LP Asfiksia Neonatorum
LP Asfiksia Neonatorum
LP Asfiksia Neonatorum
OLEH:
CI Institusi CI Lahan
( ) ( )
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ASFIKSIA BERAT
2. ETIOLOGI
Penyebab secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran gas atau pengan
gkutan O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah
lahir.
Penyebab Asfiksia menurut (Proverawati, 2013) :
1. Faktor Ibu
Oksigenisasi darah ibu yang tidak mencukupi akibat hipoventilasi selama
anastesi, penyakit jantung, sianosis, gagal pernapasan, keracunan karbon
monoksida, dan tekanan darah ibu yang rendah akan menyebabkan asfiksia pada
janin. Gangguan aliran darah uterus dapat menyebabkan berkurangnya pengaliran
oksigen ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada gangguan
kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit
atau obat: hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, hipertensi pada
penyakit akiomsia dan lain-lain.
2. Faktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. Asfiksia janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada
plasenta, misalnya: plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel, dan
perdarahan plasenta.
3. Faktor Fetus
Kompresi umbilikus dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah
dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan
janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat melilit
leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, dan lain-lain.
4. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh karena
pemakaian obat anastesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin, maupun karena trauma yang
terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan intra kranial. Kelainan kongenital
pada bayi, misalnya stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
5. Faktor Persalinan
Meliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain karena tindakan dapat
berpengaruh terhadap gangguan paru-paru. Penyebab terjadinya
Asfiksia menurut (DepKes RI, 2009) :
1. Factor Ibu
a. Preeklamsia dan eklamsia.
b. Perdarahan abnormal (plasenta prervia atau solutio plasenta).
c. Partus lama atau partus macet.
d. Demam selama persalinan.
e. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV).
f. Kehamilan post matur.
2. Faktor Bayi
a. Bayi Prematur (Sebelum 37 minggu kehamilan).
b. Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ektraksi
vakum, porsef).
c. Kelainan kongenital.
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).
3. Faktor Pali Pusat
a. Lilitan tali pusat.
b. Tali pusat pendek.
c. Simpul tali pusat.
d. Prolapsus tali pusat.
4. PATOFISIOLOGI
Segera setelah bayi lahir akan menarik nafas yang pertama kali (menangis), pada
saat ini paru janin mulai berfungsi untuk resoirasi. Alveoli akan mengembang udara
akan masuk dan cairan yang ada didalam alveoli akan meninggalkan alveoli secara
bertahap. Bersamaan dengan ini arteriol paru akan mengambang dan aliran darah ke
dalam paru meningkat secara memadai.
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, maka timbullah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ (detak jantung janin) menjadi lambat. Jika
kekuranngan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat di pengaruhi lagi.
Timbullah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat
dan akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan
intrauterine dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan
mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir,
alveoli tidak berkembang.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung
akan terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat
lemas. pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu
sekunder. Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam
darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak dapat berekasi terhadap rangsangan
dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan (Sudarti dan Fauziah,
2012).
5. MANIFESTASI KLINIS
Bayi yang mengalami kekurangan O2 akan terjadi pernapasan yang cepat dalam
periode yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti,
denyut jantung juga menurun, sedangkan tonus neuromuskular berkurang secara
barangsur-angsur dan memasuki periode apnue primer. Gejala dan tanda asfiksia
yang khas antara lain meliputi pernapasan cepat, pernapasan cuping hidung, sianosis,
nadi cepat. Gejala lanjut pada asfiksia :
1. Pernafasan megap-magap dalam.
2. Denyut jantung terus menurun
3. Tekanan darah mulai menurun
4. Bayi terlihat lemas (flaccid)
5. Menurunnya tekanan O2 anaerob (PaO2)
6. Meningginya tekanan CO2 darah (PaCO2)
7. Menurunnya PH (akibat asidosis respiratorik dan metabolik)
8. Dipakainya sumber glikogen tubuh anak metabolisme anaerob
9. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular
10. Pernapasan terganggu
11. Detik jantung berkurang
12. Reflek / respon bayi melemah
13. Tonus otot menurun
14. Warna kulit biru atau pucat
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan adanya Asfiksia pada bayi yaitu:
1. Pemeriksaan analisa gas darah (PH kurang dari 7.20)
2. Pemeriksaan APGAR score meliputi warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas,
tonus otot dan reflek.
3. Pemeriksaan EEG/EGC dan CT-Scan
4. USG
5. Gula darah
6. PH tali pusat : tingkat 7.20 sampai 7.24 menunjukkan status parasidosis, tingkat
rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
7. Elektrolit garam
8. Pengkajian spesifik
9. Hemoglobin / hematokrit (HB/Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%
10. Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
(D.0001)
b. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (kelemahan
otot pernafasan) (D.0005)
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi (D.0003)
4. Intervensi Keperawatan
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Maryunani, anik dan Sari, Eka Puspita. 2013. Asuhan Keperawatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Trans Info Media.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2017. Nursing Out Comes (NOC),Edition 6.
United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.