Laporan PKP Sopiyah UT

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan


pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi
dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan
akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-
citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang
bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Ilmu yang paling penting pada tahap
awal pendidikan formal ada tiga yaitu: membaca, menulis dan berhitung.
Keberhasilan dari pembelajaran tersebut sangatlah ditentukan oleh guru, sebab
guru yang baik adalah guru yang mempunyai kemampuan, baik kemampuan
dalam memahami teori dan kemampuan dalam menyampaikan pembelajaran
maupun kemampuan dalam memilih media pembelajaran yang tepat.
Membaca merupakan suatu kegiatan yang melalui proses kognitif yang
bertujuan untuk menemukan informasi yang terdapat pada tulisan (Dalman,
2017). Membacaadalah sebuah ketrampilan berbahasa yang di mana ketrampilan
berbahasa merupakan suatu yang utama dalam menyampaikan apa yang ada
dalam pikiran sehingga munculah sebuah perkataan. Supaya siswa mampu
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka
siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Dengan mempertimbangkan
karakteristik anak yang lebih memperhatikan terhadap sesuatu yang menarik
perhatian mereka, membangkitkan minat dan motivasi belajar serta melatih
imajinasi anak, maka penerapan media gambar dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak dapat
dilakukan secara optimal.
Keterampilan membaca permulaan hendaknya segera dikuasai oleh siswa
sejak awal di SD. Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca permulaan
dengan baik akan mengalami kesulitan dalam memahami informasi informasi
berbagai ilmu pengetahuan yang disajikan dalam buku pelajaran, bahan-bahan
pembelajaran dan sumber-sumber pembelajaran tertulis. Selain itu anak yang
tidak dapat menguasai keterampilan membaca permulaan dengan baik kemajuan
belajarnya juga lamban dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak
mengalami kesulitan belajar.
Kemampuan membaca permulaan diajarkan kepada siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan membaca permulaan memerlukan
perhatian guru sebab jika dasarnya tidak kuat, tahap berikutnya akan mengalami
kesulitan, khususnya bagi guru kelas rendah. Guru kelas rendah (kelas I dan II)
harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan membaca permulaan
kepada siswa, sehingga ketika siswa masuk di kelas III, tidak terjadi kasus yang
tidak diinginka, seperti siswa kurang lancar membaca suatu kalimat.Peranan guru
kelas I memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia
khususnya membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak
dini maka anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan
membaca menjadi dasar yang utama tidak saja bagi pengajaran Bahasa Indonesia
sendiri, akan tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran lain.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah belum
memanfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian perlu pemanfaatan media pembelajaran agar siswa mudah
menangkap dan mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran
yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar ini menarik bagi
siswa karena dari media tersebut banyak tema yang dapat dipilih untuk
dikembangkan dan semua siswa memperoleh kesempatan yang sama selain itu
mereka mendapatkan pengalaman yang berharga dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran membaca.Maka disinilah
peran seorang guru harus pandai dalam memilih penggunaan media yang tepat
dalam sebuah pembelajaran, yaitu suatu pembelajaran pembelajaran yang mampu
meningkatkan pemahaman membaca permulaan bagi peserta didik
Menurut Wahyuning (2015:59) Metode global adalah metode yang
melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan, dimana metode global mengajarakan
dari tingkatan berbagaiteks dan menggunakan gambar supaya peserta didik dapat
memahami dengan mudah isi bacaan yang ada dalam teks tersebut. Berdasarkan
teori tersebut metode global adalah metode yang menarik karena metode tersebut
disertaidengan gambar yang sesuai pembahasan.Pada metode global diajarkan
mulai dengan melihat gambar setelah itu peserta didik dapat menguraikan kalimat
dengan kata-kata kemudian kata-kata tersebut dirubah menjadi suku kata lalu suku
kata tersebut di rubah menjadi huruf-huruf. Kelebihan metode global adalah
peserta didikcepat memahami dalam membacakarena dengan bantuan gambar
yang membuat peserta didik kelas 1 sekolah dasar menjadi lebih mudah dalam
membaca yang memiliki kesulitan membaca karena dengan menggunakan metode
global peserta didik mengerti kata dengan menggunakn metode gambar.
Siswa kelas I SD Negeri I Sendangrejo Kecamatan Sendangagung
Kabupaten Lampung Tengah mengalami beberapa kesulitan dalam belajar
membaca di karenakan metode pembelajaran yang kurang pas di gunakan serta
kurang nya media pembelajaran yang memadahi.sedangkan siswa yang tidak
mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Selain itu, siswa
juga akan mengalami kesulitan menangkap dan memahami informasi yang
disajikan dalam berbagai buku pelajaran. Hal ini akan berdampak pada kemajuan
belajarnya, sehingga menjadi lamban jika dibandingkan dengan teman yang
lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis
bermaksud melakukan Penelitian dan Perbaikan pembelajaran menggunakan
metode global pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi belajar
membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 2 Sendangrejo Kecamatan
Sendangagung Kabupaten Lampung Tengah Tahun ajaran 2022/2023.
1. Fakta / Data yang terjadi di kelas ( Video Gpo )
a. Guru tidak melakukan Apersepsi
b. Guru tidak memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Metode pembelajaran tidak menarik
d. Guru menggunakan metode ceramah
e. Beberapa siswa terlihat ribut
f. Siswa terlihat bosan
g. Kegiatan pembelajaran monoton

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi
masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap materi ketika pembelajaran
b. berlangsung.
c. Kesulitan dalam mengenal bentuk dan bunyi huruf
d. Guru tidak menguasai kelas
e. Pembelajaran monoton

3. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka analisis
masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
b. Metode pembelajaran yang di gunakan tidak menarik .
c. Guru tidak menguasai kelas

4. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dengan menggunakan metode global dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 2 Sendangrejo Kecamatan Sendangagung
Kabupaten Lampung Tengah Tahun ajaran 2022/2023.

B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode Global dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
belajar membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 2 Sendangrejo Kecamatan
Sendangagung Kabupaten Lampung Tengah Tahun ajaran 2022/2023.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Mendeskripsikan cara meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
sekolah. mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang
diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi belajar membaca
permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 2 Sendangrejo Kecamatan Sendangagung
Kabupaten Lampung Tengah Tahun ajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1) Bagi Peserta Didik
Meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak dengan media yang
menarik sehingga anak akan merasa enjoy untuk belajar membaca. Dalam
kegiatan ini anak menjadi pembelajar yang aktif sehingga anak tidak cepat bosan,
belajar seperti bermain dan tujuan pembelajaran yang diberikan dapat tercapai
dengan optimal.
2) Bagi Guru
Dapat memberikan tambahan referensi pengetahuan dan pengalaman bagi
para guru utamanya dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya
perbaikan dalam proses pembelajaran. Dapat dijadikan dasar atau rujukan untuk
dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang lebih lanjut sebagai upaya untuk
melakukan perbaikan pembelajaran.
3) Bagi Sekolah
Dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang relevan untuk siswa
sekolah dasar khusunya kelas rendah sehingga dapat meningkatkan kualitas guru
dan sekolah.
4) Peneliti lain
Hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya bagi pendidik sekolah dasar,
serta sebagai pedoman dalam penelitian selanjutnya yang relevan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sd


1. Pengertian Pembelajaran bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
yang wajib diikuti oleh semua siswa di Indonesia, mulai
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, sebagai dasar untuk
berkomunikasi. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses menyampaikan
maksud kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu.
Komunikasi bisa berupa pengungkapan pikiran,gagasan, ide,
pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi suatu
peristiwa. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa
kata, kalimat,paragrap atau paraton, ejaan dan tanda baca dalam
bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama,
tekanan, dan tempo) dalam bahasa lisan.
Surana (2004:2) menyatakan, dalam kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) 2004, standar kompetensi mata pelajaran
bahasa indonesia SD untuk fokus membaca di harapkan siswa
dapat membaca huruf, kata, suku kata, kalimat dan berbagai teks
bacaan. Kompetensi membaca juga diarahkan untuk
menumbuhkan budaya membaca

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia


Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia berfungsi yakni sebagai lambang kebanggaan
kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu, serta alat
komunikasi antardaerah dan antarkebudayaan. Berikut ini
merupakan fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain:
a. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktunya secara lebih baik, dan mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar
siswa.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya
lebih individual, dengan jalan mengurangi kontrol guru yang
kaku dan tradisional, serta memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran,
dengan jalan perencanaan program pendidikan yang lebih
sistematis, serta pengembangan bahan pengajaran yang
dilandasi oleh penelitian perilaku.
d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan menongkatkan
kemampuan manusia denagan berbagai media komunikasi,
serta penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.
Beberapa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara
c. Memahami bahasa indonesia serta menggunakan dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial.

B. Kemampuan Membaca Permulaan

1. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan

Definisi kemampuan menurut Kamus Bahasa Indonesia


adalah daya atau kekuatan untuk melakukan atau menyelesaikan
suatu pekerjaan. Soedarso (1983)mengemukakan bahwa
membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan
sejumlah besar tindakan terpisahpisah, mencakup penggunaan
pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak
mungkin dapat membaca tanpa menggerakkan mata dan
menggunakan pikiran.
Bond (1975) mengemukakan bahwa membaca merupakan
pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus
yang membantu proses mengingat tentang apa yang
dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui pengalaman
yang telah dimiliki (Abdurrahman, 2002) Sabarti Akhadiah, dkk
(1993:11) yang mengungkapkan bahwa pengajaran membaca
permulaan lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan
dasar membaca.
Siswa dituntut untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata,
kata dan kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam
bentuk lisanMenurut Bialystok (Dalam Dardjowidjojo, 2010)
Kemampuan membaca permulaan sering disebut membaca
lugas atau membaca dalam tingkat awal.
Kegiatan dalam tingkat ini belum sampai pada
pemahaman secara kompleks. Materi yang dibaca masih sangat
sederhana, masih terdiri dari suku kata dan belum pada membaca
kalimat panjang. Membaca merupakan aktivitas kognitif melalui
rangsangan yang berupa huruf dan tanda-tanda baca lainnya yang
diterima oleh indera reseptor visual (mata) untuk kemudian
dilanjutkan ke otak dan selanjutnya diberikan tafsiran atau makna
(Surya, 2015).Kemampuan adalah kecakapan individu dalam
menguasai tugas yang diberikan. Kemampuan merupakan
proses pembelajaran yang mendukung perkembangan anak.
Dalam depdiknas (2006) dijelaskan, kegiatan membaca
di sekolah dasar ada dua tahapan. Pertama, belajar membaca
yang diberikan pada tahun-tahun pertama sekolah dasar (kelas 1,
2, dan 3) yang dikenal dengan sebutan membaca permulaan.
Kedua adalah membaca untuk pemahaman atau membaca lanjut
yang perlu dikuasai oleh anak-anak di kelas atas (kelas 4, 5, dan
6). Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar bagi
siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh
kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik.
Kegiatan membaca masuk dalam lingkup perkembangan
bahasa keaksaraan (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Di
sini anak akan belajar untuk mengenal simbol-simbol huruf,
menyebutkan nama benda yang suara huruf awalnya sama,
menyebutkan kata yang mempunyai huruf awal yang sama,
memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dengan
membaca gambar atau menghubungkan tulisan dengan simbol,
serta membaca dan menulis namanya sendiri dengan lengkap.
Masri Sareb Putra mengatakan bahwa membaca
permulaan menekankan pengkondisian anak untuk masuk dan
mengenal bacaan sehingga belum sampai pada pemahaman
yang mendalam pada materi bacaan. Membaca permulaan
adalah suatu kesatuan kegiatan yang terpadu mencakup beberapa
kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi, maknanya, serta menarik
kesimpulan mengenai maksud bacaan.
Dalam Depdiknas (2006) siswa dikategorikan mampu
membaca permulaan jika :
a) Siswa mampu membedakan bentuk-bentuk huruf.
b) Siswa bisa mengenali suatu gambar dan huruf, suku
kata, dan kata yang merangkai nama dari gambar tersebut.
c) Siswa tidak merasa kesulitan untuk belajar membaca
permulaan.
d) Kemampuan membaca permulaan siswa makin
meningkat

2. Tahap Perkembangan Membaca Permulaan


Anak dapat berbahasa melalui beberapa tahap. Secara umum
proses perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam beberapa
rentang usia, yang masing-masing menunjukkan ciri-ciri
tersendiri. Menurut Guntur (Ahmad Susanto 2011: 75)
menyatakan bahwa tahap perkembangan bahasa anak sebagai
berikut:
a) Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahun ini terdiri dari:
1) Tahap meraba-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari anak
lahir sampai anak usia enam bulan, pada masa ini anak sudah mulai
tertawa, menangis, dan menjerit.
2) Tahap meraba-2 (pralinguistik kedua). Pada tahap ini anak
mulai menggunakan kata, tetapi masih kata yang belum ada
maknanya dari bulan ke-6 hingga 1 tahun.
b) Tahap II; (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu:
1) Tahap-1 holafrastik (1tahun), pada tahap ini anak mulai
menyatakan makna keseluruhan kalimat dalam satuan kata.
Perbendaharaan kata yang dimiliki anak kurang lebih 50 kosa
kata.
2) Tahap-2; frase (1-2), pada tahap ini anak dapat mengucapkan
dua kata, perbendaharaan anak anak sampai dengan rentang
50-100 kosa kata.
c) Tahap III; (pengembangan tata bahasa, yaitu anak prasekolah
dasar
3, 4, 5 tahun). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat
kalimat. Dilihat dari aspek perkembangan tata bahasa seperti:
S-P-O, anak dapat memperpanjang kata menjadi suatu kalimat.
3. Aspek-Aspek dalam membaca
Broughton, dkk (1978) mengemukakan bahwa terdapat dua
aspek penting dalammembaca(dalam Tarigan, 2013) yaitu :
1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills)
yangdapat dianggap berada pada urutan yang lebih
rendah (lowerorder), yaitu: pengenalan bentuk huruf,
pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem, kata, frase,
pola klausa, kalimat, dan lain-lain),kemampuan
menyuarakan bahasa tertulis, serta kecepatan membaca
ke taraf lambat
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman
(comprehension skills) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih tinggi(higherorder), Yaitu:
memahami pengertian sederhana(leksikal,
gramatikal, retorikal), memahami signifikansi
ataumakna (maksud dan tujuan pengarang,relevansi
atau keadaankebudayaannya reaksi pembaca), evaluasi
atau penilaian(isi,bentuk), sertakecepatan membaca
yang fleksibel yang mudahdisesuaikan dengan
keadaan.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemampuan membaca
Menurut Farida Rahim (2005: 16), mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca
adalah sebagai berikut.
a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologi meliputi kesehatan
fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin.
Menurut beberapa ahli, keterbatasan neurologis seperti
cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
peserta didik tidak berhasil dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mereka.
b. Faktor Intelektual Terdapat hubungan positif antara
kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-
rata peningkatan remedial membaca tetapi tidak
semua siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi
tinggi menjadi pembaca yang baik.
c. Faktor Lingkungan Lingkungan yang meliputi latar
belakang dan pengalaman peserta didik mempengaruhi
kemampuan membacanya. Peserta didik tidak akan
menemukan kendala yang berarti dalam membaca jika
mereka tumbuh dan berkembang di dalam rumah
tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan
cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan
mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang
tinggi.
d. Faktor sosial ekonomi siswa Status sosial ekonomi
siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa.
Hal ini dikarenakan jika peserta didik tinggal dengan
keluarga yang berada dalam taraf sosial ekonomi yang
tinggi kemampuan verbal mereka juga akan tinggi. Hal
ini didukung dengan fasilitan yang diberikan oleh
orang tuanya yang berada pada taraf sosial ekonomi
tinggi. Lain halnya peserta didik yang tinggal di
keluarga yang sosial ekonomi rendah. Orangtua
mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya dan
anaknya cenderung kurang percaya diri.
e. Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi motivasi,
minat, dan kematangan sosial,emosi, serta penyesuaian
diri .

C. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan


Guru pintar untuk mengimplementasikan rencana
pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang
dilakukan oleh guru atau pendidik dalam menyampaikan
materi kepada siswanya. Pendapat lain juga mengatakan
bahwa learning methods merupakan sebuah strategi atau taktik
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
yang diaplikasi tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran
yang sudah ditetapkan bisa tercapai dengan baik.
Seorang guru memang sebaiknya harus
menggunakan metode pembelajaran atau learning methods
yang tepat agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien. Selain itu siswa juga bisa belajar dengan baik
karena learning methods yang digunakan oleh guru
menjadikan penyampaian materi menjadi lebih menarik dan
bagus. Untuk itulah seorang guru perlu mengenal learning
methods untuk mendukung ketercapaian tujuan belajar
mengajar. Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat
maka seorang guru harus terlebih dahulu mengenali
karakteristik peserta didik. Selain itu, seorang guru harus
mampu menggunakan metode berbeda untuk setiap kelas
sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik di
dalam kelas.

D. Metode Global

Metode global adalah salah satu cara mengajar


membaca permulaan dimana anak dikenalkan kalimat secara
utuh kemudian dikaji menjadi lebih rinci berbentuk suku kata,
kemudian suku kata dikaji lagi ke dalam huruf.
Purwanto (1997: 32) pengertian dari metode global
yakni sebuah metode yang memandang sesuatu sebagai
keseluruhan, proses pembelajarannya anak membaca kalimat
secara utuh. Metode global ini berlandaskan pada pendekatan
kalimat.
Tarigan (2005: 5) menyebutkan bahwa metode global
juga merupakan metode kalimat. Karena tahapan pembelajaran
membacanya diawali dengan penyampaian beberapa kalimat
secara global atau utuh. Kemudian dalam proses pengenalan
kalimat umumnya memakai gambar, yang mana gambar
tersebut dituliskan kalimat yang merujuk makna gambar.
Depdikbud (1994: 5) menjelaskan metode global
memulai pengajaran membaca permulaan yakni dengan
membaca kalimat keseluruhan yang biasanya ada di bawah
gambar, lalu membaca kalimat tanpa gambar, selanjutnya
mengurai kalimat menjadi kata, mengurai kata menjadi suku
kata, dan kemudian menguraikan suku kata menjadi huruf.
Sebagian orang mengistilahkan metode global dengan metode
kalimat. Dikatakan demikian, karena alur proses pembelajaran
membaca yang diperlihatkan melalui metode ini diawali
dengan penyajian beberapa kalimat secara global.
Untuk membantu pengenalan kalimat yang dimaksud,
biasanya digunakan gambar. dibawah gambar tersebut,
dituliskan sebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada
makna gambar yang dimaksud.Gambar berfungsi untuk
menarik perhatian dan memberikan stimulus untuk membuat
bacaan. Selain itu, gambar juga berfungsi untuk merangsang
percakapan, mendidik sifat kritis pada anak, memperkenalkan
kata-kata baru dan menyajikan pola- pola kalimat. Metode
global juga dapat diartikan sebagai metode yang
berlandaskan pada pendekatan kalimat. Berdasarkan
penjelasan tersebut, ada hubungan yang signifikan
antara keterampilan membaca permulaan dengan metode
global, karena metode ini merupakan salah satu metode yang
dapat dikembangkan agar siswa mengenal huruf-huruf secara
keseluruhan dalam satuan kalimat dan membacanya dengan
perasaan gembira, disertai gambar.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika
sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar,
misalnya: Ini Nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/
/Nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadisuku kata: i – ni -
na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i-
n-i - n- a-n-i
Sebagai variasi guru dapat menggunakan kartu-kartu kata
untuk menguraikan kalimat dan menempelnya di papan tulis
atau tempat lain yang lebih menarik.
Kelebihan metode global adalah :
a. Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan pengalaman bahasa siswa yang selaras
dengan situasi lingkungannya.
b. Menuntun siswa untuk berfikir analitis dengan cara
membiasakannya ke arah pendekatan bahasa adalah
sebuah struktur, struktur terorganisasikan atas unsur-
unsur secara teratur, kehidupan merupakan struktur yang
terdiri dari bagian- bagian yang tersusun secara teratur.
c. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa,
siswa lebih mudah mengikuti prosedur pembelajaran dan
cepat menguasai keterampilan membaca pada kesempatan
berikutnya
Kelemahan metode global adalah :
a. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk
melaksankan metode ini, yang terkadang sulit bagi
sekolah-sekolah tertentu.
b. Penggunaan metode global mempunyai kesan bahwa guru
harus kreatif, terampil dan sabar. Tuntutan semacam
ini dipandang sulit bagi kondisi guru dewasa ini.
c. Metode global hanya dapat dikembangkan pada masyarakat
pembelajar di kota-kota dan tidak dipedesaan yang
terpencil.
d. Agak sukar menganjurkan kepada para guru untuk
menerapkan metode ini dalam proses belajar mengajar,
karena memerlukan waktu yang banayak dan kreativitas.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian

Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilakukan di SD Negeri


2 Sendangrejo Kecamatan Sendangagung Kabupaten Lampung Tengah
Penelitian ini dilakukan di kelas I.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini di lakukan di SD Negeri


2 Sendangrejo Kecamatan Sendangagung Kabupaten Lampung
Tengah.Waktu pelaksanaan adalah dimulai dari tanggal 24 April
sampai dengan 10 Mei 2023 . jadwal penelitian sebagai berikut :
Hari Senin, 24 April 2023, Pra Siklus.

Hari Senin, 02 Mei 2023, Siklus I (satu).

Hari kamis,10 Mei 2023 ,Siklus II (dua).

3. Pihak yang Membantu

Tutor
Kepala SD Negeri 2 Sendangrejo
Pengurus Pokjar Kalirejo
Rekan-rekan Satu Angkatan semester 8
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa
inggris adalah Classroom Action Research ( CAR ) Dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga
kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian
yang dapat diterapkan.

1) Penelitian adalah menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu


objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2) Tindakan adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan kegiatan untuk siswa.
3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu cara


memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru, karena guru
merupakan orang paling tahu segala sesuatu yang terjadi dalam
pembelajaran.Praktik Penelitian Tindakan kelas dapat dilakukan secara
efektif oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa harus
meninggalkan tugas utamanya mengajar. Praktik Penelitian Tindakan
kelas yang dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur
dalam pelaporanya akan menjadi masukan yang sangat berharga
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran yang secara
langsung akan berdampak terhadap perbaikan manajemen sekolah
secara keseluruhan.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan
sebelumnya rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah
menggunakan model PTK Kemmis & Mc. Taggart yang tampak
masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt
Lewin Dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus atau putaran
terdiri dari empat komponen seperti halnya yang dilakukan oleh Kurt
Lewin. Keempat komponen tersebut meliputi:
a. Perencanaan (plan).
b. Melaksanakan tindakan (act),
c. Melaksanakan pengamatan (observe)
d. Mengadakan refleksi / analisis (reflection).
Sehingga penelitian ini merupakan proses siklus spiral, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan untuk
modifikas perencanaan, dan refleksi. Penelitian ini juga merupakan
penelitian individual.

C. Deskripsi Per-Siklus
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada Matapelajaran Bahasa Indonesia
dengan Materi Membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri I Sumber
Mulya Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus dilaksanakan
dalam 2 Siklus pembelajaran yang meliputi kegiatan .
Perencanaan
Tindakan / Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap tindakan ini peneliti melakukan tahap untuk menerapkan
pembelajaran yang disesuakan dengan RPP yang telah dibuat yakni
pembelajara Bahasa Indonesia yaitu membaca dan menulis
permulaan dengan metode global.
Pengamatan / Observasi
Refleksi.
Berikut adalah deskripsi dari setiap prosedur kegiatan :
1) Perencanaan
Pada pelaksanaan Siklus I (pertama) yang didasarkan pada identifikasi
penyebab masalah pada pembelajaran Siklus I (pertama)
dimana guru, rekan sejawat dan supervisor yang selanjutnya
disebut tim peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
Pembuatan RPP Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan
metode global pada pembelajaran berlangsung
Membuta power point untuk menunjukkan gambar atau unsurunsur
yang baru yang ada disekitar siswa
mempersiapkan lembar kerja kelompok yang dikerjakan dalam satu
kelompok yang beranggotakan kurang lebih 5 siswa.
Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrument
pengumpul data.

Sedangkan pada rencana tindakan Siklus II yang dirumuskan


berdasarkan refleksi dari Siklus I (pertama) tim peneliti melakukan
kegiatan sebagaiberikut :
Melakukan review dan re-planning rancangan pembelajaran dimana
pada Siklus I (pertama) terfokus kegiatan belajarnya terletak pada
menghafal abjad
Menggembangkan Lembar Kerja Siswa.
Mengembangkan instrumen observasi.

2) Pelaksanaan/Tindakan
Pada pelaksanaan kegiatan Siklus I (pertama), rincian kegiatan
yang dilakukan peneliti, rekan sejawat dan supervisor ialah :
Sehari sebelum pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus
1 peneliti terlebih dahulu melakukan simulasi pembelajaran.
Melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas yang sesuai langkah-
langkah pada perencanaan perbaikan pembelajaran.
Secara garis besar prosedur pembelajaran yang dilaksanakan sebagai
berikut :
Mengajukan pertanyaan eksploratif/probing kepada siswa untuk
menggali pemahaman mereka tentang pemahaman abjad A-Z.
Mengenalkan terlebih dahulu konsep menghapal Abjad A-Z
Membimbing siswa untuk membaca kata yang ada di gambar
Rekan sejawat dan supervisor di belakang kelas melakukan
pengamatan.
3) Observasi
Dalam tahap observasi ini dilakukan pengamatan tentang proses
kegiatan pembelajaran dengan metode global, hal-hal yang diamati oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
Siswa yang dapat membaca kata meningkat
keterampilannya sebanyak 18 siswa (65%) dan siswa yang belum
mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (35%).
kesulitan siswa dalam mengeja dan menuliskan permulan.
pengamatan mengenai minat siswa dalam pembelajaran
membaca dan menulis permulaan.
pengamatan mengenai pengutan siswa dalam penguasaan kata
maupun huruf
4) Refleksi
Setelah melakukan serangkaian kegita Perbaikan Pembelajaran pada
siklus I, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Hasil post test menunjukkan hanya 65% siswa yang meningkat
Hasil lembar kerja kelompok dalam tes keterampila dalam menulis
permulaan, siswa meningkat hanya memiliki presetasi 65%.
Peneliti masih menemukan siswa yng kurang terampil dalam
membaca dan menuliskan permulaan
Minat membaca dan menulis sudah terlihat, tetapi belum sepenuhnya
karena masih ada siswa yang kurng terampil dalam mengucapkan
lafal dalam membaca dan menuliskan
Penguasaan huruf masih minim.
Pada Siklus II (kedua) garis besar prosedur pelaksanaan
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. perencanaan yang diperbaiki adalah:
pembuatan RPP Bahasa Indonesia dengan materi membaca dan
menulis permulaan yang menggunakan metode global
pembuatan power point untuk siswa yang berisika berbagai
gambar-gambar baru
persiapa soal post-test
mempersiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan dalam satu
kelompok yang terdiri dari 5 siswa secara heterogen untuk
menuliskan permulan pada lembar yang telah disediakan ole peneliti
mengenai gambar yang akan dibacakan dn menuliskan permulaan
peneliti mempersiapkan rewrd untuk kelompok yang bisa
menjawab lembar kerja yang paling benar dan cepat
peneliti mempersiapkan lembar observasi terhadap minat siswa
terhadap keterampilan membaca dan menulis permulaan.
Meminta siswa menyebutkan huruf Vokal sesuai pengetahuan
awal mereka.
Guru Mendemontrasikan menjodohkan gambar dengan tulisan
yang sesuai.
Meminta siswa membaca nyaring kata yang terbentuk pada
power point.
Memberikan penguatan materi pembelajaran.

b. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan,rekan sejawat dan supervisor mengamati
peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dan mengamati
prilaku siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan
instrument lembar observasi (terlampir).Selain intrumen observasi, tim
peneliti akan menjadikan hasil penelitian
siswa dalam soal dan pengamatan kerja kelompok sebagai bahan
refleksi.

c. Observasi
Dalam tahap observasi pada siklus II ini dilakukanya pengamatan
tentang dimana proses kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan metode global. Hal-hal yang telah diamati oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
Siswa yang dapat membaca kata meningkat
keterampilannya sebanyak 24 siswa (90%) dan siswa yang belum
mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa (10%).
kesulitan siswa dalam mengeja dan menuliskan permulan.
Penurunan kesalahan pada saat menuliskan permulaan, dan
melafalkan bunyi bahasa pada saat membaca
Meningkatnya minat siswa dlam kegiata pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada materi membaca permulaan.
meningkatnya penguasaan huruf vokal maupun konsonan.
d. Refleksi
Keterampilan membaca dan menulis permulaan dikatakan meningkat
berdasarkan hasil presentasi yang sudah dibuat.
Penguasaan dalam melafalan huruf, bunyi bahasa, melafalkan
kata, menuliskan dengan baik dan benar siswa memenuhi indikator
yang telah dibuat peneliti sehingga metode global bisa dibilang
berhasil dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis
permulaan.
Meningkatnya minat siswa dlam kegiata pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada materi membaca dan menulis permulaan.

Sedangkan arah kekuatan perbaikan pembelajaran yang


dilaksanakan pada Siklus II (kedua) yitu meliputi :
Metode pembelajaran sangat membantu siswa untuk lebih
memahami dan menghapal huruf dan kata.
Metode Global yang di gunakan cukup komunikatif dalam
menyampaikan materi pembelajaran.

pada Siklus II (kedua) berdasar kanhasil observasi yang dilakukan rekan


sejawat dan supervisor,didapati kekuatan-kekuatan perbaikan
pembelajaran Siklus II (kedua) antara lain :
Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
Sistematika penyajian terurut dengan baik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


a. Kegiatan Prasiklus
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) dengan
menerapkan metode Global, terlebih dulu peneliti melakukan observasi awal
melakukan pra siklus untuk mengidentifikasi permasalahan –
permasalahan yang ada pada saat berlangsungnya proses pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas I SD Negeri I Sumber Mulya Kecamatan Pulau
Panggung Kabupaten Tanggamus.Observasi dilaksanakan dengan dibantu
oleh teman sejawat,keaktifan siswa dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada
materi membaca permulaan. Pada pembelajaran pra siklus mata pelajaan
Bahasa Indonesia kelas I SD Negeri I Sumber Mulya Kecamatan Pulau
Panggung Kabupaten Tanggamus Tahun ajaran 2021/2022 dengan materi
membaca permulaan hasilnya kurang memuaskan. Hasil obesrvasi pada
kegiatan pra siklus dapat kami sajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar


Pra siklus

Ketuntasan
No NIS Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 1102 ALIF ARCHIL ABQARI 70 V
2 1103 ANGGER PRANATA JAYA 50 V
3 1104 AHMAD NURWAHID 60 V
4 1105 APRILIA DINA NURLITA 70 V
5 1106 AULIATUN NUHA 60 V
6 1107 BOBBY RAMADHANI 60 V
7 1108 DEA CRISTALIA 50 V
8 1109 DIKA DWI PRATAMA 60 V
9 1110 EGA TRI HAYUNINGTYAS 70 V
10 1111 INDRA KRISDIANTI 70 V
11 1112 MUH. GUFRON RIFA’I 50 V
12 1113 M. MUIZ DARMAWAN 60 V
13 1114 MUH. NASRUL HASAN 40 V
14 1115 MUH. IHYA ULUMUDIN 60 V
15 1116 NADIFA NIKMATUL KHOIRIYAH 80 V
16 1117 NURISKA ALIFIA 60 V
17 1118 RIVALDI AUSAF HAMIZAN 80 V
18 1119 RIZKY MAULANA 80 V
Jumlah Nilai 1130
Nilai Rata-rata 62,77
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 80

Rata- Rata Nilai Siswa


rumus rata-rata adalah : x = x
N
Keterangan :
x = nilai rata-rata
N = jumlah siswa (aspek penilaian)
∑ x = jumlah nilai
Dari analisis hasil tes formatif pra siklus dan gambar tabel di atas
dalam pembelajran Bahasa Indonesia tentang materi membaca permulaan
nilai rata-rata kelas yaitu 6 2 , 7 7 , Hasil data siswa yang memperoleh nilai
≤ 70 keatas sebanyak 8 orang, dengan persentase 35,29%.dengan jumlah
siswa yang tuntas yaitu berjumlah 8 orang dengan persentase 35,29% dari
jumlah siswa keseluruhan yang berjumlah 18 orang siswa. Hasil tersebut belum
mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal atau metode ceramah, maka
peneliti akan melakukan rencana perbaikan pembelajaran Siklus I dengan
mengunakan metode global pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia dikelas I
SD Negeri 2 Sendangrejo Kecamatan Sendangagung Kabupaten Lampung
Tengah.

b. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 02 Mei
2023
a) Perencanaan.
Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal untuk
mengidentifikasi masalah sehingga diperoleh permasalahan. Adapun
perencanaan yang akan disusun pada kegiatan ini meliputi :
 Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia
 Menyusun lembar pengamatan guru dan siswa.
 Menyiapkan media yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran.
 Membuat alat evaluasi berupa tes dan kunci jawabannya
b) Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilakuan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dirumuskan.

Langkah – langkah pembelajaran pada siklus I sebagai berikut :


1) Kegiatan awal
 Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan
Membaca Doa (Orientasi)
 Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik (Apersepsi)
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
(Motivasi)

2) Kegiatan Inti
 Menyiapkan gambar huruf sebagai media pembelajaran
 Peserta didik memperhatikan tentang penjelasan guru huruf vocal
 Peserta didik menyebutkan huruf vokal yang telah di jelaskan
oleh guru (a,i,u,e,o)
 Peserta didik menunjukan huruf vokal sesuai intruksi guru
 Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru
 Peserta didik membentuk huruf vokal dengan media huruf tiga
dimensi dengan mengunakan malam

3) Kegiatan Penutup
 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil
belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat nya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
 Memberikan tugas di rumah
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius.

4) Observasi
Pada pelaksanan siklus I dilaksanakan pengamatan terhadap kegiatan
aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung dengan menggunakan
lembar pengamatan yang telah dibuat. Pengamat memberikan tanda (√ )
terhadap aspek yang diamati.Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Siklus I Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh teman sejawat
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru dan Siswa pada
Siklus I di peroleh data-data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Belajar Siklus I

Ketuntasan
No NIS Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 1102 ALIF ARCHIL ABQARI 90 V
2 1103 ANGGER PRANATA JAYA 70 V
3 1104 AHMAD NURWAHID 80 V
4 1105 APRILIA DINA NURLITA 80 V
5 1106 AULIATUN NUHA 80 V
6 1107 BOBBY RAMADHANI 60 V
7 1108 DEA CRISTALIA 60 V
8 1109 DIKA DWI PRATAMA 60 V
9 1110 EGA TRI HAYUNINGTYAS 80 V
10 1111 INDRA KRISDIANTI 80 V
11 1112 MUH. GUFRON RIFA’I 60 V
12 1113 M. MUIZ DARMAWAN 80 V
13 1114 MUH. NASRUL HASAN 60 V
14 1115 MUH. IHYA ULUMUDIN 70 V
15 1116 NADIFA NIKMATUL 90 V
16 1117 KHOIRIYAH
NURISKA ALIFIA 60 V
17 1118 RIVALDI AUSAF HAMIZAN 90 V
18 1119 RIZKY MAULANA 90 V
Jumlah Nilai 1340
Nilai Rata-rata 74,44
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90

Tabel 4.3
Indikator Hasil Belajar Siklus I

No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 60
2 Nilai tertinggi 90
3 Jumlah Nilai 1340
4 Nilai rata-rata 74,44
5 Banyaknya siswa dengan nilai > 75 11
6 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 7
7 Prosentase siswa dengan nilai > 70 58,83 %
8 Prosentase siswa dengan nilai < 70 41,17 %

Dari analisis hasil tes formatif siklus I dan gambar tabel di atas dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca permulaan nilai rata-
rata kelas 74,44. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 7
siswa (41,17 %), dan yang tuntas ada 11 siswa dengan prosentase
ketuntasan belajar mencapai 58,83%.Hal ini menunjukkan bahwa hasil
prestasi siswa sudah ada kemajuan atau peningkatan prestasi siswa, akan
tetapi masih perlu ditingkatkan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
Bahasa Indonesia tentang membaca permulaan yang diajarkan oleh guru.
Maka peneliti masih perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki
pembelajaran tersebut, agar siswa dapat memahami materi sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.

5) Refleksi siklus I.
Hasil refleksi analisis data siswa yang memperoleh nilai nilai ≤ 70
sebanyak 8 orang pada kegiatan Prasiklus meningkat jumlahnya menjadi 11
orang dengan persentase ketuntasan 58,8 %. Hal ini belum mencapai
ketuntasan secara klasikal maka peneliti harus memperbaiki pembelajaran
pada siklus selanjutnya yaitu perbaikan pembelajaran siklus
c. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari kamis, 10 Mei
2023 dengan objek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Sendangrejo
Kecamatan Sendangagung Kabupaten Lampung Tengah tahun ajaran
2022/2023.dengan dibantu teman sejawat yang bertindak sebagai
observer / pengamat pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan
rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada akhir
pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui
tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel
di bawah
ini.
Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II

Ketuntasan
No NIS Nama Nilai Belum
Tuntas Tuntas
1 1102 ALIF ARCHIL ABQARI 100
2 1103 ANGGER PRANATA JAYA 80
3 1104 AHMAD NURWAHID 90
4 1105 APRILIA DINA NURLITA 90
5 1106 AULIATUN NUHA 80
6 1107 BOBBY RAMADHANI 80
7 1108 DEA CRISTALIA 80
8 1109 DIKA DWI PRATAMA 70
9 1110 EGA TRI HAYUNINGTYAS 100
10 1111 INDRA KRISDIANTI 100
11 1112 MUH. GUFRON RIFA’I 80
12 1113 M. MUIZ DARMAWAN 100
13 1114 MUH. NASRUL HASAN 80
14 1115 MUH. IHYA ULUMUDIN 70
15 1116 NADIFA NIKMATUL 100
16 1117 KHOIRIYAH
NURISKA ALIFIA 70
17 1118 RIVALDI AUSAF HAMIZAN 100
18 1119 RIZKY MAULANA 100
Jumlah Nilai 1570
Nilai Rata-rata 87,22
Nilai Terendah 70
Nilai Tertinggi 100
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No Indikator Keterangan
1 Nilai terendah 70
2 Nilai tertinggi 100
3 Jumlah Nilai 1570
4 Nilai rata-rata 87,22
5 Banyaknya siswa dengan nilai > 75 16
6 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 2
7 Prosentase siswa dengan nilai > 75 88,24%
8 Prosentase siswa dengan nilai < 75 11,76%

Hasil dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini analisis


data siswa yang memperoleh nilai 7,5 keatas meningkat jumlahnya
menjadi 16 orang dengan persentase 88,24% di bandingkan hasil pada
siklus I yaitu 11 orang dengan prosentase
58,83%. Ini sudah dapat dikatakan tuntas apabila dilihat secara klasikal
siswa yang mendapat nilai 7,5 keatas mencapai 85 % . Berdasarkan hasil
yang dicapai tersebut diatas, maka perbaikan pembelajaran siklus II
sudah memenuhi target yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada matapelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca
permulaan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil data yang telah dicapai persiklusnya mengalami


peningkatan perbaikkan pembelajaran dimana pada pra siklus siswa yang
tuntas berjumlah 8 orang dengan persentase 35,29%, pada siklus I
menjadi 11 orang yang tuntas dengan persentase 58,83%, siklus II
meningkat lagi 16 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar 88,24% ini
sudah dikatakan tuntas karena menurut Depdiknas (2006) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal siswa yang
mendapat nilai 7 keatas mencapai 85%Dalam hal ini peneliti berusaha
memecahkan permasalahan dari pra siklus nilai rata- rata 61,76, siklus I rata-
rata 73,53 dan pada siklus II naik menjadi 86,47 maka metode Global dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri I Sumber Mulya
Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus tahun ajaran
2021/2022.sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui perbaikan pembelajaran siklus I
dan perbaikan pembelajaran siklus II dengan materi membaca permulaan
di kelas I SD Negeri 2 Sendangrejo Kecamatan Sendangagung Kabupaten
Lampung Tengah dapat disimpulkan seperti berikut. perbaikkan pembelajaran
dimana pada pra siklus siswa yang tuntas berjumlah 7 orang dengan persentase
35,29%, pda siklus I menjadi 11 orang yang tuntas dengan persentase 58,83%,
siklus II meningkat lagi 16 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar
88,24% ini sudah dikatakan tuntas karena menurut Depdiknas (2006) bahwa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal siswa yang mendapat
nilai 7 keatas mencapai 85 %.

B. Saran Dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran
sebagai tugas profesional. Saran yang diberikan peneliti seperti berikut.
1. Untuk Guru

a. Pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah difahami oleh


siswa apabila dalam nyajikan sebuah pembelajaran disertai dengan alat
peraga yang relefan dengan materi yang disampaikan
b. Guru dalam menyajikan materi pembelajaran harus berawal dari
fakta menuju ke konsep
c. Penyampaian materi pembelajaran haruslah dikaitkan
dengan pengalaman sehari-hari siswa
d. Setelah melaksanakan pembelajaran guru haruslah merefleksi
berbagai aktifitas yang dilakukan/ masalah-masalah yang muncul pada
saat pembelajaran berlangsung untuk dijadikan suatu rujukan untuk
melakukan kaji tindak

2. Untuk Pihak Sekolah


a. Pihak sekolah dan instansi terkait harus sering memberikan bimbingan
dan motivasi kepada para pendidik untuk meningkatkan keprofesialannya
b. Pengadaan sumber dan media pembelajaran yang memadai
sebagai bahan penunjang dalam kegiatan pembelajaran

3. Untuk Siswa
a. Siswa mesti bersifat kritis dan tanggap dalam mengikuti pembelajaran
b. Siswa tidak hanya senantiasa menerima transfer ilmu dari
guru.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS 1

Nama Dan Jenjang Sekolah : SDN 2 Sendangrejo


Kelas/ Semester : 1(Satu) / 2 (Dua)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Membaca Permulaan
Alokasi Waktu : 2 X 35menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama


yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR : BAHASA INDONESIA

3.1 Membaca huruf vokal


Indikator :
3.1.2 Menyebutkan huruf vokal

3.1.4 Menunjukan huruf vocal

4.1.6 Menulis huruf vocal

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamati gambar peserta didik mampu menyebutkan huruf


vocal dengan benar
2. Setelah mengamati gambar peserta didik mampu menunjukkan huruf
vocal dengan benar
3. Peserta didik mampu menulis huruf vocal dengan tepat

D. METODE PEMBELAJARAN

Metode : Ceramah

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Bahasa Indonesia Kelas I
 Gambar huruf Vokal
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan 15 menit
Pendahuluan Dilanjutkan
Dengan Membaca Doa (Orientasi)
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi
yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan
dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari. (Motivasi)

Kegiatan - Peserta didik memperhatikan tentang penjelasan 40 menit


Inti guru huruf
- Peserta didik menyebutkan huruf vokal
yang telah di jelaskan oleh guru (a,i,u,e,o)

- Peserta didik menunjukan huruf vokal sesuai intruksi


- guru
Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan yang
- diberikan oleh guru
Peserta didik membentuk huruf vokal dengan
media huruf tigadimensi dengan mengunakan
- malam
Kegiatan  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 40 menit
Penutup rangkuman
hasil belajar selama sehariIntegritas

 Bertanya jawab tentang materi yang telah


dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
-
menyampaikan pendapat nya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.

Mengajak semua siswa berdo’a menurut


agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan
pembelajaran) Religius

C. PENILAIAN (ASESMEN)

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian

Sendangrejo , 24 Mei 2023


Mengetahui, Mahasiswa
Kepala Sekolah

SIRI ANJAR ROKHIMAH, S.Pd SOPIYAH


NIP. ............................... NIM . 857020565

Anda mungkin juga menyukai