Tugas 1 Pendidikan Agama Islam - Faisal Aditya S

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OLEH :
FAISAL ADITYA SAPUTRA
NIM : 050672862
TUGAS 1

Berikut adalah soal Tugas ke-1 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah pertanyaan
dengan cermat kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Coba
jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah
tersebut.
2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta
jelaskan tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!
3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah
yang digunakan tersebut!
4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia
untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!
5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-
prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!

Jawab!

1. Ibadah dibagi menjadi dua yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.
Ibadah mahdlah
Menurut bahasa, mahdlah memiliki arti 'murni’,ibadah mahdlah juga dikenal dengan
sebutan ad-diin (urusan agama). Ibadah mahdlah adalah ibadah yang merujuuk pada
ibadah yang dilakukan berdasarkan aturan yang jelas dan spesifik yang telah
ditetapkan dalam agama. Ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan
jenis ibadah di mana penetapannya berasal dari dalil syariat. Jadi, semua perkataan
atau ucapan dalam ibadah mahdhah tidaklah bernilai kecuali ibadah. Contoh ibadah
mahdlah seperti:
 Sholat,
 Puasa,
 Zakat,
 Qurban
 dan Haji.
Ibadah mahdlah ini biasanya cendrung sduah terstandarisasi dalam pelaksanaan
ritualnya, ibadah ini biasanya dilakukan secara terus menerus dan berulang sesuai
dengan ketentuan agama.
Ibadah ghairu mahdlah
Berbeda dengan ibadah mahdlah, secara bahasa ghairu mahdlah memiliki arti 'tidak
murni' atau 'bercampur dengan yang lain'. ibadah ghairu mahdlah juga disebut ad-
dunya (urusan duniawi). ibadah ghairu mahdlah adalah ibadah yang merujuk pada
ibadah yang tidak memiliki ketentuan yang spesifik dalam agama dan cendung
terbuka dalam pelaksanaanya seperti;
 Sedekah
 Berdoa (ngkapan rasa syukur,permohonan dan pengharapan kepada Allah SWT)
 Dan berbagai amal-amal kebaikan lainya
Jadi ibadah ghairu mahdlah adalah Semua perbuatan didunia yang statusnya dapat
merubah menjadi ibadah dengan melihat dan menimbang niat orang yang
melaksanakannya.
2. Ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia dan tahapan
penciptaan manusia menurut Al-Quran sebagai berikut:

A. Penciptaan manusia pertama yang dikenal dengan nama Nabi Adam ‘Alaihissalam
tersebut kemudian disusul dengan penciptaan manusia kedua yang menjadi pasangan
nabi Adam. Hal itu dapat dibaca pada Qs An-Nisa: 1 yang Artinya: “Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 1).

B. Selanjutnya manusia pertama diciptakan dari tanah Manusia pertama diciptakan


oleh Allah SWT dari bahan tanah (sari pati tanah) dengan bentuk yang sebaik-
baiknya, bukan dalam bentuk kera atau makhluk yang masih akan berevolusi lagi.
Demikian pula proses penciptaan manusia kedua yang menjadi istri dari Nabi Adam
‘Alaihissalam. Merujuk buku Fikih Kedokteran Kontemporer tulisan Endy Astiwara,
dalil dari pernyataan itu dapat dilihat pada Al-Quran surat As-Sajdah ayat 7-8 yang
Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajdah: 7-8).

C. Dalil mengenai bahan penciptaan manusia pertama yang dibuat dari tanah juga
dapat dijumpai dalam Al-Quran surah Al-Mukminun: 12-14 yang Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12)
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).” (QS. Al-Mu’minun: 13)
”Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.” (QS. Al-Mu’minun : 14).

D. Manusia selanjutnya tercipta dari proses pembuahan sperma dan ovum Karena
melakukan perbuatan dosa saat berada di dalam surga, maka manusia pertama yakni
Nabi Adam dan istrinya pun dihukum dengan diusir oleh Allah SWT dari surga ke
bumi. Selanjutnya proses penciptaan/perkembangbiakan manusia berlangsung dengan
cara pembuahan sel sperma (pria) dengan sel ovum (wanita) dalam perkawinan,
bukan lagi penciptaan seperti pada manusia pertama. Dalil dalam Al Quran dapat
dibaca pada surah Al-Insan ayat 2 yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar
dan melihat.” (QS. Al-Insan: 2)

E. Proses terciptanya manusia juga dapat dilihat ada pada QS. At-Thariq ayat 6-7
yang artinya:
“Dia diciptakan dari air yang dipancarkan." (QS. At-Thariq: 6)
“Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” (QS. At-
Thariq: 7).
F. Demikian pula pada QS. Al-Mursalat: 20-23 yang artinya seperti berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia
dalam tempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami
tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (QS. Al-
Mursalat: 20-23).

G. Di dalam ayat-ayat tersebut, dijelaskan pula bahwa tempat perkembangan janin


adalah di dalam rahim (tempat yang kokoh), sampai waktunya (9 bulan) dilahirkan ke
dunia, Allah Subhanahu wata’ala yang menentukan waktunya. Juga pada QS. Al-
Qiyamah ayat 37-38 seperti berikut yang artinya: “Bukankah dia dahulu setetes mani
yang ditumpahkan (ke dalam rahim)," (QS. Al-Qiyamah: 37)
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan
menyempurnakannya,” (QS. Al-Qiyamah: 38).

3. Beberapa istilah yang menyebutkan manusia dalam Al Quran sebagai berikut;


 "Insan"
Istilah ini merujuk pada manusia secara umum, menekankan pada sifat manusiawi,
kerapuhan, dan keterbatasan manusia. Ini mencerminkan dimensi spiritual dan
jasmani manusia, menunjukkan kesadaran akan ketergantungan manusia pada Tuhan
dan kebutuhan akan bimbingan-Nya.

 "Bashar"

Istilah ini merujuk pada manusia sebagai makhluk duniawi yang rentan terhadap
kesalahan dan godaan, menyoroti kelemahan dan keterbatasan manusia dalam
menjalani kehidupan dunia. Istilah ini menekankan aspek kemanusiaan yang lemah
dan sering kali tersesat.

 "Nas"

Istilah ini mengacu pada manusia sebagai komunitas atau kelompok yang berbeda-
beda, menunjukkan keberagaman manusia dalam masyarakat dan kebutuhan akan
interaksi sosial serta kerja sama antar sesama manusia.

 "Ibadi"

Istilah ini merujuk pada hamba-hamba Allah, menekankan hubungan antara manusia
dengan Tuhan sebagai pencipta dan pemilik segala sesuatu. Ini menunjukkan
pentingnya pengabdian dan ketaatan manusia kepada Allah dalam setiap aspek
kehidupan.

 "Khalifah”
Istilah ini merujuk pada manusia sebagai wakil atau khalifah Allah di bumi,
menunjukkan tanggung jawab manusia untuk menjaga dan merawat alam semesta
serta menjalankan amanah yang diberikan Allah dengan adil dan bijaksana.

 "Rajul"

Istilah ini merujuk pada manusia atau laki-laki secara spesifik, menekankan identitas
gender dan peran laki-laki dalam masyarakat dan keluarga. Istilah ini sering
digunakan dalam konteks kisah-kisah Al-Qur'an untuk merujuk pada individu-
individu tertentu.

Penggunaan beragam Istilah untuk merujuk pada manusia dalam Al-Qur'an


memberikan gambaran yang kaya dan menyeluruh tentang kedudukan, sifat, dan
peran manusia dalam kehidupan.Setiap Istilah mencerminkan dimensi spiritual, sosial,
dan psikologis manusia serta mengingatkan manusia akan tanggung jawabnya dalam
menjalankan peran dan tugasnya di bumi sesuai dengan ajaran agama dan tuntunan-
Nya.

4. Langkah-langkah yang dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai


khalifah sebagai berikut ;
Manusia sebagai khalifah adalah bahwa manusia merupakan mahluk yang
ditakdirkan Allah SWT sebagai pemimpin dibumi(khalifah fil al-ardhi). Pemimpin
yang dimaksud bukanlah penguasa namun lebih kepada mengusahakan dan mengelola
kemakmuran dibumi agar bisa dinikmati semua mahluk.
Tugas manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana firman Allah SWT
dalam surah al baqarah ayat 30 :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.”
Contoh implementasi langkah langkah merealisasikan peran manusia sebagai
khalifah adalah dengan:
 Merawat alam dan melestarikanya
 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Mendorong keadilan sosial dan ekonomi
 Membangun masyarakat yang beradab
 Beribadah dan bertindak jujur

5. Prinsip prinsip untuk menegakan masyarakat yang beradap dan sejahtera sebagai
berikut :

Islam memiliki prinsip-prinsip yang penting untuk menegakkan masyarakat


yang beradab dan sejahtera. Prinsip prinsip ini bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang damai, adil, dan berkeadilan.Berikut adalah beberapa prinsip utama
dalam menegakan masyarakat yang beradap dan sejahtera:
Keadilan: Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan.
Keadilan harus ditegakkan dalam sistem hukum, distribusi sumber daya, perlakuan
terhadap individu, dan hubungan sosial. Dengan adanya keadilan, masyarakat dapat
hidup dalam harmoni dan keseimbangan.

Kesejahteraan: Islam mendorong kesejahteraan bagi semua anggota masyarakat. Ini


mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air, tempat tinggal,
pendidikan, dan perawatan kesehatan. Islam juga mendorong pemberdayaan ekonomi
dan penghapusan kemiskinan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera secara
ekonomi.

Kerjasama: Islam mendorong kerjasama dan solidaritas antara anggota masyarakat.


Ini melibatkan saling membantu, berbagi sumber daya, dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Dengan kerjasama yang baik, masyarakat dapat
membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung.

Pendidikan: Islam menghargai pentingnya pendidikan dan pengetahuan. Pendidikan


harus diakses oleh semua anggota masyarakat, baik pria maupun wanita. Dengan
pendidikan yang baik, masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidup,
mengembangkan potensi mereka, dan berkontribusi secara positif dalam
pembangunan masyarakat.

Etika: Islam menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam kehidupan sehari-
hari. Masyarakat yang beradab harus didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang baik,
seperti kejujuran, integritas, kesopanan, dan saling menghormati. Etika yang baik
membentuk dasar yang kuat untuk hubungan sosial yang sehat dan harmonis.

Kepemimpinan yang Adil: Islam mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang adil


dan bertanggung jawab. Pemimpin harus memperhatikan kepentingan masyarakat,
mengambil keputusan yang bijaksana, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Kepemimpinan yang adil dapat menciptakan lingkungan yang stabil dan memberikan
kepercayaan kepada masyarakat.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Islam berusaha untuk menciptakan


masyarakat yang beradab dan sejahtera, di mana keadilan, kesejahteraan, kerjasama,
pendidikan, etika, dan kepemimpinan yang adil menjadi landasan dalam kehidupan
sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai