Laporan Kasus Fenetrasi Apikal
Laporan Kasus Fenetrasi Apikal
Laporan Kasus Fenetrasi Apikal
Oleh :
Dokter Pendamping :
Portofolio Perorangan
Dengan Judul
Oleh :
Pendamping :
Wahana :
Pendamping
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya peneliti dapat menyelesaikan makalah laporan kasus ini yang berjudul “Penatalaksanaan
Fenetrasi Apikal Pada Gigi Desidui “ ini sebagai salah satu syarat dalam melengkapi tugas
Perkenankanlah saya untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus dan ikhlas yang
sebesar – besarnya kepada drg. Dian Ekawati selaku pendamping yang telah membantu dalam
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-nya kepada kita
semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB IV PENUTUP................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
4
BAB I
PENDAHULUAN
dental merupakan masalah serius yang dapat membahayakan kesehatan gigi dan
Trauma dental yang paling sering terjadi pada gigi insisivus sulung adalah
subluksasi, intrusi dan avulsi. Fraktur mahkota dan akar juga dapat terjadi namun
antara 4-30% dan bergantung pada umur dan jenis kelamin. Kondisi trauma dapat
rongga mulut, oleh karena kerusakan tulang alveolar dan mukosa sekitar apikal
gigi.²
Fenestrasi apikal yang berhubungan dengan intrusi gigi yang disebabkan oleh
terutama pada gigi desidui. Kasus intrusi gigi sering tidak membutuhkan
perawatan karena dapat erupsi kembali ke posisi semula, namun pada kasus gigi
non vital tentu berbeda. Gigi non vital akan mengalami perubahan resorpsi
didiagnosis sebagai periodontitis apikal kronis atau abses apikal kronis ketika
1
Gigi pada anak atau gigi yang pertama kali tumbuh dinamakan gigi sulung.
Gigi sulung berfungsi sebagai alat pengunyah, alat bicara dan untuk memperindah
wajah. Selain itu, gigi sulung juga berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi gigi tetap
Gigi sulung yang tidak tanggal ketika seharusnya sudah tanggal disebut
Persistensi. Gigi sulung tampak masih ada ketika gigi tetap pengganti muncul,
sehingga terlihat berjejal atau berlapis. Pada kasus persistensi gigi sulung anterior
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi yang pertama kali tumbuh dinamakan gigi sulung. Gigi sulung berfungsi
sebagai alat pengunyah, alat bicara dan untuk memperindah wajah. Selain itu, gigi
sulung juga berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi gigi tetap yang ada dibawahnya. ⁵
Secara garis besar, gigi itu ada dua macam yaitu gigi sulung dan gigi tetap.
Gigi sulung merupakan gigi yang tumbuh pada usia 6-30 bulan dan akan tanggal pada
usia 6-12 tahun dan digantikan oleh gigi tetap. Gigi sulung terdiri dari 8 gigi seri, 4
gigi taring dan 8 gigi geraham (molar) sehingga totalnya ada 20 gigi. ⁶
1. Definisi
Ulkus Dekubitus merupakan salah satu contoh trauma fisik yaitu iritasi pada
jaringan lunak rongga mulut disebabkan karena iritasi kronis gigi. Gigi malposisi, gigi
supraposisi yang tidak mempunyai antagonis, sisa akar gigi yang tajam, dan perforasi
radiks sulung juga dapat menyebabkan Ulkus Dekubitus. Lokasi Ulkus Dekubitus
dapat dimana saja dalam mulut namun paling sering ditemukan pada mukosa buccal,
2. Perawatan
kronisitas, tingkat keparahan, dan lokasinya. Terapi Ulkus yang disebabkan oleh
trauma secara umum adalah menghilangkan faktor penyebab. Pada Ulkus yang
disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu, biasanya akan sembuh sendiri dalam
3
10-14 hari.
Lesi traumatik pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan faktor
penyebab. Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral,
memperbaiki oral hygiene dan penggunaan obat kumur sangat disarankan. Sedangkan
bila penyebab Ulkus Dekubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat
1. Definisi
tulang kortikal alveolar, yang dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis.
Ketika proses ini melibatkan daerah apikal akar, maka disebut sebagai fenestrasi
apikal. ⁸
2. Etiologi
mencakup injuri pasca trauma, penyakit periodontal, inklinasi akar gigi yang lebih
ke lingual, trauma oklusal, struktur tulang alveolar yang menutupi akar gigi yang
terlalu tipis, serta kelainan endodontik. Pada gigi sulung, faktor risiko fenestrasi
apikal dihubungkan dengan trauma intrusi, tekanan oklusal dan gangguan resorpsi
hasil dari proses patologis yang mencakup inflamasi periradikular resorpsi tulang
kortikal. Lesi karies dan trauma merupakan faktor etiologi yang menghasilkan
Fenestrasi apikal biasanya ditemukan pada gigi sulung non vital baik karena
gingiva akibat perforasi tulang kortikal alveolar, posisi apeks lebih inferior dari
gigi kontralateral, ulserasi (ulkus dekubitus) pada gingiva juga dapat ditemukan.
2.4 Persistensi
1. Definisi
Persistensi gigi susu adalah suatu keadaan dimana gigi susu masih berada di
mulut belum lepas, tetapi gigi tetap yang akan menggantikannya sudah tumbuh.
Pada keadaan persistensi, terkadang gigi susu juga tidak goyang. Hal ini bisa kita
temukan pada gigi mana saja, tetapi sering kali orang tua menemukan gigi depan
rahang bawah yang terlihat bertumpukdan gigi tersebut harus segera dicabut, apabila
tidak dicabut akan bertumpuk kotoran dan tidak akan terbersihkan pada saat sikat
gigi. ⁹
Gigi sulung berfungsi sebagai alat pengunyah, alat bicara, selain itu juga
berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi gigi tetap yang ada dibawahnya untuk tumbuh.
Gigi sulung yang tidak tanggal ketika seharusnya sudah tanggal disebut Persistensi.
Gigi sulung tampak masih ada ketika gigi tetap pengganti muncul, sehingga terlihat
berjejal atau berlapis.Pada kasus persistensi gigi sulung anterior rahang atas, sering
2. Akibat Persistensi
5
Persistensi menyebabkan pertumbuhan gigi tetap terganggu, sehingga gigi
tetap dapat erupsi ke sebelah lingual, labial, bukal, dan tidak erupsi sama sekali.
Gangguan erupsi gigi tetap akibat persistensi dapat menimbulkan anomaly seperti
gigitan terbalik anterior, yaitu gigi anterior atas tetap berada disebelah lingual dari
gigi anterior bawah, gigi impaksi yaitu gigi tetap yang terpendam karena jalan
erupsinya terhalang gigi yang persistensi dan juga dapat terjadi gigi-gigi yang
berjejal. ¹º
6
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama: Nn. Y
Umur: 6 Tahun
Status: Pelajar
Agama: Islam
Alamat: Bandung
Keluhan Utama : Seorang pasien perempuan datang bersama ibunya mengeluhkan gigi
kanan atas depannya menonjol pada gusi, ibu menjelaskan bahwa saat umur 4 tahun gigi
tersebut mengalami trauma, usia 5 tahun gigi tersebut berwarna semakin gelap dari
sebelumnya. Karena kondisi tersebut pasien sering mengeluhkan sariawan namun
pasien tidak mengeluhkan kemerahan ataupun nyeri. Pasien menginginkan perawatan
untuk gigi tersebut
Riwayat Penyakit Sistemik : Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan atau tidak sedang
dalam perawatan dokter serta tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau obat
- obatan.
7
Riwayat Dental : Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya.
3.3 Pemeriksaan Objektif
Skor plak pada pasien adalah 1,5 (medium). Pasien sedang dalam masa periode gigi
sulung. Tidak ditemukan anomali dental, maloklusi, dan premature loss. Terdapat
karies media pada gigi 53, 73, 85 dan karies profunda pada gigi 52, 61 serta resorpsi
fisiologis pada gigi 71, 72, 82. Gigi 51 mengalami sisa akar disertai ulkus dekubitus.
Perkusi (+), Palpasi (-), Vitalitas (-), Inflamasi (+) di sekitar ujung apeks dan ditemukan
ulser.
3.4 Assesment
3.5 Plan
• Cheeck retractor
• Cotton roll
• Cotton pellet
• Tampon
8
• Povidon iodine 10%
3.7 Prosedure
retractor, cotton roll, cotton pellet, kassa steril, betadine, alcohol, tang anterior untuk
2. Melakukan asepsis dengan mengoleskan povidone iodine 10% secara sirkuler dari
3. Keringkan daerah kerja dengan threeway syringe, aplikasikan topical gel anesthesia
dalam 1 mg) dengan 1cc syringe pada mukosa labial gingiva gigi 51.
5. Cek apakah anastesi telah bekerja dengan menyentuhkan ekskavator pada ligament
periodontal gigi 51
6. Melakukan ektraksi gigi 51 dengan tang ektraksi untuk anterior gigi sulung, hindari
menekan bagian koronal ke apikal untuk mencegah intrusi lebih dalam dari apeks ke
8. Pasien diberi KIE pasca ekstraksi dan pasien diminta untuk kontrol 1 minggu
kemudian, dan kontrol kedua 3-4 minggu, kontrol ketiga 6-8 minggu, kontrol 6 bulan
kemudian.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
fenetrasi apikal karena intrusi. Berdasarkan klasifikasi Ellis dan Davey, kasus ini
termasuk kelas IX karena terjadi pada gigi desidui. Perawatan pada pasien dengan
kasus fenetrasi apical akibat trauma intrusi adalah ekstraksi gigi terkait
4.2 Saran
Penanganan trauma dental pada gigi desidui sering kali diabaikan, namun
10
DAFTAR PUSTAKA
11