahit lebih dalam, kita dapat
menghormati, melestarikan dan merayakan kontribusi besar kerajaan ini dalam membentuk
peradaban dan identitas budaya masyarakat Indonesia.
1. Absolut monarki Kerajaan Majapahit diperintah oleh seorang raja yang mempunyai
kekuasaan absolut. Raja, yang dikenal sebagai "Ratu Hino" atau "Raja Agung",
dianggap sebagai perantara antara para dewa dan rakyatnya.
2. Sistem kelas Majapahit menerapkan sistem kasta yang mirip dengan sistem Hindu-
Buddha. Sistem ini mencakup banyak kelas sosial yang berbeda, termasuk bangsawan
(kshatriya), pendeta (brahmana), pedagang dan petani (vaisya), dan pekerja kasar
(sudra).
3. Raja Majapahit didukung oleh dewan penasehat yang disebut “Dalem”. Dewan ini
terdiri dari para bangsawan, pendeta, dan pejabat kerajaan yang memberikan nasihat
kepada raja dalam mengambil keputusan penting.
4. Subdivisi Administratif Wilayah Majapahit terbagi menjadi beberapa provinsi yang
disebut “bhupati”. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang pejabat tinggi yang disebut
“bhupati” atau “patih”. Para Bhupati bertanggung jawab atas administrasi, perpajakan
dan administrasi wilayah mereka.
5. Pemerintahan di tingkat Desa, ada kepala desa yang disebut “kuwu” atau “lurah”.
Mereka menangani masalah-masalah pemerintahan dan lokal di desa-desa yang
berada di bawah kendali Majapahit.
6. Sistem pajak Kerajaan Majapahit memungut pajak dari masyarakat, biasanya berupa
hasil atau barang pertanian. Pajak ini digunakan untuk mendukung pemerintah,
militer, dan pembangunan.
7. Kerajaan Majapahit mempunyai sistem peradilan yang terstruktur. Hukum diatur
dalam kitab-kitab hukum yang berlaku pada berbagai permasalahan hukum, seperti
perdata, pidana, dan perdata-keagamaan.
8. Agama Hindu dan Buddha memegang peranan penting dalam kekuasaan Majapahit.
Raja dianggap sebagai pemimpin spiritual yang mewakili para dewa. Upacara
keagamaan dan pemujaan terhadap dewa menjadi bagian penting dalam
pemerintahan.
B. Sistem sosial dan struktur masyarakat Majapahit.
Sistem sosial dan struktur sosial Kerajaan Majapahit mempunyai ciri khas tersendiri yang
mencerminkan kompleksitas dan hierarki sosial pada masanya. Berikut gambaran sistem
dan struktur sosial masyarakat Majapahit:
1. Bangsawan (Kshatriya) merupakan kelas sosial tertinggi di kerajaan Majapahit.
Mereka terdiri dari keluarga kerajaan, bangsawan dengan gelar dan kepemilikan
tanah yang luas. Mereka berperan dalam pemerintahan dan militer dan menikmati hak
istimewa dalam masyarakat.
2. Biksu (Brahmana) adalah golongan yang berhubungan dengan agama. Mereka adalah
guru, pendeta, dan pemimpin spiritual. Mereka berperan penting dalam menjaga
agama Hindu-Buddha dan melakukan ritual keagamaan.
3. Pedagang dan Petani (Vaisya) Kelompok ini mencakup pedagang, petani dan tuan
tanah. Mereka terlibat dalam produksi dan perdagangan makanan untuk memenuhi
kebutuhan kerajaan. Mereka memainkan peran penting dalam mendukung
perekonomian dan keberlanjutan kerajaan.
4. Pekerja manual (Sudra) Kelas sosial terendah adalah kelas pekerja kasar. Mereka
terutama bekerja sebagai buruh tani, kuli bangunan dan pekerjaan berat lainnya.
Mereka memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan memiliki status sosial yang
rendah.
5. Pelayan (Dasas) adalah kelompok yang termasuk dalam kelas sosial sudra. Ini adalah
budak yang biasanya diperoleh setelah perang atau penaklukan. Mereka melayani
pemiliknya dan terkadang digunakan dalam pekerjaan rumah tangga atau pertanian.
Struktur sosial ini mencerminkan hierarki masyarakat Majapahit yang ketat, dan peran
serta hak individu sangat ditentukan oleh kelas sosialnya. Bagi kaum bangsawan, hal ini
berarti kekuasaan politik, sedangkan bagi pedagang, petani, dan pekerja berarti
ketergantungan ekonomi pada kelompok bangsawan dan pemilik tanah. Selain kelas sosial,
perlu diingat bahwa kerajaan Majapahit juga memiliki struktur pemerintahan yang
terorganisir dengan baik. Wilayahnya dibagi menjadi provinsi-provinsi yang diperintah oleh
para bhupati, dan di tingkat desa terdapat kepala desa yang disebut kuwu atau lurah. Hal ini
mencerminkan sistem pemerintahan yang canggih yang mendukung stabilitas dan efisiensi
administrasi Kerajaan Majapahit.
Nilai-nilai agama dan spiritual memegang peranan sentral dalam masyarakat kerajaan
Majapahit. Agama Hindu dan Budha sangat mempengaruhi kebudayaan, nilai-nilai dan
pemerintahan kerajaan ini. Di bawah ini beberapa nilai keagamaan dan spiritual yang
menjadi ciri khas masyarakat Majapahit:
1. Keberagaman agama Kerajaan Majapahit dikenal beragama Hindu-Buddha, namun
toleran terhadap banyak agama dan agama lain. Hal ini menciptakan keberagaman
agama di kerajaan dan memungkinkan masyarakat Majapahit hidup bersama secara
damai.
2. Upacara keagamaan yang sering dan penting diadakan untuk menghormati dewa
Hindu dan Buddha. Memuja dewa-dewa seperti Wisnu, Siwa dan Buddha merupakan
bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
3. Pemujaan leluhur merupakan aspek penting dalam agama Majapahit yaitu Budha dan
Hindu. Nenek moyang dihormati sebagai bagian dari tradisi dan dianggap berperan
penting dalam pertahanan dan keberhasilan kerajaan.
4. Sistem kelas Majapahit menerapkan sistem kasta yang berasal dari agama Hindu.
Sistem ini mempengaruhi struktur sosial dan menentukan peran sosial seseorang
berdasarkan kasta. Ajaran moral dan etika Agama Hindu-Buddha mengajarkan
prinsip-prinsip moral dan etika yang mempengaruhi perilaku sosial dan individu.
Nilai-nilai seperti kejujuran, kebijaksanaan dan kasih sayang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Seni dan Arsitektur Majapahit mencerminkan pengaruh agama. Candi-candi Hindu-
Buddha yang megah dan relief-relief yang menggambarkan epos seperti Ramayana
dan Mahabharata mencerminkan nilai-nilai religius dalam seni.
6. Pendidikan agama dan pengetahuan spiritual merupakan bagian penting dalam sistem
pendidikan Majapahit. Memahami ajaran agama dan kitab suci merupakan bagian
penting dalam pendidikan.
7. Keseimbangan spiritual dan material Majapahit menghormati keseimbangan antara
dunia spiritual dan material. Hal ini tercermin dari pemerintahan yang kuat dan
terpeliharanya tradisi keagamaan.
8. Hubungan dengan kerajaan lain Kerajaan Majapahit menjalin hubungan diplomatik
dengan kerajaan tetangga Hindu-Buddha seperti Kamboja dan Thailand. Hal ini
menciptakan pertukaran budaya dan agama yang kuat antar kerajaan. Nilai-nilai
keagamaan dan spiritual yang dianut masyarakat Majapahit merupakan bagian
integral dari identitas budaya dan sejarah kerajaan ini. Pengaruh agama Hindu-
Buddha masih dapat kita temukan pada budaya Indonesia saat ini, khususnya di
Pulau Bali yang masih menganut kepercayaan Hindu dan menjalankan ritual
keagamaan Majapahit.
G. Mengakui kenyataan bahwa budaya Majapahit tidak selalu tanpa kekurangan dan
membahas kritik atau tantangan yang mungkin muncul dalam mengadopsi nilai – nilai
ini dalam konteks modern
Meskipun kebudayaan Majapahit memiliki banyak nilai positif dan warisan berharga,
namun seperti yang telah disampaikan sebelumnya, perlu disadari bahwa tidak selalu tanpa
kekurangan. Ketika mencoba menerapkan nilai-nilai tersebut dalam konteks modern,
sejumlah kritik dan tantangan mungkin muncul:
1. Ketimpangan sosial:
Nilai-nilai luhur Majapahit meliputi aspek keadilan sosial. Namun pada kenyataannya
banyak terjadi kesenjangan sosial dalam masyarakat modern Indonesia. Menerapkan
nilai-nilai ini dalam konteks saat ini mungkin memerlukan upaya yang lebih besar
untuk memerangi kesenjangan sosial.
2. Taat pada otoritas:
Nilai-nilai kepemimpinan dan patriotisme bisa menjadi berlebihan dalam konteks
modern, sehingga berisiko disalahgunakan oleh pemerintah atau elit politik. Kritik
terhadap pemerintah dan penghormatan terhadap hak asasi manusia juga harus
diperhitungkan.
3. Agama dan pluralisme:
Meskipun Majapahit mempunyai pengaruh agama Hindu dan Buddha, namun
Indonesia saat ini merupakan negara dengan beragam agama, antara lain Islam,
Kristen, dan lain-lain. Penerapan nilai-nilai agama Hindu-Buddha pada masyarakat
yang majemuk ini dapat menimbulkan konflik agama.
4. Modernisasi dan globalisasi:
Majapahit merupakan produk zaman dan kebudayaan modern yang mengalami
perubahan signifikan akibat modernisasi dan globalisasi. Nilai-nilai tradisional dapat
bertentangan dengan budaya global dan nilai-nilai yang lebih modern.
5. Mengubah nilai-nilai sosial:
Nilai-nilai sosial masyarakat Majapahit berbeda dengan nilai-nilai masyarakat
modern. Penerapan nilai-nilai tradisional dalam masyarakat modern dapat menemui
perlawanan dan perubahan sikap sosial.
6. Kritik Genre:
Budaya Majapahit mempunyai pandangan mengenai gender yang mungkin tidak
sesuai dengan pandangan modern yang lebih inklusif mengenai gender. Oleh karena
itu, penerapan nilai-nilai tersebut mungkin perlu disesuaikan untuk memenuhi standar
dan persyaratan kesetaraan gender saat ini.
7. Hormati lingkungan:
Kebudayaan Majapahit mungkin belum memiliki pemahaman yang cukup tentang
pelestarian lingkungan. Di dunia modern yang semakin sadar akan permasalahan
lingkungan hidup, penyesuaian nilai-nilai budaya mungkin diperlukan untuk
mencerminkan kepedulian terhadap alam.
Ketika mencoba menerapkan nilai-nilai luhur Majapahit dalam konteks modern,
penting untuk berpikir kritis, menyesuaikan nilai-nilai tersebut dengan kebutuhan saat ini
dan mempertimbangkan implikasi sosial, ekonomi, dan politik yang mungkin terjadi.
Pendekatan yang seimbang dan komprehensif dapat membantu masyarakat Indonesia
mengapresiasi warisan budaya Majapahit sekaligus menjalani perubahan yang diperlukan
untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan.
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan paling berpengaruh dalam sejarah
Indonesia, dan banyak situs bersejarah terkait dengannya telah ditemukan di berbagai lokasi
di Jawa dan sekitarnya. Beberapa situs bersejarah yang terkait dengan Kerajaan Majapahit
yang paling terkenal termasuk:
1. Trowulan adalah situs utama Kerajaan Majapahit dan dianggap sebagai ibu
kota kerajaan. Ini adalah lokasi berbagai bangunan kerajaan dan artefak yang
terkait dengan Majapahit. Situs ini mencakup candi-candi seperti Candi
Bajang Ratu dan Candi Tikus, serta beberapa bekas istana dan struktur
kerajaan lainnya.
2. Candi Singosari adalah salah satu candi terpenting yang terkait dengan periode
awal Majapahit. Terletak di dekat Malang, candi ini memiliki arsitektur yang
mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha dan tradisi seni rupa Majapahit.
3. Candi Jago, juga terletak di Malang, adalah contoh lain dari kompleks candi
yang berhubungan dengan Kerajaan Majapahit. Candi ini memiliki relief yang
menggambarkan cerita-cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata.
4. Candi Sukuh dan Candi Ceto: Kedua candi ini terletak di lereng Gunung
Lawu dan dikenal karena arsitekturnya yang unik dan kuat pengaruh Hindu-
Buddha. Beberapa artefak yang ditemukan di situs ini juga mencerminkan
hubungan dengan Majapahit.
5. Candi Penataran: Candi ini terletak di Blitar dan terkenal karena relief yang
menggambarkan berbagai adegan sejarah dan keagamaan, termasuk
kemungkinan referensi ke Kerajaan Majapahit.
6. Keselamatan: Di lereng Gunung Penanggungan, terdapat reruntuhan yang
juga dihubungkan dengan Kerajaan Majapahit. Situs ini memiliki beberapa
candi dan relief yang menunjukkan pengaruh kuat dari budaya Majapahit.
7. Museum Nasional Indonesia (Museum Nasional Jakarta): Museum ini
juga menyimpan berbagai artefak yang berkaitan dengan Kerajaan Majapahit,
termasuk koleksi prasasti, patung, dan benda-benda seni rupa.
8. Museum Trowulan: Terletak di sekitar situs Trowulan, museum ini memiliki
koleksi yang mencakup berbagai artefak yang ditemukan di wilayah tersebut,
termasuk naskah kuno dan benda-benda bersejarah.
Semua situs ini memberikan wawasan penting tentang budaya, sejarah, dan prestasi
kerajaan Majapahit, serta pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat pada masa
itu. Mereka juga membantu memelihara dan merayakan warisan budaya yang berharga ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai-nilai budaya di Indonesia mencerminkan warisan sejarah yang kaya, keragaman etnis,
dan nilai-nilai tradisional yang abadi. Beberapa nilai utama kebudayaan Indonesia adalah toleransi
beragama, solidaritas, kearifan lokal, dan sikap terbuka terhadap perubahan. Temuan utama tentang
nilai-nilai budaya di Indonesia adalah. Toleransi panjang terhadap agama Nilai toleransi beragama
merupakan bagian penting dari budaya Indonesia, sehingga memungkinkan beragam agama untuk
hidup berdampingan dan saling menghormati. Hal ini menciptakan kerukunan dan toleransi yang
kuat antar umat beragama. Kearifan lokal Kebudayaan Indonesia mempunyai banyak nilai luhur yang
mencerminkan kearifan lokal dan kearifan tradisional. Hal ini mencakup praktik alam yang
berkelanjutan, etos kerja keras, dan kearifan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kecerdasan gotong royong Nilai-nilai gotong royong dan solidaritas sosial merupakan bagian
integral dari budaya Indonesia. Masyarakat sering kali berusaha membantu satu sama lain dan
memperkuat rasa memiliki. Kreativitas dan seni Kebudayaan Indonesia penuh dengan seni dan
kreativitas yang diungkapkan melalui seni pertunjukan, seni rupa, dan kerajinan. Kesenian ini sering
digunakan untuk menyampaikan cerita, mitos dan nilai budaya. Kesediaan untuk berubah:
Budaya Indonesia juga memiliki sikap terbuka terhadap perubahan dan adaptasi. Hal ini tercermin
dari kemampuan masyarakat dalam mengintegrasikan unsur-unsur baru ke dalam budayanya tanpa
kehilangan akar budaya tradisionalnya.
Kesadaran lingkungan Nilai-nilai keberlanjutan dan hubungan harmonis dengan alam masih
tetap dijunjung tinggi, terutama di pedesaan. Praktik-praktik ini melibatkan pengelolaan alam secara
bijaksana dan konservasi sumber daya alam.Hormati keluarga dan komunitas Keluarga dan
masyarakat memainkan peran sentral dalam kebudayaan Indonesia. Rasa hormat terhadap keluarga
besar dan keterlibatan dalam masyarakat merupakan nilai-nilai yang sangat dihargai.
Identitas dan kepemimpinan nasional Nilai-nilai nasionalisme, kepemimpinan, dan perlindungan
kekayaan budaya menjadi faktor penting dalam menjaga jati diri bangsa Indonesia.
Temuan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya di Indonesia berperan penting dalam
membentuk jati diri bangsa, menjaga keberagaman suku, dan menjaga kekayaan budaya. Nilai-nilai
tersebut turut berkontribusi terhadap keragaman budaya dan sosial masyarakat Indonesia, serta
memberikan landasan bagi kehidupan yang harmonis dan terpadu.
Nilai luhur kebudayaan Majapahit merupakan warisan berharga salah satu kerajaan terbesar
di Indonesia yang mempunyai pengaruh besar terhadap kebudayaan, sejarah dan perkembangan
masyarakat Indonesia. Beberapa nilai luhur kebudayaan Majapahit yang masih mempengaruhi
kebudayaan dan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini adalah toleransi beragama, sistem
manajemen dan administrasi yang efektif, seni dan budaya, nasionalisme spiritual, kelestarian alam,
peninggalan sejarah, dan kesadaran budaya. Kesimpulan pokok mengenai nilai-nilai luhur
kebudayaan Majapahit adalah sebagai berikut Nilai toleransi beragama yang diwarisi Majapahit telah
memberikan kontribusi besar terhadap kerukunan antaragama di Indonesia. Hal ini menciptakan
lingkungan yang harmonis di mana agama-agama yang berbeda dapat hidup berdampingan.
Prinsip-prinsip pemerintahan dan administrasi yang efektif yang diwarisi dari Majapahit
mempengaruhi manajemen pemerintahan modern di Indonesia. Budaya dan seni Nilai-nilai estetika
dan seni yang dianut Majapahit masih mempengaruhi seni, tari, seni rupa, dan arsitektur di Indonesia
sehingga melestarikan warisan budaya. Semangat nasionalisme dan patriotisme yang diperjuangkan
Majapahit masih menjadi inspirasi bagi perkembangan nasionalisme di Indonesia saat ini. Nilai-nilai
tersebut mendorong upaya menjaga jati diri bangsa dan budaya. Nilai-nilai kelestarian alam
Majapahit, seperti pengelolaan air yang canggih, masih berdampak pada praktik pertanian dan
kelestarian lingkungan di Indonesia. Artefak dan situs bersejarah Majapahit memberikan sumber
pengetahuan berharga tentang sejarah dan budaya Indonesia. Mereka membantu memahami asal usul
budaya Indonesia. Kesadaran budaya terhadap nilai-nilai luhur Majapahit menjadi faktor penting
dalam melestarikan budaya dan warisan budaya di Indonesia.
Penemuan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur budaya Majapahit terus memberikan
dampak positif bagi budaya, sejarah, dan kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Nilai-nilai
tersebut merupakan warisan budaya berharga yang diwarisi masa lalu dan terus menjadi bagian
integral dari identitas budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA