Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Penelitian menunjukkan bahwa lahan mangrove yang belum direklamasi memiliki keanekaragaman benthos lebih tinggi dibandingkan lahan yang telah direklamasi, mengindikasikan kondisi lingkungan yang lebih baik pada lahan belum direklamasi. Kerusakan la
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Penelitian menunjukkan bahwa lahan mangrove yang belum direklamasi memiliki keanekaragaman benthos lebih tinggi dibandingkan lahan yang telah direklamasi, mengindikasikan kondisi lingkungan yang lebih baik pada lahan belum direklamasi. Kerusakan la
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Penelitian menunjukkan bahwa lahan mangrove yang belum direklamasi memiliki keanekaragaman benthos lebih tinggi dibandingkan lahan yang telah direklamasi, mengindikasikan kondisi lingkungan yang lebih baik pada lahan belum direklamasi. Kerusakan la
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Penelitian menunjukkan bahwa lahan mangrove yang belum direklamasi memiliki keanekaragaman benthos lebih tinggi dibandingkan lahan yang telah direklamasi, mengindikasikan kondisi lingkungan yang lebih baik pada lahan belum direklamasi. Kerusakan la
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5
RESUME JURNAL TENTANG PRODUKTIVITAS
SEKUNDER BENTOS DAN IKAN
Nama : Bina Kristian Waruwu
NIM : 190302054 Kelas : MSP B Judul Jurnal : Dampak Pengalihan Lahan Mangrove terhadap Keanekaragaman Benthos di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh . Indonesia mempunyai luas lautan 3.258 km2 dengan jumlah 17.506 pulau dan garis pantai 81.000 km. Selain itu Indonesia juga kaya akan biodiversitas dan kekayaan alam laut yang sangat indah terutama dari terumbu karang, mangrove dan lamun. Kekayaan ini sangatlah berpotensial untuk kemajuan Indonesia dari sektor perikanan dan kelautannya, baik itu dilihat dari fungsi ekologis maupun ekonomisnya. Lahan mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir dan lautan yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Namun semakin hari semakin kritis ketersediaannya, di beberapa daerah pesisir di Indonesia sudah terlihat adanya pendegradasian lahan mangrove akibat penebangan mangrove yang dilakukan secara berlebihan. Mangrove telah dirubah menjadi fungsi yang lain dikarenakan berbagai kegiatan pembangunan. Pengalihan fungsi lahan mangrove menjadi tambak masyarakat maupun menjadi kawasan pariwisata dan pemukiman penduduk, telah menyebabkan proses abrasi dan sedimentasi yang cukup parah, sehingga diduga menyebabkan kontaminasi terhadap keberadaan biota pada lahan tersebut salah satunya yaitu benthos. Selain itu pengalihan lahan mangrove juga dapat menyebabkan perubahan fungsi lahan baik dari segi ekologis seperti pada rantai makanan, rantai energi dan siklus biogeokimianya maupun dari segi struktur kimia dan fisikanya. Salah satu contoh pengalihan lahan mangrove dapat ditemukan di Kota Bandar Lampung. Kawasan ini merupakan salah satu lokasi yang telah banyak mengkonversi lahan mangrove menjadi kawasan pariwisata maupun pemukiman penduduk. Aktivitas-aktivitas tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada perubahan fungsi lahan yang salah satunya dapat dilihat dari segi ekologis. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan terlihat dampak ekologis terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru secara umum disebabkan oleh berkurang dan rusaknya lahan mangrove. Akibatnya hilang berbagai spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan lahan mangrove, dan dalam jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir pada umumnya. Pengalihan lahan mangrove menjadi pemukiman, tambak, dan ruko menyebabkan menghilangnya fungsi total dari ekosistem mangrove serta menghilangkan berbagai spesies endemik ekosistem mangrove. Selain itu, menurunnya kualitas dan kuantitas hutan mangrove telah mengakibatkan dampak yang sangat mengkhawatirkan, seperti abrasi yang selalu meningkat, penurunan tangkapan perikanan pantai, intrusi air laut yang semakin jauh ke arah darat, malaria dan lainnya. Untuk melindungi keanekaragaman benthos dari dampak ekologis, pengalihan fungsi lahan mangrove dapat dilakukan dengan mengkonservasi lahan manggrove. Strategi konservasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya pemanfaatan langsung ekosistem mangrove baik melalui nilai ekologi maupun nilai ekonomi. Kecamatan Jaya Baru telah banyak mereklamasi lahan mangrove menjadi tambak masyarakat, pemukiman penduduk, ruko maupun menjadi kawasan pariwisata. Hal ini memberikan dampak terhadap kelestarian ekosistem mangrove, biota-biota yang berasosiasi dengan lahan mangrove, dan memberikan dampak terhadap ekonomi masyarakat disekitar lahan mangrove di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Kegiatan reklamasi yang terjadi juga menyebabkan berkurangnya sumber mata pencaharian warga yang memanfaatkan tiram, udang maupun kepiting untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Lahan Mangrove di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dari sebelum tsunami sekitar 1,8 km², setelah tsunami menjadi lebih kurang 1,2 km². Hal ini disebabkan oleh pengreklamasian lahan mangrove menjadi pemukiman masyarakat, waduk maupun menjadi tempat rekreasi. Adanya informasi tersebut maka penulis ingin melakukan suatu penelitian tentang “Dampak Pengalihan Lahan Mangrove terhadap Keanekaragaman Benthos di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh”. Penelitian ini dilakukan di lahan manggrove di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Kawasan penelitian dibagi ke dalam 4 stasiun pengamatan yaitu stasiun pertama di Gampong Lampoh Daya, stasiun kedua di Gampong Ulee Pata, stasiun ketiga Gampong Emperom dan stasiun keempat di Gampong Lam Jamee. Pengambilan data dilakukan pada tanggal September s/d November 2014. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan metode purposive sampling atas dasar pertimbangan keberadaan mangrove dikawasan tersebut. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kamera untuk mengambil dokumentasi hasil penelitian dilapangan, kantong plastik untuk menyimpan sampel bentos yang akan diidentifikasi dan alkohol 70% untuk mengawetkan sampel bentos. Kemudian, pH meter untuk mengukur pH, thermometer untuk mengukur suhu dan refraktometer untuk mengukur salinitas di sekitar lahan mangrove. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Metode survey atau pengamatan langsung digunakan untuk mengetahui dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos disekitar lahan manggrove Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Parameter dalam penelitian ini adalah dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada kawasan di sekitar lahan mangrove Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan metode survey atau pengamatan langsung. Benthos yang terdapat disekitar lahan mangrove dikutip langsung dan dimasukkan kedalam kantong plastik sebagai wadah penyimpanan sampel bentos, kemudian bentos diberi alkohol dan diidentifikasi spesies- spesiesnya. Analisis spesies bentos yang terdapat dilahan manggrove di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dilakukan dengan mengidentifikasi spesies bentos di laboratorium menggunakan buku-buku yang relevan, diantaranya adalah buku Fresh-water Biology, Etmonson(1959), Taxonomic Avertebrata, Oemardji dan Wisnu (1990) dan Laut Nusantara, Nontji (1993). Analisis dampak pengalihan lahan mangrove terhadap keanekaragaman benthos di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dideskripsi, sedangkan indeks keanekaragaman benthos dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif dimana keanekaragaman spesies bentos pada lahan mangrove di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dianalisis dengan menggunakan Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H). Nilai keanekaragaman benthos pada stasiun 1 Gampong Lampoh Daya adalah 1,188, pada stasiun II Gampong Ulee Pata adalah 1,321, Pada stasiun III Gampong Emperom adalah 1,452 dan pada stasiun IV Gampong Lam Jamee adalah 1,560. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman benthos pada lahan mangrove yang telah direklamasi di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh adalah sedang. Odum (1998) menyatakan bahwa keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh banyaknya jenis dan merata atau tidaknya nilai kelimpahan individu tiap jenis. Selanjutnya Setyobudiandi dkk. (2009) menyatakan bahwa nilai indeks keanekaragaman 1<H’<3 menunjukan keanekaragaman sedang. Adanya perbedaan keanekaragaman antara stasiun menunjukan bahwa kondisi habitat dapat mempengaruhi kehidupan benthos. Indeks keanekaragaman merupakan pencerminan dari kondisi habitatnya. Pada ekosistem perairan yang stabil, indeks keanekaragaman akan tinggi. Sebaliknya pada ekosistem yang kurang stabil, indeks keanekaragaman rendah. Lahan mangrove yang belum tereklamasi ini memiliki jumlah benthos lebih banyak dibandingkan pada lahan mangrove yang telah direklamasi yang menandakan bahwa pada lahan mangrove yang belum tereklamasi kondisi lingkungan lebih baik dibandingkan dengan lahan yang telah direklamasi, hal ini sesuai dengan pernyataan Raharjo (2005) dalam Purnani (2009) habitat yang memiliki kondisi yang baik, maka jenis organisme yang mampu bertoleransi dan beradaptasi lebih besar dengan ketersediaan faktor fisik dan kimia yang mendukung kehidupan organisme didalamnya, sebaliknya habitat yang kondisi lingkungannya kurang baik menjadikan faktor pembatas bagi kehidupan dalam habitat perairan tersebut. Hasil pengukuran rata-rata nilai suhu perairan pada masing-masing stasiun terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan. Suhu di kawasan penelitian berkisar antara 27-28,9 ºC. Suhu tertinggi 28,9 ºC terdapat di stasiun IV dan terendah 27,2ºC terdapat di stasiun II. Menurut Kordi (2007:58) kisaran suhu optimal bagi kehidupan biota air di perairan tropis adalah antara 28-32 ºC. Beberapa spesies kerang- kerangan hidup pada kisaran suhu 25-32 ºC. Berdasarkan hasil pengamatan Degradasi yang terjadi pada lahan mangrove di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh berdampak terhadap keanekaragaman benthos. Dampak kerusakan lahan mangrove terhadap biota yang berasosiasi didalamnya difokuskan pada keanekaragaman benthos di lahan mangrove yang telah direklamasi dan lahan mangrove yang belum tereklamasi. Dengan rusaknya lahan mangrove, maka spesies benthos yang berasosiasai dengan lahan mangrove akan berupaya mencari habitat baru yang bisa memberikan kebutuhan untuk mengasuh, mencari makan dan berkembang biak. Karena spesies benthos ini memperoleh makanan dari lahan mangrove baik secara langsung maupun tidak langsung. Pola adaptasi inilah yang menentukan ada tidaknya biota yang berasosiasi dengan lahan mangrove, jika habitatnya bagus maka individu spesies benthos akan banyak hidup didalamnya, begitu juga sebaliknya jika habitat rusak maka biota inipun akan berkurang bahkan hilang dari habitatnya. Keanekaragaman merupakan parameter ekologis yang cukup sensitif untuk melihat ada tidaknya tekanan lingkungan terhadap biota yang berasosiasi dengan lahan mangrove. Indeks keanekaragaman adalah suatu indeks yang menggambarkan struktur komunitas suatu organisme yang dapat mempermudah menganalisis informasi tentang jumlah dan jenis organisme. Semakin banyak spesies benthos yang terdapat dalam suatu perairan, semakin tinggi keragaman jenisnya Diketahui bahwa organisme benthos hidupnya sangat bergantung pada habitatnya dengan demikian bila ada perubahan mendasar pada habitat tersebut akan sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya biotanya. Tingkat keanekaragaman benthos dikawasan mangrove yang telah direklamasi dan dikawasan mangrove yang belum terreklamasi di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh tergolong sedang dan Pengalihan lahan mangrove berdampak negative terhadap keanekaragaman benthos dan lingkungan di Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh.