Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Lampung Utara No 07 Tahun 2016

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BUPATI LAMPUNG UTARA

PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
NOMOR 7 TAHUN 2016

TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN Dl DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG UTARA,

Meiumbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (2) Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, perlu ditetapkan
Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa dan
Lembaga Kemasyarakatan di Desa.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55) dan Undang-
Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57) tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja Dalam
Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1821);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan.
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Naga ra
Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagairnana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum di Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036),

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN LAMPUNG UTARA


dan
BUPATI LAMPUNG UTARA
MEMUTU8KAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN PERMÜSYAWARATAN DESA


DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DX DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang diïnaksud dengan:
1, Daerah adalah Kabupaten Lampung Utara.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Lampung Utara dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Lampung Utara.
4. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi dan
tugas pembantuan dalam Prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik: Indonesia Tahun 1945.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Anggaran Pendapatan dan Bèlanja Desa yang selanjutnya
disebut APBDes adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintahan Desa.
10. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD,
Pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
11. Paripuma BPD adalah Paripurna yang ditetapkan oleh BPD.
12. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama BPD.
13. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra.
konsultatif dan koodinatif dengan pemerintah desa dalam
memberdayakan masyarakat.
14. Hari adalah hari keija.

BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN HAK BPD
Pasal 2
BPD merupakan badan permusyawaratan di tingkat Desa yang
salah satu tugasnya turut membahas dan menyepakati berbagai
kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Pasal 3
(1) Anggota BPD adalah merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya dilakukan
secara demokratis.
(2) Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan.
(3) Anggota BPD sébagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih
untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara
berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.
Pasal 4
BPD mempunyai fungsi:
a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa
bersama Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
c. rnelakukan pengawasan kineija Kepala Desa.

Pasal 5
BPD mempunyai hak:
a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;
b. mengusulkan rancangan Peraturan Desa kepada pemerintah
Desa;
c. bersama Kepala Desa membahas Rancangan APBDes yang
diajukan oleh Kepala Desa;
d. bersama Kepala Desa membahas pengelolaan kekayaan milik
Desa;
e. menyelenggarakan musyawarah Desa yang difasilitasi
pemerintah Desa;
f. mengikuti musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang
diselenggarakan pemerintah Desa;
g. menerima hasil pemantauan dan berbagai keluhan
'
masyarakat Desa terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa;
h. membahas rencana pemekaran dan atau penggabungan Desa,
dalam musyawarah Desa untuk mendapatkan kesepakatan;
i. bersama Kepala Desa memprakarsai perubahan status Desa
menjadi kelurahan dengan memperhatikan saran dan
pendapat masyarakat Desa setempat;
j. menerima laporan panitia pemilihan Kepala Desa mengenai
calon kepala Desa terpilih paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
pemungutan suara pemilihan kepala Desa;
k. menyelenggarakan musyawarah Desa dalam hal pemilihan
kepala Desa antar waktu setelah panitia pemilihan kepala
Desa antar waktu menetapkan calon kepala Desa antar
waktu;
1. menerima laporan ' keterangan penyelenggaraan
pemerintahan secara tertulis dari Kepala Desa setiap akhir
tahun anggaran;
m. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa pembinaan
kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa;
dan
n. mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas
dan fungsinya dari APBDes.
Pasal 6
BPD memiliki kewajiban:
a. menyampaikan rancangan peraturan Desa yang telah disepakati
bersama kepada Kepala Desa paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal kesepakatan untuk ditetapkan menjadi
Peraturan Desa;
b. memberikan laporan .kepada Bupati melalui Camat dalam hal
Kepala Desa berhenti dari jabatannya;
c. memberitahukan secara tertulis akhir masa jabatan Kepala Desa
kepada Kepala Desa, 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa
jabatan Kepala Desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala Desa dalam jangka waktu
10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan
Kepala Desa;
e. memberikan laporan mengenai calon Kepala Desa terpilih
kepada Bupati melalui camat paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah menerima laporan panitia pemilihan Kepala Desa;
f. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa antar waktu paling
lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak
Kepala Desa diberhentikan; dan
g. memberikan laporan hasil pemilihan Kepala Desa antar waktu
hasil musyawarah Desa kepada Bupati melalui camat dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima lappran panitia
pemilihan Kepala Desa antar waktu.

BAB III
KEANGGOTAAN DAN PIMPINAN
Bagian Pertama
Persyaratan Anggota BPD
Pasal 7
Calon anggota BPD adalah penduduk desa yang memenuhi
persyaratan:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
c. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pemah
menikah;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama
atau sederajat;
e. bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;
f. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
g. wakil penduduk Desa yang dipilih secara demokratis;
h. sehat jasmani dan rohani;
i, berkelakuan baik, jujur dan adil;
j. tidak pemah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana
paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;
k. mengenal daerahnya clan dikenal oleh masyarakat yang
diwakilinya; dan
1. bertempat tinggal di desa yang bersangkutan.
Baglan Kedua
Mekanisme Musyawarah dan Mufakat Penetapan Anggota BPD
Paragraf 1
Pengisian Keanggotaan BPD
Pasal 8
(1) Pengisian keanggotaan BPD dilaksanakan secara demokratis
melalui proses musyawarah perwakilan dengan
memperhatikan keterwakilan perempuan.
(2) Dalam rangka proses musyawarah perwakilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Kèpala Desa membentuk panitia
pengisian keanggotaan BPD dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
(3) Panitia pengisian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas unsur perangkat Desa dan unsur
masyarakat lainnya dengan jumlah anggota dan komposisi
yang proporsional.
Pasal 9
(1) Panitia pengisian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3) melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon
anggota BPD dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum
masa keanggotaan BPD berakhir.
(2) Panitia pengisian menetapkan calon anggota BPD yang
jumlahnya sama atau lebih dari anggota BPD yang
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
keanggotaan BPD berakhir.
(3) Calon anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dipilih dalam proses musyawarah perwakilan oleh unsur
masyarakat.
(4) Hasil musyawarah perwakilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disampaikan . oleh panitia pengisian anggota BPD
kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari sejak
ditetapkannya hasil musyawarah perwakilan.
I
I •

(5) Hasil musyawarah perwakilan sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) disampaikan oleh Kepala Desa Kepada Bupati melalui
Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya hasil
pemilihan dari panitia pengisian untuk ditetapkan oleh
Bupati. i

Pasal 10
(1) Penetapan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam. Pasal
9 ayat (5) ditetapkan déngan Keputusan Bupati paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan hasil
musyawarah perwakilan dari kepaia Desa melalui Camat.
(2) Pengucapan sumpah/janji anggota BPD dilakukan secara
bersama-sama di hadapan masyarakat Desa dengan dipandu
oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak ditetapkannya Keputusan Bupati.
(3) Susunan kata sumpah/janji anggota BPD sebagai berikut:
Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/beijanji bahwa saya
akan memenuhi kewajiban saya selaku anggota BPD dengan
sebaik-baiknya, sejujur-jujumya dan seadil-adilnya; bahwa
saya akan selalu taat dalam mengamalkan Han
mempertahankan Pancasila sebagai das ar negara, dan bahwa
saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan
selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia” dan bagi yang beragama lain
untuk menyesuaikan dengan agama yang dianutnya.
(4) Bagi Pegawai Negeri ,Sipil (PNS) yang dicalonkan atau
mencalonkan diri menjadi Anggota BPD harus melampirkan
surat persetujuan dari atasan langsung dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang bersangkutan.

Paragraf 2
Pengisian Keanggotaan BPD Antarwaktu
Pasal 11
(1) Pergantian an tar waktu keanggotaan BPD dilakukan secara
demokratis dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas
usul Pimpinan BPD melalui Kepala Desa dan Camat.
(2) Masa Jabatan Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melanjutkan sisa jabatan keanggotaan BPD yang
diganti kannya.
(3) Masa Jabatan Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dihitung 1 (satu) periode.
(4) Pergantian antar waktu Keanggotaan BPD tidak dilaksanakan
apabila sisa masa jabatan keanggotaan BPD kurang dari 6
(enam) bulan.
(5) Proses pemberhentian keanggotaan BPD sebagaimann
dimaksud pada ayat (4) tetap dilaksanakan dengan tidak
dilakukan pergantian.
(6) Persyaratan pengisian keanggotaan BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada keten tuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

i
Paragraf 3
Pemberhentian Anggota BPD
Pasal 12
(1) Anggota BPD berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c karena:
a. berakhir masa keanggotaen;
b. tidak dapat melaksanekan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam)
bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD; atau
d. melanggar larangan sebagai anggota BPD.
(3) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan
BPD
kepada Bupati melalui Kepala Desa dan Camat atas dasar
hasil musyawarah BPD.
(4) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga
Pimpinan
Pasal 13
(1) Pimpinan BPD terdiri atas 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang
wakil ketua dan 1 (satu) orang sekretaris dan beberapa
anggota.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih
dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD
yang diadakan secara khusus.
(3) Rapat pemilihan pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin
oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.

Bagïan Keempat
Keanggotaan BPD
Pasal 14
(1) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah gasal/ganjil,
paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan)
orang, dengan memperhatikan wilayah, perempuan,
penduduk dan kemampuan Keuangan Desa.
(2) Dalam menetapkan jumlah anggota BPD adalah dengan
memperhatikan jumlah penduduk Desa yang bersangkutan
dengan ketentuan:
a. jumlah penduduk sampai dengan 2000 jiwa, 5 orang
anggota;
b. jumlah penduduk 2001 sampai dengan 3000 jiwa, 7 orang
anggota; dan
c. jumlah penduduk lebih dari 3000 jiwa, 9 orang anggota.
(3) Bagan Struktur Organisasi BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.
. BAB IV
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN ANGGOTA BPD
Pasal 15
Anggota dan Pimpinan BPD berhak:
a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih;
e. mendapat tunjangan dari APBDesa.

Pasal 16
Anggota dan Pimpinan BPD wajib:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesiamelaksanakan
Tahun 1945
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika:
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
berkeadilan gender
c. menyerap, menampung, menghimpun dan
menindaklanjuti
aspirasi masyarakat Desa;
d. mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi
kelompok, atau golongan; ’
e. menghormati nilai sosial budaya dan adat
oesH; dan i
istiadat masyarakat
f. menjaga norma dan etika dalam hubungan keija dengan
lembaga kemasyarakatan Desa.

Pasal 17
.Anggota dan Pimpinan BPD dilarang:
a. merugikan kepentingan umum,
meresahkan sekelompok
masyarakat Desa dan mendiskriminasikan warga
atau golongan
6
masyarakat Desa;
b. melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme,
menerima uang,
barang dan/atau jasa dart pihak lain yang dapat
memengaruhi
keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
c. menyalahgunakan wewenang;
d. melanggar sumpah/janji jabatan;
e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa atau perangkat
1. merangkap sebagai anggota Dewan
Desa;
Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten dan jabatan lainDewan yang
ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;
g. sebagai pelaksana proyek Desa;
h. menjadi pengurus partai politik;
dan/atau
i. menjadi anggota atau pengurus organisasi terlarang.
BAB V
MEKANISME MUSYAWARAH BPD
Pasal 18
Mekanisme musyawarah BPD sebagai berikut:
a.musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinan BPD;
b.musyawarah BPD dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh paling
sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara
musyawarah
guna mencapai mufakat;
d.apabila musyawarah mufakat tidak tercapai,
pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara pemungutan
e. pemungutan suara sebagaimana suara:
dimaksud pada huruf d
St\aJ^bila disetuJ‘ui oleh paling sedikit
perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD
yang
(satu
hadir-
f. basil musyawarah BPD ditetapkan dengan
Keputusan BPD dan
dilampin notulen musyawarah yang dibuat
oleh sekretaris BPD-
BPD^^ dimaksud pada huruf f diatur

BAB VI
PERATURAN TATA TERTIB BPD
Pasal 19
(1) Peraturan tata tertib BPD paling sedikit memuat:
a. waktu musyawarah BPD;
b. pengaturan mengenai pimpinan musyawarah
c. tata cara musyawarah BPD; BPD-

d. tata laksana dan hak menyatakan pendapat
anggota BPD; dan
BPD dan
e. pembuatan berita. acara musyawarah BPD.
(2) Pengaturan mengenai waktu musyawarah
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pelaksanaan jam musyawarah;
b. tempat musyawarah;
c. jenis musyawarah; dan
d. daftar hadir anggota BPD.
(3) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan
anggota hadir lengkap; * dan
b. penetapan pimpimin musyawarah apabila
ketua BPD
berhalangan hadir;
c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua
ketua berhalangan hadir; dan dan wakil
d. penetapan secara fungsi.onal pimpinan
musyawarah sesuai
dengan bidang yang ditentukan dan penetapan
penggantian
anggota BPD antarwaktü.
(4) Pengaturan mengenai tata cara musyawarah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c BPD
meliputi:
a. tata cara pembahasan Rancangan Peraturan
Desa;
b.konsultasi mengenai rencana dan program Pemerintah
Desa;
c. tata cara mengenai pengawasan kineija kepala
d. tata
Desa; dan
cara penampungan atau penyaluran aspirasi
masyarakat.
(5) Pengaturan mengenai tata laksana dan hak
menyatakan
pendapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: huruf d
a. pemberian pandangan terhadap pelaksanaan
uesaj
Pemerintahan .
b. penyampaian jawaban atau pendapat
Kepala Desa atas
pandangan BPD;
c. pembenan pandangan akhir atas jawaban
Kepala Desa; dan
atas pendapat
d. tmdak lanjut dari penyampaian pandangan
akhir BPD
melalui Camat kepada Bupati.
(6) Pengaturan mengenai penyusunan berita acara musyawarah
BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi:
a. penyusunan notulen rapat;
b. penyusunan berita acara;
c. format berita acara;
d. penandatanganan berita acara; dan
e. penyampalan berita acara.

BAB VII
ADMINISTRASI
Paragraf 1
Kesekretariatan BPD
Pasal 20
(1) Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, BPD dibantu oleh
Sekretariat BPD.
(2) Penyediaan Sekretariat BPD sebagaimana ayat (1) disesuaikan
dengan kemampuan keuangan Desa.
(3) Sekretariat BPD dipimpiri oleh Sekretaris.
Paragraf 2
Keuangan dan Fasilitas
Pasal 21
(1) Pimpinan dan anggota BPD mempunyai hak untuk
memperoleh tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi dan
tunjangen lain sesuai dengan ketentuan Peraturan
perundang-undangan dan kemampuan keuangan Desa.
(2) Selain tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD
memperoleh biaya operational.
(3) BPD berhak memperoleh pengembangan kapasitas melalui
pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, pembimbingan teknis,
dan kunjungan lapangan dengan memperhatikan keuangan
Desa.
(4) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten dapat memberikan penghargaan kepada
pimpinan dan anggota BPD yang berprestasi.

BAB VIII
LEMBAGA KEMASYARAKATAN Dl DESA
Bagian Pertama
Pembentukan dan Susunan Organisasi
Pasal 22
(1) Dalarn rangka memberdayakan masyarakat di desa dapat
dibentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa;
(2) Pembentukan lembaga kemasyarakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Pasal 23
(1) Pengurus lembaga kemasyarakatan dipilih secara musyawarah
dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan,
kemampuan dan kepedulian dalam memberdayakan
masyarakat di desa.
(2) Pengurus lembaga kemasyarakatan sebagaimana
dltetapkan oleh
dimaksud
Kep^Desa Desa dengan Keputusan
(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai
pembentukan pengurus ditetapkan teknis tatacara
dalam Peraturan Kepala

Pasal 24
(1) Susunan organisasi Lembaga Kemasyarakatan
di Desa adalah
sebagai benkut;
a. ketua sebagai pimpinan dan penangggung jawab;
b. sekretaris sebagai pembantu pimpinan penyel’enggaraan
admimstrasi;
c. bendahara sebagai penyelenggaraan
keuangan;
administrasi
d. ketua bidang sebagai pembantu pimpinan
dan pelaksana
disesuaikan dengan kebutuhan desa masing-masing;
e. anggota, disesuaikan dengan kebutuhan.
(2) Susunan organisasi lembaga kemasyarakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e
disesuaikan dengan kebutuhan lembaga kemasyarakatan di
Desa.
Baglan Kedua
Maksud dan tujuan
Pasal 25
Tujuan pembentukan Lembaga Kemasyarakatan
di Desa
merupakan mitra pemerintahan desa yang
mempunyai tugas
mem bantu dalam memperdayakan masyarakat di
desa.
Pasal 26
Ttyuan pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa
dil?£Jsuddalam Pasal 25 untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa melalui:
a. peningkatan pelayanan masyarakat;
b. peningkatan peran se.rta masyarakat dalam pembangunan-
c. pengembangan kemitraan;
d. pemberdayaan masyarakat; dan
e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan
kondisi masyarakat setempat. kebutuhan dan

Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi
Pasal 27

Ss:
a. menyusun
di Desa

rencana pembangunan secara partisipatif;


°' mengembangkanmengendalikan,
pembangunan
memanfaatkan, memelihara dan
secara
c. menggerakkan dan mengembangkan partisipatif-
partisipasi, gotong royong
y g
dan swadaya masyarakat; dan
0'
^numbubkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam
rangka pemberdayaan masyarakat.
Pasal 28
Lembaga kemasyarakatan berfungsi:
a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam
pembangunan ;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan
masyarakat dalam rangka mèmperkokoh keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah
kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
e. menumbuhkan, mengembangkan dan menggerakkan prakarsa,
partisipasi, swadaya serta gotong royong masyarakat;
f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;
g. pemberdayaan hak politik masyarakat;
h. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber
daya kelestarian lingkungan hidup;
i. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan,
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja ; dan
j. pendukung media komunikasi, informasi dan sosialisasi antara
pemerintah Desa/kelurahan dan masyarakat.
Baglan Kelima
Pendanaan Kegiatan
Pasal 29
Dana kegiatan lembaga kemasyarakatan dapat bersumber dari:
a. Swadaya masyarakat;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
c. APBDesa;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
dan/ atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;
e. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan/ atau
Pemerintah Kabupaten;
f. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IX
HUBUNGAN KERJA
Pasal 30
Hubungan keija antara BPD dengan Pemerintah Desa dan lembaga
kemasyarakatan yang ada di Desa bersifat kemitraan, konsultatif
dan koordinatif.

BAB X
KETENT UAN PERALIHAN
Pasal 31
Anggota BPD yang ada pada saat ini tetap menjalankan tugas
sampai habis masa keanggotaannya, sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Daerah ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua yang
mengatur mengenai BPD yang telah ada tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
Pasal 33
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 34
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Lampung Utara Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Permusyawarata.n Desa dan Lembaga Kemasyarakatan di Desa
(Lembaran Daerah Kabiipaten Lampung Utara Tahun 2006 Nomor
15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Utara
Nomor 24) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 35
'

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang niengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Lampung Utara.

Ditetapkan di Kotabumi
pada tanggal 30-12-2016
BUPATI LAMPUNG UTARA,

ttd

AGUNG ILMU MANGKUNEGARA

Diundangkan di Kotabumi salinan ses dengan aslinya


pada tanggal 3Q-12-2Q16 KERALA BAGIAN UKUM SRTPAKAB.LU,
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG UTAKA,

ttd HENPRI, .MM


SAMSIR PEMBINA
NIP. 1980091 200212 1 OOI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2016 NOMOR 7


NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
PROVINSI LAMPUNG NOMOR: 07 /431 /LU/2Ö16
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
NOMOR 7 TAHUN 2016
TANGGAL : 30 DESEMBER 2016
TENTANG : BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN Dl DESA

BAGAN STRUKTUR BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI LAMPUNG UTARA,


ttd
AGUNG ILMU MANGKUNEGARA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATBN LAMPUNG UTARA
NOMOR 7’
TAHUN 2016
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN Dl DESA

I. UMUM
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksaaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 mengatur beragam perubahan mengenai pemerintahan
Desa, termasuk mengenai Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD adalah
lembaga yang melakukan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis. BPD merupakan badan permusyawaratan di tingkat Desa yang turut
membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Mengingat kedudukan, kewenangan dan Keuangan Desa yang semakin kuat,
penyelenggaraan Pemerintahan Desa diharapkan lebih akuntabel yang didukung
dengan sistem pengawasan dan keseimbangan antara Pemerintah Desa dan
lembaga Desa. Lembaga Desa, khususnya BPD yang dalam- kedudukannya
mempunyai fungsi penting dalam menyiapkan kebijakan Pemerintahan Desa
bersama Kepala Desa, harus mempunyai visi dan misi yang sama dengan Kepala
Desa sehingga BPD merupakan mitra kexja Kepala Desa yang dipilih secara
demokratis oleh masyarakat Desa.
Dalam upaya meningkatkan kinerja kèlembagaan di tingkat Desa, memperkuat
kebenamaan serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,
Pemerintah Desa dan/atau BPD memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah Desa.
Musyawarah Desa adalah forum musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk memusyawarahkan dan
menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Hasü Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam
keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar oleh BPD dan Pemerintah Desa
dalam menetapkan kebijakan Pemerintahan Desa.
Fungsi BPD menjadi strategis karena seluruh kebijakan di tingkat Desa dibahas
Pemerintah Desa bersama BPD. Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama BPD merupakan kerangka hukum dan
kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pembangunan Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Permusyawaratan Desa
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup jelas
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA
NOMOR 9 TAHUN 2016
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DAN LEMBAGA
KEMASYARAKATAN Dl DESA
I. UMUM

N™,°I 6 Tahun 2014


tentanS D“a dan Peraturan Pemerintah
online". 2014
tóntan?
Peraturan Pelaksaaan Undang-Undang Nomor 6
“bagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
DeS mengatur beragam perubahan mengenai pemerintahan
Desa, termasuk mengenai Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). BPD adalah
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakü
d^oS^dRPDDeSa ^rdasarkan keterwakilan wüayah dan ditetapkan
demokratis. BPD merupakan badan permusyawaratan di tingkat Desa yangsecara
turut
S^ritSanSsa^ berbagal kebijakan dalam penyelenggaraan
Mengingat kedudukan, kewenangan dan Keuangan Desa
penyelenggaraan Pemerintahan Desa diharapkan lebih
yang semakin kuat,
S1®tem Pengawasan dan keseimbangan antara
akuntabel yang didukung
hrXns
^™baga Desa. Lembaga Desa, khususnya BPD yang dalam
Pemerintah Desa dan
kedudukannya
pe?tlng daIam menyiapkan kebijakan Pemerintahan Desa
bersama Kepala Desa, harus mempunyai visi dan misi
Desa sehmgga BPD merupakan mitra kerja Kepala Desa sama dengan Kepala
yang
yang dipilih
p secara
demokratis oleh masyarakat Desa.
Dalam upaya meningkatkan kineija kelembagaan di tingkat
Desa, memperkuat
kebersamaan serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat,
emenntan Desa dan/ atau BPD memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah
Musyawarah Desa adalah forum musyawarah antara BPD, Desa.
Pemerintah
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk memusyawarahkan dan Desa
hal dan
ber81fat strategic dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam
keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar oleh
BPD dan Pemerintah Desa
dalam menetapkan kebijakan Pemerintahan Desa.
Futtgsi BPD menjadi strategis karena seluruh kebijakan
di tingkat Desa dibahas
emermtah Desa bersama BPD. Peraturan Desa ditetapkan oleh
setelah dibahas dan disepakati bersama BPD merupakan kerangka Kepala Desa
kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan hukum dan
Desa dan Pembangunan Desa.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6
tentang Desa, Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Permusyawaratan Tahun 2014
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten. Desa

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Huruf 1
Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada BPD secara tertulis
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhimya tahun anggaran.
Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa tersebut paling
sedikit memuat pelaksanaan Peraturan Desa.
Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa tersebut digunakan
oleh BPD dalam melaksanakan fungsi pengawasan kineija Kepala Desa.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
* Pasal 9
Cukup Jelas. 1

Pasal 10
Cukup Jelas

Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.

Pasal 13
Cukup Jelas.

Pasal 14
Cukup Jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17
Cukup Jelas.

Pasal 18
Cukup Jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Unsur Sekretariat BPD diisi paling sedikit 1 (satu) orang paling banyak 2
(dua) orang bukan berasal dari Perangkat Desa yang dipimpin oleh Kepala
Sekretariat BPD (Sekretaris).
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Ayat ( 1)
Yang dimaksud dengan “lembaga kèmasyarakatan Desa", antara lain rukun
tetangga, rukun warga, pemberdayaan kesejahteraan keluarga, karang
taruna, pos pelayanan terpadu dan lembaga pemberdayaan masyarakat.
Ayat (2)
Cukup jelas

Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas

Pasal 25
Cukup jelas

Pasal 26
Cukup jelas

Pasal 27
Cukup jelas

Pasal 28
Cukup jelas

Pasal 29
Cukup jelas

Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas

Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas

Pasal 34
Cukup jelas

Pasal 35
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR I

Anda mungkin juga menyukai