Metode Pelaksanaan Pembangunan Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Usaha Tani Pidin Kel. Rante Kalua
Metode Pelaksanaan Pembangunan Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Usaha Tani Pidin Kel. Rante Kalua
Metode Pelaksanaan Pembangunan Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Usaha Tani Pidin Kel. Rante Kalua
METODE PELAKSANAAN
B. PEKERJAAN SALURAN
• Pek. Galian Tanah Biasa
• Pek. Pasangan Batu dengan Mortar Tipe S
• Pek. Plesteran dengan Mortar Tipe S tebal 1 cm
METODE PELAKSANAAN
I. Pekerjaan Persiapan.
Segera setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja, pekerjaan persiapan dapat
segera dilaksankan. Pekerjaan persiapan tersebut meliputi antara lain :
1. Rapat persiapan.
Rapat persiapan dimulainya pelaksanaan pekerjaan (Pre Construction
Meeting) dengan peserta adalah Balai (Kuasa Pengguna Anggaran beserta
jajarannya) dan kontraktor Pelaksana beserta staf yang akan ditempatkan
dilapangan. Rapat ini bertujuan untuk membicarakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, untuk itu kontraktor harus sudah
membawa Rencana Mutu Kontrak yang didalamnya telah diurai secara rinci
Jadwal Pelaksanaan, Metode Pelaksanaan, Personil dan Peralatan.
2. Sosialisasi.
Sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan mobilisasi, terlebih dahulu
dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan mengadakan pertemuan
dengan wakil masyarakat, perangkat pemerintahan desa dan kecamatan yang
bertujuan agar masyarakat sekitar lokasi pekerjaan mengetahui dan dapat
berperan serta secara aktif atas pelaksanaan pekerjaan. Sosialisasi ini
diselenggarakan oleh Kontraktor yang difasilitasi oleh UPTD.
3. Mobilisasi.
Mobilisasi yang dimaksud adalah membawa dan menempatkan tenaga kerja
dan peralatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Sebagai
awal pekerjaan tenaga kerja hanya tenaga inti mencakup pelaksana
administrasi dan teknis termasuk mandor dan kepala tukang ahli.
4. Dokumentasi.
Untuk awal kegiatan dokumentasi yang dimaksud adalah dokumentasi
sebelum dilaksanakan pekerjaan (foto kondisi 0%). Titik pengambilan foto
diupayakan dapat menggambarkan setiap kondisi ekstrim lapangan dan harus
tetap untuk kondisi progres pekerjaan (foto sedang pelaksanaan/50% dan foto
selesai pekerjaan 100%) sehingga pekerjaan dokumentasi dilaksanakan pada
minggu pertama, selama pelaksanaan dan minggu terakhir dari pelaksanaan
kegiatan.
5. Pembuatan papan nama kegiatan.
Papan nama kegiatan dibuat dari printing screen dan dilapisi multiplek
tebal 12 mm, ukuran papan nama proyek 120 x 120 cm, tiang dari kayu
kaso dan tinggi 250 cm. Pada papan nama proyek harus jelas dicantumkan
nama kegiatan, pekerjaan yang harus dilaksanakan, besarnya kontrak,
sumber dana, jangka waktu pelaksanaan, tanggal dimulai dan selesainya
pekerjaan serta nama pelaksana pekerjaan. Papan nama proyek dipasang
dipinggir jalan dekat lokasi pekerjaan, dimana masyarakat dapat melihat dan
mengetahuinya dengan jelas, lokasi pemasangan papan nama kegiatan harus
mendapat persetujuan pengawas pekerjaan.
Peralatan : Linggis, cangkul, kwas, palu, sendok tembok, gergaji dan alat
pertukangan lainnya
6. Uitzet/Pengukuran
Pekerjaan pengukuran/uitzet dilakukan oleh Kontraktor pelaksana untuk
mendapatkan gambar detail situasi dan profil memanjang dan melintang untuk
kemudian secara akurat dapat dihitung volume pekerjaannya.
Peralatan : Palu = 2 bh, pahat = 3 bh, linggis - 5, dan alat pertukangan lainnya
Peralatan : Beton Molen kapasitas 0,3 m3, cangkul, sekop, sendok tembok,
ember plastik dan alat pertukangan lainnya.
8. Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar tipe S, fc' =12,5 MPa (setara 1 PC :
3PP)
Pekerjaan plesteran dikerjakan setelah pekerjaan siaran.
Pelaksanaan pekerjaan:
a. Ijin kepada direksi dilengkapi rencana kerja, jumlah tenaga
kerja,bahandan peralatan, program mutu dan kelengkapan K.3;
b. Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar atau
sesuaipetunjuk direksi harus diplester;
c. Pasir diayak terlebih dahulu sehingga halus.
d. Pengadukan dilaksanakan menggunakan dolak agar tidak tercampur
tanah, hasil adukan dimasukkan ke dalam ember aduk.
e. Permukaan yang akan diplester dibersihkan dari kotoran-kotoran (debu,
lumpur atau Iumut).
f. Permukaan yang akan diplester terlebih dahulu diwatterpas/leveling, pada
bagian sisi kiri dan kanan ditarik benang kemudian dipasang profil/jidar
sebagai acuan agar plestaran lurus dan rata (jarak dari permukaan
pasangan batu pada bibir jidar/profil adalah + 1.5 cm sesuai dengan
ketebalan plesteran).
g. Adukan dihamparkan dengan menggunakan sendok tembok kemudian
ditekan sehingga mencapai kepadatan yang maksimal, adukan yang telah
terhampar kemudian diratakan dengan menggunakan jidar yang terbuat
dari kaso kemudian dihaluskan dengan menggunakan gosokan (roskam).
h. Setelah kering, plesteran kemudian diaci. Bahan acian adalah semen
tanpa campuran bahan lain. Permukaan yang akan diaci terlebih dahulu
dibersihkan dari kotoran dan debu kemudian disiram dengan air agar
plesteran dengan acian dapat senyawa. Semen yang telah dicampur
dengan air dilaburkan pada plesteran hingga merata dengan
menggunakan roskam,- setelah acian merata dan setengah kering, acian
ditekan dan dihaluskan.
i. Apabila hujan, plesteran/acian ditutupi dengan menggunakan plastic atau
kantong semen agar tidak tertimpa langsung dengan air hujan.