4.2 Rumusan Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas Bangsa Indonesia
4.2 Rumusan Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas Bangsa Indonesia
4.2 Rumusan Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas Bangsa Indonesia
NIM : 2023230072
Ruang Kolaborasi memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi nilai-nilai
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
dalam kelompok kecil. Mahasiswa membuat sebuah rumusan tentang Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dari perspektif kodrat alam dan
kodrat zaman. Rumusan ini dapat mengacu pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang
menekan pendidikan sejatinya dikembangkan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Beberapa pertanyaan pemantik di bawah dapat memberikan panduan dalam membuat rumusan:
Tugas 4.2 Rumusan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia
1. Apa relevansi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada peserta
didik dalam Pendidikan Abad ke-21?
Pancasila dapat diartikan sebagai sebuah wujud (entitas) yang dihasilkan dari pemikiran
dan pertukaran, pertentangan, dan kesepakatan para pendiri bangsa menjelang proklamasi
kemerdekaan Indonesia sebagai watak peradaban, pandangan hidup/pandangan dunia
(weltanschauung) yang berfungsi sebagai landasan statis sekaligus dapat menjadi pemberi
tuntutan yang dinamis yang berisi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Dalam hal ini pancasila juga berfungsi sebagai pedoman untuk mewujudkan imagined
communities Indonesia sebagai sebuah bangsa, yakni masyarakat yang dicita-citakan atau
yang digambarkan di dalam setiap individu Indonesia yang ingin mencapainya dengan
menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai pedomannnya. Sedangkan sebagai sebuah
identitas, Pancasila mewakili simbol dan manifestasi nilai-nilai budaya, bahasa, dan aspek
historis yang unik yang membedakan Indonesia dengan bangsa yang lain. Sebagai identitas,
Pancasila perlu dilestarikan melalui proses pembudayaan.
Proses pembentukan ilmu pengetahuan pada peserta didik terjadi sebagai gejala biologis
dan juga proses psikososial. Dalam hal ini Vygotsky mengemukakan mengenai Zone Of
Proximal Development (ZPM) atau Zona Perkembangan Maksimum (ZPM). pada zona ini,
proses belajar peserta didik mencapai batas maksimum yang membutuhkan bantuan dari
orang dewasa dalam hal ini adalah guru sebagai pendidik. Proses indoktrinasi yang berada
diluar jangkauan peserta didik, pada akhirnya akan mendapatkan penolakan dari peserta
didik baik secara langsung maupun sembunyi-sembunyi.
Selain itu juga terdapat strategi yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan dalam
mengimplementasikan pendidikan pancasila yang berpihak kepada peserta didik, seperti
strategi Pembelajaran Berdiferensiasi (Developmentally Appropriate Practice),
Pembelajaran yang Tanggap Budaya (Culturally Responsive Teaching), dan juga
Pembelajaran yang sesuai Level (Teaching at the Right Level).
terdapat setidaknya enam keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran abad ke-21
yaitu :
1) berpikir kritis dan penyelesaian masalah
2) Kreativitas dan inovasi
3) pemahaman lintas budaya
4) komunikasi, literasi informasi dan media
5) komputer dan literasi teknologi informasi dan Komunikasi
6) Karir dan Kehidupan
Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka merupakan seperangkat kompetensi yang
berusaha menjawab tantangan abad ke-21 tersebut sekaligus mengelaborasi Pancasila sebagai
pedoman bangsa yang diinternalisasi melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler.
Sedangkan dalam kegiatan kokurikuler secara konkret terlihat dalam Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dengan capaian kompetensi dimensi yang terbagi dalam enam dimensi
kemudian dibagi dalam beberapa sub-elemen yang disesuaikan dan dibagi dalam beberapa
kelompok fase sehingga pembelajaran, proses internalisasi dapat sesuai dengan fase
perkembangan peserta didik.
Lingkungan Belajar
Profil Pelajar Pancasila sebagai muatan pembelajaran dalam wujudnya sebagai kegiatan
intrakurikuler, maupun kokurikuler dalam bentuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
juga harus menjadi perhatian tidak hanya dalam Satuan Pendidikan namun juga lingkungan
belajar lainnya yang melingkupi peserta didik yakni Masyarakat dan Keluarga yang
menjadikan peserta didik sebagai pusat pendidikannya, yang dapat disebut juga sebagai Tri
Pusat Pendidikan.
Secara lebih luas, dalam pengembangan Profil Pelajar Pancasila sebagai bagian dari
pengembangan Identitas bangsa dalam rangka pembentukan imagined communities dapat
menggunakan pendekatan Komunitarianisme. Komunitas dalam hal ini dapat diartikan sebagai
bagian dari ikatan lokal yang menekankan pada gerakan sosial yang terbentuk pada minat yang
sama, kebutuhan yang sama sehingga mewujudkan rasa saling membantu antar anggota, yang
pada akhirnya menimbulkan rasa kebersamaan atau the sense of belonging sebagai sebuah
model yang ditawarkan oleh H.A.R Tilaar yang meliputi lokasi geografis, lembaga masyarakat,
asosiasi masyarakat, struktur sosial, sekolah formal, lembaga pendidikan formal, organisasi
profesi, dan hubungan sentimen.
Referensi
Alexis, Rudolf Henry Tilaar. (2007).Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia
: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Latif, Yudi. (2020). Wawasan Pancasila. Jakarta : Penerbit Mizan
Satria, Rizky., Pia Adiprima., dkk. (2022) . Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila. Jakarta : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil
Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Jakarta : Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Anindito Aditomo
Pujiriyanto. (2019). Modul 2 : Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21. jurnal ZPD
Febriani, Arum., Siti Shaliha. (2023). Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan
Pembelajarannya. Jakarta : Direktorat Pendidikan Profesi Guru Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Rini, Aditya Kusumaningpuri. Endang Fauziati. Model Pembelajaran RADEC dalam
Perspektif Filsafat Konstruktivisme Vygotsky. Papeda Vol. 3, No 2, Juli 2021.