Sandra Novita 1907110013 Metopen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN STUNTING PADA ANAK


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL IMARAH KABUPATEN
ACEH BESAR TAHUN 2021

OLEH :
SANDRA NOVITA
NPM: 1907110013

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


BANDA ACEH

2021
KATA PENGENTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah
metodologi penelitian ini dengan judul “Faktor – faktor penyebab stunting pada anak di
wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar tahun 2021”.

Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Metodologi
Penelitian pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Aceh. Dengan terselesaikannya tugas ini, maka penulis ucapkan dengan tulus dan ikhlas rasa
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Prof. Asnawi Abdullah, SKM., MHSM., M.Sc., HPPF., DLSHTM, Ph.D selaku
Dekan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Aceh
2. Tiara Mairani, SKM., MKM selaku selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Penelitian
3. Teman – teman seperjuangan yang turut membantu dan memberikan dorongan dan
semangat dalam menyelesaikan tugas ini

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan
segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
menyempurnakan tugas ini.

Dengan segala keterbatasan yang ada, mudah – mudahan tugas ini dapat memberikan
manfaat bagi orang banyak. Akhir kata penulis berdo’a semoga Allah SWT memberikan
imbalan setimpal kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Banda Aceh, November 2021


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Pertanyaan Penelitian
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
1.4.2. Tujuan Khusus
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
1.5.2. Manfaat Praktis
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
1.7. Orisinalitas Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................


2.1 Pengertian Stunting
2.2 Diagnosis Stunting
2.3 Penyebab Stunting
2.4 Dampak Stunting
2.5 Pencegahan dan Penanganan Stunting
2.6 Kerangka Teori

BAB III KERANGKA KONSEP........................................................................................


3.1. Kerangka Konsep
3.2. Hipotesis Penelitian
3.3. Definisi Operasional

BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................................................


4.1. Jenis Penelitian
4.2. Populasi dan Sampel
4.3. Jenis Data
4.4. Lokasi Penelitian
4.5. Pengumpulan Data
4.6. Pengolahan Data
4.7. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang saat ini dialami
oleh balita dan anak – anak di seluruh dunia terutama Indonesia. Stunting
dapat terjadi akibat ketidakcukupan gizi atau asupan makanan dalam
waktu yang cukup lama yang menyebabkan peningkatan tinggi badan
(1).
yang tidak sesuai dengan usia anak Stunting menggambarkan status
gizi kurang yang bersifat kronik atau menahun yang terjadi pada masa
pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal kehamilan hingga awal
kelahiran. Anak yang teridentifikasi menderita stunting apabila sudah
diukur panjang atau tinggi badannya (PB/U), lalu dibandingkan dengan
berat badannya (TB/U), dan menunjukkan hasil pengukuran dibawah garis
normal (2).

Unicef mengatakan bahwa stunting yang terjadi bukan hanya


disebabkan oleh satu faktor namun disebabkan oleh banyak faktor yang
saling berhubungan satu sama lainnya. Umumnya ada tiga faktor utama
penyebab stunting, diantaranya asupan makanan tidak seimbang, riwayat
(3).
berat badan lahir rendah (BBLR) dan riwayat penyakit yang diderita
Keseimbangan asupan makanan berhubungan dengan kandungan –
kandungan zat gizi seperti karbohidrat, lemak, mineral vitamin, protein
serta jenis zat gizi lainnya.

Status gizi ibu saat hamil sangat mempengaruhi kondisi kesehatan


dan perkembangan anak dalam kandungan dan setelah dilahirkan.
Gangguan yang terjadi saat kehamilan dapat menyebabkan berat badan
lahir rendah yang lebih beresiko menjadi stunting dengan anak yang tidak
(4).
memiliki riwayat berat badan lahir rendah
Kejadian stunting di tahun 2017 paling banyak dijumpai di kawasan
negara – negara di benua Asia dengan proporsi lebih dari setengah kasus
stunting (55 %) dan lebih dari sepertiga kasus stunting lainnya berasal dari
Afrika (39%). Data prevalensi stunting yang di realese oleh kementerian
kesehatan Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2018 menunjukkan bahwa
Indonesia masuk ke dalam negara penyumbang prevalensi kasus stunting
terbanyak di kawasan Asia Tenggara dan berada pada urutan ketiga
dengan presentase 30,8% dari batas ambang yang ditetapkan oleh world
health organization (5).

Di Aceh prevalensi kasus stunting di tahun 2018 sebesar 58,36%


dan pada tahun 2019 sebesar 61,95%, dalam kurun waktu satu tahun
mengalami peningkatan sebesar 3,59%. Prevalensi kasus stunting di
Aceh Besar tahun 2019 sebesar 537 kasus, kemudian meningkat di tahun
2021 sebesar 1.537 kasus. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2021 yaitu
ditemukan kasus yang sama sebanyak 1.211 kasus yang tersebar di
beberapa kecamatan. Kecamatan yang paling tinggi jumlah kasus stunting
yaitu Ingin Jaya, sebanyak 116 kasus, Darul Imarah sebanyak 115 kasus,
(6).
Indrapuri sebanyak 99 kasus, dan mesjid raya 93 kasus

Kualitas anak yang baik dapat diperoleh dari terpenuhinya


kebutuhan gizi yang bermanfaat pada pertumbuhan dan perkembangan
sehingga masa depan anak dapat berjalan dengan optimal. Kondisi gagal
tubuh akibat kekurangan gizi pada masa – masa ini akan sulit untuk
diperbaiki dan berdampak buruk bagi masa depan anak. Kondisi gagal
tubuh ini akan menyebabkan keterlambatan perkembangan otak dan
(7).
penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi

Di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah, kasus stunting


terbanyak ditemukan di gampong Pasheu Beutong dengan jumlah kasus
sebanyak 45 (29%) kasus dan kasus paling sedikit ditemukan di gampong
Lampeuneurut sebanyak 4 (3,4%) kasus. Tingginya jumlah stunting
tersebut akibat banyak anak yang mengalami BBRL, tidak mendapatkan
ASI Ekslusif, kondisi status gizi saat hamil kurang serya pendidikan ibu
yang rendah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk


meneliti lebih lanjut terkait faktor – faktor penyebab kejadian stunting pada
anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah “ Faktor – faktor


penyebab kejadian stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah, Kabupaten Aceh Besar tahun 2021”

1.3 Pertanyaan Penelitian


a. Adakah hubungan antara asupan gizi dengan kejadian stunting
pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar?
b. Adakah hubungan antara penyakit infeksi dengan kejadian stunting
pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar?
c. Adakah hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian
stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar?
d. Adakah hubungan antara panjang lahir dengan kejadian stunting
pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar?
e. Adakah hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian
stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar?
f. Adakah hubungan antara pemberian MP-ASI dengan kejadian
stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum

Menjelaskan faktor - faktor penyebab kejadian tonsiliti pada anak di


wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi dengan kejadian


stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun
2021
2. Untuk mengetahui hubungan antara penyakit infeksi dengan
kejadian stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah tahun 2021
3. Untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dengan
kejadian stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah tahun 2021
4. Untuk mengetahui hubungan antara panjang badan lahir dengan
kejadian stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah tahun 2021
5. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI Ekslusif
dengan kejadian stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas
Darul Imarah tahun 2021
6. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dengan kejadian stunting pada anak di
wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun 2021
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif


adalah penelitian yang dilakukan dengan menghubungankan
variabel dependen dan independen. Tujuan penelitian deskriptif ini
ialah untuk menggambarkan secara akurat dan sistematis terkait
faktor – faktor penyebab kejadian stunting pada anak di wilayah
kerja Puskesmas Darul Imarah tahun 2021.

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai sumber informasi, diharapkan dapat


dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu gizi dan kesehatan
masyarakat untuk memperbaiki permasalahan gizi pada anak khusunya
untuk meningkatkan pengetahuan terkait kejadian stunting pada anak.

1.6.2 Manfaat Praktis


1. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan penelitian serta dalam pemecahan masalah gizi
penyebab stunting.
2. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang
tua, catin, dan hamil tentang faktor – faktor penyebab kejadian
stunting pada anak. Sehingga masyarakat dapat melakukan
tindakan pencegahan dan penanganan dini kejadian stunting pada
anak.
3. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media untuk


mendapatkan informasi dan pertimbangan tentang faktor – faktor
penyebab kejadian stunting pada anak, sehingga dapat digunakan
untuk menyusun asuhan keperawatan dalam rangka pencegahan
dan penanganan kejadian stunting.

1.7 Orisinalitas Penelitian

Tabel 1.1.
Orisinalitas Penelitian

No Judul Penelitian Desain Subjek Hasil


Penelitian
1 Faktor – faktor penyebab Case 28 balita stunting Faktor yang berhubungan
kejadian stunting pada control dan 56 balita tidak dengan kejadian stunting di
balita stunting Kampung Tulungkakan
tahun 2020 ialah ASI
Komalasari, Esti Supriati, Ekslusif, status gizi ibu,
Riona Sanjaya, Hikmah pendidikan ibu. Sedangkan
Ifayanti, 2020 faktor yang tidak
berhubungan dengan
kejadian stunting ialah
BBLR.
2 Hubungan Pola Pemberian Cross 85 ibu yang Pola pemberian makan
Makan dengan Kejadian sectional memiliki balita dengan kejadian stunting
stunting pada balita usia 12 stunting pada balita usia 12 – 59
– 59 bulan di wilayah kerja bulan memiliki gubungan
puskesmas tambak wedi yang signifikan.
Surabaya

Prakhasita Ridha Cahya,


2018
3 Stunting dan faktor yang Case 60 balita Pengetahuan ibu dan
berhubungan studi kasus control mengalami stunting pemberian ASI Ekslusif
control di wilayah kerja dan 60 balita tidak mempengaruhi kejadian
Puskesmas Baitussalam stunting stunting,sedangkan
Kabupaten Aceh Besar pendapatan keluarga dan
kelengkapan imunisasi
Chairaisa Anwar, Mira tidak mempengaruhi
Abdullah, Vellia Sasmita, kejadian stunting pada
2020. anak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Stunting

Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek dimana tinggi badan


tidak sesuai dengan umurnya dan jika diukur menunjukkan hasil dibawah
garis bawah. Stunting dapat dilihat dengan proses pertumbuhan yang
lebih lambat dari biasanya yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting
juga dapat diartikan sebagai kondisi dimana anak mengalami kekurangan
gizi pada masa tumbuh kembang dan digunakan sebagai indikator jangka
(8).
panjang untuk status gizi pada anak

Kekurangan gizi pada anak berawal saat anak menginjak usia 2


tahun, dimana anak akan mengalami kecerdasan yang kurang, rentan
akan penyakit dan beresiko mengalami penurunan produktivitas
(9).
dibandingkan dengan anak yang normal di saat dewasa Gambaran gizi
kurang ini merupakan indikator kesehatan anak yang dipengaruhi oleh
(8).
lingkungan dan sosial ekonomi

2.2 Diagnosis Stunting

Dalam menentukan seorang anak menderita stunting atau tidak


dapat menggunakan beberapa standar ukur antara lain z – score, buku
national center for health statistic (NCHS), center for diseases control
(CDC), atau child growth standars world health organization tahun 2005
(10).
Untuk mengklasifikasikan stats gizi pada anak dapat menggunakan
standar world health organization tahun 2005 yaitu :

Indeks Ambang batas Status gizi


TB/U >+ 2 SD Tinggi
- 2 SD s/d +2 SD Normal
- 3 SD s/d < - 2 SD Pendek
< - 3 SD Sangat pendek
Sumber : Kemenkes RI, 2011.

2.3. Penyebab Stunting

Stunting umumnya terjadi pada masa pertama kehidupan yaitu usia


dua tahun. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting
pada anak diantaranya ialah sebagai berikut :

a. Asupan gizi
Asupan gizi yang adekuat diperlukan pada masa pertumbuhan
dan perkembangan tubuh anak. Anak yang mengalami kekurangan
gizi sebelumnya masih dapat ditangani dengan memberikan asupan
makanan yang baik sehingga dapat melakukan tumbuh kejar sesuai
perkembangan usianya. Namun, jika penanganan terlambat maka
akan terjadi kegagalan pertumbuhan pada anak tersebut. Asupan
gizi pada anak biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang
rendah terkait gizi yang dibutuhkan anak dan kondisi sosial ekonomi
(11).
orang tua anak yang berada dibawah rata – rata
b. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi sangat mempengaruhi terjadinya stunting,
dimana apabila keekurangan asupan gizi akan memperburuk
terjadinya penyakit infeksi akibat sistem imun yang kurang baik.
Penyakit infeksi yang umumnya menyerang anak – anak ialah
cacingan, ispa, diare dan infeksi lain yang berkaitan dengan
pelayanan dasar imunisasi, kualitas lingkungan dan perilaku sehat
(12).

c. Berat Badan Lahir


Berat lahir normal anak ialaha 2500 hingga 4000 gram, apabila
kurang dari 2500 gram sudah termasuk kedalam berat lahir rendah.
Faktor ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak jangka panjang,
dimana anak yang lahir dengan berat yang rendah akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang dapat
memicu kemungkinan terjadinya kemunduran kognitif dan mudah
(13)
terserang berbagai penyakit infeksi serta hipotemi

d. Panjang Lahir

Bayi yang dilahirkan umumnya memiliki panjang lahir normal


sebesar 48 hingga 52 cm. Panjang badan lahir pendek dipengaruhi
oleh kurangnya pemenuhan gizi saat masih dalam kandungan.
Asupan makanan yang baik sangat mempengaruhi panjang bayi saat
setelah dilahirkan (13)

e. ASI Ekslusif

Pemberian ASI secara ekslusif pada usia 0 hingga 6 bulan


sangat penting karena hanya ASI yang mampu dicerna oleh enzim –
enzim yang ada di usus selain pengeluaran sisa pembakaran
makanan belum bisa dilakukan dengan baik karena organ – organ
pada anak belum terbentuk dengan sempurna. Manfaat ASI Ekslusif
diantaranya ialah peningkatan kekebalan tubuh, pemenuhan
kebutuhan gizi, murah, mudah, bersih dan higienes serta dapat
(14).
meningkatkan jalinan batin antara ibu dan anak

f. Makanan Pendamping ASI (MP- ASI)

Makanan pendampig ASI (MP-ASI) adalah berbagai jenis


makanan dan minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang
diberikan kepada anak selama masa pemberian makanan peralihan
yaitu setelah usia 6 bulan sejak awal kehidupan. Pemberian MP-ASI
yang terlalu dini dapat meningkatkan resiko anak terinfeksi penyakit
diare. Sebaliknya pemberian MP-ASI yang terlambat dapat
menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi yang apabila terjadi
(15).
dalam jangka panjang akan menyebabkan stunting

2.4. Dampak Stunting

Stunting banyak menimbulkan dampak buruk bagi penderitanya


diantaranya ialah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan fisik dan gangguan metabolism tubuh yang termasuk ke dalam
dampak jangka pendek. Dampak jangka panjang sendiri meliputi
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
sistem imunitas tubuh, resiko tinggi terkena diabetes, obesitas, jantung,
(16).
kanker, stroke dan tidak produktif di dalam pekerjaan dan ekonomi

Anak – anak yang menderita stunting akan mengalami


keterlambatan dalam pertumbuhan yang menyebabkan perkembangan
keterampilan sistem motoric terlambat seperti berjalan, daan apatis serta
menunjukkan perilaku yang kurang dalam hal eksplorasi sehingga
mendorong anak mengurangi interaksi dengan teman dan lingkungan
sekitarnya.

2.5. Pencegahan dan Penanganan Stunting

Upaya pencegahan stunting telah banyak dilakukan oleh berbagai


pihak dengan menjalankan kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan
perbaikan gizi pada anak dan keluarga. Menurut WHO tahun 2010, upaya
(17)
pencegahan tersebut ialah sebagai berikut :

a. Zero hunger strategy


Strategi berfokus pada perbaikan pelayanan gizi dengan
mengkoordinasi program di sebelas kementerian yang termiskin
dari kelompok miskin

b. Dewan nasional pangan dan keamanan gizi


Strategi ini digunakan untuk memperkuat pertanian keluarga,
dapur umum dan strategi untuk meningkatkan makanan di tingkat
sekolah dan promosi makanan sehat.

c. Bolsa familia program


Strategi ini bertujuan untuk memecahkan siklus kemiskinan
antar generasi dengan menyediakan transfer tunai bersyarat untuk
golongan keluarga miskin.

d. Sistem surveilans pangan dan gizi


Pemantauan berkelanjutan dari status gizi populasi dan yang
determinan.

e. Strategi kesehatan keluarga

Strategi ini bertujuan untuk menyediakan perawatan


kesehatan yang berkualitas melalui strategi perawatan pimer.

Di Indonesia upaya penanggulangan stunting dikenal dengan


(18)
strategi lima pilar yaitu :

1 Pemberian sumplemen tablet Fe pada remaja putri, ibu hamil,


calon pengantin,
2 Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK
3 Promosi dan konseling IMD dan ASI Ekslusif
4 Pemberian makanan tambahan
5 Pemantauan pertumbuhan di posyandu
6 Pemberian imunisasi
7 Pemberian makanan tambahan pada balita gizi kurang
8 Pemberian vitamin A
9 Pemberian taburia pda balita usia 2 tahun
10 Pemberian obat cacing pada ibu hamil

Kejadian stunting dapat dicegah dengan melakukan pemantauan


berkala sejak awal keamilan dan memenuhi kebutuhan zat gizi pada ibu
hamil dengan memberikan suplemen tablet Fe, makanan yang cukup gizi
dan terpantau status kesehatannya. Selain itu, setiap bayi usia 0 hingga 6
bulan harus mengonsumsi ASI ekslusif kemudian di bulan selanjutnya
diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang cukup jumlah gizi dan
kualitasnya. Kemudian diperlukan pemeriksaan rutin terkait pertumbuhan
anak yang dilakukan di posyandu sebagai upaya pencegahan stunting
sejak dini (19)

2.4 Kerangka Teori

Asupan gizi
Sihadi, (2011)

Penyakit Infeksi
Suhendrawidi, (2018)

Berat Badan Lahir


Septikasari (2018)
Kejadian Stunting

WHO (2006) dan Panjang Lahir


Ramayulis, dkk (2018),
Septikasari, (2018)

ASI Ekslusif
Kemenkes (2012)

MP-ASI
Meilyasari, (2014).
Gambar 2.1.
Kerangka Teori Penelitian

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori sebelumnya, maka dapat digambarkan


kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Dependen Variabel Independen

Asupan Gizi

Penyakit Infeksi

Berat Badan Lahir

Kejadian Stunting
Panjang Lahir

ASI Ekslusif

MP - ASI

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan asumsi awal peneliti mengenai kemungkinan
hasil suatu penelitian. Hipotesis membutuhkan pembuktian terhadap
kebenaran yang terkait penelitian tersebut. adapun hipotesis dalam
penelitian ini ialah :
H0 : Ada hubungan antara asupan gizi dengan kejadian stunting pada
anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar
H0 : Ada hubungan antara penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada
anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar
H0 : Ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting
pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar
H0 : Ada hubungan antara panjang lahir dengan kejadian stunting pada
anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar
H0 : Ada hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian
stunting pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar
H0 : Ada hubungan antara pemberian MP – ASI dengan kejadian stunting
pada anak di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten
Aceh Besar
3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional disusun dengan tujuan membatasi ruang


lingkup atau batasan variabel – variabel yang diteliti, definisi operasional
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

Tabel 3.2.
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
Variabel Dependen
Kejadian Masalah kurang gizi Kuisioner Kategori Ordinal
Stunting yang menyebabkan
tinggi anak tidak a. Stunting, jika x
≥x
bertumbuh dengan
baik dan tidak
sesuai dengan
b. Tidak stunting,
usianya.
jika x< x
Variabel Independen
Asupan Gizi Berbagai zat gizi Kuisioner Wawancara Kategori Ordinal
yang terkandung
dalam makanan a. Kurang gizi jika
yang bermanfaat
x≥ x
bagi tumbuh
kembang tubuh
b. Cukup gizi jika
anak.
x< x
Penyakit Penyakit infeksi Kuisioner Wawancara Kategori Ordinal
Infeksi yang dapat
mengganggu a. Menderita
pertumbuhan dan penyakit
perkembangan infeksi , jika x ≥
anak. x
b. Tidak
menderita
penyakit
infeksi, jika x<
x
Berat Berat badan anak Kuisioner Wawancara Kategori Ordinal
Badan Lahir saat awal
kehidupan . a. Normal, jika x
≥x
b. Rendah jika x<
x
Panjang Panjang anak saat Kuisioner Wawancara Kategori Ordinal
Lahir awal kehidupan.
a. Tinggi, jika x ≥
x
b. Pendek, jika x<
x
Pemberian Pemberian ASI Kuisioner Wawancara Kategori Ordinal
ASI Ekslusif kepada anak usia 0
– 6 bulan pada a. Ekslusif, jika x
≥x
awal kehidupan
tanpa memberikan
b. Tidak ekslusif,
makanan atau
minuman lain. jika x< x
Pemberian Pemberian Kuisioner Wawancara Kategori
MP – ASI makanan dan
minuman a. Diberikan MP-
pendamping ASI ASi sesuai
yang diberikan waktunya, jika
x≥x
pada masa
peralihan anak
b. Tidak
yaitu pada usia
diberikan MP
lebih dari 6 bulan
setelah kelahiran. ASI, jika x< x
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain
penelitian case control. Pada studi kasus kontrol observasi atau
pengukuran variabel tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama.
Penelitian dimulai dengan melakukan pengukuran variabel tergantung
yakni efek sedangkan vaabel bebas dicari secara retrospektif.

4.2. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
target penelitian ini adalah balita usia 25 – 59 bulan di Gp Paseu Beutong
Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah yaitu sebanyak 45 orang
Sedangkan Sampel adalah sebagian atau jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel peneliti
menggunakan total populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah balita
usia 25 – 59 bulan yang tidak mengalami stunting sebagai control yaitu
sebanyak 45 orang dan balita usia 25 – 59 bulan yang mengalami stunting
sebagai case yaitu sebanyak 45 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah simple random sampling.

4.3. Jenis Data


Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil
penelitian maupun pengumpulan orang lain. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah seluruh data yang berkaitan dengan kejadian stunting
yang ada di Puskesmas Darul Imarah. Data Primer diperoleh peneliti
dengan melakukan wawancara dengan responden menggunakan
kuisioner penelitian yang telah disiapkan sebelumnya.
4.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gp. Pasheu Beutong yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah. Dipilihnya Gp. Pasheu Beutong
karena merupakan salah satu Gp. Di wilayah kerja Puskesmas Darul
Imarah dengan kasus stunting terbanyak di tahun 2021 yaitu sebanyak 45
anak menderita stunting.

4.5. Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan berdasarkan sumber data yang
diambil yaitu :

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh


secara langsung dari responden penelitian berdasarkan
pengumpulan dari hasil kuisioner mengenai asupan gizi, penyakit
infeksi, berat badan lahir, panjang lahir, ASI ekslusif dan MP ASI
dengan kejadian Stunting pada balita usia 25 – 59 bulan.

b. Data Sekunder

Data sekuder dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh

dari penelitian sebelumnya yang diperoleh dari laporan kesehatan

Puskesmas Darul Imarah, arsip perpustakaan dan internet

berbentuk E-Book maupun E-Jurnal.

4.6. Pengolahan Data


a. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan kebenaran data yang
dicatat dalam format pengumpulaan data. Peneliti melakukan
koreksi pada kelengkapan atau kesalahan pencatatan data
b. Coding yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka. Coding digunakan untuk mempermudah
pada saat analisis data dan juga mempercepat pada entry data.
c. Transfering, yaitu proses memindahkan data ke dalam master tabel
d. Tabulating, yaitu kegiatan menyusun data dalam tabel distribusi
frekuensi. Tabulasi adalah kegiatan untuk meringkas data yang
masuk atau data mentah ke dalam tabel – tabel yang telah
dipersiapkan.

4.7. Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau


mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam
penelitian analisis univariat terdiri dari asupan gizi, penyakit infeksi,
berat badan lahir, tinggi lahir, ASI ekslusif dan MP ASI.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga


berhubungan. Analisis bivariat dilakukan setelah ada perhitungan analisis
univariat. Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui
hubungan antara asupan gizi, penyakit infeksi, berat badan lahir, panjang
lahir, ASI ekslusif dan MP ASI dengan kejadian Stunting pada balita usia
25 – 59 bulan di Gp. Pasheu Beutong di Wilayah Kerja Puskesmas Darul
Imarah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ernawati, F., Rosmalina, Y. dan Permanasari, Y. Effect of the


pregnant women’s protein intake and their baby length at birth to the
incidence of stunting among children aged 12 month. Penelitian dan
makanan, 36 (1), : 1 – 11.

2. Ni’mah, K. dan S.R Nadhiroh. Faktor yang berhubungan dengan


kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015. 10(1); 13
– 19.

3. UNICEF. Improving child nutrition the achievable imperative for


global progress. New York United Nations Child Fund. 2013.

4. Paudel, R., Pradhan, B. Wagle, R. R., Pahari, D.P dan OSR. Risk
factors for stunting among children : A community based case control
study in Nepal. Kathmandu univ med J. 2012 : 10(3) : 18 – 24.

5. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Situasi Balita Pendek


(Stunting) di Indonesia. Kementerian Kesehatan. 2018.

6. Zottareli. L.K., Sunil. T.S dan Rajaram. S. influence of parental and


socioeconomic factors on stunting in children under five years I
Egypt. 2007.

7. Prakhasita, Ridha C. hubungan pola pemberian makan dengan


kejadian stunting pada balita usia 12 -59 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Universitas Airlangga. 2018.

8. World health organization (WHO). growth reference 5 – 12 years.


jenewa WHO interim guidel. 2007.

9. Ramayulis, R. Kresnawan, T. Iwaningsih dan Rochani N. Stop


Stunting dengan konseling gizi. Jakarta : PERSAGI. 2018.

10. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Dirjen Bina Gizi Kemenkes RI.
2011.
11. Hadi. Faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita di
kabupaten timor tengah utara provinsi nusa tenggara timur. Jurnal
penelitian gizi dan makanan. NTT. 2011, 6 (1) : 66 – 73.

12. Suhendrawidi. Hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan


kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III. Bali :
Poltekkes Denpasar. 2018.

13. Septikasari. Status Gizi anak dan faktor yang mempengaruhi.


Yogykarta : UNY Press. 2018

14. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Panduan Gerakan


Nasional Sadar Gizi. Jakarta : Kemenkes RI. 2012.

15. Meilyasari. Dan Isnawati. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada


Balita Usia 12 Bulan di Desa Purwoekerto Kecamatan Patebon,
kabupaten Kendal. Journal of Nutrition College. 2014. 3 (1) : 16 – 25.

16. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Hasil Pemantauan


Status Gizi (PSG) tahun 2016. Kemenkes. 2016.

17. WHO. Nutrition landscape information system (NLIS) country profile


indicators : interpretation Guide. 2010.

18. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Buku Saku Pemantauan


Status Gizi Tahun 2016. Jakarta : Kemenkes RI. 2017.

19. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Riset kesehatan dasar


tahun 2013. Kemenkes RI. 2013.
Kuisioner Penelitian
Faktor – Faktor Penyebab Stunting Pada Anak Di Wilayah Kerja
Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

Nomor Responden :
Tanggal Penelitian :
A. Identitas Anak
Nama :
Jenis Kelamin : Laki – laki /perempuan
Tempat, Tgl lahir :
Usia :……….Tahun
Berat Badan Lahir :………gram
Panjang Lahir : …….. cm
Alamat :

B. Identitas Orang Tua


Nama :
Alamat :
No. HP :
Pekerjaan :
Penghasilan/bulan :
a. < 1.000.000
b. 1.000.000 – 3.000.000
c. > 3.000.000
Pendidikan Terakhir :
a. Tidak sekolah
b. SD sederajat
c. SMP sederajat
d. SMA sederajat
e. Perguruan Tinggi/akademi
C. Asupan Gizi
Petunjuk pengisian : “Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban
yang tersedia. Keterangan :

SS : Sering S : Sering

J : Jarang TP : Tidak Pernah

No Pertanyaan SS S J TP Skor
1 Saya memberikan anak makanan dengan
menu seimbang ( nasi, lauk pauk, buah dan
susu) setiap hari
2 Saya memberikan makanan pada anak yang
mengandung lemak seperti alpukat, kacang,
daging, telur, ikan dan susu setiap hari
3 Saya memberikan anak saya makanan yang
mengandung vitamin seperti buah dan sayur
setiap hari
4 Saya memberikan makanan pada anak yang
mengandung karbohidrat seperti nasi, umbi –
umbian, jagung dan tepung setiap hari
5 Saya memberikan makanan pada anak yang
mengandung protein seperti ikan, kedelai,
telur,kacang – kacangan dan susu setiap hari
6 Saya memberikan makanan pada anak saya
secara teratur 3 kali sehari
7 Anak saya menghabiskan semua makanan
yang saya berikan setiap kali makan
8 Saya memberikan anak saya makan buah 2 –
3 potong setiap hari
9 Anak saya makan protein nabati seperti
tempe, tahu, ds 2 – 3 potong setiap hari
10 Saya memberikan anak saya makan dengan
lauk hewani seperti daging, telur, ikan dan
sebagainya 2 -3 potong sehari.

D. Riwayat Penyakit Infeksi


1.Apakah anak anda sering mengalami diare ketika usia 25 – 59
bulan?
a. Ya
b. Tidak
2.Apakah anak anda pernah mengalami gejala penyakit ISPA seperti
sulit bernapas?
a. Ya
b. Tidak

E. Riwayat Pemerian ASI Ekslusif


1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak ibu sampai usia 6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah anak ibu diberikan makanan atau minuman lain selain ASI
sebelum usia 6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak

3.Berapa kali bayi ibu menyusui dalam sehari ?


a. Kurang dari 8 kali
b. 8 kali atau lebih

4.Berapa lama bayi ibu menyusui setiap kali ?


a. Kurang dari 10 menit
b. 10 menit atau lebih

5.Tiap menyusui apakah ibu menggunakan kedia payudara secara


bergantian ?
a. Ya
b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai