Modul 11 Hidrologi
Modul 11 Hidrologi
Modul 11 Hidrologi
PENDAHULUAN
1
3. Prinsip superposisi dipakai pada hidrograf yang dihasilkan oleh hujan efektif berintensitas
seragam yang memiliki periode periode yang berdekatan dan/atau tersendiri. Jadi, hidrograf
yang merepresentasikan kombinasi beberapa kejadian aliran permukaan adalah jumlah dari
ordinat hidrograf tunggal yang member kontribusi.
Ketiga asumsi ini secara tidak langsung menyatakan bahwa tanggapan DAS terhadap
hujan adalah linier, walaupun sebenarnya kurang tepat.Namun demikian, penggunaan hidrograf
satuan telah banyak memberikan hasil yang memuaskan untuk berbagai kondisi. Sehingga, teori
hidrograf satuan banyak dipakai dalam menentukan debit atau banjir rencana.
Hidrograf Satuan Sintetik
Hidrograf Satuan Sintetis adalah hirograf satuan yang diturunkan berdasarkan data sungai
pada DAS yang sama atau DAS terdekat tetapi memiiki karakteristik yang sama. (I Made
Kamiana, 2011). Jika tidak cukup tersedia data hujan dan data debit maka penurunan hidrograf
satuan suatu DAS dilakukan dengan cara sintetis. Hasilnya disebut dengan Hidrograf Satuan
Sintetis (HSS). (I Made Kamiana, 2011). Berikut ini diberikan beberapa metode yang biasa
digunakan dalam menurunkan hidrograf banjir :
2
dimana:
Qp : debit puncak banjir (m3/det)
C : koefisien pengaliran (=1)
R0 : hujan satuan (mm)
A : luas DAS (km2)
Tp : tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 : waktu yang diperlukan oleh penurunan debit,dari debit puncak sampai menjadi 30% dari
debit puncak, tg = waktu konsentrasi (jam),
tr : satuan waktu hujan, diambil 1 jam, α = parameter hidrograf, bernilai antara 1.5 – 3.5, Qt =
debit pada saat t jam (m3/det), dan L = panjang sungai (m).
Gambar (2.3) merupakan contoh gambar hidrograf nakayasu berupa hubungan antara waktu
dengan debit puncaknya.
3
4
A : Luas daerah pengaliran (km2)
L : Panjang aliran utama (km)
LC : Jarak antara titik berat daerah pengaliran dengan pelepasan (outlet) yang diukur sepanjang
aliran utama (km). (Gambar 2.4)
5
- Keterlambatan DAS (basin lag)
6
7
8
9
10
Analisis Hujan
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupankan hujan yang terjadi hanya
pada satu titik saja (point reanfall). Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space),
maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan
wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata
curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada didalam atau disekitar kawasan tersebut.
(Suripin, 2004).
Distribusi Probabilitas
Dalam analisis frekuensi data hujan atau debit guna memperoleh nilai hujan rencana atau
debit rencana, dikenal beberapa distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan yaitu:
Normal, Log Normal, Log Pearson Type III, Gumbel. (I Made Kamiana, 2011).
11
12
13
Lampiran 1.4)
14
15
yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
16
17
18
19
Tabel
20
21
22
23
24
25