Rifana Ramli
Rifana Ramli
Rifana Ramli
AGAMA
Di susun oleh :
Rifana Ramli
551423016
Kelas 1B
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Islam dan Ilmu Pengetahuan ini
dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak
lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu. Deli Sadudu selaku dosen mata kuliah Islam
dan Ilmu Pengetahuan. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan. Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia, pada hakikatnya sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT,
menurut kisah yang diterangkan dalam sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Quran,
bahwa Allah menciptakan manusia berikut dengan tugas-tugas mulia yang disembanya.
Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah, kemudian
menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk Allah SWT
yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan. Allah SWT sudah
menciptakan manusia ahsanu taqwim, yaitu sebaik-baik cipta dan menundukkan alam
beserta isinya bagi manusia agar manusia dapat memelihara dan mengelola serta
melestarikan kelangsungan hidup di alam semesta ini. Dalam tulisan ini penulis ingin
mengkaji lebih dalam tentang bagaiman Islam memandang Manusia baik dari sisi dari
apa manusia diciptakan, bagaiman proses penciptaanya? bagaiman tugas manusia
diciptakan kemudian bagaimana kedudukan manusia di hadapan Allah SWT.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertia manusia?
2. Apa itu manusia dalam pandangan islam
3. Apa tugas manusia?
4. Apa pengertian agama islam?
5. Apa keistimewaan agama islam?
6. Apa hubungan manusia dengan agama islam?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu manusia.
2. untuk mengetahui manusia dalam pandangan islam.
3. untuk mengetahui tugas manusia
4. untuk mengetahui apa itu agama islam
5. untuk mengetahui keistimewaan agama islam
6. untuk mengetahui manusia dengan agama islam
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Manusia
1. Pengertian manusia
Al-Quran tidak memaparkan secara rinci asal-usul manusia tercipta. Al-
Quran hanya menerangkan tentang prinsipnya saja. Terdapat Ayat-ayat al-Quran
mengenai penciptaan Manusia terdapat pada beberapa surat surat Nuh: 17, surat
Ash-Shaffat ayat 11, surat Al-Mukminuun 12-13, surat Ar-Rum ayat : 20, Ali
Imran ayat: 59, surat As-Sajdah: 7-9, surat Al-Hijr ayat: 28, dan Al-Hajj ayat:
5.(Depag, 2003).
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan
bermacammacam istilah, seperti : Turaab, Thieen, Shal-shal, dan Sulalah. Dapat
diartikan sesungguhnya Allah menciptakan jasad manusia dari berbagai macam
unsur kimiawi yang ada pada tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
berikutnya tidak terdapat dalam Al-Quran secara rinci. Ayat-ayat Quran yang
menyebutkan manusia diciptakan dari tanah, pada umumnya hanya dipahami
secara lahiriah saja. Menimbulkan pendapat sesungguhnya manusia diciptakan
oleh Allah SWT berasal dari tanah, karena Allah maha kuasa, segala sesuatu pasti
dapat terjadi.
Disisi lain sebagian dari umat Islam memiliki asumsi bahwa Nabi Adam
AS. Bukan manusia yang pertama diciptakan. Pendapat ini didasarkan pada
asumsi bahwa: Ayat-ayat Quran yang menerangkan tentang manusia diciptakan
berasal dari tanah bukan berarti bahwa seluruh unsur kimia yang ada pada tanah
turut mengalami reaksi kimia. Hal itu sebagaiman pernyataan bahwa tumbuh-
tumbuhan merupakan bahan makanannya berasal dari tanah, sebab semua unsur
kimia yang ada pada tanah tidak semua ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi
hanya sebagian saja.(Rahmat, 1991)
Oleh karenanya bahan-bahan yang membentuk manusia disebutkan dalam
al-Quran merupakan petunjuk bagi manusia disebutkan dalam al-Quran,
sebenarnya bahan-bahan yang membentuk manusia yaitu menthe, air, dan
ammonia terdapat pada tanah, untuk kemudian bereaksi dimaksud adalah bahan-
bahan yang ada pada Lumpur hitam, kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia)
(Ibrahim, 1993).
Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya
kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan
dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. ( QS. Al- Mukminun 12-16) (Depag, 20013).
Firman Allah :
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. “(adz-Dzariyat: 56)
3. Tugas manusia
Manusia, di muka bumi ini mengemban tugas utama, yaitu beribadah dan
mengabdi kepada Allah SWT. Beribadah baik ibadah mahdoh yaitu menjaga
hubungan manusia dengan sang Maha Pencipta Allah SWT sedangkan ibadah
ghaoiru mahdoh, merupakan usaha sadar yang harus dilakukan oleh manusia
sebagai makhluk sosial yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Karena setiap ibadah yang dilakukan oleh manusia baik ibadah yang
langsung berkaitan dengan Allah atau ibadah yang berkaitan dengan sesama
manusia dan alam, pastilah mengandung makna filosofi yang mendalam dan
mendasar untuk dipahami oleh manusia, sebagaia bekal untuk mempermudah
menjalankan misi mulia yang diemban oleh manusia.
Artinya: Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,
dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Q.S.
Thahaa, 20:114)
Artinya: (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar, 39:9)
Namun ketenangan hakiki itu tidak akan bisa didapatnya tanpa diri
manusia itu sendiri mengenal pemilik ruh, yaitu Allah SWT. Manusia tidak
mungkin mampu mengenal Allah SWT tanpa Agama. Bahkan manusia tidak
akan pernah tahu untuk apa ia diciptakan dankemana pertanggungjawabanya.
Kesimpulan
Manusia mrupakan makhluk yang paling mulia dari seluruh ciptaan Allah SWT
Ada beberapa potensi yang membuat manusia lebih unggul dan sangat erat hubungannya
dengan agama:
1. Manusia keturunan Adam as, fisiknya berasal dari tanah, bukan dari hewan
2. Mempunyai bentuk dan struktur fisik yang relative lebih baik dan sempurna.
3. Memiliki ruh dan jiwa (potensi akal, emosi, kesadaran,dan kemauan.
4. Potensi hidayah (fitrah/instink, indera, akal, agama (wahyu), dan taufik (bimbingan
secara langsung).
5. Diberikan potensi oleh Allah berbuat baik atau berbuat buruk (Asyams[91]:7-8)
6. Diberi amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi (QS. Al Baqarah[2]: 30),
kedudukan sebagai hamba Allah (QS. Ad-Dhaariyat[51]:56).
7. Semua yang diciptakan di alam semesta untuk manusia (QS.Al Baqarah[2]: 29
danQS. Al- A’raaf [7]:179).
Harun Nasution, (1974), Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI-Press.
____________. Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (1986), Jakarta:
UI-Press.
Harun Yahya, (2001), Mengenal Allah Lewat Akal, Jakarta: Robbani Press.
Ibrahim Madkour, (1993), Filsafat Islam: Metode dan Penerapan, Bagian I, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Imam syafe’i (2009), Manusia Ilmu dan Agama: Sebuah Pendekatan Konseptual, dan
Kontektual, Quantum Press: Jakarta.
Imam Syafe’i, dkk (2014), Modul Pendidikan Agama Islam (UNILA), Depaok : Rajawali
Pres.
Krisnawati, Lolita (Ed), (2002), Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum,
Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Madkour, Ibrahim, (1993), Filsafat Islam Metode dan Penerapan, Bagian I. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Nitiprawiro, Francis Wahono, (2000), Teologi Pembebasan: Sejarah, Metode, Praksis, dan
Isinya, Yogyakarta, LkiS.
Rahmat, (1991), Hubungan antara Manusia dengan Manusia dan Alam Sekelilingnya,
Cetakan ke-1, PT. Pustaka Nasional Pte Ltd, Singapura.