Materi 9 - Menghindari Bias Sejarah
Materi 9 - Menghindari Bias Sejarah
Materi 9 - Menghindari Bias Sejarah
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : IPS (Sejarah Indonesia)
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP (45 x2)
Tahun Penyusunan : 2022
KOMPONEN INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peserta didik diharapkan:
Mampu menjelaskan pengertian bias sejarah
Mampu memberikan contoh bias sejarah
V. ASESMEN/PENILAIAN
1. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman
sebaya.
No Nama Siswa Aspek Penilaian Rerata
. Nilai
Kerjasama Inisiatif Gagasan Keaktifan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan Skor :
Baik sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
Skor perolehan
Nilai =---------------------------- X 100
Skor maksimal
Keterangan Skor :
Baik sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
3. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian singkat, benar - salah).
Remedial
Prinsip dari remedial adalah memberikan kesempatan peserta didik memperbaiki proses
belajar yang belum tercapai. Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) pembelajaran
remedial adalah proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan perbaikan yang terencana,
sehingga diharapkan dapat membantu ketuntasan belajar peserta didik. Remedial terjadi
dikarenakan beberapa faktor yaitu; faktor peserta didik yang terkait dengan kompleksitas
masalah maupun kebutuhan peserta didik (terutama untuk peserta didik berkebutuhan
khusus), faktor penyampaian materi yang belum optimal maupun faktor daya dukung dari
sekolah dan orang tua. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam remedial
adalah:
Adaptif: menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, misalnya guru menggunakan
berbagai media untuk menfasilitasi kebutuhan peserta didik.
Interaktif: guru melibatkan teman sebaya, orang tua, konselor sekolah untuk
mendukung peserta didik agar mencapai ketercapaian belajar secara optimal.
Fleksibel: guru meluangkan waktu secara fleksibel untuk mendukung ketercapaian
peserta didik.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Lembar Aktivitas 7
Petunjuk Kerja
Tugas mandiri secara individu.
Kalian dapat menggunakan berbagai sumber untuk menjawab dan melakukan analisis dari
topik bacaan di atas.
Kemukakan temuan kalian di kelas.
Pertanyaan reflektif:
Jelaskan keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial dalam artikel di atas?
Analisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap
perempuan!
Tugas:
Lakukan penelitian sejarah yang berkaitan dengan tempat kalian tinggal/berada. Misalnya
sejarah kota, kampung, desa; dan yang terkait dengan penduduknya, seperti migrasi,
kesehatan penduduk, pemukiman dan lain-lain; sejarah yang terkait tentang bencana,
misalnya gunung meletus, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit dan lain-lain; sejarah yang
terkait tentang peran perempuan, peran pedagang dan lain-lain; sejarah yang terkait dengan
bangunan, misalnya masjid, gereja, pura, vihara, klenteng, candi dan lain-lain; sejarah
tentang makanan, kuliner, sejarah tentang musik, lagu, tarian; sejarah sekolah kalian dan
masih banyak topik yang dapat kalian teliti.
Sumber sejarah yang dapat kalian gunakan adalah buku teks atau sumber sejarah lainnya.
Gunakan langkah-langkah penelitian seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya
yaitu tentang bagaimana melakukan penelitian sejarah.
Terapkan etika penelitian ketika kalian ingin mendapatkan sumber sejarah untuk penelitian.
Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
MATERI 10.1
BIAS SEJARAH
Sejarah adalah sebuah peristiwa atau kejadian pada masa lampau yang dipelajari untuk
dijadikan acuan sekaligus pedoman di kehidupan mendatang.
Berdasarkan etimologi, sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun, yang berarti pohon.
Sementara itu, dalam bahasa Inggris disebut history. Kata history berasal dari bahasa Yunani,
istoria, yang berarti ilmu.
Sejarah diibaratkan seperti pohon, karena pohon terus mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu dan saling berkaitan, mulai dari akar, batang, daun, hingga ke buahnya. Semua bagian
ini menjadi satu-kesatuan yang saling berhubungan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa dapat terjadi bias dalam penulisan
sejarah. Apa itu bias sejarah? Baca juga: Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli Maksud dari
bias sejarah Bias sejarah adalah adanya kecenderungan ketidakjujuran atau memihak satu
kelompok tertentu dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah. Cukup dapat diyakini bahwa
satu, dua, atau bahkan lebih banyak orang dapat menginterpretasikan suatu peristiwa yang
dilihat dengan cara dan makna berbeda-beda.
Dalam melihat peristiwa sejarah, seseorang atau peniliti dapat dipengaruhi oleh sudut pandang
masing-masing yang kemudian melahirkan sebuah persepsi.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa konsep bias memiliki makna tentang kecenderungan
pikiran seseorang atau sekelompok orang yang membela satu pihak dan menentang pihak
lainnya. Bias sejarah dapat terjadi karena penjelasan yang dikatakan pengamat belum tentu
identik dengan peristiwa aslinya.
Lalu, ada kemungkinan pengamat juga hanya menjelaskan sebatas apa yang diingat saja dan
ditambahkan dengan sudut pandang pribadi. Hal ini juga sesuai dengan peranan sejarah
sebagai cerita. Sejarah, pada hakikatnya, merupakan hasil rekonstruksi sejarawan berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Dengan demikian, sejarah sebagai cerita juga masih dipengaruhi oleh
penafsiran sejarawan dalam memaknai sebuah peristiwa tertentu.
Mengapa Supersemar Masih Menjadi Kontroversi?
Contoh bias sejarah Contoh bias sejarah yang terjadi di Indonesia adalah tentang Surat
Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Supersemar adalah surat yang menjadi tonggak awal perubahan pemerintahan dari Orde Lama
ke Orde Baru. Supersemar dikeluarkan pada 11 Maret 1946, yang berisi pemberian mandat
kekuasaan kepada Menteri/Panglima Angkatan Darat Soeharto.
Letak bias sejarah dalam surat tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan interpretasi
mengenai maksud dikeluarkannya Supersemar. Setelah Supersemar dikeluarkan, Soeharto
segera melakukan aksi beruntun, seperti membubarkan PKI, menangkap 15 menteri pro-
Soekarno, mengontrol media massa, dan mengembalikan anggota Tjakrabirawa ke daerah
asal. Sementara itu, menurut Soekarno, Supersemar adalah instruksi kepada Letjen Soeharto
untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu guna mengawal jalannya pemerintahan.
Kemudian, Supersemar juga berisi tentang perintah pengendalian keamanan, termasuk
keamanan diri Soekarno sebagai presiden beserta keluarganya. Akan tetapi, jenderal yang
membawa Supersemar dari Bogor ke Jakarta, yaitu Amir Machmud pada 11 Maret 1946,
menyimpulkan bahwa surat itu merupakan penanda pengalihan kekuasaan. Perbedaan
interpretasi inilah yang membuat Presiden Soekarno sempat mengecam tindakan Soeharto
karena dianggap menyalahgunakan Supersemar.
Selama pemerintahan Orde Baru berkuasa, Soeharto pun membuat narasi tulisan sejarah
bahwa Supersemar memang berisi mandat pengalihan kekuasaan dari Soekarno.
Lampiran 3
GLOSARIUM
Bias sejarah : Adanya kecenderungan ketidakjujuran atau memihak satu kelompok tertentu
dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah
Historiografi : Tulisan sejarah, baik itu bersifat ilmiah maupun yang tidak bersifat ilmiah
Manusia : Pelaku sejarah
Sejarah : Ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lalu
Ruang : lokasi atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Waktu : menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi
Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
1 BSE Buku Guru Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan PerbukuanKementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPS_BS_Kelas_X_Rev.pdf
2 BSE Buku Siswa Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPA-BS-KLS_X_Rev.pdf
Sari Oktafiana, dkk. 2021. Buku Kelompok IPS: untuk SMA/ MA Kelas X.Jakarta:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, DanTeknologi Republik Indonesia