Stase Komunitas Remaja Disminore Neli Diana
Stase Komunitas Remaja Disminore Neli Diana
Stase Komunitas Remaja Disminore Neli Diana
ASUHAN REMAJA
Disusun oleh :
Neli Diana
Nim : 223001080108
LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA REMAJA Nn. NW USIA 19 TAHUN DENGAN
DISMENORE PRIMER
DI SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI
TAHUN 2024
Menyetujui,
CI Akademik
( Bdn. Lismawati,S.Keb,M.Kes)
NIDN. 1021038703
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA REMAJA Nn. NW USIA 19 TAHUN DENGAN
DISMENORE PRIMER
DI SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI
TAHUN 2024
Disetujui,
CI Akademik
(Bdn. Lismawati,S.Keb,M.Kes)
NIDN. . 1021038703
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Stase Asuhan Kebidanan Komunitas dengan judul “Asuhan kebidanan Komunitas
Pada Remaja Nn. NW Dengan Dismenore Primer Di SMA Negeri 7 Kota Jambi
Tahun 2024. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Seno Aji.,S.Pd., M.Eng, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Ibu Subang Aini Nasution., SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi dan selaku
pembimbing komunitas.
3. Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi
4. Ibu Bdn. Lismawati, S.Keb., M.Kes selaku dosen pembimbing CI akademik
pada Stase Kebidanan Komunitas.
5. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Universitas Adiwangsa Jambi.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya
saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan hidayah - Nya
atas bantuan dan bimbingan serta jasa baik yang diberikan kepada penulis dalam
penyusunan selama pendidikan, Aamiin.
Saya mengharapkan semoga Laporan Stase Komunitas ini bisa bermanfaat
bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca khususnya.
Neli Diana
v
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
disminore pada remaja di amerika serikat sekitar 60% dan di swedia sekitar 72%,
oleh kumbar et al di india dari 183 remaja usia 14-19 tahun ditemukan sebanyak
119 atau 65% remaja mengalami dismenore.
Sedangkan di Indonesia angka kejadian disminore sebesar 107.673 jiwa
(64.25%),yang dari 59.671 jiwa (54.89%) mengalami disminore primer dan 9.496
jiwa (9,36%) mengalami disminore sekunder. Menurut hasil survey perkumpulan
keluarga berencana indonesia (PKBI) cabang bandar lampung pada tahun
2014,disminore menempati urutan pertama keluhan yang sering di alami
5
wanita,sebesar 65,3% selain siklus menstruasi yang tidak benar (Palupi, 2016).
Disminore primer adalah rasa nyeri/kram pada perut bagian
bawah,punggung bahkan sampai paha tanpa kelainan yang nyata pada alat
genetalia,dimana nyeri bisa timbul sebelum haid atau bersamaan dengan awal
terjadinya haid. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden di
sumatra utara mengalami disminore primer dengan prevalensi penelitian yang
dilakukan sekitar 73%.(Andriani ,2010).
Penyebab terjadinya nyeri disminore dikarenakan adanya peningkatan
hormon prostaglandin. Hormon ini mengakibatkan kontraksi uterus dan
vasokonstriksi pembuluh darah. Aliran darah menuju ke uterus menurun sehingga
uterus tidak mendapatkan suplai oksigen yangt adekuat sehingga menyebabkan
nyeri. Secara umum penanganan nyeri disminore terbagi dalam dua kategori
pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis nyeri yang
merupakan metode paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. Upaya
penanganan disminore secara non farmokologi terdiri dari istirahat total atau tidur
teknik distraksi,kompres hangat,pengobatan herbal,posisi knee chest,teknik
menarik nafas dalam dan pemijatan (Rakhma,2013).
Berdasarkan hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan asuhan
kebidanan dengan judul “Stase Asuhan Kebidanan Komutitas pada remaja Nn.NW
Usia 19 Tahun dengan Disminore Primer “di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun
2024.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami, mengkaji, menerapkan, dan mendokumentasikan
“Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn. NW dengan Disminore
Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024”
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn.
NW dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari rahimdisertai
pengeluaran (deskuamasi) endomrtrium(Taufan dan ary,2010) Menstruasi adalah
proses pengeluaran darah atau perdarahan yang secara teratur atau periodik dan
siklik. Darah ini keluar dari uterus yang diikuti dengan pelepasan dari
endometrium. Proses menstruasi ini terjadi bila ovam tidak di buahin oleh
sperma (Fahmawati,2009) Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari
luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio.jika tidak terjadi implantasi
embrio. Jika tidang terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh. Perdarahan
ini terjadi secara periodik,jarak waktu anatara menstruasi dikenal dengan satu
siklus menstruasi (Purwoastuti & Walyani,2015).
Disminore adalah nyeri saat menstruasi, biasanya dengan rasa keram dan
terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai
dari yang ringan sampai yang berat. Keparahan disminore berhubungan langsung
dengan lama dan jumlah darah haid (Mochammad,dkk 2010).
Disminore adalah nyeri haid yang disebabkan oleh reaksi peradangan
akibat sekresi sitokin dalam rongga peritoneum. Akibat perdarahan lokal pada
sarang endometriosis dan oleh adanya infertilasi endometriosis kedalam syaraf
pada rongga panggul (Mochammad,dkk,2011).
Disminore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi (Intan dan Iwan,2012).
Disminore adalah adalah nyeri sebelum,sewaktu atau sesudah haid(Aufan
dan Ary.2010). Disminore adalah nyeri ini terasa bagian bawah dan atau daerah
bujur sangkar michaelis. Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid.
(Ginekologi,2012). Disminore adalah nyeri haid mungkin merupakan suatu
8
B. Klasifikasi Dismenore
1. Disminore primer
Disminore primer adalah rasa nyeri/kram pada perut bagian bawah,
punggung bahkan sampai paha tanpa kelainan yang nyata pada alat
genetalia, dimana nyeri bisa timbul sebelum haid atau bersamaan dengan
awal terjadinya haid. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas
responden di sumatra utara mengalami disminore primer dengan prevalensi
penelitian yang dilakukan sekitar 73%.(Andriani, 2010).
Disminore primer merupakan nyeri yang di rasakan saat menstruasi yang
terjadi bukan karena gangguan fisik tetapi di karenakan kejang otot uterus
yang di sebabkan produksi progtaglandin yang berlebihan sehingga
merangsang uterus.
Nyeri haid memang umum terjadi dan kebanyakan penyebabnya belum di
ketahui.Namun,apabila setiap kali menstruasi selalu merasa nyeri yang
menyiksa sehingga tidak dapatberaktivitas sama sekali,disertai rasa pusing
mual, muntah demam bahkan sampai pingsan maka harus diwaspadai
karena bisa saja merupakan tanda yang paling banyak di temukan setelah
pemeriksaan adalah gangguan endometrisis atau terdapat fibroid pada
rahim (NS Sallika, 2010).
Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjad akibat otot rahim
berkontraksi dengan kuat. Rasa nyeri ini muncul di perut bagian bawah dan
terkadang menjalar hingga ke punggung bagian bawah dan paha.Biasanya,
nyeri bisa muncul 1 -2 hari sebelum menstruasi datang. Meski begitu,
terkadang, nyeri ini juga bisa muncul selama Anda mengalami menstruasi.
Selama mengalami kondisi ini, Anda mungkin Remove Watermark
9
C. Patofisiologis Disminore
Pada siklus anovulasi terjadi stimulai estrogen berlebihan pada endometrium.
Endometrium mengalami poliferasi berlebihan tetapi tidak diikuti dengan
pembentukan jaringan penyangga yang baik karena kadar progesteron rendah.
Endometrium menjadi tebal tapi rapuh,jaringan endometrium lepas tidak
bersamaan dan tidak ada kolaps jaringan sehingga terjadi perdarahan yang teratur.
Penyebab ovulasi bermacam-macam mulai dari sebelum matangnya aksi
hipotalamus-hifofisis-ovarium sampai suatu keadaan yang menganggu aksis
tersebut.
Sindrom ovarium polikistik merupakan contoh salah satu keadaan yang
menganggu aksis hipotalamus-hifopisis-ovarium sehingga terjadi perdarahan
uterus disfungsi anovulasi (Mochammad,2011).
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam kasus disminore yaitu :
1. Ultrasonografi (USG), infus salin sonografi atau,
2. Laparskopi dapat dipertimbangkan bila curiga adanya endometriosis
(Mochammad, dkk 2010).
3. Magnetik resonance imaging (MRI).
4. Histeroskopi
11
E. Penatalaksanaan Medis
Berdasarkan MIMS indonesia (2012) penatalaksanaan untuk disminore adalah
sebagai berikut :
a) Perawatan
1) Minum banyak air hangat putih, hindari konsumsi garam dan
minuman yang berkafein untuk mencegah pembengkakan dan
retensi air. Rasa nyerinya berkurang setelah minum air putih
hangat dengan banyak.
2) Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu
mengurangi dismonore karena akan memicu keluarnya hormon
endorfin yang dinilai sebagai pembunuhan alamiah untuk rasa
nyeri.
3) Makan – makanan yang bergizi, kaya zat besi, kalsium, dan
vitamin B kompleks. Jangan mengurangi jadwal makan. Nn .C
sudah meminum vitamin B dan memakan-makanan yang
bergizi.
4) Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri. Nn .C
sudah melaksanakannya. Remove Watermark Wondershare
PDFelement 25
5) Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stess, misalnya
pijat,yoga atau meditasi, untuk membantu meminimalkan rasa
nyeri.
6) Pada saat berbaring telentang, tingikan posisi pinggul melebihi
posisi bahu untuk membentuk meredakan gejala disminore
b) Medis
1) Pemberian analgesik (nonopiat), ringan dan sederahan atau kombinasi
analgesik anti inflamasi non steroid (AINS).
2) Pemberian antispasmodik.
3) Pemberian estrogen.
12
4) Pemberian progesteron.
5) Pemberian suplemen ( prawiharjo ,2011;h.183)
F. Penanganan Dismenore
1) Obat anti inflamasi non streoid /NSAID
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan disminore.NSAID
mempunyai efek analgetik yang secara langsung menghambat asintesis
prostaglandin dan menekankan jumlah darah haid yang keluar.seperti
sintesis prostaglandin diatur oleh dua isoform siklooksigenasi (COX) yang
berbeda,yaitu COX-1 dan COX-2.sebagian besar NSAID bekerja
menghambat COX-2.studi buta ganda membandikan penggunaan
melosikam dengan memberikan hasil yang sama untuk mengatasi keluhan
disminore.
2) Pil kontrasepsi kombinasi
Bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan pertumbuhan jaringan
endometrium sehingga menggurangi jumlah darah haid dan sekresi
Remove Watermark Wondershare PDFelement 26 prostaglandin serta kram
uterus. Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi sangat efektif untuk
mengatasi disminore dan sekaligus akan membuat siklus haid menjadi
teratur.Progestin juga dapat di pakai untuk pengobatan amenorea,misalnya
medroksi progesteron asetat (MPA) 5 mg atau didrogestoren 2x10 mg
mulai hari ke 5 sampai 25 (Mochammad,dkk 2011).
H. Dampak Dismenore
Menurut Anwar dan Prabowo (2011) nyari haid dapat berdampak buruk dan dapat
mempengaruhi absentisme dan menimbulkan kerugian, karena responden
mengalami “kelumpuhan” sementara untuk melakukan aktivitas. Dismenore
14
memang tidak terlalu berbahaya tetapi selalu dialami oleh penderitanya tiap bulan,
sehingga merupakan penderitaan tersendiri bagi yang mengalaminya. Sebaiknya
hal ini tidak boleh dibiarkan karena kondisi ini merupakan salah satu penyebab
gejala endometriosis, dimana hal ini dapat menurunkan kesehatan, kualitas hidup
dan kesuburan perempuan secara signifikan (Pramardika dan Fitriana,2019).
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Keluhan Utama
Merasakan sakit dan nyeri yang
berlebihan pada bagian bawah perut dan pingangnya saat menstruasi
/haid
2. Riwayat Perkawinan
Belum kawin
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche Umur : 17 Th
b. Tgl Haid Terakhir : 15-1- 2024
c. Banyaknya : 3x ganti pembalut
16
c. Dukungan keluarga
Keluarga dan kerabat selalu mendukung Nn.NW untuk cepat sembuh dan
kembali pulih seperti semula, dimana Nn.NW selalu ditemani oleh keluarga dan
kerabat saat memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhannya.
d. Keadaan psikologi
Nn.NW mengatakan cemas dengan kondisinya, karena takut terjadi
gangguan kesehatan yang serius dan mengganggu proses belajar.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 153 cm, IMT : 21,4 Kg/m2
d. BB : 50 kg (Normal:18,5-24,9).
e. TTV
TD :114/65 mmHg S : 36,5˚C
N : 80 x/menit R : 21 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk : Bulat
Rambut : hitam
Kebersihan : bersih
Mudah rontok / tidak : tidak rontok
b. Mata
Konjungtiva : normal
Sklera : normal
Keersihan : ya
Kelainan : (-)
Gangguan Penglihatan : (-)
c. Hidung
Kebersihan : ya
Polip : (-)
d. Mulut
Warna Bibir : pink (normal)
18
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium HB : 11,6 gr %
b. Lain-lain : tidak diperiksa
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 18 Januari 2024 Jam : 10.45 Wib
1. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE pada pasien mengenai gangguan haid
3. Jelaskan Faktor yang mempengaruhi terjadinya disminore padaNn.NW
4. Beritahu pasien cara menjaga daerah genetalia yang benar
5. Beritahu cara mengurangi rasa nyeri padaNn.NW
6. Beri KIE nutrisi seimbang padaNn. NW
7. Sarankan untuk istirahat yang cukup
8. Anjurkan pasien untuk mengunjungi pasilitas kesehatan bila ada keluhan nyeri
hebat.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 18 Januari 2024 Jam : 10.50 Wib
1. Melakukan pemeriksaan pada pasien
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : cm (composmentis)
Tanda - TandaVital : TD : 114/65 mmhg Nadi : 80 x/i
Rr : 20 x/i Suhu : 36,3 ºc
2. Memberikan KIE pada pasien mengenai ganguan haid, yaitu:
a. Melakukan konseling pada klien tentang Dismenore primer:
Disminore primer adalah rasa nyeri/kram pada perut bagian bawah, punggung bahkan
sampai paha tanpa kelainan yang nyata pada alat genetalia, dimana nyeri bisa timbul
sebelum haid atau bersamaan dengan awal terjadinya haid.
Disminore primer merupakan nyeri yang di rasakan saat menstruasi yang terjadi bukan
karena gangguan fisik tetapi di karenakan kejang otot uterus yang di sebabkan produksi
progtaglandin yang berlebihan sehingga merangsang uterus.
a. Menjaga kebersihan alat kelamin Vagina secara anatomis berada di antara uretra
dan anus. Alat kelamin yang dibersihkan dari belakang ke depan dapat
meningkatkan resiko masuknya bakteri ke dalam vagina. Masuknya kuman ke
dalam vagina menyebabkan infeksi sehingga dapat menyebabkan keputihan.
Cara cebok yang benar adalah dari depan ke belakang sehingga kuman yang
berada di anus tidak dapat masuk ke dalam vagina.
b. Menjaga kebersihan pakaian dalam Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat
menjadi alat perpindahan kuman dari udara ke dalam alat kelamin.Bakteri, jamur,
dan parasit dapat mati dengan pemanasan sehingga menyetrika pakaian dalam
dapat menghindarkan infeksi kuman melalui pakaian dalam.
c. Tidak bertukar handuk Handuk merupakan media penyebaran bakteri, jamur, dan
parasit. Handuk yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit apabila
digunakan bisa menyebabkan kuman tersebut menginfeksi pengguna handuk
tersebut sehingga gunakan handuk untuk satu orang.
d. Menghindari celana ketat Celana ketat dapat menyebabkan alat kelamin menjadi
hangat dan lembab.Alat kelamin yang lembab dapat meningkatkan kolonisasi
dari bakteri, jamur, dan parasit.Pening- katan kolonisasi dari kuman tersebut
dapat meningkatkan infeksi yang bisa memicu keputihan, maka hindari memakai
celana ketat terlalu lama.
e. Menghindari cuci vagina Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal
dalam vagina.Ekosistem dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina
bersifat basa sehingga menyebabkan kuman dapat berkembang dengan baik.
Produk cuci vagina yang digunakan harus sesuai dengan pH normal vagina, yaitu
3,8-4,2 dan sesuai dengan petunjuk dokter.
f. Mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin Tangan dapat menjadi perantara
dari kuman penyebab infeksi.Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin
dapat menghindarkan perpindahan kuman yang menyebabkan infeksi.
g. Sering menganti pembalut Mengganti pembalut minimal 3-4 kali sehari dapat
menghindari kelembaban.
4. Memberitahu cara mengurangi rasa nyeri yaitu:
a. Minum banyak air hangat putih, hindari konsumsi garam dan minuman yang
berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi air. Rasa nyerinya berkurang
setelah minum air putih hangat dengan banyak.
b. Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurangi dismonore
karena akan memicu keluarnya hormon endorfin yang dinilai sebagai pembunuhan
alamiah untuk rasa nyeri.
22
c. Makan – makanan yang bergizi, kaya zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks.
Jangan mengurangi jadwal makan. Nn .C sudah meminum vitamin B dan memakan-
makanan yang bergizi.
d. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri. Nn .C sudah
melaksanakannya. Remove Watermark Wondershare PDFelement 25
e. Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stess, misalnya pijat,yoga atau meditasi,
untuk membantu meminimalkan rasa nyeri.
f. Pada saat berbaring telentang, tingikan posisi pinggul melebihi posisi bahu untuk
membentuk meredakan gejala disminore
g. Kompres dengan air hangat guna untuk menghilangkan nyeri
pada saat menstruasi
h. Minum obat analgesic guna untuk mengurangin nyeri pada saat
menstruasi.
5. Memberikan KIE nutrisi seimbang padaNn. NW
6. Sarankan untuk istirahat yang cukup 7-8 jam sehari
7. Anjurkan pasien untuk mengunjungi fasilitas kesehatan bila ada keluhan nyeri
hebat.
VII. EVALUASI
Tanggal 18 Januari 2024 Jam : 11.15 Wib
1. Pasien mengerti dengan penjelasan bidan tentang hasil pemeriksaan
2. Pasien mengerti mengenai gangguan haid dan tidak cemas lagi
3. Pasien mengerti tentang penyebab terjadinya Dismenore
4. Pasien mengerti tentang cara menjaga daerah genetalia yang benar dan akan
melaksanakan nya
5. Nn.NW sudah mengerti tentang mengurangin nyeri pada saat menstruasi.
6. Nn..NW bersedia untuk mengonsumsi nutrsi yang dibutuhkan pada saat
menstruasi.
7. Nn.NW dapat menerima saran dan masukan yang diberikan dan sudah sedikit
termotivasi.
8. Nn.NW bersedia untuk istirahat yang cukup.
9. Pasien bersedia untuk mengunjungi fasilitas kesehatan bila terjadi nyeri hebat .
BAB IV
PEMBAHASAN
D. Langkah IV : Antisipasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan adalah masalah yang di hadapi Nn.C
dapat ditangani secara pengurangan rasa nyeri baik pemberian air putih
hangat dan kompres dengan air hangat,olahraga, ataupun istirahat yang
cukup bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat menstruasi.
E. Langkah V : Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditemukan oleh
langkah yang sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dapat direncanakan yaitu
dengan di jelaskan proses menstruasi, beritahu cara mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan Nn.C beri komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
tentang nutrisi seimbang,beri support dan dukungan mental berikan
terapi serta sarankan Nn.C untuk isitrahat yang cukup.
F. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama anatara petugas,pasien. Hal ini
karena tanpa kerja sama yang baik akan menganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laborotarium (Ambarwati,,2009).
Menjelaskan tentang proses menstruasi pada Nn.C bahwa menstruasi merupakan hal
yang alamiah bagi wanita yang sehat.dimana pada setiap bulan nya seorang wanita
dengan mengalami perdarahan yang disebut menstruasi dan memberitahu Nn. NW
tentang cara mengurangi rasa nyeri:
1. Banyak minum air putih hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada saat
menstruasi.
2. Kompres dengan air hangat guna untuk menghilangkan nyeri pada saat
menstruasi
26
3. Minum obat analgesik guna untuk mengurangin nyeri pada saat menstruasi
4. Memberitahu Nn.NW tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cara
mkeningkatkan pola makan yang bergizi dan seimbang
5. Memberikan support mental dan dukungan pada Nn.NW agar lebih percaya diri
dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
6. Menganjurkan Nn.NW untuk istirahat dan tidur yang cukup setiap
harinya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan pada Nn. NW dengan Dismenore menggunakan 7 langkah
varney dapat disimpulkan yaitu :
1. Pengkajian dilaksanakan dengan mengupulkan semua data lembar formatyang
tersedia melalui teknik wawancara dan observasi sistemik. Data subjektif
khususnya pada keluhan utama yaitu nyeri dan kram pada perut bagian bawah serta
mudah lelah dan mudah tersingung. Data objectif yaitu keadaan umum
lelah,kesadaran apatis, Tekanan Darah (TD): 114/65 mmHg,Pernapasan (P): 20
x/i,Nadi (N): 80 x/i,Suhu (S): 36.5 o C,mata tidak oedema,konjungtiva merah
muda,seklera putih.
2. Interpretasi data telah ditentukan oleh penulis yaitu dengan menegakkan
diagnosa kebidanan,masalah dan kebutuhan pada Nn.NW dengan Disminore
Primer.
3. Diagnose potensial pada kasus ini adalah endometrium akan tetapi tidak
terjadi karena telah dilakukan penanganan dengan baik.
4. Tindakan segera yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
kaloborasi dengan tenaga kesehatan dan pasien.
5. Perencanaan yang dilakukan pada Nn.NW umur 19 tahun adalah :
beritahukan tentang hasil pemeriksaan,jelaskan proses menstruasi (haid)
pada Nn.C beritahu cara mengurangi ras nyeri dan sakit ,beri KIE tentang
gizi seimbang pada Nn.NW untuk istirahat yang cukup dan berikan terapi.
28
memberitahu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum Nn.NW saat ini
kurang baik dengan keadaan Disminore Primer,menjelaskan tenntang proses
menstruasi pada Nn.NW bahwa menstruasi merupakan hal yang alamiah bagi
wanita yang sehat, memberitahu cara mengurangi ras nyeri dan sakit, beri KIE
tentang gizi seimbang pada Nn.C untuk istirahat yang cukup dan berikan terapi
pada Nn.NW.
7. Evaluasi adalah tahapan penilaian terhadap keberhasilan asuhan yang
diberikan dalam mengatasi masalah pasien .
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menjadi referensi bacaan untuk
pembelajaran dan untuk lebih memahami tentang asuhan kebidanan komunitas
tentang Dismenore.
2. Bagi Sekolah
Diharapakan Sekolah lainnya dapat lebih meningkat pelayanan dalam
melakukan konseling Dismenore pada remaja, baik bagi segi sarana prasarana
maupun tenaga kesehatan yang ada di institusi kesehatan.
3. Bagi Klien (Pasien)
Diharapkan kepada klien untuk melakukan konseling Dismenore pada remaja
lainnya
29
DAFTAR PUSTAKA
Anwar M.et all.Ilmu kandungan.jakarta : PT Bina pustaka Sarwono
Prawiroharjo;2011 .h .182.
Eva dkk,Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta : PT.Trans Info Media,Jakarta ;
(2017.h.43).
Estiwi D.Meilani N.widyasih H.widyastuty.Konsep Kebidanan yogyakarta :
Fitriaman ;2008.h.140.
Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Pudiastuti RD. 2010. Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta: Indeks.
Prawirahardjo Sarwono. (2012). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
Ewipinkgirl.2014.(http://ewipinkgirl.wordpress.com/2014/11/15/giziseimbangpada-
remaja-menstruasi/).
Hestiantoro .2012.” Kesehatan Reproduksi Dengan Disminore “
(http://www.jogjwlib.com/file/93db85ed909c13838ff95ccfa94cebd9.pdf.
2012diak es27februari2016).
https://media.neliti.com/media/publications/234031-pengaruh-ndorphinemassage-terhadap-
ras-8b74e0d7.pdf.
30
JURNAL
Abstark
Health problems that often arise and are most experienced by women
during menstruation are menstrual pain or dysmenorrhea, factors that can
influence the occurrence of dysmenorrhea are eating habits, lack of
exercise, large amounts of menstrual blood, nullipara, family history, and
psychological factors. know the analysis of factors associated with the
incidence of dysmenorrhea in female students at the Darul Aman Gombara
Islamic Boarding School Makassar. The research method is descriptive
analytic with a cross sectional study approach. This study used a
population of all female students sitting in class X, XI, and class XII. The
sample selection was determined by means of Non Probability Sampling
Consecutive Sampling, with a total sample of 50 respondents. The research
was conducted at the Darul Aman Gombara Islamic Boarding School,
Makassar. Data processing using computer aids and presented in the form
of frequency distribution tables and cross tabulations with Chi Square test
with a limit of significance (a = 0.05). Research results Based on the results
of the research conducted, it shows that there is a relationship between
bad eating habits and the incidence of dysmenorrhea (Value = 0.001), lack
of exercise habits with the incidence of dysmenorrhea (Value = 0.000),
meanwhile, psychological factors do not have a significant relationship
with the incidence of dysmenorrhea. (Value = 0.132). (main finding).
Conclusion: eating habits and lack of exercise have a significant effect on
the incidence of primary dysmenorrhea.
14
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022 ● eISSN : 2302-2531
33
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022 ● eISSN : 2302-2531
Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan Karakteristik di Pesantren Darul Aman Gombara Makassar (n=50)
Karakteristik n %
Umur
Remaja Awal (12-16 Tahun) 35 70.0
Remaja Akhir (17-25Tahun) 15 30.0
Kelas
X IPA 23 46
XI IPA 12 24
XII IPA 15 30
Tabel. 1, menunjukkan bahwa distribusi tertinggi ada pada kelompok umur remaja awal yaitu sebanyak 35 orang
atau 70%, sedangkan untuk kelompok remaja akhir yaitu sebanyak 15 orang atau 30%, sedangkan untuk karakteristik
kelas jumlah terbanyak berada pada kelas X IPA yaitu sebanyak 23 siswi atau 46%, sedangkan jumlah kelas paling
sedikit berada di kelas XI IPA yaitu sebnayk 12 siswi atau 24%.
2. Analisis Bivariat
Tabel. 2 Hubungan Kebiasaan Makan Dan Tingkat Dismenore
Tingkat Disminore Jumlah
Kebiasaan Ringan Sedang Berat
Makan n % P
n % n % n %
Baik 16 64,0 3 12,0 6 24,0 25 100
Buruk 6 24,0 16 64,0 3 12,0 25 100 0,001
Jumlah 22 44,0 19 38,0 9 18,0 50 100
Tabel. 2 menunjukkan bahwa dari 50 siswi yang mengalami dismenore ringan yaitu sebanyak 22 siswi (44,0%)
dimana 16 siswi (64,0%) yang memiliki kebiasaan makan yang baik dan 6 siswi (24,0%) yang memiliki kebiasaan
makan yang buruk, sedangkan yang mengalami dismenore sedang sebanyak 19 siswi (38,0%) dimana 16 siswi (64,0%)
yang memiliki kebiasaan makan yang buruk dan 3 siswi (12,0%) memiliki kebiasaan makan yang baik, dan 9 siswi
(18,0%) yang mengalami dismenore berat dimana yang memiliki kebiasaan makan yang baik ada 6 siswi (24,0%)
sedangkan yang memilki kebiasaan makan buruk ada 3 siswi (12,0%). Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan uji statistic chi square maka diperoleh nilai p : 0,001 yang menunjukkan p < a (0,05), hal ini berarti ada
hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan yang buruk terhadap kejadian dismenore primer.
Tabel. 3 menunjukkan bahwa dari 50 siswi, 22 siswi (22,0%) yang mengalami dismenore ringan dimana, 13 siswi
(90,9%) memilki kebiasaan olahraga yang cukup sedangkan 9 siswi (7,1%) memilki kebiasaan olahraga yang kurang,
sementara 19 siswi (38,0%) mengalami dismenore sedang dimana 16 siswi (64,3%) memiliki kebiasaan olahraga
kurang dan 3 siswi (4,5%) memiliki kebiasaan olahraga yang cukup, sedangkan selebihnya 9 siswi (18,0%) mengalami
dismenore berat diantaranya 7 siswi (28,6%) memiliki kebiasaan olahraga yang kurang dan 2 siswi (4,5 %) memilki
kebiasaan olahraga yang cukup. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji statistic chi square maka diperoleh
nilai p : 0,000 yang menunjukkan p < a (0,05), hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga
yang kurang terhadap kejadian dismenore primer. 16
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022 ● eISSN : 2302-2531
35
Saran
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan sebagai salah satu
alternatif pemecahan masalah kejadian
dismenore terkhusu bagi remaja.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi dalam pengembangan materi
bahan ajar terkait mata kuliah keperawatan
maternitas dalam hal ini system reproduksi.
37
18
DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN
1.
2.
3.
4.
Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan