Kel.1 Ibadah Dan Ritual Dalam Islam
Kel.1 Ibadah Dan Ritual Dalam Islam
Kel.1 Ibadah Dan Ritual Dalam Islam
Disusun oleh:
Kelompok 1
Mita Hardiyanti (12201002)
Maulidiatul Jannah (12201003)
Alhamdulillah , Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat berupa waktu, kesempatan, kesehatan dan kekuatan,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “IBADAH
DAN RITUAL KEAGAMAAN” yang alhamdulillah dapat terselesaikan
sebagaimana waktu yang telah ditentukan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ibadah
dan Ritual Keagamaan yang diampu oleh Ibu S. Nor Hasanah, S.Pd.I., M.Pd.
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini agar menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis dan para pembaca .
Tentunya dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan dari penulis. Oleh karena itu , kami sangat berharap agar para pembaca
dapat memberikan kritik serta saran yang tentunya bersifat membangun dan
mendorong kami agar bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan pembahasan ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah dalam Islam .......................................................... 2-5
B. Komponen Ibadah dalam Islam ......................................................... 5-6
C. Ruang lingkup Ibadah ........................................................................ 6-8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah dan ritual keagamaan merupakan rangkai amalan yang dilakukan
oleh manusia dalam rangka kesetiaan atau kepatuhan kepada sang pencipta. Setiap
agama memiliki sumber ajaran masing-masing yang menjadi rujukan utama dalam
melakukan ibadah dan ritual keagamaan. Tujuan utama ibadah adalah pengabdian
dan penghambaan diri kepada tuhan. Ibadah dalam agama islam meliputi
pelaksanaan ibadah wajib seperti shalat lima waktu dan puasa, serta aspek akidah
dan muamalah. Selain itu, kegiatan ritual juga dilakukan oleh kelompok masyarakat
atau komunitas sebagai bentuk upacara adat atau peraktek ritual keagamaan seperti
ziarah kubur, qurban, dan aqiqah.
Islam amat istimewa sehingga menjadikan seluruh kegiatan manusia
sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah SWT, demi
mencapai keridhaannya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan
olehnya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Ibadah dalam Islam?
b. Apa saja Komponen Ibadah dalam Islam?
c. Apa saja Ruang Lingkup Ibadah dan Hakikatnya?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk Menjelaskan Pengertian Ibadah dalam Islam
b. Untuk Menjelaskan Komponen Ibadah dalam Islam
c. Untuk Menjelaskan Tentang Ruang Lingkup ibadah dan Hakikatnya
1
BAB II PEMBAHASAN
1
Kastolani,2016:”Ibadah Ritual Dalam Menanamkan Akhlak Remaja”,Inject, Interdisciplinary Journal Of
Communication,Vol.1, No.2, Hlm.129.
2
Khairunnas Rajab,2011,” Prikologi Ibadah”,Jakarta: Sinar Grafika Offset, Hlm.74.
3
Moh Saifullah Al-Aziz,2005:”Fiqih Lengkap”,Surabaya:Terbit Terang,Hlm.146
2
melaksanakan ibadah dengan baik dan tekun, maka seorang hamba akan mencapai derajat
taqwa setelah menjalankan ibadahnya, maka Allah SWT dalam berbagai ayat-Nya memberi
perdikat yang bersangkutan sebagai muttaqi (jamaknya muttaqin), dan baginya berhak
mendapatkan kecintaan dari Allah, serta di akhirat nanti akan diberi tempat yang paling baik,
yakni surge.
Dari segi turunnya ayat-ayat Alquran, istilah abdun yang merupakan akar kata ibadah,
pertama kali ditemukan dalam QS. al-Alaq, selanjutnya dalam QS. alfatihah. Pengungkapan
ibadah dalam QS. al-Alaq, belum begitu jelas tentang cara beribadah, 4 sementara dalam QS.
al-Fatihah memiliki makna yaitu kami mentaati sekaligus tunduk dan patuh kepada Allah SWT
yang dikemukakan secara jelas bahwa obyek yang disembah adalah Allah SWT. 5 Terdapat 21
Penyebutan obyek, yakni Allah SWT sebagai satu satunya Tuhan yang harus disembah
sehingga melahirkan berbagai interpretasi dalam berbagai ayat di dalam Al-quran tentang
bagaimana cara beribadah kepadanya.
Di dalam Al-quran, kata ibadah disebut sebanyak 277 kali, 154 dalam bentuk ism dan 13
kali dalam bentuk fi’il, 5 kali dalam bentuk fi’il mādhi, 81 fi’il mudhāri’ dan 37 kali fi’il amr.
22 Dari sejumlah ayat-ayat Alquran ini, ditemukan di antaranya yang berbicara tentang cara
beribadah.
Cara beribadah pada dasarnya bermacam-macam menurut perbedaan agama dan waktu.
Tetapi, semuanya dituju untuk mengingatkan manusia kepada kekuasaan Allah SWT yang juga
untuk meluruskan akhlak yang tercela dan membersihkan jiwa manusia.
Ibadah dalam berbagai bentuknya telah dicontohkan oleh Nabi SAW, walaupun pada
kenyataannya umat Islam dalam melaksanakan ibadah tersebut tampak sangat bervariasi.
Misalnya saja, “ibadah shalat”. Tampak sekali bahwa kaum muslim dalam melaksanakan
shalat tersebut, memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya atau antara kelompok satu
dengan kelompok lainnya, mulai cara takbīratul ihrām, cara membaca surah al-fātihah dan
seterusnya.
Perbedaan-perbedaan beribadah seperti yang telah dikatakan tidak berarti bahwa yang
satu merupakan benar serta selain itu adalah salah. Adanya perbedaan cara beribadah pada
perihal shalat yang di contohkan, wajar terjadi karena masing-masing orang memiliki dalil
tersendiri yang dapat dipertanggung jawabkan, dan dengan mudah bahwa cara beribadah yang
4
Abd. Muin Salim, 1994,”Fiqh Syiyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an;Cet.1” Jakarta:Raja
Grafindo Persada
5
.Syahril dkk,2022,”Pendidikan Ibadah Dalam Persfektif Al-Qur’an”Jurnal An-Nur,Vol.11,No.1, Hlm.52.
3
beragam ini dapat saja diterima disisinya asalkan susuai dengan ketentuan syara sebagaimana
mestinya yang termaktub dalam buku-buku fiqih.
Sebagaimana yang telah dikemukakan, maka cara beribadah yang harus terpenuhi
menurut Al-quran adalah dangan cara ikhlas bagaimanapun bentuk ibadah dan ragamnya itu,
harus didasari oleh keiklasan. Berikut ayat yang terkait dengan
ص ٰلوة َ َويُؤْ تُوا ا
الز ٰكوة َ َو ٰذلِكَ ِد ْينُ ْالقَيِ َمة الديْنَ ەۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُ ِق ْي ُموا ال ا
ِ ُصيْنَ لَه َ ِِ َو َما ٓ ا ُ ِم ُر ْٓوا ا اَِّل ِليَ ْعبُد ُوا ه
ِ ّٰللا ُم ْخ ِل
Artinya: Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Makna ibadah dalam arti yang sangat luas dapat dipahami bertaqorrub atau mendekatkan
diri kepada Allah SWT dengan mentaati segala perintah-perintahnya dan mengamalkan segala
sesuatu yang diizinkan Allah SWT. Tujuan utama ibadah dalam islam adalah untuk
menyembah Allah SWT sebagai pencipta dan pemeliharaan segala sesuatu. Jadi semua
tindakan mukmin yang dilandasi oleh niat tulus untuk mencapai ridha Allah dipandang sebagai
ibadah. Makna inilah yang terkandung dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
س ا اَِّل ِليَ ْعبُد ُْون ِ ْ ِو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج ان َو
َ اَّل ْن َ .
Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku (Qs.Az-Zariyat:56).
Dengan demikian, segenap tindakan mukmin yang dilakukan sepanjang hari dan malam
tidak terlepas dari nilai ibadah, termasuk tindakan yang dianggap sepele seperti senyum kepada
orang lain, atau bahkan tindakan yang dianggap kotor jika dituturkan kepada orang lain seperti
buang hajat, melakukan hubungan seks, dan lain-lain. Beberapa sahabat bertanya kepada Nabi
SAW tentang pahala shalat, puasa dan sedekah. Rasulullah SAW juga bersabda”seseorang
muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lain, kemudian buahnya dimakan burung, orang
atau binatang ternak,semua itu menjadi sedekah baginya. 6 Selain itu ibadah juga bertujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rahmatnya. Sebagaiman Allah SWT
juga berfirman:
ِ َسيَدْ ُخلُ ْونَ َج َهنا َم د
اخ ِريْن َ َي ا َ ْست َِجبْ لَكُ ْم ۗا اِن الا ِذيْنَ يَ ْست َ ْك ِب ُر ْون
ْ ِع ْن ِعبَادَت
َ ي ْٓ ِِ َوقَا َل َربُّكُ ُم ادْعُ ْون
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahanam dalam keadaan hina dina.”
6
Zaenal Abidin,2020,”Fiqh Ibadah”Yogyakarta:Deeppublish, Hlm.9.
4
Ibadah secara fungsional adalah menumbuh kembangkan nilai-nilai ketauhidan dan
mengokohkannya dalam jiwa atau dalam beberapa kitab tafsir dibahasakan bahwa seseorang
hamba yang dengan jiwa raganya beribadah laksana kebun, dan semakin banyak mendapat
siraman melalui ibadah maka yang bersangkutan semakin subur yang selanjutnya nilai-nilai
ketauhidan akan tumbuh dan berkembang semakin baik. Sebaliknya, semakin jarang orang
melakukan ibadah maka semakin memberikan kesempatan bagi dirinya terjauh dari nilai-nilai
ketauhidan. 7
Sedangkan makna Ritual sendiri merupakan suatu perilaku yang diatur secara ketat yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berbeda dengan perilaku sehari-hari, baik dari segi
perlakuannya maupun maknanya. Kegiatan ritual dalam islam apabila ditinjau dari sudut
tingkatan terbagi menjadi tiga yaitu:
a) Ritual islam yang primer, merupakan suatu ritual yang wajib dilakukan oleh umat
muslim, seperti shalat wajib lima waktu dan membaca Al-Quran.8
b) Ritual islam yang sekunder, yaitu ibadah shalat sunnah, seperti bacaan dalam ruku
dan sujud, shalat thajud dan shalat dhuha.
c) Ritual islam yang tersier, adalah ritual yang berupa anjuran dan tidak sampai pada
tataran sunnah. 9
7
Ahmad Mustafa al-Maragi, 1973,”Tafsir al-Maragi, juz I” Mesir: Mustafa al-Babi al-Halab wa
Awladuh, Hlm. 5-6
8
Iredho Fani Reza,2015,”Efektivitas Pelaksanaan Ibadah Dalam Upaya Mencapai Kesehatan
Mental”Psikis,Vol.1, No.1, Hlm.112.
9
Hakim,2000;”Metodologi Studi Islam” Bandung:Remaja Rosdakarya
5
d) Doa : Doa adalah komponen penting dalam ibadah. Setelah selesai rukun-ruku
ibadah, seorang muslim dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT dengan
permohonan ampunan, rahmat, dan keberkahan.
e) Khusyu : Khusyu adalah sikap hati yang tenang, khawatir, dan penuh konsentrasi
saat melaksanakan ibadah. Seorang muslim harus berusaha menjaga khusyu
dalam ibadahnya agar ibadahnya diterima oleh Allah SWT.
f) Taat : Taat adalah komponen penting dalam ibadah. Seorang Muslim harus taat
kepada perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Ketaatan ini mencakup
menjalankan ibadah sesuai dengan tutunan agama dan menjauhi segala bentuk
kemaksiatan.
g) Ikhlas : Ikhlas adalah komponen penting dalam ibadah. Seorang Muslim harus
melakukan ibadah hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah SWT, bukan
untuk pujian atau pengakuan dari orang lain.
h) Mengikuti Sunnah : mengikuti sunnah Rasulullah SAW adalah komponen
penting dalam ibadah. Seorang Muslim harus mengikuti tutunan dan contoh yang
diberikan oleh Rasulullah SAW dalam melaksanakan ibadah.
Adapun komponen ibadah dari segi bentuk dan sifatnya yang terbagi menjadi tiga jenis
yaitu ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah anggota badan.
a) Ibadah hati yaitu ibadah yang berkaitan dengan rasa khauf (takut), raja
(mengharapkan), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan),
Raghbah(senang) dan rahbah(takut).
b) Ibadah lisan yaitu yang berkaitan dengan tasbih, tahlil, tahmid dan syukur
dengan lisan dan hati.
c) Sedangkan ibadah badaniyah qalbiyah yaitu yang berkaitan dengan shalat,
zakat, haji dan jihad. Tujuannya ibadah dalam islam yaitu untuk mencapai
ridhanya Allah SWT dan mendapatkan pahalanya.
10
Zaenal Abidin,2020,”Fiqh Ibadah”Yogyakarta:Deeppublish,Hlm.3
6
Ruang lingkup ibadah dalam islam juga mencakup segala perbuatan yang diridhai oleh
Allah SWT baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun
tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharap kan pahalanya. Ibadah
dalam islam terbagi menjadi tiga yaitu, ibadah mahdah, ibadah muamalah atau ghairu maghdah
dan ibadah jasmaniyah dan rohaniah. yang dikemukan oleh Ibnu Timaiyah sangatlah luas ,
bahkan menurut beliau semua ajaran agama itu termasuk ibadah. Bila mana diklasifikasikan
semuanya dapat menjadi beberapa kelompok saja :
a) kewajiban-kewajiban atau rukun-rukun syariat seperti shalat, puasa, zakat dan haji.
b) Yang berhubungan dengan kewajiban-kewajiban diatas dalam bentuk ibadah-
ibadah sunat, seperti zikir, membaca Al-Qur’an , doa dan istighfar.
c) Semua bentuk hubungan sosial baik serta pemenuhan hak-hak manusia seperti
berbuat baik kepada orangtua, menghubungkan silaturahmi, berbuat baik kepada
anak yatim, fakir miskin dan ibn sabil.
d) Akhlak Insaniyah (bersifat kemanusiaan) seperti benar dalam berbicara,
menjalankan amanah dan menempati janji.
e) Akhlak rabbaniyah (bersifat ketuhanan) seperti, mencintsi AllahSWT dan rasul-
rasulnya , takut kepada Allah SWT, ikhlas dan sabar terhadap hukumnya. 11
Tujuan diciptakan manusia dimuka bumi ini yaitu untuk beribadah kepadanya. Allah
menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu kemampuan yang besar kepada
makhluknya, karena apabila direnungkan hakikat perintah beribadah itu berupa peringatan
agar kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunianya.
Hakikat ibadah dalam syariat islam yaitu ibadah memiliki dua unsur yaitu ketundukan
dan kecintaan yang paling dalam kepada Allah SWT. Unsur yang tertinggi adalah ketundukan
sedangkan kecintaan merupakan implementasi dari ibadah tersebut.12 Berikut merupakan salah
satu ayat yang menjelaskan tentang Hakikat ibadah yang berbunyi:
ِي َخلَقَكُ ْم َوالا ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِلكُ ْم لَ َعلاكُ ْم تَتاقُ ْون
ْ اس ا ْعبُد ُْوا َرباكُ ُم الاذ
ُ ِ ٰيٓاَيُّ َها ال ان.
Artinya: Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-
orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa(Qs.Al-Baqarah:21)
11
Ash Shiddiq,Hasbi, 1994; “Kuliah Ibadah”Jakarta:Bulan Bintang, Hlm.50-51
12
Indah Arnilah Nur, “Peran Fiqih Dan Prinsip Ibadah Dalam Islam”Al-Mirah:Jurnal Pendidikan Islam”Hlm.25
7
Adapun hakikat ibadah yaitu:
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan
kerendahan diri kepada Allah SWT.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangannya.
4. Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasulnya yang mengandung makna
mendahulukan kehendaknya dan rasulnya atas yang lainnya. Adapun tanda-
tandanya yaitu mengikuti sunnah rasullulah.
5. Jihad dijalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai oleh Allah).
6. Tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk
melebihi ketakutan kepada Allah SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan yang mengisi waktunya
dengan bentuk ketaatannya baik dengan melaksanakan perintahnya maupun menjauhi
larangannya sebab dengan cara itu maka tujuan hidupnya akan terwujud.
8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah SWT perintahkan dan
apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Didalam Kamus
Munjib yang terbit pada tahun 1986, disebutkan bahwa ibadah berasal dari akar kata Abada,
Ibadatan, Ubudiyyah yang memiliki arti mengesakan, menghormati, tunduk dan patuh serta
taat pada Allah SWT. Sedangkan ibadah menurut ahli fiqih yaitu ketaatan yang dikerjakan
untuk mengharap ataupun mencapai ridha Allah SWT. Islam juga tidak membatasi ruang
lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Ruang lingkup ibadah didalam islam ini
sangat luas sekali.
Ibadah memiliki tujuan utama yaitu pengabdian dan penghambaan diri kepada Tuhan.
Ibadah dalam agama islam juga meliputi pelaksanaan ibadah wajib seperti shalat lima waktu
dan puasa, serta aspek aqidah dan muamalah. Kegiatan ritual juga dilakukan oleh kelompok
masyarakat atau komunitas sebagai bentuk upacara adat atau praktek ritual keagamaan seperti
ziarah kubur, qurban, dan aqiqah. Ruang lingkup ibadah dalam islam juga mencakup segala
perbuatan yang diridhai oleh Allah SWT baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik
terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan
mengharap kan pahalanya.
B. Saran
Demikian makalah ini disusun, sebagai catatan penutup bahwa pemakalah menyadari akan
banyaknya kekurangan dan kelemahan pada makalah ini , oleh karena itu penulis berharap
agar adanya kritik, saran atau masukkan yang bersifat. membangun untuk perbaikkan makalah
ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10