Laporan Kasus
Laporan Kasus
Laporan Kasus
Disusun Oleh:
SISCA ARINA
23159010055
2023/2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
( Eka Mardiana Afrilia, SST., Bd., MKM ) ( Esteria Nissan Polycarpus, SST)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pada Stase
Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Penulisanan
laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Bayi, Balita dan Anak Prasekolah yang merupakan salah satu mata kuliah
yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan
laporan pendahuluan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR RPENGESAHAN................................................................................ i
3. Tujuan ....................................................................................................... 2
4. Manfaat ..................................................................................................... 2
1. Kesimpulan ................................................................................................ 14
2. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia terutama
pada anak-anak. Kurang lebih 80% kematian yang berhubungan dengan diare
terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.Penyebab utama kematian pada diare
adalah karena dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit (Sodikin,
2011).Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan
(10,4%), laki-laki (7,0%), tinggal di daerah perkotaan (6,7%), dan kelompok
kuintil indeks kepemilikan terbawah (7,8%) (Santoso dkk, 2013).
Insiden diare balita di Provinsi Jawa Tengah adalah 5,0 persen (Santoso,
2013). Penyakit diare masih merupakan permasalahan serius di Provinsi Jawa
Tengah, terbukti 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit diare.
Pada tahun 2011, jumlah kasus diare di 35 kabupaten/kota di Jawa
Tengah sebanyak 839.555 penderita. Dengan cakupan penemuan penyakit diare
sebesar 48,5%, Data selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan
penemuan diare masih di bawah target yang diharapkan yaitu sebesar 80%,
Incidence Rate (IR) sebesar 1,95% dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar
0.021%. Pada tahun 2012 cakupan penemuan dan penanganan diare sebesar
42,66 lebih rendah dibanding tahun 2011 yaitu sebesar 57,9% (Mafazah, 2013).
Menurut Riskesdas Provinsi Jawa Tengah, insiden diare balita di
Boyolali berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar 6,5 % (kisaran Provinsi 3,2 %
- 13 %), yang dimana angka tersebut pada tinggi dibandingkan dengan Provinsi
Jawa Tengah 5 % (Santoso dkk, 2013).
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya terlihat sehat (Yusuf, 2011), dengan pengeluaran feses yang tidak
normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi
dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus
dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar (Dewi, 2010).
Komplikasi yang dapat terjadi jika pasien dehidrasi karena diare adalah
renjatan hipovolemik, hipokalemia, hipotoni otot, kelemahan, bradikardia, dan
perubahan pada pemeriksaan EKG, hipoglikemia, kejang, malnutrisi energi
protein (Dewi, 2010). Penyakit diare dapt menyebabkan kematian jika dehidrasi
2
tidak diatasi dengan tepat. Dehidrasi dapat terjadi pada pasien diare karena usus
bekerja tidak optimal sehingga sebagian besar air dan zat-zat yang terlarut
didalamnya keluar bersama feses sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan atau
dehidrasi (Mardayani, 2014).
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam study kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan
kebidanan pada anak “a” dengan dehidrasi akibat diare dengan tindakan
pemasangan infus “
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menangani pasien dengan dehidrasi
akibat diare dengan melakukan melaksanakan tindakan pemasangan infus
pada anak “A” di klinik Varian medika dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan pendokumentasian SOAP.
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat mengkaji data pasien,
2) Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah –
Langkah.
3) Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang akan dilakukan.
D. Manfaat Penulisan
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan yang
berharga bagi instansi kesehatan khususnya Di klinik varian medika dan bagi
institusi Universitas Muhammadiyah Tangerang Jurusan Kebidanan
merupakan bahan informasi mengenai teknik pemasangan infus dengan
dehidrasi
2) Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman berharga bagi
peneliti dalam memperluas wawasan keilmuan dalam melaksanakan
penelitian sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan tugas
keterampilan dasar kebidanan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang Tahun
2022.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Data Subjective
Nama : an. a
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 5 thn
Alamat : cikande permai blok T4 No.22
Keluhan : ibu mengatakan anak mengalami diare 5x dalam sehari, badan
terlihat lemas, tidak mau makan dan minum.
Riwayat penyakit : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit anak dan
keluarga
Data Objective
Pemeriksaan TTV dan Antopometri
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
N : 98x/m
S : 36,60C
R : 22 x/m.
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : Rambut hitam,tidak rontok,tidak ada ketombe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
5
b. Muka
Inspeksi : Tidak simestris,tidak pucat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : Simetris,tidak katarak,tidak juling,refleks pupil baik
Palpasi : Sedikit cengkung
d. Hidung
Inspeksi : Simetris,dan tidak ada kotoran
Palpasi : Tulang hidung normal tidak ada sekret
e. Telinga
Inspeksi : Tidak ada cairan yang keluar
Palpasi : Simestris,tidak ada benjolan
f. Mulut
Inspeksi : Tidak ada perdarahan di gusi,bibir tidak pucat
Palpasi : Tidak kering,dan tidak pecah - pecah
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada kelenjar limfe
Palpasi : Tidak ada pembekakan tyroid
h. Dada
Inspeksi : Tampak simestris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
i. Abdomen
Inspeksi : Tampak simestris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
j. Kulit
Inspeksi : Sedikit kotor dan tidak ada tergores
Palpasi : Tidak oedem, tidak ada nyeri tekan
k. Ekstremitas
Ekstemitas atas : Jari lengkap, tidak oedem, tonus otot baik.
Ekstremitas bawah : Jari lengkap, tidak oedem, tonus otot baik.
l. Genetalia
Tidak di kaji
6
Analisis Data
Diagnosis: an”a” usia 5 tahun dengan dehidrasi akibat diare
Perencanaan Asuhan
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan anaknya
Hasil pemeriksaan an “ a ” antara lain :
K/U ; TTV : baik
S : 36,6 C
N : 98x/menit
RR : 22 x/menit.
PEMBAHASAN
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair, dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila BAB sudah lebih
dari 3 kali sedangkan neonatus 4 kali buang air besar (Dewi, 2010).
Pengeluaran feses dinilai berlebih bila sudah mencapai lebih dari 200
ml/m luas permukaan badan (Suratmaja, 2007).
Diare terjadi saat isi saluran cerna didorong melalui usus dengan cepat,
dengan sedikit waktu untuk absorbsi makanan yang dicerna, air dan elektrolit.
Feses yang dihasilkan menjadi encer biasanya hijau, dan berisi lemak yang tidak
dicerna, karbohidrat yang tidak dicerna, dan sejumlah protein yang tidak dicerna
kehilangan air dapat terjadi hingga sepuluh kali dari kecepatan normal kehilangan
air, ketidakseimbangan elektrolit dapat terjadi bersama kehilangan natrium,
klorida, bikarbonat dan kalium. Diare yang menyebabkan dehidrasi dapat
menyebabkan syok hipovolemik dan dapat mengancam jiwa pada bayi dan anak
yang masih kecil (Axton,2013).
Menurut pedoman MTBS (2008) cit Rekawati (2013) gejala yang sering
muncul pada anak dehidrasi ialah mata cekung, malas minum, cubit kulit perut
kembali lambat. Menurut Sodikin (2011) gejala ubun-ubun cekung, tonus otot
dan turgor kulit berkurang, mukosa bibir kering.
Pada pasien ini yang terjadi adalah Natrium 131 mmol/L rendah (135-
148), Kalium 3,2 mmol/L rendah (3,5-5,3). Pemberian infus D ¼ NS 16 tpm (Per
5 mL mengandung : Natrium 38.5 meg/Liter, Klorida 38.5 meg/Liter, Dextrose
50 gram/Liter (NaCl 2.25 gram, water for injeksion 1.000 mL).Osmolaritis : 355
mOsm/Liter.) digunakan untuk mengatur konsentrasi cairan tubuh. Infus tersebut
adalah larutan yang mempunyai osmolaritas lebih besar dari plasma darah
(Tarwoto,2015).
Pada pasien dengan kasus ini sesuai dengan teori. Natrium awal pasien
adalah 131 mmol/L menjadi 135 mmol/L. Pemberian oralit pada pasien diare
MTBS (2008), oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida
(NaCl), Kalium Klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat
(Mardayani, 2014), digunakan untuk meningkatkan keseimbangan elektrolit dan
pencegahan komplikasi akibat kadar cairan yang tidak normal (Wilkinson,
2011).Oralit sendiri diberikan untuk menganti cairan dan elektrolit dalam tubuh
yang hilang karena diare (Mardayani, 2014). Walaupun air penting untuk
mencegah dehidrasi, air minum biasa yang dikonsumsi tidak mengandung garam
dan elektrolit yang diperlukan saat diare dengan dehidrasi, untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh maka diberikan oralit
(Wulandari, 2013).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan berbentuk
cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare
bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonatus
dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar (Dewi, 2010).
Menurut pedoman MTBS (2008) cit Rekawati (2013) gejala yang
sering muncul pada anak dehidrasi ialah mata cekung, malas minum,
cubit kulit perut kembali lambat. Menurut Sodikin (2011) gejala
muntah dapat terjadi pada saat diare. Ada juga dengan gejala ubun-
ubun cekung, tonus otot dan turgor kulit berkurang, mukosa bibir
kering. Konsistensi feses cair, berlendir, warna feses berubah menjadi
kehijau-hijauan bercampur empedu.
Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi tubuh dan homeostatis. Elektrolit ada di
seluruh cairan tubuh, elektrolit merupakan komponen yang berada
baik dalam cairan intrasel maupun ekstrasel. Ketidakseimbangan satu
atau lebih komponen elektrolit akan terjadi mekanisme pertahanan
homeostatis. Pemberian Zink yang berfungsi untuk proses
pertumbuhan dan diferensiasi sel, sintesis DNA serta menjaga
stabilitas dinding sel. Beberapa penelitian di Bangladesh, India, Brazil
dan Indonesia melaporkan pemberian suplementasi zink menurunkan
prevalensi diare serta menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita
diare.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan seperti pemberian oralit
Zinc, infus ringer laktat, memonitor tanda-tanda vital, mencatat input
dan outputyang dilakukan dalam waktu 1x12 jam ada perubahan
tanda-tanda dehidrasi yang berkurang dan diare dari 5x menjadi 2x
dan yang awalnya berlendir menjadi berampas.
14
2. Saran
a. Lahan Praktek
Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan
mutu pelayanan dan bisa menerapkan tindakan sesuai teori.
b. Institusi
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu,
diharapkan dapat menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya
tentang asuhan kebidanan pada anak usia 5 tahun dengan dehidrasi
yang sering dijumpai dalam lahan praktek.
c. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami asuhan kebidanan pada
anak usia 5 tahun dengan dehidrasi akibat diare yang sering
dijumpai dilahan praktek.
15
DOKUMTEASI KEGIATAN
16
DAFTAR PUSTAKA