04 SRP 1
04 SRP 1
04 SRP 1
Pumping Unit
Pumping Unit merupakan peralatan di permukaan yang secara
mekanis merubah gerakan putar dari prime mover menjadi gerak
reciprocating dalam arah vertikal (naik‐turun) yang diperlukan
oleh polish rod.
Terdiri dari :
• V‐Belt • Horse head
• Gear Reducer • Bridle
• Crank shaft • Carrier Bar
• Crank • Polished Rod Clamp
• Counter balance • Samson Post
• Pitman • Saddle bearing
• Walking Beam • Equalizer
• Brake
Pumping Unit
• V‐Belt
– V‐belt terletak diantara prime mover dan gear reducer.
– Berfungsi untuk meneruskan gerakan rotasi prime mover ke
gear reducer
– Menurunkan kecepatan putar
• Gear Reducer
– Fungsi mengubah kecepatan putar dari prime mover menjadi
langkah pemompaan yang sesuai.
– Gear reducer juga merupakan transmisi yang berfungsi untuk
mengubah kecepatan putar dari prime mover.
• Crank Shaft
– Poros crank yang berfungsi untuk mengikat crank pada gear
reducer.
– Crank shaft sebagai poros/tetap
Pumping Unit
• Crank
– Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank
shaft pada gear reducer dengan counterbalance.
– Terdapat lubang‐lubang tempat pitman bearing/pin
– Besar kecilnya langkah / stroke pompa dapat diatur dengan
cara mengubah‐ubah pitman bearing.
– Apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati
counterbalance, maka langkah pemompaan menjadi
bertambah besar dan sebaliknya.
• Pitman
– penghubung antara walking beam pada equalizer bearing
dengan crank.
– Lengan pitman merubah gerakan berputar dari crank menjadi
gerakan naik turun pada walking beam.
Pumping Unit
• Counterbalance (pemberat):
– Menyimpan tenaga prime mover pada saat down‐stroke
(counterbalance menuju ke atas) saat kebutuhan tenaga kecil
atau minimum
– Membantu tenaga prime mover pada saat up‐stroke
(counterbalance bergerak ke bawah) sebesar tenaga
potensialnya, karena kerja prime mover yang terbesar adalah
pada saat up‐stroke (pompa bergerak ke atas)
• Walking Beam
– Balok horizontal di belakang horse head.
– Fungsi meneruskan gerak naik turun (reciprocating) yang
dihasilkan oleh pasangan power conversion (pitman‐crank‐
counterbalance) ke rangkaian pompa di dalam sumur melalui
rangkaian rod.
Pumping Unit
• Horse Head.
– kepala dari walking beam yang menyerupai kepala kuda
– Menurunkan gerak dari walking beam ke unit pompa di dalam
sumur melalui bridle, polish rod dan sucker string
– Bentuk lengkung untuk menjaga arah vertikal polished rod
• Bridle/ wire line hanger
– Sepasang kabel baja yang disatukan pada carrier bar.
– fungsi sebagai tenaga angkat dari rangakaian peralatan bawah
permukaan.
• Carrier Bar
– fungsi sebagai tempat bergantungnya rangkaian rod dan
polished rod
– sebagai penyangga dari polished rod clamp menjaga agar rod
tidak j atuh.
Pumping Unit
• Polished Rod Clamp
– Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya
untuk mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar.
– Tempat dimana dinamometer diletakkan.
• Sampson Post
– kaki‐ kaki penyangga atau penopang/bertumpunya berat
walking beam.
– Untuk menjaga kestabilan ketinggian setiap kaki‐kaki sampson
post, maka sampson post diletakkan pada bidang yang datar.
• Saddle Bearing
– penghubung walking beam dengan puncak sampson post.
– sebagai poros pada gerakan walking beam dan menjaga
kedudukan walking beam sehingga walking beam tetap
bergerak pada posisinya
Pumping Unit
• Equalizer
– bagian pitman yang dapat bergerak secara leluasa menurut
kebutuhan operasi pemompaan minyak.
– Equalizer diletakkan diantara crank shaft dan pitman crank.
– Sebagai penyelaras dengan gerakkan crank disetiap sisi.
• Brake
– Berada di gear reducer
– fungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan,
misalnya pada saat akan dilakukan reparasi sumur
– Bila prime mover dimatikan maka brake dapat memposisikan
head horse pada tinggi maksimum atau untuk mempermudah
ketika perawatan dan start up.
Prodsuction Wellhead
• Stuffing Box
– Dipasang di atas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk
mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama
naik turunnya polish rod.
– tempat kedudukan polish head rod sehingga dapat bergerak
naik turun dengan bebas.
Prodsuction Wellhead
• Pumping tee (crosstee)
– Terpasang pada bagain atas tubing string dan mengalirkan
fluida masuk ke flowline
• Lubricator
– Terletak diatas pumping tee, sebagai suplai pelumas untuk
polished rod
• Blow Out Preventer
– Sebagai packing sekeliling polished rod saat stuffing box
diperbaiki serta menutup lubang sumur bila terjadi kerusakan.
Sucker Rod String
• Polished Rod
– Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod
yang muncul dipermukaan
• Pony Rod
– Rod berukuran lebih pendek.
– Fungsinya untuk menyesuaikan panjang rod dengan
kedalaman yang diinginkan
• Sucker Rod
– batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di
permukaan.
– Fungsi melanjutkan gerak naik turun dari horse head ke
plunger.
Subsurface Pump
• Working Barrel
– tempat plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan
langkah pemompaan
– menampung minyak terisap oleh plunger pada saat bergerak
ke atas (up stroke).
• Plunger
– bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel
– dapat bergerak naik turun yang berfungsi sebagai penghisap
minyak dari formasi masuk ke barrel yang kemudian diangkat
ke permukaan melalui tubing.
Subsurface Pump
• Standing Valve
– Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut
gerakan plunger
– mengalirkan minyak dari sumur ke working barrel saat plunger
bergerak ke atas (valve membuka).
– untuk mencegah fluida keluar ke annulus saat plunger
bergerak ke bawah (valve menutup).
– Biasanya berada pada bagian bawah barrel
Subsurface Pump
• Traveling Valve
– Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut
gerakan plunger
– berfungsi mengalirkan minyak dari working barrel masuk ke
plunger saat plunger bergerak ke bawah (valve terbuka)
– menahan minyak keluar dari plunger pada saat plunger
bergerak ke atas (valve tertutup)
• Gas Anchor
– komponen pompa yang dipasang dibagian bawah dari pompa
– fungsi untuk memisahkan gas dari minyak agar gas tersebut
tidak ikut masuk ke dalam pompa bersama‐sama dengan
minyak, untuk menghindari masuknya pasir atau padatan ke
dalam pompa.
Prinsip Kerja
Siklus Pompa
• dimulai saat upstroke dimana plunger mencapai dasar barrel.
– Fluida baru yang masuk terjebak pada ruang plunger karena
travelling valve menutup akibat beban fluida diatasnya.
– Fluida diatas travelling valve akan naik dan menjadi bagian dari
kolom fluida pada tubing
• Gerakan keatas dari plunger menyebabkan turunnya tekanan
pada bagian bawah barrel.
• Tekanan barrel yang turun dan lebih kecil dari takanan BHP akan
menyebabkan standing valve terbuka.
• Fluida dari dasar sumur akan masuk ke dalam barrel melaui
standing valve yang sudah terbuka sehingga ruang kosong pada
barrel akan terisi fluida.
Siklus Pompa
• mulai downstroke
– standing valve akan menutup beban fluida diatasnya
sementara traveling valve terbuka karena tekanan pada barrel
naik.
– fluida yang berada pada pump barrel mengalir melalui
traveling valve.
– fluida bergerak keatas melalui lubang pada plunger dan masuk
pada bagian atas dari pump barrel.
• Pada upstroke selanjutnya traveling valve akan menutup akibat
beban fluida diatasnya dan plunger akan memindahkan fluida dari
barrel menuju tubing dan menjadi bagian kolom fluida pada
tubing.
• Siklus iini terus berulang hingga fluida mencapai permukaan.
Prime mover
• Penggerak utama,
• Prime mover akan memberikan gerakan putar yang diubah
menjadi gerak naik turun pada polish rod dan sucker rod untuk
diteruskan ke peralatan bawah permukaan.
• dapat berupa mesin gas, diesel, motor bakar dan listrik.
• Prime mover ini disesuaikan dengan tersedianya sumber tenaga
tersebut.
• Jadi pemilihan motor diusahakan mempunyai daya yang cukup
untuk mengangkat fluida dan rangkaian rod dengan kecepatan
yang diinginkan.
Gear Reducer
Gear Reducer
• Gear reducer menggunakan double atau triple gear untuk
menurunkan kecepatan putar
• double reduction lebih banyak digunakan.
• Double reduction terdiri dari tiga poros/shaft :
– high‐speed (input),
– intermediate
– slow speed (output).
• High speed dihubungkan ke prime‐mover menggunakan V‐Belt
melalui V‐Belt sheave (pulley).
• Diameter poros berbeda‐beda, pada poros kecepatan tinggi (torsi
rendah) ukuran diameter kecil dan semakin besar torsi maka
diameter yang makin besar. Hal ini untuk mengatasi beban torsi
dan bending‐load yang besar. Poros berputar pada bearing,
biasanya straight‐roller bearing.
• Roda gigi umumnya berbentuk herring‐bone atau double‐helical.
Gear ratio
• Gear ratio atau speed ratio adalah perbandingan kecepatan sudut
(angular velocity) antara input/drive gear dengan outpu/drivent
gear.
• Dihitung berdasarkan diameter atau jumlah gigi dari tiap‐tiap
gear.
• Torque ratio juga ditentukan dari gear ratio.
• Kecepatan liniear v, pada titik kontak antara dua gear mempunyai
nilai kecepatan yang sama.
• Jika input gear GA mempunyai jari‐jari rA dan angular velocity ωA,
dan bersinggungan dengan output gear GB dengan radius rB dan
angular velocity ωB , maka:
ν
• Bila NA jumlah gigi dari input gear dan NB adalah jumlah gigi dari
output gear
• Input torque TA yang bekerja pada input gear GA dan output
torque TB" pada output gear GB are berhubungan dengan nilai
ratio
τ
τ
Gear Reducer
Rasio penurunan
kecepatan:
Z = Rasio penurunan
kecepatan
Dsl, Dhi = Diameter slow
speed, High‐Speed, in
Dii, Dio = Diameter
intermediate input dan
outpot, in
Gear Reducer
• Gearbox sudah disediakan bersamaan dengan pengadaan
pumping unit dengan ukuran yang paling besar.
Pelumasan
• Pelumasan merupakan hal penting yang mempengaruhi umur
pakai pada moving‐part.
• Pelumas dengan viscositas yang tepat berada pada bagian bawah
housing dimana terdapat bak pelumas (oil‐bath) untuk gear,
pelumas akan terbawa naik bersamaan dengan putaran gear.
V‐Belt
• Fungsi meneruskan putaran prime mover ke gear reducer
sekaligus menurunkan kecepatan putar dari prime mover yang
relatif tinggi, 1170 RPM ke kec input gear reducer sesuai dengan
SPM yang diinginkan.
• Sebagai alat untuk mengubah kecepatan pompa (SPM),
pulley/sheave pada prime mover dapat diganti‐ganti (SPM) yang
direncanakan.
• Memungkinkan penempatan prime‐mover jauh dari crank
• Penurunan kecepatan pada V‐Belt
Pumping Unit
• Pumping unit mengubah gerak putar prime mover menjadi gerak
reciprocating dengan arah vertikal.
• Pumping unit digerakkan oleh crankshaft dari gear reducer pada
ekor beam dan terhubung dengan polished rod dari sucker rod
string pada horse head dan akan menggerakkan pompa
subsurface.
• Pumping unit dipasang counterbalance yang akan menahan gaya
berat dari sucker rod string & fluida.
• Jenis counterbalanced
– Beam weight, dipasang pada beam untuk unit ukuran kecil
– Crank Weight, dipasang pada crank unit ukuran besar
– Air balance, jenis unit yang lebih besar
• Walking Beam Assemby merupakan susunan balok melintang
diatas menara (Sampson post) dengan mempunyai bearing/poros
ditengahnya, bergerak reciprocating dan menghubungkan power
conversion dengan hanger assemby
• Pada ujung Walking beam terdapat kepala kuda (Horse head) dan
pada ujung yang lainnya, dihubungkan dengan Pitman yang
fungsinya meneruskan gerakan Pitman sehingga horse head
bergerak naik turun
• Horsehead : komponen berbentuk kurva/cembung dari walking
beam assemby yang posisinya berada diatas wellhead untuk
mengantungkan hanger assemby dan rod string. Karena
bertumpu pada engsel/pivot maka arah gerakan walking beam
berbentuk kurva, horse head akan menjaga supaya gerakan
diteruskan ke bridle dan rodstring dengan arah vertikal
Carrier Bar & Clamp
Tipe Conventional
• Merupakan tipe yang paling awal ada dan merupakan jenis yang
paling umum digunakan.
• Walking beam berlaku sebagai double arm lever yang digerakkan
pada bagian ekor lalu meneruskan gerakan ke polished rod pada
bagian depan,
• disebut juga pull‐up leverage system.
• Saat beam berada pada posisi horosontal, posisi equalizer bearing
dan poros crank akan berada pada satu garis vertikal yang sama,
secara geometris dinotasikan dalam C dan I dimana C = I.
• Counterwieght berada pada bagian belakang beam (beam
balanced) atau pada crank‐arm (crank‐balanced). Unit ini dapat
digerakkan pada arah CW arau CCW
Air Balanced
• Struktur Air balance menempatkan horse head pada bagian yang
sama dengan pitman, dan mengganti counterweight dengan
silinder udara bertekanan.
• Mempunyai keungglan 40% lebih ringan serta 35% lebih pendek
daripada type konvensional.
• Deskripsi secara geometri:
– Beam berkerja sebagai single arm lever (Class III) atau push‐up
system karena pitman dan horse head berada pada sisi yang
sama
– Dimensi I dan C sama seperti pada tipe konvensional
– Counterbalanced menggunakan silinder udara bertekanan dan
bekerja sebagai piston yang terhubung ke beam
– Unit dapat bergerak pada arah CW dan CCW
Mark II
• Mark II merupakan Class III lever system.
• Mark II dirancang untuk menurunkan kebutuhan tenaga serta
torsi dari jenis konvensional.
• Merupakan Class II atau push up system
• Equalizer bearing berada dekat dengan horse head sehingga
dimensi C lebih besar daripada I, faktor ini yang meningkatkan
kinerja Mark II daripada tipe konvesional.
• Counterweight ditempatkan pada lengan yang berbeda (arah
berlawanan pada poros) dengan pitman/crank arm dan
membentuk sudut sebesar , biasanya sebesar 24O. Geometri ini
menyebabkan variasi torsi yang lebih seragam sepanjang siklus
pompa
• Merupakan unidirectional dan harus beropresai pada arah CCW
ReverseMark
• Pull up system
• Gear reducer di set lebih menjauhi samson post sehingga
dimensi I lebih besar daripada C
• Counterwight dipasang pada crank dan membentuk sudut ,
sekitar 8 – 15, dimana crank arm mendahului counterweight pada
arah putar.
• Rotasi pada arah CW
API Designation
Kode identifikasi pada pumping unit beberapa parameter struktural
dan geometri dinyatakan dalam designation yaitu :
• Jenis geometri :
– B = beam balanced konvensional ‐ M = Mark II
– C = Crank balanced konvensional ‐ A = Air
balanced
– RM = Reverse Mark
• Maksimum torsi dari gear reducer, dalam 1000 in‐lb
• Tipe gear reducer: D (Double), T (triple)
• Maks polished rod load dari struktur pumping unit, dalam 100 lb
• Panjang langkah maksimumpada polished rod, in
Contoh : M‐320D‐213‐120 : Geometri Mark II, Torsi gear reducer
maks 320000 in‐lb, double reducer gearbox, polished rod load
maksimum 21300 lb serta panjang langkah polished rod 120 in
Sucker Rod
• Rangkaian mekanis yang
menghubungkan pumping unit
di permukaan dengan
subsurface pump.
• dihubungkan dengan metal
collar /coupling.
• Fungsi : meneruskan gerak
reciprocating dari pumping unit
ke subsurface pump melalui
production tubing sehingga
fluida formasi untuk diproduksi.
• Terdiri dari : Polished rod, pony
rod, sucker rod.
Polished rod
• Batang baja yang sangat kuat yang ditempatkan diatas sucker rod
string yang terkoneksi dengan surface pumping unit
• Komponen rod string yang paling kuat karena harus menopang
seluruh berat dari sucker rod string dan beban fluida dari tiap
stroke pumping unit.
• Permukaannya halus sehingga friksi minimum supaya dapat
dengan lancar bergerak naik turun melewati seal pada stuffing
box.
• Tiga ukuran 1 1/8 “, 1 ¼” dan 1 ½ “.
Sucker Rod
• Batang baja pejal high‐grade panjang 25 atau 30 ft.
• Logam dengan kekuatan tinggi, biasanya steel alloy: carbon‐
manganese steel, nichel‐molibdenum.
• Ukuran diameter meliputi 7/8, 1 dan 1 1/8 OD pada batang rod.
• Bagian‐bagian:
– Shaft atau rod section/body
– Wrench flat : mengencangkan/mengendorkan rod memakai
tang
– Pada ujung terdapat ulir/thread yang disebut pin
– Box connection dengan ulir didalamnya ( pada box and pin
type)
Basic Type sucker Rod
• Double pin type
– Mempunyai dua pin koneksi pada setiap ujung
– Untuk penyambung antar rod digunakan coupling.
– rod yang paling banyak digunakan.
• Box and pin type
– pin koneksi pada salah satu ujungnya dan box koneksi pada
ujung yang lain.
– tidak membutuhkan coupling, sudah tidak direkomendasikan
oleh API
• Pony rod
– Sucker rod dengan ukuran yang lebih
pendek
– untuk meyesuaikan seting kedalaman
subsurface pump.
• Sucker Tube
– tubing type sucker rod, mempunyai lubang
untuk memproduksikan fluida.
– Ukuran diameter lubang 1 atau 1 ¼ inch
yang digunakan pada sumur laju produksi
kecil.
– Digunakan untuk injeksi fluida (chemical).
Aksesories : Double Box Coupling
• logam silender pendek, dengan ulir didalamnya yang digunakan
untuk join dua buah double pin type sucker rod.
• Panjang 4 – 4 ½ “ dengan diameter lebih besar dari sucker rod
• hard coated, bahan lebih cepat aus dibanding sucker rod.
• Terdiri dari:
– Standard coupling
– Combination coupling (beda ID, untuk tappered rod)
– Slim hole coupling, untuk selisih OD rod dan tubing ID kecil.
Aksesories : Rod guide
• Rod guide/Centralizer ditambahkan pada
rod string pada interval tertentu untuk
mengurangi keausan pada coupling dan
rod.
• Diameter yang lebih besar dari pada
rod/coupling akan mengalami keausan
lebih dulu akibat gerak reciprocating
selama operasi.
• Terdapat dua jenis tipe rod guide:
– Plastic coated atau hard metal.
– Rubber atau nylon type yang
dijepitkan pada batang rod.
Perlakuan
• Ulir pada pin dan coupling harus harus dijaga tetap bersih dan
diinspeksi setiap akan dibawa ke lapangan
• Rod harus dipelakukan sedemikian rupa agar mengurangi tekukan
(bends), torehan (nicks), penyok (dents) atau benturan (hammer
mark) yang dapat meyebabkan kerusakan permanen atau
menimbulkan korosi.
• Saat dilakukan penyambungan, torsi yang diberikan harus tepat.
Subsurface Pump
• Dipasang pada dasar sucker rod string, merupakan komponen
utama dari peralatan subsurface, berupa barel silinder dan
plunger.
• bagian dari production tubing assemby atau dimasukkan ke dalam
tubing
• berfungsi mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan.
• bekerja berdasarkan gerak reciprocating.
Subsurface Pump
• Bagian‐bagian dari sucker rod pump:
– Working Barrel
– Plunger, bekerja seperti piston
– Standing valve
– Traveling valve
– Pump anchor
• Terdapat dua tipe utama :
– Insert/Rod type pump
– Tubing type pump:
Tubing Pump
• bagian dari tubing assemby.
• komponen yang bergerak adalah plunger
(travelling plunger).
• Menurut API : TH & TP
Tubing type:
• Standard tubing type, mempunyai traveling
plunger dan beroperasi pada ukuran yang
sama dengan insert type
• Oversized Tubing Type, diameternya lebih
besar daripada tubing sehingga mempunyai
kapasitas lifting yang lebih besar
perlu metode khusus untuk memasang atau
melepas dari plunger
Insert/Rod Pump
Stationary Barrel Top Anchor
Terdiri dari : RHA, RWA dan RSA
Kelebihan:
• Cocok untuk sumur berpasir karena pasir tidak
terkumpul pada seating nipple, bila ada pasir
pompa susah diangkat
• Lebih kuat dibanding bottom anchor, juga lebih
cocok untuk minyak yang banyak gas, karena
plunger standing valve terbenam lebih dalam
• Dapat dipasang gas anchor pada bawah barrel
Kekurangan
• Beda tekanan besar antara sisi luar (efec
suction) dan dalam barel (efek hidrostatik) bisa
menyebabkan deformasi barrel
• Pada saat downstroke berrel mendapat beban
tarik
API Designation
• Nominal tubing size • Klasifikasi Pompa
• Seating Assemby
– M = Mechanical
– C = Cup type
• Panjang Barrel (ft)
• Ukuran pompa (OD plunger) • Panjang plunger (ft)
• Upper barrel extension (ft)
• Lower barrel extension (ft)
Misal:
25‐175 RWAC 10‐3‐1‐1
API Bottomhole Pump Designation
Metal Plunger Soft-Packed Plunger
Pumps Pumps
XX-XXX-XXXX-X-X-X-X
Tubing Size: 15 - 1.900" OD Extension Length - Bottom - in Feet
20 - 2-3/8" OD
25 - 2-7/8" OD Extension Length - Top - in Feet
30 - 3-1/2" OD
40 - 4-1/2" OD Plunger Length in Feet
50 - 5-1/2" OD
Barrel Length in Feet
Pump Bore: 125 - 1-1/4"
150 - 1-1/2" Seating Assembly Type: C - friction cup
175 - 1-3/4" M - mechanical
178 - 1-25/32"
200 - 2" Location of Seating Assembly: A - top
225 - 2-1/4" B - bottom
250 - 2-1/2" T - bottom, travel barrel
275 - 2-3/4"
325 - 3-1/4" Barrel Type: H - heavy wall f/metal plunger
375 - 3-3/4" W - thin wall f/metal plunger
475- 4-3/4" P - heavy wall f/soft pack plunger
550 - 5-1/2" S - thin wall f/soft pack plunger
575 - 5-3/4"
775 - 7-3/4" Pump Type: R - rod
T - tubing
Working Barrel
• Cold drawn process, polished inside wall
• Terdapat one piece dan liner barrel
– One piece type working barrel merupakan heavy walled atau
thin walled, terbuat dari seamless steel, cast iron atau
corrosion resitant alloy.
– Liner type mempunyai liner yang dikelilingi outer steel jacket.
Tipe ini mempunyai tingkat presisi yang lebih baik serta biaya
perawatan lebih kecil, namun harga yang lebih mahal.
• Ujung : Pin‐end (heavy wall) dan box‐end (thin & extra heavy wall)
• Ketebalan : 3/16 (heavy), 1/8 (thin)
• Panjang standar 24 ft, disambung untuk kebutuhan lebih panjang
• Panjang ditentukan dari : panjang plunger, plunger stroke, bila
ditentukan dari polished rod stroke ditambah allowance 24 in bila
kedalaman < 4000 ft atau ditambah 6 in/1000 ft kedalaman
Working barrel
Plunger
• SRP awal menggunakan softpacked/cup terbuat dari bahan lentur
• Tahan terhadap korosi, cocok untuk moderate well ( < 5000 ft)
• Pada sumur lebih dalam tidak kuat menahan tekanan hidrostatik
menyebabkan slippage dan menurunkan efisiensi pompa
• Pada sumur lebih dalam digunakan metal plunger, OD plunger fit
dengan ID barrel, clearance 0.001 – 0,005 in (ukuran 1 – 5)
• Plunger fit terutama faktor viskositas
• Jenis : ‐ Softpacked : cup, ring, kombinasi
– metal: plain, groove (mengatasi pasir/solid)
• Rekomendasi panjang metal plunger :
– D < 3000 ft : 3 ft
– 3000 ft < D < 6000 ft : 3 ft + 1 ft / 1000 ft
– D > 6000 ft : 6 ft
• Rekomendasi softpacked : 4‐6 cup per 1000 ft
Valve
• Jantung dari peralatan pompa, sangat mempengaruhi efisiensi
• Terdiri dari ball dan seat, dibuat secara presisi dan tahan karat:
stainless steel, metal alloy, tungsten carbide, zirconia/ceramics
• Sebelum digunakan, diuji menggunakan vacuum test
• kebocoran menyebabkan slippage dan cenderung membesar
Valve cages
• Selama operasi bola akan duduk dan
lepas dari dudukannya
• Cage menahan arah gerakan
(guide/restrict) tetap vertikal
• Jenis : open, close
Gas Anchor
• Subsurface pump dirancang untuk fluida incompressible, akan
beroperasi secara efisien apabila tidak ada free‐gas masuk pompa
• Free gas : efisiensi turun karena valve tidak bekerja baik
• Valve terlambat membuka :
– Standing valve (upstroke), travelling valve (downstroke)
– Barrel tidak terisi penuh dan effective plunger stroke turun
• Menyebabkab fluid pound, vibrasi, rod bengkok, rod aus dll
• Pada kondisi ekxtreme terjadi gas lock, fluida tidak terproduksi
Jenis Gas Anchor
• Natural Gas Ancchor
• Modified Natural Gas Ancchor
• Packer Type Gas Separator
• Collar size Gas Separator
• Poor boy Gas Separator
Anchoring : Tubing anchor
• Selama siklus pemompaam berlangsung, beban fluida yang
diangkat megalami perubahan pada saat upstroke dan
downstroke.
• Bila tubing tidak dipasang anchor maka akan meregang pada saat
dikenai beban fluida.
• Peregangan pada tubing ini akan mengurangi panjang stroke
efektif dari plunger dan akan mengurangi volume lifting.
• Tubing anchor adalah peralatan yang dipasang dekat/pada dasar
tubing string yang berfungsi sebagai klem aatau menjaga ujung
bawah dari tubing sehingga dapat ditempatkan pada casing
dengan kokoh.
• Rod Stretch. Peregangan rod string terjadi akibat berat rod dan
fuida yang diangkat diatas plunger pada saat upstroke.
– meyebabkan panjang stroke pada down‐hole lebih pendek
daripada panjang stroke di permukaan.
– Untuk mengurangi digunakan long stroke atau menggunakan
rod dengan ukuran yang lebih besar.
Permasalahan pada Siklus Pompa
• Slippage adalah kebocoran antara barrel dan plunger, terjadi pada
saat plunger naik terdapat fluida yang turun diantara plunger dan
barrel.
– hal yang normal karena diperlukan sebagai pelumas dari
gesekan plunger dan barrel.
– kebocoran yang terlalu besar bisa terjadi karena clearance
yang tidak tepat dan akan mengurangi tingkat laju produksi.
– Meminimalkan kebocoran ini dengan mengurangi clearance
antara plunger dan barrel atau dengan menggunakan plunger
yang lebih panjang.
Sand
Sand solid produce dapat menghambat atau menutup saluran dari
sumur ke pompa, pada jumlah yang besar dapat mengakibatkan
keausan pada peralatan pompa. Diatasi dengan submergence
pompa yang lebih dangkal atau dengan memasang pompa khusus