602-Article Text-3113-2-10-20230102
602-Article Text-3113-2-10-20230102
602-Article Text-3113-2-10-20230102
AUTHOR 1)Widjanarko, 2)Obing Zaid Sobir, 3)Agus Hitopa Sukma, 4)Dwi Aji
Prasetyo, 5)Aulia Safitri Nurdiniyah, 6)Nisrina Fariha
AFILIASI
Prodi, Fakultas 1,4,5,6) Akuntansi, Fakultas Ekonomi
2) Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3) Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Nama Institusi 1,2,3,4,5,6)Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957
Alamat Institusi 1,2,3,4,5,6)Jl. M. Kahfi II No. 33, Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
KORESPONDENSI
Author Widjanarko
Email [email protected]
DOI: https://doi.org/10.55122/teratai.v3i2.602
Widjanarko, 2)Obing Zaid Sobir, 3)Agus Hitopa Sukma, 4)Dwi Aji Prasetyo, 5)Aulia Safitri Nurdiniyah, 6)Nisrina Fariha
1)
PENDAHULUAN
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu Negara ataupun suatu Daerah, tidak terkecuali di
Indonesia (Sa’diyah et al., 2020). UMKM merupakan usaha yang banyak dilakukan banyak
orang di Indonesia, karena di anggap sebagai penyelamat perekonomian Indonesia
ketika krisis moneter. UMKM di anggap sebagai penyelamat ekonomi karena UMKM dapat
berperan untuk mengurangi pengangguran dan mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Selain itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga banyak berkontribusi terhadap
pendapatan daerah maupun negara. Namun yang menjadi ciri khas dari Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) yaitu modal kecil serta risiko yang tidak terlalu tinggi namun
keuntungan yang besar.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah menerbitkan aturan dan panduan untuk
pembuatan laporan keuangan UMKM yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro Kecil dan Menegah (SAK EMKM). Standar ini mengatur pembuatan laporan
keuangan yang cukup mudah dilakukan bagi pelaku usaha. Menurut IAI (dalam SAK,
2018:1) UMKM diartikan sebagai entitas mikro kecil dan menengah yang signifikan yang
memenuhi definisi serta kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur
dalam UU No. 20 tahun 2018 yang berlaku di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi oleh
pelaku UMKM diantaranya adalah kurangnya pengetahuan akan pentingnya pembuatan
laporan keuangan sebagai kontrol, informasi laba, pengukuran biaya yang dikeluarkan,
bahan evaluasi dalam kegiatan usahanya, serta pemasaran usahanya dengan cara
menyebarkan informasi dari mulut ke mulut yang menyebabkan kurangnya tingkat
penjualan dan perluasan pemasaran dari usahanya (Muqorobin et al., 2019).
Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk memberikan pendampingan
kepada pengusaha UMKM untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan,
dan kemudahan dalam mengelola keuangannya dalam bentuk laporan (Hairunisya &
Subiyantoro, 2017). Karena dirasa, pembukuan sederhana pada usahanya masih terdapat
kesulitan dalam hal pengetahuan yang terbatas. Pembukuan sederhana yang
dimaksudkan yaitu laporan keuangan yang memiliki standar EMKM. Dalam objektivitas
pelaku UMKM yang diberikan pendampingan pengetahuan dalam pembuatan laporan
keuangan adalah Nasi Goreng Parjo. Dimana pelaku UMKM tersebut belum sepenuhnya
memahami laporan keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan
Menengah (SAK EMKM) secara mandiri.
Setelah melakukan wawancara kepada pemilik UMKM terkait usaha miliknya yaitu
NASI GORENG PARJO, selanjutnya kami melakukan proses pendampingan untuk
pembuatan laporan keuangan yang berstandar EMKM. Laporan keuangan yang kami
dampingi kepada pemilik UMKM dimulai dari jurnal umum, posting buku besar, neraca
saldo, dan laporan keuangan SAK EMKM yang terdiri dari: laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan.
❖ Pendampingan
Pendampingan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitator atau pendamping
masyarakat dalam berbagai kegiatan program. Fasilitator juga sering kali disebut fasilitator
masyarakat (community facilitator/CF) karena tugasnya lebih sebagai pendorong,
penggerak, katalisator, motivator masyarakat, sementara pelaku dan pengelola kegiatan
adalah masyarakat sendiri (Ii & Pendampingan, 2005).
Pendampingan sebagai suatu strategi yang umum digunakan oleh pemerintah dan
lembaga non profit dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas dari sumber daya
manusia, sehingga mampu mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari permasalahan
yang dialami dan berupaya untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Kemampuan sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh keberdayaan dirinya sendiri.
Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Kecamatan Jagakarsa (Nasi Goreng Parjo)
❖ Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan(Hanafi & Halim, 2009). Menurut (Munawir),
Laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu para
pengguna (user) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
suatu bentuk pertanggungjawaban keuangan atau hasil dari proses akuntansi yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan serta
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan ataupun aktivitas
terhadap perusahaan.
Laporan keuangan mempunyai tujuan adalah untuk memberikan informasi kepada
pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka
dalam satuan moneter (Hanafi & Halim, 2009). Tujuan laporan keuangan secara adalah:
1) Sarana informasi (Screening), analisa hanya dilakukan berdasarkan laporan
keuangannya untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisis.
2) Pemahaman (Understanding), analisa dilakukan dengan cara memahami
perusahaan, kondisi, dan bidang usahanya.
3) Peramalan (Forecasting), analisa dapat digunakan juga untuk meramalkan kondisi
perusahaan pada masa yang akan datang.
4) Diagnosa (Diagnosis), analisa memungkinkan untuk dapat melihat kemungkinan
masalah di dalam perusahaan.
5) Evaluasi (Evaluation), analisa digunakan untuk menilai perusahaan dalam
meningkatkan tujuan perusahaan secara efisien.
Tujuan dari pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 (Ii & Pustaka, 1980)
dapat dijabarkan bahwa, (1) pelaporan keuangan memberikan informasi yang
bermanfaat bagi investor, kreditor, maupun pemakai lainnya dalam pengambilan
keputusan investasi. (2) Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu
investor, kreditor, maupun pemakai lainnya dalam menilai jumlah pengakuan dan
ketidakpastian penerimaan kas bersih. (3) Pelaporan keuangan memberikan informasi
tentang sumber-sumber ekonomi perusahaan dan klaim terhadap sumber tersebut.
FASB menyusun tujuan pelaporan berdasarkan pada tiga aspek yang mendasari
pentingnya terhadap sebuah kerangka konseptual (Sulastiningsih, 1998). Antara lain
seperti, (1) Pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan
sosial dimana akuntansi diterapkan. (2) Pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan
keterbatasan informasi dalam pelaporan keuangan. (3) Pelaporan memerlukan suatu
fokus untuk menghindari terlalu luasnya informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak
pengguna dengan berbagai kepentingannya.
IASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. Informasi tersebut akan dipilih
salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi
(Wanaputra & Harahap, 2018). Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan untuk
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, berguna dalam menilai prospek arus
kas, dan berguna dalam hal klaim terhadap sumber daya dan perubahan di dalamnya.
Widjanarko, 2)Obing Zaid Sobir, 3)Agus Hitopa Sukma, 4)Dwi Aji Prasetyo, 5)Aulia Safitri Nurdiniyah, 6)Nisrina Fariha
1)
❖ Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)
SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah)
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro kecil dan menengah. Entitas mikro kecil
dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana
Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Kecamatan Jagakarsa (Nasi Goreng Parjo)
didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro kecil dan menengah sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidak-tidaknya
selama dua tahun berturut-turut (Draft, Eksposure IAI, 2016). SAK EMKM dapat digunakan
oleh entitas yang tidak memenuhi definisi dan kriteria, jika otoritas mengizinkan entitas
tersebut untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi
yang relevan, representatif tepat, keterbandingan, dan keterpahaman (Isroah, n.d.).
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan pada akhir setiap periode
pelaporan. Laporan keuangan minimal terdiri dari laporan laba rugi selama periode,
laporan posisi keuangan pada akhir periode, dan catatan atas laporan keuangan yang
berisi tambahan dan rincian pos-pos tertentu yang relevan.
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan tahapan
survei, wawancara, dan pendampingan dalam pembuatan laporan keuangan SAK EMKM
kepada UMKM Nasi Goreng Parjo. Dalam tahapan-tahapan yang kami lakukan yaitu untuk
mengetahui terkait beberapa informasi tentang sejarah singkat, data keuangan, proses
pencatatan, pendampingan dalam pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan
SAK EMKM dengan baik dan benar, serta permasalahan apa saja yang dihadapi selama
perjalanannya di dunia perdagangan UMKM Nasi Goreng Parjo. Tahapan kegiatan
pengabdian masyarakat kepada UMKM Nasi Goreng Parjo dilakukan dengan 5 (lima)
tahap, antara lain:
1) Tahapan 1: Survei
Tahapan survei dilakukan untuk meminta izin kepada UMKM Nasi Goreng Parjo bahwa
ingin melakukan pendampingan pembuatan Laporan Keuangan UMKM.
2) Tahapan 2: Wawancara dan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan wawancara dilakukan untuk mencari informasi tentang UMKM yang akan
diwawancara. Pada hari pertama kami melakukan survei tempat dan meminta izin
kepada pemilik, setelah mendapatkan izin dari pemilik kami melakukan sesi
wawancara untuk mendapatkan informasi tentang UMKM Nasi Goreng Parjo,
menanyakan beberapa pertanyaan seperti modal awal, pendapatan yang didapat,
aset pada awal berdirinya Nasi Goreng Parjo, dan beberapa informasi lainnya.
Kemudian setelah kami mendapatkan informasi tersebut kami menganalisis transaksi
dan akan dibuat jurnal umum dan buku besar yang nantinya akan kami lakukan
pendampingan terhadap UMKM Nasi Goreng Parjo.
3) Tahapan 3: Pendampingan Pembuatan Jurnal Umum
Pada hari selanjutnya, kami melakukan tahapan pendampingan pembuatan jurnal
umum kepada Pak Parjo selaku pemilik Nasi goreng Parjo. Kami menjelaskan tentang
menganalisis transaksi untuk dibuatkan jurnal umum.
4) Tahapan 4: Pendampingan Pembuatan Buku Besar dan Neraca Saldo
Pada tahapan pendampingan pembuatan buku besar dan neraca saldo kami
melanjutkan tahapan dari jurnal umum ke pembuatan buku besar dan neraca saldo.
Kami menjelaskan kepada pemilik UMKM bagaimana cara membuat buku besar dan
neraca saldo.
5) Tahapan 5: Pembuatan Laporan Administrasi & Keuangan SAK EMKM
Pada tahapan pendampingan pembuatan laporan keuangan SAK EMKM kami
melakukan pendampingan pembuatan laporan Administrasi tentang pencatatan
barang dan laporan keuangan dengan SAK kepada pemilik UMKM.
Widjanarko, 2)Obing Zaid Sobir, 3)Agus Hitopa Sukma, 4)Dwi Aji Prasetyo, 5)Aulia Safitri Nurdiniyah, 6)Nisrina Fariha
1)
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pengabdian masyarakat yang kami lakukan kepada
UMKM Nasi Goreng Parjo memiliki hasil bahwa UMKM Nasi Goreng Parjo belum memiliki
laporan keuangan. Tetapi UMKM Nasi Goreng Parjo ini hanya mencatat pendapatan per
hari secara manual yang tidak sesuai dengan standar laporan keuangan yang berlaku.
Maka, daripada itu kami melakukan pendampingan pembuatan laporan keuangan
sederhana dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Laporan Keuangan UMKM Nasi Goreng Parjo yang disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan EMKM. Laporan Posisi Keuangan Per Juni 2021 menyatakan
bahwa jumlah Aset yaitu sebesar Rp 19.877.146, Liabilitas sebesar Rp 450.000 dan Ekuitas
sebesar Rp 19.427.146 dan memperoleh laba sebesar Rp 3.841.146.
Dalam menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat ini terutama pada proses
tahapan pendampingan pembuatan laporan keuangan SAK EMKM, kami memiliki kendala
yang sedikit menyulitkan jalannya kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kendala yang
kami rasakan yaitu sulitnya mengatur jadwal untuk pertemuan dengan pemilik UMKM Nasi
Goreng Parjo, hal itu dikarenakan adanya situasi pandemi Covid-19 saat ini yang semakin
meningkat ditambah lagi dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM), jadi kami harus mengatur jadwal pertemuan sebaik mungkin. Namun
dengan kendala tersebut tidak menghalangi semangat kami untuk melakukan
pengabdian masyarakat ini pada UMKM Nasi Goreng Parjo.
REFERENSI
Draft, Eksposure IAI, 2016. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah. SAK EMKM Ikatan Akuntan Indonesia, 4, 1–54.
http://iaiglobal.or.id/v03/files/draft_ed_sak_emkm_kompilasi.pdf
Hairunisya, N., & Subiyantoro, H. (2017). Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Laporan
Keuangan kepada Pengusaha UMKM di Kecamatan Karangrejo Kab. Tulungagung.
J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 5(1), 35–45.
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2009). Analisa Laporan Keuangan.
https://doi.org/10.1016/j.nrleng.2011.09.004
Herispon. (2016). (Financial Statement Analysis) Akademi Keuangan & Perbankan Riau.
Analisis Laporan Keuangan, July, 1–176.
Ii, B. A. B., & Pendampingan, A. (2005). Pengembangan Masyarakat, Pelaku dan Praktek
Pengembangan Masyarakat Paradigma dan Ideologi LSM di Indonesia. 1986, 22–31.
Isroah. (n.d.). Akuntansi umkm dan koperasi. Accounting.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132001800/pendidikan/Hand+out+Akt+UMKM-
K.pdf
Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 08/PER/M.KUKM/IX/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah. Regulation, 53(9), 1689–1699.
Majelis Permusyawaratan Rakyat. (1998). Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Widjanarko, 2)Obing Zaid Sobir, 3)Agus Hitopa Sukma, 4)Dwi Aji Prasetyo, 5)Aulia Safitri Nurdiniyah, 6)Nisrina Fariha
1)
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan