Modul 11 Hidrologi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MODUL 11 HIDROLOGI

LANJUTAN HIDROGRAF SATUAN DAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK

PENDAHULUAN

Untuk menyelesaikan permasalahan banjir pada pada saluran-saluran (drainase)


dibutuhkan analisa hidrologi khususnya masalah hujan sebagai sumber air yang akan dialirkan
pada sistem saluran dan limpasan sebagai akibat tidak mampunya saluran menampung air hujan
tersebut. Desain hidrologi sangat diperlukan untuk mengetahui debit pengaliran.
Hidrograf Satuan
Hidrograf satuan adalah hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh hujan efektif
yang terjadi merata diseluruh DAS dan dengan intensitas tetap selama satu satuan waktu yang
ditetapkan, yang disebut hujan satuan.Hujan satuan adalah curah hujan yang lamanya sedimikian
rupa sehingga lamanya limpasan permukaan tidak menjadi pendek, meskipun curah hujan itu
menjadi pendek. Jadi hujan satuan yang dipilih adalah yang lamanya sama atau lebih pendek dari
periode naik hidrograf (waktu dari titik permulaan aliran permukaan sampai puncak). Periode
limpasan dari hujan satuan semuanya adalah kira-kira sama dan tidak ada sangkut pautnya
dengan intensitas hujan.
Hidrograf satuan merupakan model sederhana yang menyatakan respon DAS terhadap
hujan.Tujuan dari hidrograf satuan adalah untuk memperkirakan hubungan antara hujan efektif
dan aliran permukaan.Konsep hidrograf saatuan pertama kali dikemukakan oleh Sherman pada
tahun 1932. Dia menyatakan bahwa suatu sistem DAS mempunyai sifat khas yang menyatakan
respon DAS terhadap suatu masukan tertentu yang berdasarkan 3 prinsip:
1. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran tertentu, intensitas hujan
yang berbeda tetapi memiliki durasi sama, akan menghasilkan limpasan dengan durasi sama,
meskipun jumlahnya berbeda. Ini merupakan aturan empiris yang mendekati kebenaran.
2. Pada hujan efektif berintensitas seragam pada suatu daerah aliran tertentu, intensitas hujan
yang berbeda tetapi memiliki durasi sama, akan menghasilkan hidrograf limpasan, dimana
ordinatnya pada sembarang waktu memiliki proposi yang sama dengan proposi intensitas
hujan efektif. Dengan kata lain, ordinat hidrograf satuan sebanding dengan volume hujan
efektif yang menimbulkannya. Hal ini berarti bahwa hujan sebanyak n kali lipat dalam satuan
waktu tertentu akan menghasilkan suatu hidrograf dengan ordinat sebesar n kali lipat.

1
3. Prinsip superposisi dipakai pada hidrograf yang dihasilkan oleh hujan efektif berintensitas
seragam yang memiliki periode periode yang berdekatan dan/atau tersendiri. Jadi, hidrograf
yang merepresentasikan kombinasi beberapa kejadian aliran permukaan adalah jumlah dari
ordinat hidrograf tunggal yang member kontribusi.
Ketiga asumsi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa tanggapan DAS terhadap
hujan adalah linier, walaupun sebenarnya kurang tepat.Namun demikian, penggunaan hidrograf
satuan telah banyak memberikan hasil yang memuaskan untuk berbagai kondisi. Sehingga, teori
hidrograf satuan banyak dipakai dalam menentukan debit atau banjir rencana.
Hidrograf Satuan Sintetik
Hidrograf Satuan Sintetis adalah hirograf satuan yang diturunkan berdasarkan data sungai
pada DAS yang sama atau DAS terdekat tetapi memiiki karakteristik yang sama. (I Made
Kamiana, 2011). Jika tidak cukup tersedia data hujan dan data debit maka penurunan hidrograf
satuan suatu DAS dilakukan dengan cara sintetis. Hasilnya disebut dengan Hidrograf Satuan
Sintetis (HSS). (I Made Kamiana, 2011). Berikut ini diberikan beberapa metode yang biasa
digunakan dalam menurunkan hidrograf banjir :

2
dimana:
Qp : debit puncak banjir (m3/det)
C : koefisien pengaliran (=1)
R0 : hujan satuan (mm)
A : luas DAS (km2)
Tp : tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 : waktu yang diperlukan oleh penurunan debit,dari debit puncak sampai menjadi 30% dari
debit puncak, tg = waktu konsentrasi (jam),
tr : satuan waktu hujan, diambil 1 jam, α = parameter hidrograf, bernilai antara 1.5 – 3.5, Qt =
debit pada saat t jam (m3/det), dan L = panjang sungai (m).
Gambar (2.3) merupakan contoh gambar hidrograf nakayasu berupa hubungan antara waktu
dengan debit puncaknya.

3
4
A : Luas daerah pengaliran (km2)
L : Panjang aliran utama (km)
LC : Jarak antara titik berat daerah pengaliran dengan pelepasan (outlet) yang diukur sepanjang
aliran utama (km). (Gambar 2.4)

5
- Keterlambatan DAS (basin lag)

6
7
8
9
10
Analisis Hujan
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupankan hujan yang terjadi hanya
pada satu titik saja (point reanfall). Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space),
maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan
wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata
curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada didalam atau disekitar kawasan tersebut.
(Suripin, 2004).
Distribusi Probabilitas
Dalam analisis frekuensi data hujan atau debit guna memperoleh nilai hujan rencana atau
debit rencana, dikenal beberapa distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan yaitu:
Normal, Log Normal, Log Pearson Type III, Gumbel. (I Made Kamiana, 2011).

11
12
13
Lampiran 1.4)

14
15
yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.

6. ΔP kritis (lihat lampiran 1.7)

3. Intensitas Hujan Rencana


Intensitas hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume
hujan tiap satuan waktu. (Wesli, 2008). Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan
berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin
tinggi pula intensitasnya.(Suripin, 2004). Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan
analisis data hujan baik secara statistik maupun secara empiris. Biasanya intensitas hujan
dihubungkan dengan durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dan jam
jam an. Data curah hujan jangka pendek ini hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat
pencatat hujan otomatis. Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data
hujan harian, maka intensitas hujan dapat

16
17
18
19
Tabel

Tabel metode gumbel nilai ekstrim (K)

20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai